JUBILEUM 125 TAHUN HKBP SIBUNTUON RESORT BALIGE

JUBILEUM 125 TAHUN  HKBP SIBUNTUON RESORT BALIGE
Jubileum

Rabu, 21 Juli 2010

MENABUR BENIH - CHANGE MANAGEMENT PARA PENDETA HKBP DAN KEPALA SEKOLAH HKBP/NEGERI

MENABUR BENIH - CHANGE MANAGEMENT

PARA PENDETA HKBP

DAN

KEPALA SEKOLAH HKBP/NEGERI

By: Pdt.Maruasas S.P Nainggolan S.Si (teol)

Menabur benih-Change Management Workshop dipersembahkan bagi mereka yang menatap masa depan dengan iman dan yang ingin mejadi “Pembuat Sejarah”

Gereja dan Bangsa.

Pada tanggal 5-8 Juli 2010 di Sopo Toba Hotel Samosir diadakan pelatihan “Change Managament” kepada 87 orang pendeta dan 47 Kepala Sekolah HKBP dan Negeri. Untuk para pendeta diadakan hari Senin –Selasa tanggal 6-7 Juli kemudian dilanjutkan guru-guru Kepala Sekolah hari Rabu-Kamis tanggal 7-8. Pelatihan diadakan oleh Departemen Diakonia HKBP kerjasama dengan Gema Kyriasa. Pelatihan ini telah dipersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya. Panitia yang dikordinator oleh Kadep Diakonia HKBP Pdt.Nelson Siregar dan beberapa staf Departemen Diakonia Pdt.Maruasas Nainggolan, Pdt Maston Hutasoit dan Diakones Maria Bancin dan dibantu juga oleh Inang Kadep Diakonia.

Rombongan panitia dari Jakarta yaitu teman-teman dari Gema Kyriasa adalah amang Antoni Sihombing, Henrik Silitonga, Luhut Sagala, Poltak Lumbantobing di kordinator oleh Amang Daniel Aritonang, Sekretaris Christina Sihombing-Sitompul. Bendahara Atrid Lumbantobing-Hutabarat, Sie Konsumsi Priliani Silitonga-Sianturi, Tim Doa Donda Sagala-Sitanggang. Sekilas tentang Yayasan Gema Kyriasa (YGK) seperti namanya Gema, yang artinya menggemakan, menyuarakan, menyaksikan Kyriasa (Kyrios) yaitu Kristus dan harapan. Visinya membangun manusia kristiani seutuhnya jasmani, rohani dan berakal budi. Misinya mengumandangkan kabar baik tentang keselamatan dalam Tuhan Yesus kepada semua orang dan menyelenggarakan pengajaran Kristiani, menyelenggarakan pendidikan setingi-tingginya, meningkatkan pelayanan masyarakat dan perekonomian rakyat.

Tujuan kegiatan ini adalah memberikan penghormatan dan penghargaan kepada Nommensen, dengan mencanangkan 2010 sebagai momentum kebangkitan komunitas batak melali program ISIS (Iman, Sehat, Ilmu dan Sejahtera) dengan tema “Change Management” bekerjasama dengan HKBP melalui Departemen Diakonia HKBP membentuk pola pikir yang mandiri dalam mengembangkan pelayanan sebagai pemimpin di mana pun para pelayan ditempatkan semuanya untuk memajukan Bangsa batak dan Bangsa Indonesia.

Pembicara pertama Dr.Antony Sihombing menekankan “Mengapa kita harus berubah?” dan dalam sesinya dia mengatakan Dunia ini datar, dengan mengambil contoh sederhana Piala Dunia 2010 Afrika Selatan Ratusan juta pasang mata tertuju kepada satu titik, sepakbola menjadi bahasa universal setiap orang, waktu tidak memisahkan makhluk di dunia ini, tidak ada pembatas tua muda, msikin kaya, hitam putih. Hal-hal yang mendatarkan dunia antara lain: Runtuhnya tembok berlin membebaskan semua orang dari belenggu soviet, demorasi, pasar bebas, Era internet, Konsep worl wide web, teknologi browser, kartu kredit, blackberry, walmart dll.

