JUBILEUM 125 TAHUN HKBP SIBUNTUON RESORT BALIGE

JUBILEUM 125 TAHUN  HKBP SIBUNTUON RESORT BALIGE
Jubileum

Kamis, 27 Agustus 2009

"Bergesernya makna Pelayanan"

Bergesernya Makna Pelayanan
By: Pdt. Maruasas SP Nainggolan S.Si Teol

Pendahuluan
“Panggilan dan Pelayanan” begitulah judul tulisan ini. Saya pikir kata ini tidak asing lagi bagi kita. Siapa yang tidak mengerti apa itu “panggilan” dan apa itu “pelayanan,” itu kan hal yang sudah biasa?” begitulah juga pikiran saya ketika saya diminta membuat tulisan ini. Ketika kami diterima menjadi calon pendeta di HKBP dan mengikuti Latihan Persiapan Pelayan 2007 (LPP I) di Sipoholon, syarat utama untuk bisa ikut LPP I adalah harus membut tulisan minimal lima halaman tentang apa itu “panggilan” dan apa itu “pelayanan”. Dan selama pelatihan di sana (Sipoholon) selama sepuluh hari sesi dan tema selalu dihubungkan dengan makna “panggilan” dan “pelayanan”. Karena begitu pentingnya makna panggilan dan pelayanan ini, saya mencoba menuliskan pemahaman saya mengenai makna “panggilan” dan “pelayanan” dalam tulisan ini.

Sebelum memulai tulisan ini, saya mau mengutip tulisan seorang yang telah mengabdikan panggilan dirinya menjadi pelayan Tuhan selama ia hidup, di saat-saat terakhir ketika dia akan meninggal. Dia adalah sosok hamba yang saya kagumi selama saya belajar teologi di STT Jakarta sampai sekarang, dialah Almarhum Eka Darmaputera.

Di akhir bukunya yang berjudul “Kepemimpinan Dalam Perspektif Alkitab” dia menulis sebuah surat dan mengatakan: “Rekan-rekan sepelayanan, kawan-kawan seperjuangan dan saudara-saudaraku seiman, yang saya kasihi dengan segenap hati! Terpujilah Tuhan yang berkenan mengantarkan saya melalui perjuangan panjang kurang lebih 21 tahun lamanya! Selama 21 tahun itu, saya akui, saya tidaklah seperkasa singa, sekuat gajah atau setegar baja. Saya adalah “darah” dan “daging”, manusia “biasa-biasa” saja, yang sekedar berusaha untuk setia kepada Tuhannya. Tidak jarang, 21 tahun itu saya lalui dengan amarah, cemas, dan rasa terluka di jiwa. Namun demikian pada saat yang sama tahun-tahun tersebut juga adalah tahun-tahun yang amat “kaya” dan limpah dengan rahmat dan berkat. Saya disadarkan, betapa Tuhan yang saya ikuti tak selalu menyenangkan, tapi tak pernah Ia mengecewakan. Saudara-saudara sekalian, kini saya sudah hampir tiba di penghujung jalan, berada di etape-etape akhir perjalanan hidup saya. Para dokter menyatakan tidak ada lagi tindakan medis yang siginifikan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi kesehatan saya,…

Dalam situasi seperti ini ketika tangan dan upaya manusia tak mampu lagi melakukan apa-apa yang bermakna, kita bersyukur karena bagi orang beriman selalu ada yang amat berarti yang dapat dilakukan. Dan itulah yang kita lakukan malam ini: BERDOA. Kita menyatakan penyerahan diri kita, seraya mempersilahkan tangan-Nya bertindak dan kehendak-Nya berlaku dengan leluasa. Namun demikian, ada permintaan saya. Bila anda berdoa untuk saya-baik di sini maupun di mana saja, saya mohon janganlah terutama memohon agar Tuhan memberi saya kesembuhan, atau mengaruniai saya usia panjang, atau mendatanggkan mukjizat dasyat dari langit! Jangan! Biarlah tiga perkara tersebut menjadi wewenang dan “urusan” Tuhan sepenuhnya. Saya hanya mohon di doakan agar sekiranya benar ini adalah tahap pelayanan saya yang terakhir, biarlah Tuhan berkenan memberikan saya keluarga dan keteguhan iman kedamaian dan keikhlasan dalam jiwa. Semoga Tuhan berkenan menganugrahi saya perjalanan yang tenang, kalau boleh tanpa kesakitan dan tak mahal biayanya, sampai saya tiba di pelabuhan tujuan. Dan kemudian biarlah tangan Tuhan dengan setia terus tanpa putus.”

Bergesernya Makna Panggilan dan Pelayanan

Tentunya semua kita telah mengenal setidaknya pernah mendengar nama Alm. Eka Darmaputera, saya sengaja mengutip tulisan Alm. Eka Darmaputera, sekalipun di akhir-akhir dia akan meninggal, Alm. Eka menunjukkan bagaimana pribadi seorang yang telah menerima panggilan dan pelayanan hidupnya untuk Tuhan, setia, teguh jujur dan selalu berdoa dan bersyukur kepada Tuhan. Bahwa untuk Tuhanlah segala-galanya dan kehendak Tuhanlah yang jadi. Yang menjadi pertannyaan sekarang, apakah kita juga sudah memaknai jiwa panggilan dan pelayanan kita dari Tuhan saat ini?

Seorang filsuf ateis, Friedrich Nietzsche pernah ditanya mengapa ia mempunyai pandangan yang sangat negatif terhadap umat Kristiani. Ia menjawab, “Saya akan bisa percaya kepada Tuhan bila mereka yang percaya Kristen, sedikitnya lebih terlihat kelakuannya sebagai orang Kristen.” C.S Lewis dan Rober Noi, seorang penulis Kristiani yang terkenal, pernah menulis bahwa gereja bagi dia bukanlah sarana penolong yang bisa lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, bahkan sebaliknya menjadi penghambat. Banyak gereja sekarang yang menjadi tempat pamer, pamer pakaian, mobil, status, dan harta. Gereja juga secara tidak langsung dijadikan tempat untuk bertukar gosip. Khotbah-khotbah banyak dibumbui berbagai macam lelucon dan menjadi bahan ketawaan.

Gereja sudah menjadi klub-klub yang eksklusif, yang hanya orang-orang sealiran saja yang diterima menjadi anggota jemaatnya. Orang-orang berduit tentunya ingin berkumpul dengan orang yang berduit pula. Hamba Tuhan pun lebih mirip aktor utama dalam sebuah show. Selain pintar bicara juga pandai melawak. Banyak orang termasuk pendeta yang memilih hotel berbintang untuk kebaktian daripada gedung biasa, ruang ber-AC, berlantaikan marmer dan berkarpet tebal.

Gereja saat ini sepertinya menutup mata akan situasi dan kondisi masyarakat dan warga jemaat yang menderita akibat situasi bangsa dan negara kita sekarang ini, seperti halnya perekonomian rakyat yang memprihatinkan, angka pengangguran yang tinggi, kesempatan kerja rendah. Di sisi lain produksi barang semakin berkembang dan spesialisasi pembagian kerja semakin beragam dan meningkat, tetapi manusia semakin banyak yang serakah. Berlomba-lomba mengumpulkan modal sebanyak-banyaknya dan mencari keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa harus bersusah payah untuk bekerja.

Menurut Max Weber, dalam etika Protestan menyangkut gagasan tentang panggilan (beruf dalam bahasa Jerman atau calling dalam bahasa Inggris). Konsep panggilan (beruf) ditemukan oleh Martin Luther tatkala menerjemahkan buku Yesus Sirach dalam Perjanjian Lama bab XXI ayat 20-21. Dalam salah satu terjemahan resmi bahasa Indonesia, kedua ayat itu berbunyi: Tetaplah setia kepada tugasmu, abdikanlah dirimu kepada-Nya dan menjadi tualah kamu dalam pekerjaanmu (Sirach XI, 20) dan jangan resah karena keberhasilan para pendosa tetapi percayalah kepada Allah dan bertekunlah dalam usaha-usahamu. (Sirach XI, 21). Inilah pertama kalinya kata “beruf” (panggilan) dalam bahasa Jerman dipakai dalam artinya yang sekarang, dalam arti bersifat duniawi. Hal ini kira-kira sama dengan apa yang terjadi dalam bahasa Inggris, di mana kata “vocation” dan ajektif “vocational” sudah mendapat arti yang benar-benar sekuler. Menurut tafsiran Max Weber, dengan cara itu Luther mengembangkan suatu ajaran baru yang belum dikenal dalam dunia teologi sebelumnya, yaitu bahwa seorang yang menjalankan tugasnya di dunia dengan setia dan bertanggung jawab sudah mencapai taraf tinggi dalam kesempurnaan moral yang didambakan oleh setiap orang yang ingin mencapai kesempurnaan hidup.

Orang tidak perlu meninggalkan dunia dengan masuk biara umpamanya untuk mencapai kesempurnaan hidup, tetapi justru dengan tinggal di dunia dan menjalankan tugas yang diberikan padanya karena kedudukannya dalam dunia itu. Dengan demikian, perolehan harta benda dapat dilihat sebagai pertanda bahwa Allah berkenan pada pekerjaan yang tekun. Max Weber mengatakan, efek dasar yang terjadi adalah lahir dan berkembangnya kapitalisme. Menurut Marx, kapitalisme adalah bangunan sosial yang memanusiakan benda, artinya benda dihargai sebagai sesuatu yang utama dalam kehidupan. Benda dicintai dan dipikirkan, dikehendaki sepenuh hati.

Benda disayang, dipuja-puja sehingga siapa pun pemiliknya akan turut terimbas oleh nilai benda tersebut. Benda itu mulai dari uang, mobil mewah, ponsel terbaru, pakaian mode terbaru dan sebagainya. Tanpa benda jiwa terasa hampa. Saat benda hilang, jiwa terasa tersayat-sayat. Dan tak ada kebahagiaan yang melebihi saat-saat untuk pertama kalinya bisa memiliki benda tersebut. Benda diperlakukan seperti layaknya makhluk berjiwa. Ini adalah situasi yang disebut dengan reifikasi. Hasil pekerjaan manusia itu ditempatkan sebagai sesuatu yang derajatnya melebihi manusia itu sendiri.

Uang telah dianggap kebaikan tertinggi, karenanya siapa pun pemiliknya adalah baik. Uang telah menyelamatkan nyawa banyak orang dari kerepotan dan ketidak-jujuran. Orang yang dungu pun akan dianggap pintar bila memiliki uang. Uang mampu membeli dan mengatur siapa saja orang yang mau diperintah dan disuruh. Berkat uang setiap manusia mampu memenuhi apa saja hasratnya. Uang telah mengubah semua ketidakmampuan manusia menjadi kebalikannya. Uang itu tampil sebagai daya pembalikan, baik yang terhadap individual maupun terhadap ikatan-ikatan masyarakat. Ia mengubah kesetiaan menjadi ketidak-setiaan, cinta menjadi kebencian, kebencian menjadi cinta, kebajikan menjadi kejahatan, kejahatan menjadi kebajikan, pelayan menjadi tuan, tuan menjadi pelayan, kebodohan menjadi kepandaian dan kepandaian menjadi kebodohan.

Refleksi Panggilan dan Pelayanan
Kita adalah gereja. Kita semua terpanggil untuk melayani. Kehadiran gereja mesti dirasakan oleh dunia. Gereja hadir bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk dunia. Ia dapat disebut sebagai gereja jika ia dapat dirasakan oleh dunia yang berada di luar dirinya. Itu berarti gereja tidak dapat memisahkan dirinya dari dunia di mana ia hadir. Persoalan masyarakat atau dunia menjadi persoalan gereja. Inilah dasar panggilan dan pelayanan. Dengan demikian, kehadiran gereja lebih bermakna jika ia menyadari dan mampu menyikapi apa yang menjadi tantangan dan persoalan masyarakat di sekitarnya (Markus 16:15; Markus 10:45; Lukas 4:18-19).

Seperti Tuhan Yesus yang memusatkan hidup-Nya pada orang, bukan pada benda. Yesus memberi hidup bagi orang lain. Hidup Tuhan Yesus tidak berpusat pada diri sendiri atau kepentingan diri-Nya. Yesus hidup untuk mengasihi orang lain. Bahkan Tuhan Yesus mati bagi orang lain. Seperti surat Paulus kepada Jemaat Roma, mengatakan “Sebab tidak ada seorang pun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya sendiri ”(Roma 14:7). Berarti kita hidup bukan untuk diri sendiri melainkan kita hidup untuk orang lain. Jika kita sudah mampu hidup bagi orang lain, maka materi tidak lagi menjadi tujuan hidup.

Hidup bagi orang lain adalah hidup yang mengasihi karena mengalami hidup yang berkelimpahan. Inilah yang dimaksud dengan dasar panggilan dan pelayanan
Hilang dan rusaknya jiwa panggilan dan pelayanan ketika semangat panggilan pelayan itu bergeser dalam usaha dan jerih payah untuk mencari materi. Memang materi dapat mengantarkan seseorang dan masyarakat pada tatanan hidup yang lebih mapan. Tetapi cenderung lebih berorientasi pada diri sendiri, dan kepentingan sendiri. Pandangan yang muncul dalam dirinya adalah bahwa apa yang dia peroleh dengan susah payah merupakan haknya untuk dinikmati sendiri, hal ini membuatnya kurang peka dan kurang peduli dengan kondisi sosial disekitarnya, memandang rendah orang lain sehingga sulit berbagi dan memberi. Hal ini akan semakin mempertajam jurang kepincangan sosial. Dalam mengumpul harta dan barang-barang mewah dia akan dikuasai oleh sifat ketamakan dan orang seperti itu akan susah membagi hartanya pada orang lain.

Perhitungan untung rugi pun menjadi pertimbangan utama, tidak hanya dengan sesama kadang juga dengan Tuhan. Contoh dalam kisah Ananias dan Safira (Kisah Para Rasul 5:1-11) jelas menunjukkan bahwa berbagi dengan Tuhan saja (yang sebenarnya semua adalah milik Tuhan) tidak bersedia apalagi berbagi dengan sesama manusia. Berlimpah secara materi tetapi nihil secara spiritual. Hati pun menjadi tumpul, tidak bening, serta tidak memiliki sensitvitas ketuhanan dan kemanusiaan. Tidak mempedulikan nilai-nilai moral seperti kesederhanaan, kedermawanan serta persahabatan, tidak memikirkan nasib orang lain. Tetapi tenggelam dalam kemewahan hidup. Membelanjakan hartanya dengan membeli dan mengumpulkan barang-barang mewah dan pakaian-pakai yang mahal. Perasaan diri akan lebih dipandang, diterima, diakui dalam masyarakat dalam bentuk berbagai atribut yang menempel di badan atau yang dimiliki.

Hal ini mengakibatkan dorongan untuk berperilaku konsumtif. Tidak mengherankan bila manusia cepat melupakan hal-hal yang baik, karena seseorang yang dikuasai oleh hasrat untuk menumpuk materi, tidak ada tempat untuk berbuat kasih bagi yang lain.
Secara sederhana mungkin dapat kita katakan, bahwa Alkitab tidak mengidealisasikan baik kekayaan dan kemiskinan, melainkann kecukupan dan kesedarhanaan. Injil pada hakikatnya tidak membedakan antara orang kaya dan miskin, tetapi orang yang memiliki terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kehidupan yang bermewah-mewah memang dikecam, tetapi bukan berarti kemelaratan diagung-agungkan. Hidup yang sederhana adalah hidup yang menghindari kemewahan, namun mempunyai cukup segala sesutau yang dubutuhkan. Pemerataan yang dimaksudkan bukanlah agar orang-orang kaya menjadi miskin, melainkan agar semua orang mempunyai apa yang mereka perlukan.

Yesus memang bukan orang kaya, tetapi ia juga bukan seorang pengemis. Murid-muridnya tidak hidup dalam kemewahan, namun juga tidak dalam kemelaratan. Yesus tidak memerintahkan agar orang muda yang kaya itu membuang kekayaannya, namun menjualnya dan membagi-bagikannya kepada orang miskin. Orang yang menolak kekayaan tentu saja tidak mungkin melaksanakan apa yang diharapkan Paulus untuk suka memberi dan membagi. Yang amat dikecam di dalam Alkitab adalah ketamakan. Sebab ketamakan itu adalah pencerminan dari sikap yang melihat kekayaan itu sebagai tujuan bagi dirinya, sikap yang mempertuhankan dan mempertuankan kekayaan, sikap yang melihat semua objek untuk diperas dan diperah bagi kekayaan pribadi.

Pikiran mempengaruhi emosi dan perasaan. Perasaan akan mempengaruhi tindakan. Oleh karena itu dengan memperbaharui dan melatih pikiran, dengan pimpinan Roh Kudus, diharapkan kita mampu menangkal godaan-godaan gaya hidup materialis (Rm.12:2, Kol. 3:2, Flp. 4:8). Kalau kita bisa menghargai hidup lebih dari pemenuhan kebutuhan (Mat. 6:25). Maka kecemasan yang berlebihan tidak akan mendorong kita mengejar materi, menimbun harta untuk mengatasi ketakutan dan merasa kekurangan. Yesus mengingatkan mana yang primer dan mana yang sekunder. Materi hanyalah sementara dan jangan sampai mengaburkan tujuan hidup yang sebenarnya. Allah adalah sumber berkat.

Semua kekayaan berasal dari Allah dan patut disyukuri. Tidak ada kepemilikan yang abadi terhadap benda-benda materi. Semua harta benda bisa menjadi ketinggalan zaman, rusak, aus, atau hancur karena alam. Semua harta benda bisa hilang karena dicuri, salah mengelola, atau karena kecerobohan. Segala apa yang kita pegang dalam tangan adalah dipinjamkan oleh Allah. Oleh karenanya yang terpenting adalah menggunakan harta benda dari Allah itu untuk maksud dan tujuan Allah secara bertanggung jawab.
Hidup yang berkelimpahan adalah hidup yang menghidupkan perkataan Yesus di dalam perkataan dan perbuatan setiap hari. Inilah arti menyembah Yesus.

Menjadi murid-Nya berarti mengikuti jejak dan teladan-Nya. Perkataan-Nya menjadi pelita yang menerangi jalan kehidupan orang percaya menuju murid sejati. Sama seperti Tuhan Yesus memilih hidup sederhana sebagai keharusan teologis, demikian juga hendaknya orang-orang yang percaya pada-Nya. Hidup sederhana merupakan keharusan teologis. Hidup sederhana adalah panggilan hidup yang sejati. Melayani bukan sekedar membagi kelebihan kita. Oleh karena itu melayani sesungguhnya adalah suatu panggilan. Panggilan bagi setiap orang dan semua orang. Melayani bukanlah sebagian saja dari tugas kita, melainkan seluruh diri kita. Di manapun kita berada, dan apapun yang kita lakukan kita mesti melakukannya untuk kemulian Allah Bapa yang Maha Kuasa. Amen
Penulis: Sekhus Kadep Diakonia

Selasa, 25 Agustus 2009

"Renungan Tahun Diakonia September"

RENUNGAN TAHUN DIAKONIA 2009
Tetapi kamu harus beribadah kepada TUHAN, Allahmu; maka Ia akan memberkati roti makananmu dan air minumanmu dan Aku akan menjauhkan penyakit dari tengah-tengahmu. (Keluaran 23:25)

Selasa 01 September 2009
Mengasihi Orang Asing
Saudaraku yang kekasih, engkau bertindak sebagai orang percaya, di mana engkau berbuat segala sesuatu untuk saudara-saudara, sekalipun mereka adalah orang-orang asing. ( 3 Yohanes 1:5)
Mungkin Anda pernah membaca atau mendengar perkataan ini “You can give without loving, but you can’t love without giving” (Anda dapat memberi kasih, tapi Anda tidak dapat mengasihi tanpa memberi). Sungguh kalimat yang sangat bermakna. Kata “kasih” adalah suatu kata yang mudah dan sering diucapkan, namun sekaligus menjadi kata yang sangat sulit untuk diwujudnyatakan . Kata “kasih” akan menjadi kata yang sia-sia jika kata itu hanya menjadi retorika atau sekedar lip service belaka. Kasih akan menjadi sangat hampa dan tidak bermakna. Kata “kasih”akan menjadi sesuatu yang sangat luar biasa jika diwujudnyatakan melalui tindakan sehari-hari. Itulah kasih yang menjadi realita.

Rabu 02 September 2009
Seperti Kasih seorang Saudara
Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. (Roma 12:10)
Apakah Anda tahu alasan Yesus disalibkan? Apakah Anda tahu alasan Yesus menderita? Apakah Anda tahu alasan Yesus rela mati? Alasannya hanya satu, yaitu “kasih”. Kasih Tuhan yang begitu besar kepada manusia, khususnya bagi Anda dan saya. Artinya dalam hidup ini, kita semua berdosa dan banyak kesalahan. Persoalannya bukan itu, karena berbuat kesalahan adalah manusiawi, namun memaafkan bersifat ilahi. Kemarahan adalah awal kebencian. Kemarahan yang tidak terselesaikan, pastilah berakhir dengan kebencian dan dosa. Jika kita memilki masalah dengan siapapun, selesaikanlah segera, jangan sampai kemarahan mejadi kebencian dan memaksa kita untuk berbuat dosa.

Kamis 03 September 2009
Berdamai setiap Saat
Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. (Matius 5:25)
Jika Anda menghakimi orang lain, Anda tidak punya waktu untuk mengasihi mereka (If you judge people, you have no time to love them). Suatu kali terjadi pertengkaran antara suami-isteri dan akhirnya mereka memutuskan untuk saling berdiam diri. Tetapi suatu ketika, sang suami harus tugas sangat pagi, merasa sangat butuh pertolongan istrinya untuk membangunkannya. Akhirnya ia mendapat akal untuk menulis pesan pada secarik kertas yang ditujukan kepada isterinya. Isinya adalah,”Ma, tolong bangunkan aku jam 6 pagi.” Pagi harinya, ternyata sang suami tidak dibangunkan oleh isterinya. Kemudian sang suami melihat kertasnya dan dan ternyata isterinya menuliskan pesan di sana,”Pa, sudah jam 6 pagi, cepat bangun.”

Jumat 04 September 2009
Semua pernah Tersandung
Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung! (Roma 14:13)
Karena rasa sayang kepada isterinya yang sedang ngidam, David mampir ke pasar membeli mangga pesanan isterinya, setelah penjual menawarkan mangga dagangannya yang kalau rasanya kecut bisa dipulangin lagi. Setelah mencicipi dan ternyata manis, David membeli dua kilo dan di bawa pulang.Tidak berapa lama isterinya David nyerocos,”Gimana sih ,Mas? Mangga kecut begini mok dibeli.” David pun marah dan membawa sisa mangga ke penjualnya. “Kamu bohong, mangganya kecut semua, kalau jualan jangan menipu!” Penjual berkata,”Sampeyan beli berapa kilo?”. David berkata, “Dua kilo nih, kecut semua. Saya mau minta uangnya kembali? Penjual menjawab,”Lho, sampeyan itu masih untung, sampeyan dapat kecut cuma dua kilo, lha saya empat keranjang kecut semua.”

Sabtu 05 September 2009
Keluar dari Gelap
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib. (1 Petrus 2:9)
Takut adalah manusiawi bahkan jika sesorang tidak pernah merasa takut terhadap apa pun, maka ada masalah dalam kejiwaannya. Namun takut harus kita control, karena itu dapat membuat kita tidak dapat menikmati berkat dan janji Tuhan. Suatu malam seorang preman pergi ke dokter gigi untuk mencabut gigi gerahamannya yang bolong. Badan si preman sih gede, tapi ia paling takut dengan jarum suntik. Mengetahui bahwa pasiennya takut, lalu dokter menawarkan sebotol bir agar ras takutnya bisa berkurang. Lalu dokter berkata,”bagaimana , Anda sudah lebih berani sekarang?” Si preman menjawab dengan gayanya yang sudah mulai mabuk. “Benar, sekarang saya sudah lebih berani. Siapa pun yang menyentuh gigi saya akan tahu akibatnya…”

Minggu 06 September 2009
Diutus untuk Mengasihi
Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. ( Yohanes 17:23)
“Bagikanlah kasih kepada setiap orang, tetapi serahkan hidupmu hanya kepada Tuhan”. Kalimat ini tepat sekali menjadi sebuah motivasi kepada setiap orang yang mengaku dirinya pelayan Kristus. Seorang pemuda akan berangkat ke ladang misi dan pamit kepada pendetanya. Sang pendeta menjawab,”Pergilah Nak, hati-hati di negeri orang, kau harus banyak bergaul supaya engkau memenangkan banyak jiwa. “ Di sawah jadilah seorang petani, walaupun sebenarnya kamu adalah seorang pelukis, dengan menjadi petani kamu dapat mengajak beberapa petani menuju kasih Allah, di pasar jadilah kamu seorang pedagang walaupun kamu seorang prajurit perang, untuk mengajak beberapa pedagang menuju kasih Allah, di laut jadilah kamu seorang nelayan untuk mengajak beberapa nelayan menuju kasih Allah!”

Senin 07 September 2009
Damai itu Kebahagiaan
Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. ( Matius 5:9)
Seorang pemuda tersesat di hutan karena ditinggalkan oleh rombongannya. Di tengah perjalanan ia kehabisan akal, sehinggga akhirnya ia merasa lapar dan haus. Sambil istirahat di balik batu, ia menggerutu kepada Tuhan,” Ya Tuhan dari pada saya mati kelaparan, lebih baik saya mati dimakan harimau.” Kemudian dia melanjutkan perjalanan sambil mencari apa saja yang bisa dimakan untuk mengganjal perut. Betapa terkejutnya pemuda ini sebab belum jauh ia berjalan dari kejauhan samar-samar bayangan harimau yang besar berjalan mendekat. Kemudian ia lari tunggang langgang mencari perlindungan, akhirnya ia mendapatkan tempat yang aman. Sambil beristirahat dan ketakutan ia berkata kepada Tuhan,”Ya, Tuhan begitu saja kok dimasukin ke hati. Kadang kala perkataan yang baik sekalipun akan menjadi segala sesuatu yang buruk jika dikatakan pada waktu dan tempat yang salah. Marilah kita jaga perkataan kita bukan hanya dari perkataan yang sia-sia, melainkan juga dari perkataan yang tidak tepat tempat dan waktunya.

Selasa 08 September 2009
Menjadi seorang Penuntun
Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala. ( Yohanes 10:16)
“People see God, they just don’t recognize Him” dalam bahasa Indonesia kalimat ini kira-kira bisa diartikan seperti ini,”Sebenarnya manusia itu melihat Tuhan setiap hari, hanya saja mereka tidak mengakuinya. Seperti cerita di bawah ini. Di sebuah ruang kelas para mahasiswa mengikuti mata kuliah filsafat. Dosen yang mengajar melemparkan topik diskusi tentang Tuhan. Adakah yang pernah melihat Tuhan? Tanya sang dosen. Semua diam dan tak menjawab. ”Adakah diantara kalian yang pernah mendengar Tuhan bersuara? Sang dosen itu bertanya lagi. Kali inipun tidak ada yang menyahut. “Adakah yang pernah menyentuh Tuhan?” dosen itu bertanya kembali. Semua mahasiswa diam.”kesimpulannya Tuhan tidak ada, kata sang dosen senang. Tiba-tiba ada seorang mahasiswa berdiri dan bertanya,”Adakah yang pernah melihat otak pak dosen? Tak ada jawaban, adakah yang pernah mendengar otak pak dosen? Tanyanya lagi. Namun tak seorangpun menjawab. Adakah yang pernah menyentuh otak pak dosen? Lanjutnya. Sekali lagi suasana hening. Kesimpulannya Pak Dosen tidak punya otak, kata mahasiswa itu.

Rabu 09 september 2009
Membawa damai Sejahtera
Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat" (Efesus 2:17)
Peace, St.Agustinus dari Hippo menyebutnya kemantapan tata kehidupan, dalam pemahaman umum adalah tidak ada perang. Firman Tuhan menjelaskan kata ini dengan kata Shalom yaitu: Damai Sejahtera, kebahagiaan yang utuh menyeluruh yang disebabkan oleh kesatuan dengan Allah, khususnya damai sejahtera yang menyelamatkan. Yesus mengharapkan kita bahagia tetapi membawa kedamaian, Yesus membawa damai yang tidak dapat diberikan dunia, yang mendatangkan solidaritas yang baru. Di mana semua pengikut-Nya diutus untuk mewartakan damai yang berlandaskan kemerdekaan, keadilan, cinta, dan kebenaran.

Kamis 10 September 2009
Mampu Menghormati
Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja (1 Petrus 2:17)
Kita tahu bersama kalau garam rasanya asin. Tapi kalau kebanyakan ditaruh dalam sayur,pasti nggak enak karena sayurnya jadi terlalu asin. Sebaliknya, kalau sayur tanpa garam maka pasti rasanya hambar. Kita semua adalah laskar-laskar Kristus, sebagai laskar Kristus kita dituntut untuk menjadi garam, baik di gereja, di rumah, di mana saja. Kritus menginginkankita untuk untuk selalu berkelakuan baik, jadi contoh buat orang lain dan ikut berperan dalam pengembangan jemaat di gereja. Dan ingat lah selalu, bahwa kekurangan-kekurangan yang kita lihat dalam diri orang lain, juga merupakan kekurangan diri kita sendiri.


Jumat 11 September 2009
Selalu Rendah hati
Dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus. (Efesus 5:21)
Tuhan sangat mengasihi kita, Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya sendiri bahwa dia adalah Tuhan yang setia. Dia tetap setia walaupun manusia, Anda dan saya sering lupa atau sengaja melupakan-Nya.Satu hal yang yang Tuhan lupakan adalah dosa dan pelanggaran-pelanggaran kita, Tidak selalu Ia menuntut dan tidak selama-lamanya Ia mendendam. Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita. Tetapi setinggi langit di atas bumi, demikianlah besar-Nya kasih setia-Nya. Apakah kita masih sanggup untuk menyombongkan diri. Tetaplah rendah hati dan takut akan Kristus.

Sabtu 12 September 2009
Pribadi yang Terpenting
Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. (Galatia 3:27-28)
Seorang pintar mengatakan,”It is better to forget and smile, than to remember and be sad” artinya lebih baik melupakan dan tersenyum dari pada mengingat dan menjadi sedih. Pernahkah kita berpikir, apakah hal yang paling hakiki yang terpenting dalam hidup kita. Pekerjaankah? Keluargakah? Persahabatankah? Atau apa? Sudahkah kita menempatkan yang terpenting dalam hidup kita menjadi bagian yang tetap selalu menjadi yang terpenting? Sudahkah Anda menerima pribadi yang terpenting yang di anugerahkan kepaa Anda oleh Bapa di sorga, sebagai teman, sahabat, Juruselamat, Tuhan dan Raja dalam hidup.

Minggu 13 September 2009
Menjadi Kesembuhan
Ketika itu ayah Publius terbaring karena sakit demam dan disentri. Paulus masuk ke kamarnya; ia berdoa serta menumpangkan tangan ke atasnya dan menyembuhkan dia. (Kisah Para Rasul 28:8)
Berapa kali sebanarnya orang Kristen harus berdoa? Tahu kah kita, bahwa doa adalah nafas orang Kristen. Tuhan ingin supaya anak-anak-Nya selalu berdoa kepada-Nya waktu mengerjakan apa saja. Beruntunglah kita bisa berdoa di mana saja. Kapan saja. Jadi tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Berdoa adalah berbicara secara pribadi kepada Tuhan alias curhat sama Tuhan. Seperti kita curhat kepada orang tua kita, sahabat kita. Tuhan pasti mendengar. Seperti kisah Musa, Daniel dan banyak lagi tokoh Alkitab lainnya, selalu mengandalkan doa dalam hidupnya. Tetapi ketika berhenti berdoa Tuhan marah. Masih ingat kah kita akan Firman Tuhan yang mengatakan,”Doa orang benar apabila dengan yakin didoakan sangat besar kuasanya.

Senin 14 September 2009
Lemah lembut melawan Semuanya
Janganlah mereka memfitnah, janganlah mereka bertengkar, hendaklah mereka selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang. ( Titus 3:2)
Jika kita ingin merasa kaya, kita hitung saja segala sesuatu yang kita milki yang tidak bisa dibeli dengan uang. Seperti cerita mantan perdana menteri Inggris yang terkenal, Winston Churchill. Sore itu dijadwalkan menyampaikan pidatonya yang akan dipancarkan ke seluruh Inggris.Tetapi supirnya terlambat datang, padahal acara siarannya tinggal sejam lagi. Karena tak ingin terlambat sampai di studio orang nomor satu di Inggris itu berlari ke pinggir jalan untuk mencegat taksi. Tak lama sebuah taksi lewat , segara Churchill menyetopnya, tetapi supir taksi itu minta maaf dan tidak bisa membawanya dan berkata,”Sebaiknya bapak mencari taksi yang lain.” Kenapa tidak mau,” Tanya sang perdana menteri. “Ketahuilah satu jam lagi, Perdana Menteri Winston Churchill akan berpidato. Sebagai warga Negara yang baik saya akan pulang ke rumah dan mendengarkan pidato beliau. Mendengar jawaban itu Churchill sangat terkejut bercampur bangga.

Selasa 15 September 2009
Tidak membantu dalam Kasih
Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. ( Efesus 4:2)
Bukti bahwa Yesus itu Anak Allah kelihatan dari kuasa mukjizat yang dilakukan-Nya dalam hidup kita. Tuhan Yesus memulai karya mukjizat-Nya di sebuah acara pernikahan keluarga-Nya di Kana. Yang perlu dicatat, Dia melakukan semuanya dengan rendah hati, bukan pamer, bukan untuk sok-sok an, bukan untuk tebar pesona atau kejar target. Tapi menolong keluarga-Nya yang lagi kebingungan. Kita harus percaya kepada Tuhan Yesus yang mulia bisa melakukan mukjizat pada saat yang tepat, menolong pada saat yang tepat pada waktunya, karena Dialah Tuhan yang Maha Kuasa. Mari kita belajar sama-sama dari kejadian ini agar kita bisa rendah hati dan tulus seperti Yesus. Dan satu hal lagi, mukjizat tidak akan terjadi pada orang yang tidak percaya.

Rabu 16 September 2009
Kejahatan adalah Kekejian
Rancangan orang jahat adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi perkataan yang ramah itu suci. ( Amsal 15:26)
Alkitab mengingatkan kita tentang si iblis,” ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta (Yoh.8:44b). Waktu si Iblis tinggal sedikit, sehingga dengan berbagai cara dan tipu muslihat ia berusaha menarik sebanyak mungkin orang untuk bersama-sama dengannya menerima hukuman kekal. Jika si iblis merayumu dengan rayuan maut, Anda harus dengan tegas berkata,”TIDAK”. Mau berjuang? Mari kita berjuang bersama-sama, kita kalahkan tipu muslihat iblis.

Kamis 17 September 2009
Menjadi baik dan Ramah
Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis. (1 Petrus 2:18)
Entah sudah berapa lama Anda tinggal di dalam dunia ini, 20 tahun, 30 tahun, 40 tahun, 70 tahun? Atau bahkan lebih lama lagi. Hidup Yesus di dunia ini hanya sekitar 33 tahun, hidup yang tidak terlalu lama. Namun selama hidupnya Yesus memakai hidup-Nya untuk melayani, melayani dan melayani. Yesus memakai waktunya untuk menjadi berkat bagi banyak orang, bahkan sampai akhir hidup-Nya, Dia masih menjadi berkat bagi banyak orang. Hidup tidaklah dinilai dari lamanya, namun dinilai dari kualitasnya. Sudah kah kita memilki hidup yang berkualitas. Yesuslah teladan hidup berkualitas yang sejati.

Jumat 18 September 2009
Mengusahakan Kebaikan
Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang. (1 Tesalonika 5:15)
Mungkin banyak di antara kita yang tidak sadar, kalau ternyata kita mudah tergiring untuk melakukan hal-hal yang tidak baik. Tergoda sama teman-teman yang mengajak kita tindak kejahatan. Seperti nongkrong di tempat yag sebenarnya nggak ada gunanya, ngegosip dengan teman-teman di kantor atau dengan tetangga sebelah. Bahkan banyak di antara kita yang sesuka hatinya merokok di sembarang tempat, tanpa memperhatikan ada anak-anak yang disekitarnya, kebut-kebutan di jalan bawa mobil atau motor. Bertindak sesuka hati dan suka berbohong. Hidup yang gampang tergoda. Berbahagialah yang takut akan Tuhan, tetapi orang yang keras hatinya akan jatuh ke dalam malapetaka.

Sabtu 19 September 2009
Penuh kasih dan Mesra
Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu. (Efesus 4:32)
Ingat pesan mama,”Kalau ada yang pernah mengatakan cinta sama kamu, hati-hati. Apakah cintanya itu sekedar cinta eros (hawa nafsu anak muda) saja, atau cinta filia. Apa yang dimaksud dengan cinta atau kasih itu? Cinta Tuhan Yesus adalah cinta agape (tulus dan penuh pengorbanan). Seseorang yang memilki cinta atau kasih itu menurut Rasul Paulus ialah seseorang yang sabar, baik hati, tidak cemburu, tidak membual, atau tidak sombong. Tuhan Yesus mengajari kita tidak hanya mencintai saudara saja, tetapi juga mencintai orang yang membenci kita. Tuhan Yesus telah mebuktikannya lebih dulu. Tuhan menegaskan sekalu lagi, kasihilah orang lain.

Minggu 20 September 2009
Hidup yang Menopang
Dan ketika aku dalam kekurangan di tengah-tengah kamu, aku tidak menyusahkan seorang pun, sebab apa yang kurang padaku, dicukupkan oleh saudara-saudara yang datang dari Makedonia. Dalam segala hal aku menjaga diriku, supaya jangan menjadi beban bagi kamu, dan aku akan tetap berbuat demikian. (2 Korintus 11:9)
Mungkin saat ini kita memilki banyak masalah, merasa kesal kepada teman yang ingkar janji. Pusing dengan pekerjaan-pekerjaan di kantor atau tugas kuliah. Atau takut akan sesuatu? Disakiti misalnya atau dikecewaiin. Kita pasti sangat merasa kesal. Dalam hal ini tidak ada peroalan yang tidak terselesaikan, masalah akan sangat terasa ringan kalau kita mau berbagi dengan Tuhan. Berbagi persoalan dengan sepenuh hati baik dalam bentuk doa, nyanyian bahkan syair puisi sambil bermain musik. Firman Tuhan oleh pemazmur menyampaikan perasaan dan ungkapan perasaannya ,”Ya Tuhan alangkah banyaknya musuhku, sangat banyak yang menyerang aku, ada banyak yang berkata bahwa Allah tidak mau menolong aku. Tetapi Engkau, ya Tuhan adalah perisai yang melindungi aku, au beri aku kemenangan.

Senin 21 September 2009
Perintah yang harus Disampaikan
Tetapi TUHAN berfirman kepadaku: "Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapa pun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apa pun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan. ( Jeremia 1:7)
Siapa yang tidak mengenal Mahatma Gandhi, seorang tokoh peraih Nobel. Pernah berkata,”God alone is the judge of true greatness because He knows men’s hearts.” Artinya “Tuhan sendirilah hakim sejati dari kebenaran sejati karena Dia mengenal kebenaran yang sejati”. Seorang wanita muda menderita stroke selama di meja operasi ia melihat TUHAN dan bertanyalah ia kepada TUHAN apakah ia akan menemui ajalnya. TUHAN menjawab,”Tidak, waktu kamu masih mempunyai 30-40 tahun lagi untuk menikmati hidup. Ia sembuh tetapi dia meminta tetap di rumah sakit untuk menjalani operasi plastik kerutan di wajah, lipatan perut, kadar lemak dan lain sebagainya. Ia berangan-angan memamerkan dan memanfaatkan bentuk badannya untuk bersenang-senang sepuasnya. Setelah melewatati masa penyembuhan baru saja ia ke luar dari kamar pasien berjalan ke luar rumah sakit tiba-tiba sebuah ambulans menabraknya dan ia pun meninggal.

Selasa 22 September 2009
Dianiaya karena Kebenaran
Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. ( Matius 5:11)
Semua orang pasti senang diperlakukan baik . Artinya kalau kita mau diperlakukan baik oleh setiap orang kita lakukan dulu segala kebaikan kepada orang lain. Satu hal yang harus kita ingat, berbuat baik itu nggak pernah sia-sia. Apa yang kita tabur itu yang bakal kita tuai. Jadi marilah kita menabur mulai dari sekarang. Seperti Firman Tuhan yang mengatakan “Perlakukanlah orang lain seperti kalian ingin diperlakukan oleh mereka, masuklah melalui pintu yang sempit, sebab pintu dan jalan yang menuju ke neraka besar dan lebar dan banyak orang yang melaluinya. Tetapi sempit dan sukarlah pintu dan jalan yang membawa orang kepada hidup dan hanya sedikit orang yang menemukannya.

Rabu 23 September 2009
Menolak Tuhan
TUHAN berfirman kepada Samuel: "Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka. ( 1 Samuel 8:7)
Sering kali kita mendengar kata Ateis, apa yang dimaksud dengan kata ini? Ateis berasal dari kata Atheisme (bahasa Yunani) yang artinya adalah “tanpa Allah”. Penolakan akan adanya Allah dalam teori maupun praktik. Terus menerus menutup pintu bagi pertanyaan mengenai adanya Allah. Biasanya sebutan itu sering dipahami dengan orang-orang yang tidak beragama. Tapi kalau kita perhatikan dalam kehidupan kita sekarang ini, banyak sudah orang yang beragama yang perilakunya seperti orang ateis, yang tidak punya pengharapan dan hanya mengandalkan pikiran, dan kekuatan sendiri. Egois dan hanya mementingkan diri sendiri.

Kamis 24 September 2009
Tidak menerima Tuhan
Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu. (Matius 10:14)
Kalau benar kita mengaku bahwa Yesus adalah Raja Penyelamat, pasti kita tidak hanya lip service (pemanis bibir) saja. Apakah kita masih ingat cerita Petrus, salah satu murid Tuhan Yesus yang paling percaya kalau Yesus itu Anak Allah. Tapi baru saja Yesus ditangkap, Petrus sudah ingkar sama omongannya. Petrus takut sekali dan hanya mau menyelamatkan dirinya saja dan dia mengaku tidak mengenal Yesus. Bagaimana dengan kita sekarang, apakah tingkah laku kita sudah sesuai dengan omongan? Jika iman tanpa perbuatan sama juga dengan mati.

Jumat 25 September 2009
Dari Tuhan untuk Tuhan
Tidak tahukah kamu, bahwa mereka yang melayani dalam tempat kudus mendapat penghidupannya dari tempat kudus itu dan bahwa mereka yang melayani mezbah, mendapat bahagian mereka dari mezbah itu? (1 Korintus 9:13)
Mungkin kita pernah membaca Firman Tuhan yang mengatakan Tuhan kita itu Maha kaya, tapi kenapa kita anak-anaknya selalu merasa kekurangan terus. Firman Tuhan juga mengatakan Tuhan itu Maha baik, tetapi kenapa anak-anak Tuhan selalu mengalami kesulitan, Tuhan itu Maha ajaib tetapi kenapa kita kita selalu menghadapi banyak masalah. Banyak di antara kita sebagai orang Kristen yang masih berpikir seperti ini. Firman Tuhan mengatakan,”Mintalah, maka kalian akan menerima. Carilah maka kalian akan mendapat. Ketuklah, maka pintu akan dibukakan untukmu.” Di antara kalian apakah ada ayah yang memberikan batu kepada anaknya? Kalau ia minta roti? Atau memberikan ular kalau ia minta ikan? Walaupun kalian jahat, kalian juga tahu memberikan yang baik kepada anak-anakmu. Apalagi Bapamu di surga.

Sabtu 26 September 2009
Takut kepada Manusia
Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. ( Matius 10:28)
Pak Bonar yang miskin akan mendapatkan warisan sebesar 1 miliar dolar karena saudaranya yang jauh telah meninggal. Keluarganya takut menyampakaian hal ini kepada pak Bonar, takut kena sarangan jantung. Mereka memutuskan Pendeta setempat untuk menyampaikan hal ini kepada Paman Tom. Pendeta menyetujui permintaan itu. “Begini Tom ,” kata pendeta itu dengan lemah lembut. “Seandainya Tuhan bermurah hati menghadiahimu satu milar dolar, akan kau apakan uang sebanyak itu?” paman Tom berpikir sejenak, lalu tanpa ragu ia berkata,”Setengahnya akan saya berikan kepada bapak!” Sang Pendeta begitu kaget , sehingga ia mendapat serangan jantung dan langsung meninggal.

Minggu 27 September 2009
Aman di dalam Tuhan
TUHAN kiranya membalas perbuatanmu itu, dan kepadamu kiranya dikaruniakan upahmu sepenuhnya oleh TUHAN, Allah Israel, yang di bawah sayap-Nya engkau datang berlindung." (Rut 2:12)
Thomas Manu pernah berkata,”It is love, not other reason, that is stronger than death” yang artinya adalah “Tak ada alasan lain yang lebih kuat dari kematian kecuali kasih”. Setelah membaca sebuah ayat dalam Kitab Suci yang berbunyi,”Bagaimana pendapatmu jika seorang mempunyai seratus domba dan seekor diantaranya hilang? Mahasiswa Fakultas peternakan menjawab,”ya sudah tidak apa-apa karena yang sembilan puluh sembilan lagi masih bisa beranak. Ahli Filsafat menjawab,”apa artinya satu disbanding yang Sembilan puluh sembilan”. Ahli hokum menjawab,”karena yang satu minoritas maka kita harus mengutamakan kepentingan mayoritas. Tetapi Yesus Gembala yang Agung akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor dan pergi mencari seekor domba yang tersesat.

Senin 28 September 2009
Di pihak yang Lemah
Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah! TUHAN akan meluputkan dia pada waktu celaka. TUHAN akan melindungi dia dan memelihara nyawanya, sehingga ia disebut berbahagia di bumi; Engkau takkan membiarkan dia dipermainkan musuhnya! (Mazmur 41:2-3a)
Option of the poor, adalah pilihan hidup gereja untuk berupaya secara khusus demi terwujudnya keadilan sosial bagi berjuta-juta orang yang belum memperoleh sandang, pangan, papan, pelayanan kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan kebutuhan-kebutuhan dasar yang lain. Di tahun Diakonia ini, HKBP menghadirkan solidaritas dengan mengutamakan cinta bagi kaum miskin yang hendaknya diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan nyata. Mendirika CUM, mengadakan pelatihan pertanian dan peternakan, mendirkan komisi beasiswa dan taman kanak-kanak. Kita harus memahami kehadiran dan karya Allah secara istimewa dinyatakan dalam diri orang miskin. HKBP menghimbau semua orang Kristiani, khususnya orang-orang bahkan Negara-negara kaya untuk bertindak lebih adil. Apakah gereja saat ini masih peduli dengan orang miskin?

Selasa 29 September 2009
Membantu untuk kepentingan Sendiri
"Alangkah baiknya bantuanmu kepada yang tidak kuat, dan pertolonganmu kepada lengan yang tidak berdaya! ( Ayub 26:2)
Henrik Ibsen pernah berkata,”Uang adalah pelayan yang sempurna, tetapi tuan yang sangat mengerikan”. Ada tiga orang pengusaha dari Indonesia, Amerika dan Jepang datang bersamaan ke gerbang surga. Malaikat surge mendatangi mereka dan berkata bahwa gerbang surga membutuhkan perbaikan. Sang malaikat menanyakan penawaran. Kontraktor dari Amerika memperkirakan perbaikan sekitar 300 dolar dengan perincian 100 dolar untuk material, 200 dolar untuk buruh dan 100 dolar untuk keuntungan. Kemudian malaikat menanyakan kontraktor dari Jepang menyebutkan 600 dolar dengan perincian masing-masing 200 dolar untuk material, buruh dan keuntungan. Ketika kontarkator yang ketiga dari Indonesia ditanya ia menjawab 5600 dolar. Malaikat kaget dan meminta perinciannya. Sang kontraktor dengan tenang mendekati malaikat dan berbisik,”p..sssst 2500 dolar untuk mu, 2500 dolar untuk ku dan sisanya mintalah kontraktor Jepang itu yang mengerjakan proyek tersebut.

Rabu 30 September 2009
Hati yang Tergerak
Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. ( Matius 12:7)
“Do not wait for the last judgement. It could come anytime” yanag artinya adalah “Jangan tunggu sampai hari penghakiman , sebab hari penghakiman dapat terjadi kapan saja” Tuhan sudah memberikan 6 hari kepada kita untuk bekerja dan melakukan aktivitas kita. Dan hari yang ketujuh adalah untuk Tuhan. Namun masih ada juga di antara kita yang bahkan menggunakan hari ke tujuh untuk kepentingan kita sendiri. Dalam hal ini sebanarnya kita sudah merampas hak milik Tuhan.Oleh karena itu kita perlu menguji diri dan bertobat dari perbutan kita yang tidak benar. Karena cinta-Nya yang begitu besar kepada manusia, Allah rela melakukan hal yang dianggap bodoh oleh manusia. Tetapi berkat tindakan-Nya itulah Anda dan saya beroleh pengampunan dosa, kepastian jawaban doa, dan keselamatan.

By: Pdt.Maruasas S.P Nainggolan-Sekhus Kadep Diakonia HKBP (maruasasnainggolan.blogspot.com)

Minggu, 23 Agustus 2009

"Renungan Tahun Diakonia Agustus"

Renungan Tahun Diakonia 2009
“Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.”
(Yohanes 13:15)

Sabtu 01 Agustus 2009
Anti Kekerasan
“Janganlah engkau memeras sesamamu manusia dan janganlah engkau merampas; janganlah kau tahan upah seorang pekerja harian sampai besok harinya.” (Imamat 19:13)
Seorang Teolog pernah mengatakan,” Semua kekejaman bermula dari kelemahan.” Teringat kisah David dan Goliat , sebuah kisah dan cerita Alkitab yang tidak pernah terlupakan. Kisah dan cerita yang selalu mengingatkan kita akan kuasa dari kekuatan besar yang dimilki seseorang belum tentu bisa menjadi penguasa atau pemenang. David yang kecil dan lemah bisa mengalahkan Goliat. Seperti juga sampai saat ini, begitu banyak orang yang menjadi goliat-goliat yang baru, yang tega menindas merampas orang-orang yang lemah. Kita tidak menyadari, orang kecil atau orang lemah itu adalah bagian dari diri kita, dan ketika kita melakukannya sama seperti kita melakukan itu kepada diri kita sendiri. Seperti Sedikit rasa sakit pada jari kelingking kita menimbulkan lebih banyak kekhawatiran dan ketidaknyamanan perasaan.


Minggu 02 Agustus 2009
Hidup Semena-mena
Kata Izebel, isterinya, kepadanya: "Bukankah engkau sekarang yang memegang kuasa raja atas Israel? Bangunlah, makanlah dan biarlah hatimu gembira! Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu."
(1 Raja 21:7)
Take and give adalah istilah yang tidak asing lagi buat kita. Karena bagi kehidupan kita saat ini, itu sudah menjadi tradisi. Tradisi berbelas kasih mau memberi karena pasti akan mendapatkan sesuatu dari yang ia dapatkan, atau akan mendapatkan imbalan dari orang yang dibantu atau ditolongnya. Berita Injil yang hampir kurang lebih 2000 tahun telah mewartakan berita keselamatan dari Tuhan yang diberikan secara cuma-cuma, itulah ajaran Firman Tuhan dalam Alkitab sebagai kebenaran sosial yang harus kita lakukan untuk membantu dan mengasihi sesama kita tanpa ada maksud tertentu. Aplikasi yang sering muncul jutru rasa simpati yang dingin terhadap penderitaan yang dialami oleh orang-orang yang tidak berhubungan dekat dengan kita. Dan tidak mau tahu dengan persoalan sesame. Sibuk haya memikirkan diri sendiri.


Senin 03 Agustus 2009
Mana yang Baik?
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
(Roma 12:2)
Kita bias saja mencintai dunia.Tetapi jika kita terlalu mencintai dunia, tidak akan ada ruang lagi di dalam hati kita bagi kasih Allah. Kita tidak bisa mengasihi Allah yang kekal dan dunia dan dunia secara bersamaan.Kita hidup dalam waktu. Semua aktifitas kita baik bertindak, berbicara, maupun berpikir mau gak mau akan "memakai" waktu. Demikian pula bila kita melakukan ini dan itu, berpikir begini dan begitu. Maka perlu sekali kita "mengelola diri", agar kalau kita bicara hanya bicara yang berguna; kalau bertindak hanya bertindak yang membangun; kalau berpikir hanya berpikir yang bernilai. Dengan kata lain lakukan, katakan, pikirkan hal-hal yang memang setimpal dengan "harga" waktumu. Sebab waktu gak akan kembali. Ia akan terus menggelinding, tanpa bisa dihentikan. Jadi, sungguh sayang kalau kamu pakai waktumu untuk hal-hal yang gak ada gunanya apa-apa, gak ada artinya apa-apa. Lebih sayang lagi kalau kamu habiskan waktumu untuk hal-hal yang buruk.


Selasa 04 Agustus 2009
Hidup Secukupnya
Dan prajurit-prajurit bertanya juga kepadanya: "Dan kami, apakah yang harus kami perbuat?" Jawab Yohanes kepada mereka:
"Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu."
(Lukas 3:14b)
Siapakah yang mebuat kita miskin dan kaya? Seorang Teolog mengatakan, ”Tangan yang lamban membuat miskin, tapi tangan orang yang rajin menjadikan kita kaya. Tangan orang rajin memegang kekuasaan tetapi kemalasan mengakibatkan kerja paksa. Orang yang bermalas-malasan dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara siperusak. Oleh karena kemalasan runtuhlah atap dan oleh karena kelambanan tangan bocorlah rumah.” Memiliki tujuan hidup itu penting. Sebab tujuan itulah yang akan mengarahkan langkah kita, memberi "daya dorong" untuk do the best, sekaligus membimbing kita menggunakan setiap "tetes" energi dan "jengkal" talenta yang ada pada diri kita dengan lebih efektif dan efisien. Sehingga hidupmu akan terasa lebih hidup.
Tanpa tujuan, hidupmu akan berlalu tanpa makna. Kosong. Seperti layang-layang putus yang terombang-ambing.


Rabu 05 Agustus 2009
Mengendalikan Diri
Demikian juga orang-orang muda; nasihatilah mereka supaya mereka menguasai diri dalam segala hal (Titus 2:6)
Peringatan-peringatan Tuhan sudah menjadi nasehat. Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa yang mendengarkan nasihat ia bijak. Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasihat banyak. Nasihat itu seperti salju. Semakin lembut ia jatuh, semakin mudah ia diserap, semakin dalam ia masuk tanah semakin lama ia bertahan. Dia yang menerima nasihat kadang-kadang lebih unggul dari dia yang dapat memberikannya. Tidak ada pemberian yang lebih berharga daripada saran yang baik. Seperti halnya menyediakan waktu untuk bersantai. Sebab kalau terus diikutin, yang namanya "pekerjaan" bisa gak akan ada habisnya; kita akan terus dipacu dan dipicu. Sejenak kita harus bias berhenti dari segala rutinitas. Mungkin dengan pergi ke tempat-tempat yang kita sukai, bercengkrama dengan orang-orang yang kita sayangi.


Kamis 06 Agustus 2009
Merasakan Air Mata
“Dan apabila aku terkenang akan air matamu yang kaucurahkan, aku ingin melihat engkau kembali supaya penuhlah kesukaanku.” (2 Timoteus 1:4)
Kadang-kadang air mata memilki kekuatan yang sama dengan kata-kata. Itu membuka paru-paru, membasuh muka melatih mata, dan meredakan amarah. Menangis itu mengurangi kedalaman dari kesedihan. Ada semacam kesenangan dalam menangis, karena kesedihan diredakan dan dibuang dengan air mata. Air mata yang telah kita tahan mengalir deras dan aku membiarkannya meluap sebebas-bebasnya, menjadikan mereka sebagai bantal dalam hati. Di atasnya hati beristirahat, karena tangisan terdengar di telinga saja. Setiap tempat pasti ada plus minusnya. Begitu juga tempat di mana kita berada kini. Jadi berpulang pada diri kita sendiri; apakah mau fokus ke yang plus, atau fokus ke yang minus? Keduanya ada konsekuensinya. Fokus ke yang minus bisa karena kita terus dibayangin kesenangan di tempat lama, bisa juga karena kita terus memikirkan tempat impian kita pada akhirnya hanya akan mengundang ketidakpuasan. Kita jadi sulit bersyukur. Gak bisa melihat hal-hal baik yang ada.


Jumat 07 Agustus 2009
Menyangkal Diri
“Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus,
ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.” (Galatia 5:24)
Melalui sebuah salib kita menjadi pengutang-pengutang Tuhan. Sehingga melalui salib utang kita dihapuskan. Yesus menjadi seorang pembohong besar, pembual, pencuri, perzinah, pembunuh yang pernah diketahui oleh umat manusia. Bukan karena Ia melakukan semua dosa ini, melainkan karena Ia sesungguhnya menanggung dosa kita. Karena salib, kita tahu keseriusan dosa kita dan kebesaran kasih Tuhan kepada kita. Jalan salib adalah jalan terang, yang manis adalah sebuah kematian dari Dia yang kehidupanNya- adalah kasih. Seperti halnya tubuh, tubuh kitapun punya kehendaknya sendiri. Bajik dan bijaklah menanganinya. Tetapi jangan juga segala kemauannya selalu diikuti. Jangan. Ada saatnya ia malas; susah diajak kerja, susah diajak bergerak. Inginnya tiduran terus, leha-leha terus. Bila demikian adanya, gak usah ragu untuk "memaksanya".Jangan lupa, mengasihi gak berarti selalu memenuhi apa yang ia mau atau senangi; ada kalanya mengasihi berarti berkata "tidak", untuk sesuatu yang justru bisa merugikannya. Bila tubuh kita sehat terjaga, cerah terawat, maka kita sendiri pun akan merasakan manfaatnya.


Sabtu 08 Agustus 2009
Kuat dalam Pencobaan
Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.
(2 Petrus 1:4)
Kita mungkin akan bertemu, "terpaksa" bergaul dengan orang yang tidak menyukai kita. Entah karena alasan yang jelas, misalnya ia pernah tersinggung dengan kita. Entah juga karena alasan yang gak jelas. Ada seperti kucing melihat anjing. Walau mungkin ia gak bilang, tetapi lainlah dari sikapnya. Bila demikian keadaannya, kita haruslah tetap tenang. Gak usah merasa tertekan. Suka gak suka itu hak setiap orang. Kita tidak bisa melarang seseorang untuk tidak menyukai kita. Dan tidak usah juga kita terbawa emosi; ikut-ikutan bersikap "konfrontatif". Karena sikap seperti itu tidak membawa manfaat apa-apa, malah bisa merugikan. Lalu bagaimana? Kadang kebaikan bisa menjadi pembalasan paling telak untuk sebuah keburukan. Tetapi juga jangan terlalu "mengada-ngada" sampai kesannya malah kayak orang "nyogok". Yang penting kita tidak membencinya, dan jauh dari niat buruk terhadapnya. Kita bia berdoa, ”Laranglah aku ya Tuhan supaya tidak bermegah kecuali dalam kematian Kristus, Allahku semua hal-hal yang sia-sia mempesonakanku aku korbankan demi darahnya. Seandainya seluruh dunia menjadi milikku, itu adalah sebuah pemberian yang terlalu kecil. Kasih begitu mengagumkan, begitu ilahi meminta jiwaku, kehidupanku, diriku seluruhnya.


Minggu 09 Agustus 2009
Mati karena Rakus
Sebab itu dinamailah tempat itu Kibrot-Taawa, karena di sanalah dikuburkan
orang-orang yang bernafsu rakus.
(Bilangan 11:34)
Seorang teolog pernah berkata, “Memang kesederhanaan membuat orang-orang bijak dan pandai menjadi bodoh dan memungkinkan orang-orang yang miskin dan sederhana melihat cara-cara Allah. Kerakusan membunuh lebih banyak daripada sebilah pedang. Kita harus makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan. Banyak orang yang meninggal karena kelebihan makan daripada kekurangan gizi. Keserakahan adalah hasrat terakhir bagi meraka yang hidup, bagian yang pertama telah dihambur-hamburkan dalam kesenangan dan bagian kedua telah dicurahkan untuk ambisi.” Seperti kata pepatah lama: Apa yang ditabur orang, itu juga yang dituainya. Maka, ketika kita terus saja mengalami benturan, sulit bekerja sama dengan orang lain, orang-orang menghindar untuk "dekat-dekat" dengan kita, jangan-jangan masalahnya ada di kita. Mungkin karena sifat kita, perilaku kita, kebiasaan-kebiasaan kita, cara berpikir kita, atau mungkin juga karena "lidah kita".
Cobalah kita bercermin, lihat ke dalam diri, evaluasi dan introspeksi diri. Bila demikian adanya kita sendiri yang jadi sumber masalah. Tidak ada cara lain, kita harus berubah, memperbaiki diri.



Senin 10 Agustus 2009
Susah Berterimakasih
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki
Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
(1 Tesalonika 5:18)
Semua yang telah kita lihat mengajar kita untuk percaya kepada pencipta atas semua yang belum kita lihat. Allah kita pertolongan kita di masa-masa lalu, Pengharapan kita di tahun-tahun mendatang menjadi penjaga di segala kesulitan yang datang. Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hati dan tidak bersandar dengan pengertian sendiri. Tidak terbatas kasih Tuhan dan tidak terbatas juga kepercayaan kita kepada Tuhan. Bukan menjadi seorang elite yang menjadi sebuah predikat, untuk menyebut orang-orang pilihan, golongan kelas atas, kaum terkemuka. Singkat kata, elite adalah mereka yang mumpuni di bidangnya; lebih dari sekadar orang biasa. Tetapi pengertian tersebut serta merta menjadi “kacau” (tidak relevan) bila dikenakan kepada para politikus di negeri kita. Mereka yang disebut, atau bahkan yang menamakan dirinya elite politik itu, ternyata lebih banyak yang tidak berlaku sebagai elite. Bayangkan, di tengah persoalan bangsa yang begitu besar; pertikaian dan tindak kekerasan antar kelompok masyarakat, ancaman disintegrasi bangsa, krisis ekonomi yang berkepanjangan, belum terselesaikannya secara hukum kasus-kasus korupsi dan kriminal lainnya di masa lalu; mereka malah bertengkar soal jabatan, soal bagaimana mengganti presiden.


Selasa 11 Agustus 2009
Berkarya untuk Tuhan
Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.
(1 Korintus 10:31)
Jika berhasil jangan bangga, jika kalah jangan mengeluh. Muliakanlah Tuhan dengan segala yang ada pada diri kita. Kita mencukupi kebutuhan hidup kita dari apa yang kita peroleh, tetapi kita menciptakan kehidupan dengan apa yang kita beri. Lebih senang mengumpulkan uang diperut orang-orang miskin daripada dalam dompet. Setiap orang Kristen yang mengumpulkan bagi dirinya lebih banyak daripada yang dibutuhkan dalam hidup menolak Tuhan. Ia telah mendapatkan kekayaan dan api neraka. Seperti halnya katekis adalah orang yang mengajar katekisasi; tujuannya mempersiapkan orang-orang yang hendak dibaptis dan menerima sidi. Di Gereja Katolik, Guru Sekolah Minggu atau orang-orang yang tugasnya berhubungan dengan ngajar-mengajar biasanya juga disebut katekis. Katekisasi yang memang pengajaran.


Rabu 12 Agustus 2009
Hidup di Jalan Tuhan
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh.
(Mazmur 1:1)
Nama tidak menjadi jaminan perilaku penyandangnya. Seperti, sebut saja, orang yang bernama Luhur, bisa jadi kelakuannya malah rendah. Atau orang yang bernama Aquinas, tidak dijamin pribudi dan kepandaiannya seluhur Thomas Aquinas, seorang filsuf sekaligus teolog hebat pada Zaman Skolastik. Sama juga dengan orang yang namanya Ayub, tidak lantas dia panjang sabar dan tahan banting seperti tokoh Ayub dalam Alkitab. Jadi sebuah nama bisa saja sekadar pepesan kosong. Indah artinya, tetapi tidak sesuai dengan perilaku penyadangnya. Seperti Yudas Iskariot. Artinya bagus, tetapi jebulnya justru seorang pengkhianat. Sungguh berat memang menyandang beban arti sebuah nama. Lebih berat dari menyandang segala atribut kesarjanaan. Barangkali jauh lebih baik seorang yang bernama Jangkrik atau Kuya, tetapi memiliki pribudi seorang satria pinandita. Setiap orang yang tidak tinggal dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah ke luar dari situ tidak memiliki Allah. Hati manusia memikir-mikirkan jalannya tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkah. Manusia mengusulkan, Tuhan yang mengatur. Ia yang menempuh perjalanan jauh mengetahui banyak hal.


Kamis 13 Agustus 2009
Orang-orang Sulit
Suap janganlah kauterima, sebab suap membuat buta mata orang-orang yang melihat dan memutarbalikkan perkara orang-orang yang benar.
(Keluaran 23:8)
Sudah lama kita melihat di banyak perempatan ada patung polisi; berdiri tegak dengan sikap sempurna. Sampai pernah ada seorang teman yang berkelakar, sekarang ini katanya polisi yang “nakal” tinggal 20 persen saja. Sebab yang 40 persen sudah diganti patung polisi, dan yang 20 persen lagi sudah diganti polisi tidur. Untuk apa patung polisi itu ditaruh di sana? Pastinya saya tidak tahu. Saya hanya bisa menduga, itu untuk “menakut-nakuti” para pengguna jalan supaya tertib dan tidak melanggar aturan. Kalau benar dugaan itu, maka memang aneh tidak aneh. Anehnya, karena dengan begitu tidakkah masyarakat justru dididik untuk takut pada aparat, dan bukan patuh pada aturan?
Tidak anehnya, karena bukankah memang begitu budaya masyarakat kita; orang dikondisikan mengikuti aturan atas dasar perhitungan ada dan tidak adanya aparat, bukan karena sadar apalagi tulus. Marilah kita serahkanlah kekhawatiran kita kepada Tuhan maka ia akan memelihara kita. Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah bahwa hari malang ini pun dijadikan Allah. Tuhan selalu meningkatkan iman anak-anaknya. Daripada mengharapkan kemenangan tanpa cobaan, tidak berusaha untuk bersabar. Kita harus bersedia untuk menerimanya dari tangan Tuhan sebagai suatu cara. Cobaan, rintangan, kesulitan dan kadang-kadang kekalahan adalah makanan yang paling baik bagi iman.

Jumat 14 Agustus 2009
Bisa mengendalikan Diri
Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang,
supaya kamu dapat berdoa.
(1 Petrus 4:7)
Anak-anak memiliki kepekaan yang hebat untuk takjub. Bahkan kertas koran yang dilipat, kulit jeruk yang dipotong-potong, plastik yang ditiup, burung yang meloncat dari dahan ke dahan, ikan di kolam, embun pagi hari di rerumputan, ulat kecil yang merayap di dedaunan, bunga-bunga liar di pinggir jalan, semut yang berjalan beriringan, dan banyak lagi; semua itu cukup untuk membuatnya tesenyum lebar, tertawa gembira, dan melompat-lompat girang. Kita, orang dewasa, sadar atau tidak, kerap sudah terbelenggu dengan rutinisme. Kepekaan kita akan keindahan dan keluarbiasaan alam sekitar menjadi tumpul. Kita sulit untuk takjub. Segala hal dipandang dan dirasa sebagai biasa-biasa saja. Sehingga setiap waktu berlalu tanpa kesan. Setiap kejadian datang dan pergi tanpa makna. Dan kita pun sulit sekali untuk bersyukur. Seperti halnya dengan ketenangan yang adalah keabadian, Ketenangan lebih merdu dari lagu apapun. Marilah kita membebaskan diri dari segala yang membebani, mengikat, atau merintangi dan memfokuskan pikiran kita setiap saat pada perenungan akan Tuhan yang memberikan keselamatan.

Sabtu 15 Agustus 2009
Berpikir dengan Iman
Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.
(Roma 12:3)
Seorang pengusaha restoran bermaksud merenovasi restorannya. Selama ini restorannya sepi pengunjung. Hanya Pendetanya yang pernah beberapa kali datang berkunjung atas undangannya. Maka ia memutuskan pergi ke Pendetanya meminta masukan, “Pak Pendeta, saya akan merenovasi restoran saya. Bisakah Bapak mengusulkan nama restorannya?” Pak Pendeta berpikir sejenak dan menjawab, “Bagaimana kalau namanya menjadi Restoran Mukjizat?” Si pengusaha berkomentar, “Nama yang bagus. Apa alasannya, Pak?” Pendeta menjawab, “Karena untuk mendapatkan makanan yang enak di restoran anda adalah merupakan sebuah mukjizat.” Dalam hal ini pikiran yang dinamis atau kepercayaan menolong kita untuk mencapai fakta. Kita menjadi anak-anak di dalam hati tetapi tidak dalam memahami. Iman, keyakinan, pemikiran positif menciptakan orang yang lebih baik dan dunia yang lebih baik karena dunia yang diluar dipengaruhi oleh pemikiran kita yang terdalam. Jagalah pikiran Anda melawan pemikiran negative seperti Anda menjaga rumah Anda dari pencuri.

Minggu 16 Agustus 2009

Berikan yang Terbaik
Maka haruslah kaupersembahkan bagi TUHAN segala yang lahir terdahulu dari kandungan; juga setiap kali ada hewan yang kaupunyai beranak pertama kali, anak jantan yang sulung adalah bagi TUHAN. (Keluaran 13:12)
Doa bukan sekadar sarana untuk meminta. Lebih-lebih doa bukan alat untuk memaksakan kehendak kita kepada Tuhan. Bukan. Doa adalah sebentuk pengakuan akan kemahakuasaan Tuhan. Doa adalah sebentuk penyerahan diri terhadap kasih dan setia Tuhan. Doa adalah tempat untuk kita melabuhkan hati. Berdiam di hadapan Tuhan. Tidak saja berbicara. Tapi juga mendengar. Marilah kita memiliki keinginan untuk berbuat dalam persetujuan Tuhan, dengan dipimpin oleh Hamba Tuhan sebagai rekan sekerja Allah yang dipercayai dalam sebuah pelayanan di bawah naungan Yesus Kristus yang ada bersama Bapa sebelum segala zaman. Jadilah anak-anak Tuhan yang baik hati dan lembut yang tidak berorientasi kepada uang, orang-orang yang tulus. Memberi, memberi, dan memberi lagi apa yang telah diberikan Allah. Untuk mau memberi diri sendiri tidak menghitung harga untuk melayani dengan benar dan senang hati.

Senin 17 Agustus 2009
Lihatlah Sekelilingmu
Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang
teraniaya dan mematahkan setiap kuk. (Yesaya 58:6)
Rumah Sakit Persahabatan di Rawamangun, Jakarta, tidak bisa menampung pasien flu burung. Pesawat Adam Air yang hilang belum juga ditemukan. Lagi bencana alam. Kali ini di Sangihe, Sulawesi Utara. Tanah longsor. Dan yang lebih bikin hati ngenes. Demo mencabut mandat SBY-JK di Bundaran Hotel Indonesia bertepatan dengan peringatan peristiwa Malari. Marilah kita sama-sama mengembangkan roh dalam batin kita masing-masing, karena itu berangsur-angsur akan menghasilkan segala sesuatu menjadi doa dalam diri kita masing-masing. Memang kita tidak akan pernah bebas dari penderitaan, namun penderitaan dalam kedamaian akan dua kali lipat lebih mudah ditanggung, jika kita dapat mempertahankan kedamaian dalam penderitaan maka tanpa ragu kita akan melihat pertolongan Allah.

Selasa 18 Agustus 2009
Kebenaran yang Sejati
Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." (Yohanes 8:32)
Pada suatu malam seorang pria bermimpi bertemu dengan Tuhan. Dalam mimpinya itu terjadi percakapan berikut:
Pria:"Tuhan, benarkah bagi-Mu uang satu milyar sama dengan sepeser?"
Tuhan:"Ya,Benar!"
Pria : "Dan benarkah bagi-Mu seribu tahun sama dengan sedetik?"
Tuhan : "Ya, Benar!"
Pria : "Kalau begitu, berilah aku sepeser uang."
Tuhan : "Tunggulah sedetik lagi!"
Allah memberikan kita kebahagiaan dengan memulai melumpuhkan dan menyingkirkan segala kesukaan daging. Betapa kebijaksanaan Allah terwujud dalam situasi itu. Pengetahuan itu masuk ke dalam hati kita melalui penderitaan dan kehidupan disempurnakan oleh kamatian. Tuhan memberikan kita kekuatan yang pasti untuk menanggungnya. Lalu tinggalah dalam perdamaian dan singkirkan segala kekhawatiran.

Rabu 19 Agustus 2009
Dipilih untuk Berbuah
Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan
dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal. (Roma 6:22)
Tidak ada gunanya bagi semua orang sebuah pohon yang bertambah tinggi dan bertumbuh tapi pertumbuhannya tidak menghasilkan buah. Banyak orang yang binasa dalam pertumbuhan. Keberadaan manusia selalu dalam keadaan yang tidak eksis berkembang dan eksis. Ia selalu hidup dalam dosa dalam pembenaran, dalam kebenaran, selalu ada seorang pendosa selalu ada penyesalan selalu ada pembenaran. Sesungguhnyalah hidup adalah perjuangan. Perjuangan untuk meraih cita-cita. Perjuangan untuk mewujudkan harapan. Dan terpenting pula, perjuangan untuk memenuhi panggilan hidup beriman; menjadikan dunia di mana kita berada menjadi tempat yang lebih baik.

Dan, sebagaimana dalam sebuah perjuangan, berlaku pepatah: “berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian; bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.” Maka, jangan kecil hati kalau karena cita-cita kita harus berlelah-lelah. Jangan putus asa kalau karena harapan kita harus berpayah-payah. Pula, jangan tawar hati kalau karena iman kita harus bersusah-susah. Sebab akan ada ketikanya kita menuai hasil. Suatu saat.


Kamis 20 Agustus 2009
Kebebasan dalam Kasih
Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.
(Galatia 5:1)
Kelemahan fisik tidak bisa membatasi kegigihan dan semangat pantang menyerah. Keterbatasan itu adalah produk diri kita sendiri. Siapapun sanggup keluar dari keterbatasan dirinya. Mencetak prestasi, kecil dan besar. Menjadi kebanggaan bagi diri sendiri pun orang lain. Memberi arti bagi hidup kita juga orang lain. Modalnya kemauan dan kegigihan. Marilah kita Hidup sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelebungi kejahatan-kejahatan kita, tetapi marilah kita hidup sebagai Hamba Allah. Pencipta perdamaian dan pencinta kerukunan kehidupan kita terletak pada pengetahuan akan Dia yang pelayanan-Nya kebebasan yang sempurna. Kebebasan kita sebagai orang Kristen adalah persoalan rohani. Tujuan keseluruhannya adalah memberi kedamaian kepada kesadaran-kesadaran yang gemetar, entahkah mereka mengkhawatirkan pengampunan dosa-dosa, perbuatan-perbuatan yang tidak sempurna atau penggunaan pilihan.


Jumat 21 Agustus 2009
Merdeka karena Dimerdekakan
Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka." (Yohanes 8:36)
Dalam sebuah forward email. Bulan Januari lalu RPR1, sebuah radio di Jerman, bikin sayembara unik. Mereka melempar pertanyaan, "Apa yang akan Anda lakukan bila mendapatkan 100.000 Euro?” Untuk ide atau jawaban terbaik hadiahnya ga tanggung-tanggung: 100.000 Euro. Lebih dari 1 milyar rupiah. Piuhh! Ribuan orang ikut serta. Jawabannya beragam. Mulai dari yang bersedia dirontokkan semua giginya, sampai yang rela berenang di lumpur limbah. Ckckck. Demi uang orang sampai rela melakukan apa saja. Benar kata pepatah: uang adalah benda bikinan manusia yang justru bisa memperbudak manusia. Pemenangnya adalah Marco Hilgert. Seorang supir truk. Ia menjawab: akan membagikan 75% dari uang itu kepada orang banyak dari jendela Balai Kota. Hilgert kemudian melaksanakan "nazarnya" di lapangan balai kota Kaiserslautern. Foto Hilgert yang sedang membagikan uang ditayangkan di situs Spiegel Online International. Manusia dilahirkan bebas, dan di manapun ia berada ia terbelenggu. Ada dua macam kebebasan-yang salah yaitu seorang bebas melakukan apa yang disenanginya; yang benar, seseorang bebas melakukan apa yang harus dilakukannya. Jika kebebasan satu kelompok kecil diambil, kelompok minoritas yang mana saja di ambil, kebebasan semua orang diambil.

Sabtu 22 Agustus 2009
Roh yang Merdeka
Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan. (2 Korintus 3:17)
Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. Ya, kemurahan hati selalu bagai pedang bermata dua; mengenai yang menerima, mengenai pula yang memberi. Ketika kita bermurah hati kepada orang lain, itu berarti kita bermurah hati kepada diri sendiri. Maka, selagi ada kesempatan untuk menebar benih kemurahan hati, lakukanlah itu jangan menahan-nahan. Sebab akan ada saatnya kita pun menuai kemurahan hati; bisa dari orang yang kepadanya kita bermurah hati, bisa juga dari orang lain yang tidak disangka-sangka. Tapi awas, jangan menjadikan itu sebagai tujuan. Sebab kalau tujuan kemurahan hati kita adalah untuk mendapat kemurahan; kita tidak tulus, berpamrih. Kemurahan hati yang kita terima biarlah itu menjadi akibat dari kemurahan hati kita, bukan sebab dari kemurahan hati kita. Jika kebebasan harus diselamatkan, itu tidak dilakukan orang yang ragu-ragu, orang-orang ilmiah, orang-orang materialistis, melainkan akan dilakukan oleh keyakinan orang-orang religius, oleh iman masing-masing pribadi yang percaya bahwa Tuhan tidak hanya menghendaki manusia supaya bebas, tetapi juga murni.

Minggu 23 Agustus 2009
Damai itu Indah
Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya,
apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!
(Mazmur 133:1)

Bersukacitalah dengan orang yang bersuka cita, dan menangislah dengan orang yang menangis!Simpati bagi sebuah relasi seumpama tiang bagi sebuah rumah; akan memperkokoh, sekaligus bisa memperindah. Relasi kita dengan orang lain; di rumah, di gereja, di masyarakat, atau di mana saja, akan kokoh dan indah kalau disertai simpati. Simpati berasal dari kata Yunani syn artinya bersama dengan (together with), dan paskhein artinya mengalami, menderita (to experience, to suffer).Jadi simpati adalah kesediaan untuk turut mengalami atau menanggung, beban dan derita orang lain. Dengan kata lain, simpati adalah kerelaan untuk keluar dari perhatian terhadap kesenangan dan kepentingan diri sendiri, dengan memperhatikan nasib orang lain. Lawan dari simpati adalah antipati. Tidak mau senasib sepenanggungan dengan orang lain. Senangnya melihat orang lain susah, dan susah melihat orang lain senang. Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan dan hanya Tuhan sajalah yang Maha Tinggi. Jauhilah yang jahat, carilah perdamaian dan berusalah mendapatkannya. Dengan pikiran yang damai, orang miskin menjadi kaya, tanpanya orang kaya menjadi miskin. Kedamaian hati yang sejati ditemukan dengan menolak keinginan emosi kita yang ekstrim, bukan dengan melayaninya.


Senin 24 Agustus 2009
Hidup dalam Nasehat
Janganlah engkau keras terhadap orang yang tua, melainkan tegorlah dia sebagai bapa. Tegorlah orang-orang muda sebagai saudaramu, perempuan-perempuan tua sebagai ibu dan perempuan-perempuan muda sebagai adikmu dengan penuh kemurnian.
(1 Timoteus 5:1-2)

Tidak mungkin ada perubahan total yang sempurna tanpa pemurnian yang sempurna. Menurut sebuah survei yang dilakukan di Eropa, orang-orang Jepang adalah turis terbaik. Setelah itu, orang-orang Amerika Serikat dan Swiss. Menurut survei itu, para turis asal Jepang bersikap sopan dan taat pada aturan. Sebanyak 35 persen responden memilih orang-orang Jepang. Survei itu dilakukan oleh sebuah situs wisata Expedia. Sebanyak 1.500 staf hotel di Eropa ditanya pendapat mereka tentang perilaku para turis. Menurut survei itu, orang-orang Swiss dinilai sebagai turis yang tenang. Tidak seperti turis asal Inggris yang berada di urutan kelima terburuk. Perilaku turis Inggris dinilai tidak menyenangkan. Mereka terlalu berisik dan jarang memberi tip. Meski demikian, responden memuji orang-orang Inggris sebagai orang yang sering berlibur dibandingkan orang-orang AS. Turis terburuk, ujar para staf hotel, adalah orang-orang Prancis disusul India, Tiongkok, dan Rusia. Turis bergaya pakaian terburuk berasal dari AS dan Inggris.


Selasa 25 Agustus 2009
Buah Kebenaran
Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu. (1 Petrus 1:22)
Pemenang selalu bagian dari solusi
Pecundang selalu bagian dari masalah
Pemenang selalu menampilkan program kerja
Pecundang selalu menyodorkan kambing hitam
Pemenang selalu berkata, "Akan saya kerjakan!"
Pecundang selalu berkata, "Itu bukan tugas saya!"
Pemenang selalu menemukan solusi dalam setiap masalah
Pecundang selalu menemukan masalah dalam setiap solusi
Pemenang selalu bertekad, "Hari ini akan saya tuntaskan!”
Pecundang selalu berniat, "Kapan-kapan jika sempat!"

Banyak masalah dalam hidup ini yang bisa "diselesaikan" dengan sugesti. Memotivasi diri sendiri. Berpikir positif. Tidak takut mencoba. Tidak tenggelam dalam kegagalan.Pantang mundur. Semua itu adalah jalur berliku yang ditempuh oleh para pemenang. Pemenang adalah orang yang mampu menguasai dirinya. MArilah, jadilah pemenang.


Rabu 26 Agustus 2009
Kasih dalam Global Warming
Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. (1 Yohanes 4:20)
Global warming sekarang memang lagi jadi isu hangat. Bahkan momen 070707 dijadikan icon untuk menggugah kesadaran orang sedunia terhadap masalah ini. Tidak kurang dari Al Gore, mantan Wakil Presiden AS turut berlelah-lelah tentang ini dan melibatkan ribuan seniman di seluruh dunia untuk bersatu menyerukan isu global warming ke seluruh dunia. Tas rancangan designer “anti plastic-bag” Langkah besar selalu dimulai dari langkah kecil. Tidak perlu melakukan hal muluk yang ribet. Cukup hal kecil yang sederhana. Menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Sesekali kita gunakan kendaraan umum, untuk mengurangi polusi akibat asap mobil atau motor. Menggunakan sepeda atau berjalan kaki untuk jarak tempuh yang tidak terlalu jauh juga patut di coba.
Mengisi bensin di malam hari. Ketika emisi dilakukan siang hari, panar udara menguap dan membuat gas mengganggu tingkat dasar ozon. Menggunakan produk yang dikemas dalam bentuk spray. Coba cari yang berbentuk zat padat, jel atau cairan sebagai alternatif, dan menggunakan peralatan berbahan gas seminim mungkin. Menggunakan cat berbahan dasar air dibandingkan oli dan pernis.



Kamis 27 Agustus 2009
Allah yang Menentukan
Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus, (Roma 15:5)
Hidup bersyukur mendatangkan sukacita, karenanya menyehatkan; baik batiniah maupun lahiriah. Secara batiniah, seorang yang penuh rasa syukur akan dapat menikmati hidupnya, mengerjakan tugasnya dengan gembira. Bukan berarti dia tidak akan punya persoalan; persoalan barangkali tetap ada, tetapi seberapa besar pun persoalan yang dia hadapi, dia tidak akan kehilangan semangat hidup. Dengan meyakini bahwa kuasa dan kasih Allah melampaui segala apa yang bisa kita pikirkan dan perkirakan. Bahkan Allah dapat menjadikan pengalaman yang paling pahit sekalipun untuk kebaikan kita, sebagaimana yang dialami oleh Rasul Paulus. Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Pula, masak Allah mengijinkan sesuatu terjadi dengan maksud buruk. Jadi, sebenarnya, buat kita tidak ada alasan untuk tidak bersyukur; dalam keadaan apa pun. “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29:11).

Jumat 28 Agustus 2009
Tidak berpikir Jahat
Janganlah engkau berkata: "Aku akan membalas kejahatan," nantikanlah TUHAN, Ia akan menyelamatkan engkau. (Amsal 20:22)

Menurut Rich Aronow ada kiat atasi stress. Yaitu berikan senyuman kepada rekan yang Anda temui. Berikan pujian kepada orang lain. Bersahabat dengan orang yang periang dan hidup bahagia. Membiasakan hidup positif dalam menghadapi masalah. Usahakan berbincang secara santai, akrab, dan komunikatif. Memberi dorongan kepada rekan yang diajak berdialog. Membaca buku-buku yang berisi anekdot, lawak, humor. Rutin berolahraga. Merenungkan dan membayangkan orang yang menyenangkan. Kita tidak bisa menghindarkan masalah dan hal-hal yang tidak diharapkan terjadi menimpa hidup kita. Tapi kita bisa menentukan sikap dan cara pandang kita terhadapnya. Mau terus "menggenggam" dan melihatnya seolah "kutukan". Dan karenanya hidup kita lantas menjadi begitu buruk. Ataukah kita menyikapinya dengan "mengalir". Enteng. Di sini peran iman sangat besar.



Sabtu 29 Agustus 2009
Garam bisa Hambar
Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai
yang seorang dengan yang lain." (Markus 9:50)
Pada saat memberikan kuliah tentang Management Stress, Stephen Covey mengangkat gelas air dan bertanya kepada para siswanya : "Seberapa berat menurut Anda segelas air ini ?" Para siswa menjawab mulai dari 200 gram sampai 500 gram. "Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama Anda memegangnya," kata Covey. "Jika saya memegang gelas ini selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin Anda harus memanggil ambulans untuk saya. Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin terasa," Jelas Covey. "Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya. Yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi. Kita harus meninggalkan beban secara periodik, agar dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi."


Minggu 30 Agustus 2009
Berkat Tuhan dalam Senyum
Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya."
(Kejadian 17:16)
Jangan bilang tidak bisa tersenyum atau tertawa. Tersenyum dan Tertawa itu pilihan juga. Dan jangan pula bilang tidak ada alasan untuk tersenyum dan tertawa. Lihat ke sekeliling pandang ke sekitar, kita tidak akan pernah kekurangan alasan untuk tersenyum dan tertawa. "Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah meremukkan tulang." Orang yang sering tersenyum dan tertawa akan lebih sedikit memiliki kerutan di wajahnya. Karena setiap 17 otot yang digunakan ketika tersenyum atau tertawa, membentuk suatu jaringan yang mnegencangkan kulit. Orang yang suka cemberut menggunakan 43 otot yang tidak berhubungan sehingga memperdalam kerutan wajah. Tersenyum dan tertawa dapat memberikan pengaruh positif terhadap penyakit-penyakit organik, termasuk penyakit yang tidak tersembuhkan. Karena tersenyum dan tertawa dapat mengurangi peredaran dua hormon yang menekan kesembuhan, yaitu epinefrin dan kortisol.


Senin 31 Agustus 2009
Sejahtera Masyarakat, Sejahtera Gereja
Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu. (Yeremia 29:7)
Suara dari rakyat adalah suara dari Allah. Tuhan lebih suka rakyat yang tampaknya biasa saja. Itu alas an Ia menciptakan begitu banyak mereka. Di koran peringatan 10 tahun wafatnya Ibu Teresa. Seperti banyak orang lain, saya juga pengagum Ibu Teresa. Lahir di Skopje, sekarang Ibu Kota Republik Macedonia 26 Agustus 1910 dengan nama Agnes Gonxha Bojaxhiu. Datang ke India 1929. Mendirikan Ordo Misionaris Kasih Sayang. Wafat 5 September 1997 di Calcutta. Ia mengabdikan hidupnya untuk melayani orang miskin yang paling miskin; membangun sekolah, menyediakan klinik kesehatan di daerah kumuh. Karena jerihnya, tahun 1979 ia mendapat hadiah Nobel Perdamaian. Saat ini ordo yang didirikannya beranggotakan 4000 biarawati dan mengelola 600 panti asuhan. Pernah ada orang yang komplen kepadanya, buat apa melakukan pekerjaannya itu ga nambah apa-apa buat gereja Katolik; yang Islam tetap mati sebagai Islam, yang Hindu tetap mati sebagai Hindu, Ia menjawab, “Saya tidak sedang menyebarkan agama. Saya sedang menyebarkan kasih Kristus.”

By: Pdt.Maruasas S.P Nainggolan-Sekhus Kadep Diakonia HKBP (maruasasnainggolan.blogspot.com)

Jumat, 21 Agustus 2009

Selamatkan Bumi

“Selamatkan Bumi”
By: Pdt. Maruasas S.P Nainggolan S.Si (Teol)

Selamatkan bumi! Selamatkan kehidupan umat nanusia. Itulah tanggung jawab yang harus kita pikul bersama. Hanya dengan upaya dan kontribusi bersama, maka kita akan bisa menyelamatkan masa depan. Pemanasan Global (Global Warming) yang sedang terjadi saat ini sungguh merupakan ancaman bagi kehidupan kita bersama. Saat ini dituntut sebuah tindakan nyata untuk menghindarkan dunia dari katastrofe yang menakutkan.
Di mana kita tahu bersama proses Pemanasan Global terjadi ketika cahaya tampak matahari sebagaian dikembalikan ke angkasa dan sebagian diserap oleh bumi (yang akan dipantulkan kembali sebagai radiasi inframerah). Kebanyakan radiasi matahari diserap oleh permukaan bumi dan memanaskannya. Radiasi inframerah dipancarkan oleh permukaan bumi. Radiasi inframerah yang dipancarkan kembali oleh bumi diserap oleh CO2 yang semakin banyak menumpuk di atsmosfer, yang kemudian sebagian dipancarkan ke angkasa dan sebagian lainnya kembali ke atmosfer bumi, maka terjadilah pemanasan global (global warming).

Dalam Living Planet Report 2006, organisasi konservasi global World Wild Fund for Nature (WWF) menyebutkan bahwa ekosistem alam planet bumi saat ini sedang mengalami degradasi mencapai kondisi yang belum pernah terjadi sepanjang sejarah manusia, senada dengan itu Panel antar pemerintah untuk perubahan iklim (Intergovernmental Panel on Climate/IPCC) melaporkan bahwa adanya tanda-tanda yang semakin nyata dari kehancuran bumi, yaitu mencairnya pulau-pulau es dari kutub utara rata-rata 2,7 persen perdekade, dan pada musim panas tingkat penyusutuan mencapai rata-rata 7,4 persen.

Hal itu akibat semakin menumpuknya gas rumah kaca di atmosfer bumi kita. Mencairnya bongkahan es itu membuat permukaan air laut naik rata-rata 3,1 milimeter pertahun sejak tahun 1993, hingga menenggelamkan sejumlah wilayah daratan di berbagai belahan dunia. Mencairnya pulau es dalam jumlah sangat besar itu juga membuat suhu di bumi secara keseluruhan bertambah panas yang kemudian dampak lanjutannya adalah mengakibatkan semakin sulitnya kita menemukan pola cuaca, serta berbagai fenomena alam yang merusak, seperti badai topan yang frekuensi kejadiannya semakin sering. Bukti-bukti dampak buruk dari terjadinya perubahan iklim itu tidak terbantahkan lagi, dan hal itu sebenarnya sudah diakui juga oleh seluruh delagasi yang hadir di Bali. Akan tetapi ketika harus memutuskan langkah-langkah apa yang harus segera dilakukan, kepentingan politik masih saja lebih mengemuka dari banyak negara.

Konferensi Para Pihak Ke-13 (COP-13) pada Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai perubahan iklim (UNFCCC) berlangsung simultan dengan para pertemuan Para Pihak Ke-3 Protokol Kyoto (MOP-3) dan seluruh acara di luar persidangan resmi dimulai di Nusa Dua Bali tanggal 03 Desember 2007 sampai tanggal 14 Desember 2007, diikuti sekitar 10.000 peserta dari 187 negara ditambah dua negara pengamat, termasuk 2000 wartawan. Protokol Kyoto merupakan kesepakatan internasional untuk mengoperasionalkan UNFCCC diadopsi dalam COP-3 di Kyoto Jepang 11 Desember 1997 dan diberlakukan 16 Februari 2005. Pertemuan I Para pihak untuk Protokol Kyoto (MOP I) berlangsung di Montreal Kanada 28 November – 9 Desember 2005, bersamaan dengan Konferensi para pihak untuk UNFCCC (COP 11).

Tujuan utama UNFCCC adalah menstabilkan konsentrasi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di atsmosfer pada tingkat tertentu. Tingkat tersebut harus dicapai dalam suatu kerangka waktu yang memungkinkan ekosistem beradaptasi dengan perubahan iklim, memberi kepastian produksi pangan tidak terganggu dan memungkinkan pembangunan ekonomi berkelanjutan. Sebagai kompromi dirumuskan beberapa kewajiban, antara lain negara-negara industri yang masuk Annex I secara kolektif wajib menurunkan emisi 5,2 persen dari tingkat emisi 1990 pada tahun 2008-2012. Mereka juga diwajibkan melaporkan kegiatan alih teknologi dan bantuan finansial yang diberikan kepada negara berkembang.

Protokol telah ditandatangani oleh 175 negara dan UNFCCC ditandatangani oleh 191 negara. Indonesia meratifikasi UNFCCC melalui UU No 6/1994, dan menandatangani Protokol Kyoto pada pada 29 Juni 1998, serta meratifikasinya 3 Desember 2004 melalui UU No 17/2004. Negara yang belum meratifikasi Protokol Kyoto adalah AS dan Australia.
Bagaimana dengan gereja-gereja yang ada di Indonesia menanggapi global warming yang terjadi saat ini? Apakah seperti Amerika dan Australia? Sudahkah gereja-gereja sudah melakukan pertemuan dan merumuskan lebih dalam apa yang bisa dilakukan untuk dunia kita ini supaya lebih baik?

HKBP menetapkan Tahun 2009 menjadi tahun Diakonia. Dan telah berjalan kurang lebih enam bulan. Sesuai buku Panduan Tahun Diakonia 2009 banyak hal yang telah dilakukan dan dikerjakan HKBP mulai dari Tingkat Pusat, Distrik, Resort sampai tingkat Jemaat. Diakonia HKBP menjalankan programnya dengan iman kepada Yesus Kristus yang di dorong oleh cinta kasih memberi dan tidak pernah memaksa. Diakonia HKBP mengajak semua warga jemaat untuk bersaksi dalam hidupnya melalui kata-kata dan perbuatan dan keteladanan.

HKBP, melalui Dapartemen Diakonia HKBP ikut terlibat bersama OCSP-USAID, Conservation International Indonesia, Yayasan Ekosistem Lestari-SOCP, Yayasan Pusaka Indonesia dan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedalda) Sumatera Utara, menyusun sebuah strategi bersama membangun proses pembentukan kelembagaan kolaboratif multi pihak dalam merealisasikan kegiatan konservasi di dalam kawasan hutan yang penting bagi perlindungan hayati. Diakonia HKBP mengajak gereja harus bisa menunjukkan bukan saja eksistensinya tetapi manfaat dari eksistensinya itu bagi masyarakat. Berani menceburkan diri dalam masa depan ke dalam masa depan yang sepenuhnya terbuka, mengeksplorasi seluruh kemungkinan demi kepentingan kemanusiaan. Gereja harus mau berjuang demi kesejahteraan setiap dan semua orang.

Diakonia HKBP mengajak kita untuk mau menjadikan seluruh hidup dan karya kita sebagai bentuk pelayanan dan melakukannya dengan seluruh hati, seluruh cinta kasih. Persekutuan yang harus di bina adalah persekutuan yang bersaksi dan melayani. Kesaksian yang harus dilakukan adalah kesaksian oleh persekutuan dan kesaksian yang dibarengi oleh pelayanan. Pelayanan adalah di dalam persekutuan dan oleh persekutuan dan pelayanan merupakan kesaksian. Melakukannya dengan kerendahan hati dan penyangkalan diri, empati dan simpatik, beroreintasi kepada kebutuhan orang yang dilayani serta bersifat holistik. Bravoo Diakonia HKBP “Strugglin for the better world”.
Penulis melayani di Kantor Pusat HKBP Pearaja-Tarutung
Sekhus Kadep Diakonia HKBP