Pembicara kedua Amang Hendrik Sagala menekankan “Breaking Comfort Zone” If you take same action everyday you will always get the same result. If you different results you must change your action. Dengan memiliki kelompok yang bisa melihat perubahan dan ingin berubah, menyadari ada perubahan di luar, Proaktif dalam perubahan, mencintai perbaikan yang terus menerus dengan memecahkan akar masalah, memberi dampak yang positf besar, mengarah kepada tujuan. Pembicara ke tiga Amang Luhut Sagala menekankan bagaimana membantu atau menekankan segala sesuatu untuk kepentingan orang lain, Intinya manusia, Perubahan mindset dari ‘Anda butuh kami, kami butuh Anda” kita harus memilki keahliaan, sikap, pengalaman, keterampilan.

Pembicara yang keempat adalah Amang kadep Diakonia HKBP Pdt.Nelson Siregar menekenkan,” Pembaharuan tanpa membongkar tradisi. Reformasi struktural yang charity menjadi turut memberdayakan dan memperlengkapi pelayan dan warga agar mampu meujudkan visi-misi dan prinsip pelayanan HKBP yang inklusif dan transformatif. Reformasi pelayanan holistik, memajukan persekutuan kristiani yang dapat dirasakan jemaat dan berdampak terhadap masyarakat sekitar. Reformasi sikap dan nilai-nilai yang reaktip menjadi responsif menghidupkan (Joh 10.10) dan merespon masalah-masalah kemasyarakatan Epoleksosbudag. Reformasi pradigma elitis agar semua pelayan dan jemaat difahami berpotensi menjadi pemimpin perubahan.

Kedap Diakonia Pdt.Nelson Siregar juga mengatakan “Reformasi pemberdayaan institusi dan pelayan dari yang terpusat menjadi desentralis ( belum otonom ) sesuai AP. Reformasi peran merespon masalah epoleksosbudag sesuai visi, misi dan prinsip HKBP. Reformasi struktural berdasarkan fungsionalisasi tritugas panggilan, kepemimpinan yang flat, partisipasi jemaat. Pemberdayaan jemaat basis, pemberdayaan jemaat kategorial, sektoral dan fungsional. Refleksi gereja yang inklusif, transformative dan inklusif. Managerial HKBP kedepan adalah Mampu menjaga diri dari pengaruh politik praktis. Memiliki kemampuan menagerial yang baik untuk semua amal usaha, baik sekolah, rumah sakit, perguruan tinggi, maupun panti asuhan, usaha perekonomian rakyat, agar semua amal usaha ini dapat memajukan jemaat dan masyarakat. Memiliki program yg memberdayakan bahwa semua pelayan dan jemaat adalah pemimpin perubahan, agent of change. Memiliki program yang memandirikan dan memberdayakan seluruh potensi pelayan dan jemaat meujudkan Kerajaan Allah di bumi seperti di sorga.

Kadep Diakonia juga menambahkan “Program berkelanjutan Mendorong sgl upaya teologis dan nilai-nilai spritualitas memajukan warga HKBP menjadi warga yg inklusif, adil, menghidupkan ditengah persekutuan jemaat, masyarakat, bangsa dan Negara Konsisten memperkokoh peran sosial kemasyarakatannya yang transformatip sebagaimana sudah pernah terjadi. Konsisten memperlengkapi dan pemberdayaan SDM pelayan dan unit pelayanan warga agar menjadi garam dan terang dunia. Melakukan upaya memajukan managerial yang baik dan penuh persaudaraan di dalam Kristus. Mendorong dan mendampingi semua unit pelayanan agar mandiri, akuntable dan terpercaya. Mendorong dan memajukan semua usaha pelayanan, agar setiap kategorial, sektoral dan fungsional berperan aktif menjadi forum berkat bagi jemaat dan masyarakat. Semua usaha pelayanan harus didasarkan pada persekutuan dengan Firman Tuhan dan meujudkan kerajaan Allah di bumi seperti di sorga. Bravo Gema Kyriasa, Bravo Diakonia HKBP. “Sejahtera Masyarakat, Sejahtera Gereja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar