JUBILEUM 125 TAHUN HKBP SIBUNTUON RESORT BALIGE

JUBILEUM 125 TAHUN  HKBP SIBUNTUON RESORT BALIGE
Jubileum

Rabu, 01 September 2010

Kehidupan dalam Kebersamaan Pelatihan di Kampung 99 Pepohonan

Kehidupan dalam Kebersamaan
Pelatihan di Kampung 99 Pepohonan

Kehidupan dalam kebersamaan adalah tema pelatihan yang diselenggarakan oleh HKBP melalui Departemen Diakonia HKBP kepada sembilan orang Pendeta HKBP dan satu orang warga jemaat, pada tanggal 19-21 Agustus 2010 yang bertempat di Jalan Muhasan II kelurahan Maruyung Kecamatan Limo-Depok. Kegiatan ini juga bisa berjalan dengan baik atas kerjasama HKBP Limo yang dipimpin oleh Pdt.Statistik Siahaan dan Dewan Diakonia HKBP Limo di bantu Pdt.Maruasas Nainggolan Diakonia (Sekhus Kadep Diakonia HKBP).

Peserta pelatihan ini adalah para pendeta dan warga jemaat yang memiliki lahan gereja yang bisa dipersiapkan sebagai tempat pelatihan Bio Teknologi Pertanian dan Peternakan sebagai konsep Pargodungan dan Training Centre. Para Pendeta yang diutus mewakili dari delapan distrik pelayanan HKBP, antara lain dari Distrik Dairi (Pdt.Jahor Purba), Distrik Silindung (Pdt.Zending Sinurat), Distrik Humbang Habinsaran (Pdt Jhom Simbolon dan Pdt Merwin Butar-butar), Distrik Toba (Pdt.Elzas Siahaan), Distrik Samosir(Pdt.Bahari Sitorus), Distrik Sumatra Timur(Pdt.Opsunggu), Distrik Tanah Jawa (Pdt.L.Sigalingging) dan Distrik Jawa Kalimantan (Amang Pasaribu), Kantor Pusat HKBP (Pdt.Maruasas Nainggolan-Diakonia HKBP).

Kampung 99 Pepohonan di rintis dan dipimpin oleh bapak Eddy Djamaluddin Suaidy.
Dia memahami Allah itu selalu membawa keselamatan. Hidup itu ada tiga tahapan. Hidup ini seperti pohon, yang berkaitan dengan pohon, Taman Eden, Taman Getsemani. Akar menghujam bumi, batangnya menjulang ke langit, maka ada buah. Banyak orang yang khususnya Indonesia mau cepat, langsung ambil buah. Bersedekah seperti pohon, tanpa melihat sekte dan ras, bangsa, semua akan menikmati oksigen dari pohon. Tuhan menganjurkan kita agar kita hidup di dalam taman yang indah.

Pohon tidak akan pernah milih-milih. Tempat ini mengajarkan bagaiaman hidup dalam kebersemaan, ke luar dari kebohongan. Mau tahu pohon harus tahu akar. Kita tidak berbicara perbedaan. Jadilah pohon seperti garam. Ada untuk melayani, bukan untuk melayani. Bangunlah kehidupan maka akan lahir kehidupan. Semuanya diawali dari niat kemudian mendidik anak-anak, menggerakkan ekonomi. Membuat gubuk dan penginapan, tumbuhnya dengan alami.

Perlu ada kebutuhan di sebuah komuitas, perlu susu maka dibuat usaha ternak sapi. Kotoran sapi bisa menjadi dinding rumah., kotoran sapi juga bisa membuat anti infeksi. Komunitas ini bisa ada berangkat dari keteladanan. Kita harus belajar dari alam, karena ilmu dan pengetahuan itu diberikan Tuhan berada di Alam. Tuhan akan bekerja di dalam diri orang, jika manusia itu mau merima-Nya. Jangan pernah mengharap pujian dari manusia, karena sebentar mereka juga akan menghujat kita. Tapi biarlah semuanya menjadi pujian kepada Tuhan.

Saat ini mereka ada 15 KK, di mana masing-masing bekerja secara maksimal karena semua kebutuhan hidup mereka dicukupi, anak-anaknya semua dijamin sekolah sampai lulus S3. Managemen mereka masing-masing di pegang oleh setiap keluarga. Satu keluarga yang mengorganiser makanan, yang lain di bidang kebersihan, pertanian dan peternakan.

Pelatihan ini dibuka oleh Kadep Diakonia Pdt.Nelson Siregar, yang menekankan pelayanan yang holistik adalah pelayanan yang mencakup seluruh kehidupan yang menggumuli kebutuhan jemaat. HKBP itu harus inklusif, di mana tempat pelatihan ini adalah saudara kita muslim sebuah pengalaman bersama dengan agama lain, di mana mereka bisa menerima kita sebagaimana kita adanya. Hal-hal yang gelap kita selama ini bisa kita lihat di sini cerah.

Bagaimana kita bisa menghadirkan konsep selaras alam, yang telah saudara-saudara kita ini lakukan di perkampungan 99 pepohonan ini. Perlunya kita memulihkan dan menghidupkan pargodungan. Hubungan manusia dengan alam. HKBP harus menemukan fungsinya untuk melayani yang holistik. Terbuka untuk semua bangsa. Jangan selalu bersandar kepada orang kuat saja. Kita harus percaya kalau kita orang yang dipandang tidak bisa berbuat apa-apa bisa berkarya dengan baik, seperti yang ditunjukan oleh Pdt.Statistik. membangkitkan gereja Limo. Membangkitkan pembaharuan dan perubahan.

Dalam pelatihan ini diajarkan: Pengenalan bangsa-bangsa ternak, Usaha-usaha peternakan, perbanyakan ternak, penggemukan ternak, Usaha ternak perah, membuat kandang, Perawatan ternak, pengenalan hijauan makanan ternak, pembuatan pakan konsentrat, pembuatan pellet, Reproduksi dan kesehatan ternak, pengolahan hasil peternakan seperti susu, yoghurt, pengolahan limbah ternak, pengolahan sampah rumah tangga.

Tuhan memberkati semua peserta pelatihan semoga bisa mengembangkannya ditempat pelayanan masing-masing dan semuanya untuk menggerakkan kehidupan jemaat untuk kemuliaan nama Tuhan. Bravo Diakonia HKBP-Sejahtera Masyarakat Sejahtera Gereja.

By: Pdt.Maruasas S.P Nainggolan S.Si (Teol)
Sekhus Kadep Diakonia HKBP

Kehidupan dalam kebersamaan adalah tema pelatihan yang diselenggarakan oleh HKBP melalui Departemen Diakonia HKBP kepada sembilan orang Pendeta HKBP dan satu orang warga jemaat, pada tanggal 19-21 Agustus 2010 yang bertempat di Jalan Muhasan II kelurahan Maruyung Kecamatan Limo-Depok. Kegiatan ini juga bisa berjalan dengan baik atas kerjasama HKBP Limo yang dipimpin oleh Pdt.Statistik Siahaan dan Dewan Diakonia HKBP Limo di bantu Pdt.Maruasas Nainggolan Diakonia (Sekhus Kadep Diakonia HKBP).

Peserta pelatihan ini adalah para pendeta dan warga jemaat yang memiliki lahan gereja yang bisa dipersiapkan sebagai tempat pelatihan Bio Teknologi Pertanian dan Peternakan sebagai konsep Pargodungan dan Training Centre. Para Pendeta yang diutus mewakili dari delapan distrik pelayanan HKBP, antara lain dari Distrik Dairi (Pdt.Jahor Purba), Distrik Silindung (Pdt.Zending Sinurat), Distrik Humbang Habinsaran (Pdt Jhom Simbolon dan Pdt Merwin Butar-butar), Distrik Toba (Pdt.Elzas Siahaan), Distrik Samosir(Pdt.Bahari Sitorus), Distrik Sumatra Timur(Pdt.Opsunggu), Distrik Tanah Jawa (Pdt.L.Sigalingging) dan Distrik Jawa Kalimantan (Amang Pasaribu), Kantor Pusat HKBP (Pdt.Maruasas Nainggolan-Diakonia HKBP).

Kampung 99 Pepohonan di rintis dan dipimpin oleh bapak Eddy Djamaluddin Suaidy.
Dia memahami Allah itu selalu membawa keselamatan. Hidup itu ada tiga tahapan. Hidup ini seperti pohon, yang berkaitan dengan pohon, Taman Eden, Taman Getsemani. Akar menghujam bumi, batangnya menjulang ke langit, maka ada buah. Banyak orang yang khususnya Indonesia mau cepat, langsung ambil buah. Bersedekah seperti pohon, tanpa melihat sekte dan ras, bangsa, semua akan menikmati oksigen dari pohon. Tuhan menganjurkan kita agar kita hidup di dalam taman yang indah.

Pohon tidak akan pernah milih-milih. Tempat ini mengajarkan bagaiaman hidup dalam kebersemaan, ke luar dari kebohongan. Mau tahu pohon harus tahu akar. Kita tidak berbicara perbedaan. Jadilah pohon seperti garam. Ada untuk melayani, bukan untuk melayani. Bangunlah kehidupan maka akan lahir kehidupan. Semuanya diawali dari niat kemudian mendidik anak-anak, menggerakkan ekonomi. Membuat gubuk dan penginapan, tumbuhnya dengan alami.

Perlu ada kebutuhan di sebuah komuitas, perlu susu maka dibuat usaha ternak sapi. Kotoran sapi bisa menjadi dinding rumah., kotoran sapi juga bisa membuat anti infeksi. Komunitas ini bisa ada berangkat dari keteladanan. Kita harus belajar dari alam, karena ilmu dan pengetahuan itu diberikan Tuhan berada di Alam. Tuhan akan bekerja di dalam diri orang, jika manusia itu mau merima-Nya. Jangan pernah mengharap pujian dari manusia, karena sebentar mereka juga akan menghujat kita. Tapi biarlah semuanya menjadi pujian kepada Tuhan.

Saat ini mereka ada 15 KK, di mana masing-masing bekerja secara maksimal karena semua kebutuhan hidup mereka dicukupi, anak-anaknya semua dijamin sekolah sampai lulus S3. Managemen mereka masing-masing di pegang oleh setiap keluarga. Satu keluarga yang mengorganiser makanan, yang lain di bidang kebersihan, pertanian dan peternakan.

Pelatihan ini dibuka oleh Kadep Diakonia Pdt.Nelson Siregar, yang menekankan pelayanan yang holistik adalah pelayanan yang mencakup seluruh kehidupan yang menggumuli kebutuhan jemaat. HKBP itu harus inklusif, di mana tempat pelatihan ini adalah saudara kita muslim sebuah pengalaman bersama dengan agama lain, di mana mereka bisa menerima kita sebagaimana kita adanya. Hal-hal yang gelap kita selama ini bisa kita lihat di sini cerah.

Bagaimana kita bisa menghadirkan konsep selaras alam, yang telah saudara-saudara kita ini lakukan di perkampungan 99 pepohonan ini. Perlunya kita memulihkan dan menghidupkan pargodungan. Hubungan manusia dengan alam. HKBP harus menemukan fungsinya untuk melayani yang holistik. Terbuka untuk semua bangsa. Jangan selalu bersandar kepada orang kuat saja. Kita harus percaya kalau kita orang yang dipandang tidak bisa berbuat apa-apa bisa berkarya dengan baik, seperti yang ditunjukan oleh Pdt.Statistik. membangkitkan gereja Limo. Membangkitkan pembaharuan dan perubahan.

Dalam pelatihan ini diajarkan: Pengenalan bangsa-bangsa ternak, Usaha-usaha peternakan, perbanyakan ternak, penggemukan ternak, Usaha ternak perah, membuat kandang, Perawatan ternak, pengenalan hijauan makanan ternak, pembuatan pakan konsentrat, pembuatan pellet, Reproduksi dan kesehatan ternak, pengolahan hasil peternakan seperti susu, yoghurt, pengolahan limbah ternak, pengolahan sampah rumah tangga.

Tuhan memberkati semua peserta pelatihan semoga bisa mengembangkannya ditempat pelayanan masing-masing dan semuanya untuk menggerakkan kehidupan jemaat untuk kemuliaan nama Tuhan. Bravo Diakonia HKBP-Sejahtera Masyarakat Sejahtera Gereja.

By: Pdt.Maruasas S.P Nainggolan S.Si (Teol)
Sekhus Kadep Diakonia HKBP

Senin, 30 Agustus 2010

Breaking Comfort Zone GSM HKBP Sukabumi

Breaking Comfort Zone GSM HKBP Sukabumi

Pada hari Senin-Selasa Tanggal 16-17 Agustus 2010, Guru-guru Sekolah Minggu HKBP Sukabumi mengadakan pelatihan dan pembinaan di Puncak Kana Bogor. Pelatihan ini diikuti oleh 19 orang peserta, diantaranya 6 orang parhalado yaitu: Biv. Mintaria Manullang, St.Josper Lumbangaol (Dewan Koinonia), St. Manganahon Sitorus, St. Besly Sitorus, CSt Parmahan Sitorus, CSt P.Pasaribu, Nuning Sitompul, S.Nainggolan, Yustin Ringoringo, Lasdiana Sinambela, Iwana Lubis, Hetty Simbolon, Veronika Simangunsong, Nelly Sandufri Lumbangaol, Juliana Aritonang, Mely yulianti Rumapea, Heni Simarmata, Hotdina Gultom, James Lubis (Sie.Sekolah Minggu).

Pembinaan dan pelatihan ini diberi tema “Breaking Comfort Zone GSM HKBP Sukabumi” yang dibawakan oleh Pdt. Maruasas Nainggolan S.Si (Teol)-Sekhus Kadep Diakonia dari Departemen Diakonia Kantor Pusat HKBP Tarutung, dalam pelatihan ini juga ada sesi pembinaan seperti: Bagaimana memilih metode mengajar yang tepat, Karakteristik Anak Sekolah Minggu, Memahami Krisis dalam Kehidupan Manusia, Efektivitas Metode, Receiving and Appreciating-A Teaching Skill, Menentukan Nilai dari Taksonomi Bloom (Kognitif, Afeksasi, Psikomotorik), Alat Peraga dan lagu-lagu permainan.

Acara pembinaan dan pelatihan ini semakin seru dan menantang, di mana diakhir sesi ditutup dengan kegiatan out door training seperti: leadership training, Team work, dan Character Building. Semua peserta sangat senang dan tidak sabar lagi untuk memprektekkannya ketika mengajar anak-anak sekolah minggu. Beberapa evaluasi dari pembinaan ini berharap HKBP segera memiliki Training Centre sendiri, secara khusus di daerah Jawa, agar pelatihan-pelatihan seperti ini bisa dilakukan sesering mungkin bukan hanya pada guru-guru sekolah minggu saja, tetapi juga buat anak-anak sekolah minggu, remaja, naposo bulung dan acara kebersamaan dengan pemuda-pemuda lintas agama dan budaya.

Tuhan memberkati semua pelayanan Guru-guru Sekolah minggu HKBP Sukabumi, dan pelayanan HKBP secara khusus Diakonia HKBP yang turut memikirkan pengembangan pendidikan di HKBP melalui pelatihan-pelatihan bersama dengan Alam di seluruh wilayah pelayanan HKBP. Bravo Diakonia HKBP-Sejahtera Masyarakat Sejahtera Gereja.

By: Pdt.Maruasas S.P Nainggolan S.Si (Teol)
Sekhus Kadep Diakonia HKBP.

Rabu, 11 Agustus 2010

YAYASAN PENDIDIKAN SEKOLAH HKBP DI BAWAH NAUNGAN BADAN PEYELENGGARA PENDIDIKAN (BPP) HKBP

YAYASAN PENDIDIKAN SEKOLAH HKBP
DI BAWAH NAUNGAN
BADAN PEYELENGGARA PENDIDIKAN (BPP) HKBP

Pada hari Senin tanggal 09 Agustus 2010, HKBP melalui Departemen Diakonia HKBP dan Badan Penyelenggara Pendidikan (BPP) HKBP melakukan acara Pengangkatan Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas Yayasan Pendidikan Sekolah HKBP di bawah naungan BPP HKBP. Di Universitas HKBP Nommensen Medan. Acara ini dihadiri oleh 31 kepala Sekolah, 15 Dewan Pengurus Sekolah, 11 Dewan Pengawas Gereja, 8 dewan Pembina.
Berikut adalah nama-nama Dewan Pengurus dan Pengawas Yayasan Pendidikan Sekolah HKBP yang diangkat adalah:
Ketua Dewan Pengurus YP Sekolah HKBP P.Siantar: St.Luat Hasudungan Sidauruk, SE; Sekretaris Dewan Pengurus YP Sekolah HKBP P.Siantar: Drs.Jonny Siregar; Bendahara Dewan Pengurus YP Sekolah HKBP P.Siantar: Hotmika Situngkir, Amd; Dewan Pengawas YP Sekolah HKBP P.Siantar: Pdt.Pieter M.Th, Pdt.Balosan Rajagukguk,MS, Dra Nurkiah Nainggolan.
Ketua Dewan Pengurus YP Sekolah HKBP Tobasa: St.M.Manullang, SPd; Sekretaris Dewan Pengurus YP Sekolah HKBP Tobasa: Drs.Viktor. M Panjaitan; Bendahara Dewan Pengurus YP Sekolah HKBP Tobasa: Diak.Tio Sihombing; Dewan Pengawas YP Sekolah HKBP Tobasa: Pdt.Armada Sitorus MTh, Pdt.Pahala Simanjuntak S.Th.
Ketua Dewan Pengurus YP Sekolah HKBP Humbang: St.Pantur Sihombing; Sekretaris Dewan Pengurus YP Sekolah HKBP Humbang:St.Tumbur M Sihombing; Bendahara Dewan Pengurus YP Sekolah HKBP Humbang:St.Baginda Sihombing; Dewan Pengawas YP Sekolah HKBP Humbang:Pdt.Bonar Nababan DPS, Pdt. Jendyaman Gultom.
Ketua Dewan Pengurus YP Sekolah HKBP Taput: Tota Situmeang S.E; Sekretaris Dewan Pengurus YP Sekolah HKBP Taput: Darwim Lumbangaol MM; Bendahara Dewan Pengurus YP Sekolah HKBP Taput: Tiurma Silitonga SE ; Dewan Pengawas YP Sekolah HKBP Taput: Pdt.Sahat Manogari Silitonga S.Th, Pdt.darwin Sihombing S.Th.
Ketua Dewan Pengurus YP Sekolah HKBP Sibolga: Panusunan Hutabarat; Sekretaris Dewan Pengurus YP Sekolah HKBP Sibolga: Jhonny S; Bendahara Dewan Pengurus YP Sekolah HKBP Sibolga: K.Tampubolon; Dewan Pengawas YP Sekolah HKBP Sibolga :Pdt.Rich Janson Simamora S.Th, Pdt Sahat Siahaan Sm Th.
Dalam khotbahnya Kadep Diakonia mengatakan,” Kita harus mampu mengembalikan tugas panggilan kita, dengan mampu melakukan pemuridan, yang menampakkan misi belas kasih dari Tuhan. Perkembangan gereja-gereja di Timur Tengah di mana mayoritas Islam. Sebelum abad 12 pada umumnya di Timur Tengah adalah Kristen seperti di Irak, Iran, Kazakstan. Tapi kenapa kita langsung lenyap di sana dan kita tidak bisa menunjukkan eksistensi kita.
Ini menjadi pembelajaran bagi kita, menjelang 150 tahun HKBP, apakah kita masih dapat eksis? Kalau kita lihat jubileum HKBP 200 tahun HKBP, apakah kita punya antisipasi? Karena kita semua yang hadir saat ini sudah tidak ada lagi. Jadi apa yang harus kita lakukan saat ini?
“Kita harus bangkit, secara khusus bidang pendidikan. Bagimana gereja kita yang dikatakan besar ini tapi pendidikannya dan sekolahnya tidak berkembang dan tidak ada kemajuan, kita harus bisa melihat bahwa pendidikan adalah bagian integral dari pelayanan gereja. Tugas kita sekarang adalah membangun lokomotif yang baik yang bisa membawa banyak kemajuan. Kita harus percaya kepada BPP untuk bisa menyelenggarakan pendidikan dengan baik. Sebagai mitra dan jaringan kita.

Sesudah tahun diakonia 2009 yang lalu, hampir semua Distrik HKBP mendirikan TK yang saat ini sudah berjumlah 72. Coba kita lihat situasi gereja kita saat ini, salah satunya adalah HKBP Pondok Timur Indah, kasus penutupan gereja. di Semua jemaat dan pendeta kita yang di sana beribadah dipukuli. Ini adalah suatu kebodohan. Dulu gereja kita bisa berdiri dan tidak ada masalah. Tapi kenapa sekarang banyak masalah? Kebodohan ini sangat mengerikan, kalau masih selalu memikirkan balas dendam, keributan, kekerasan dan memaksakan kemauan dan kehendak sendiri kia hancur. Ingatlah Tuhan akan selalu memberkati semua perjuangan kita untuk melakukan perubahan yang baik, secara khusus dibidang pendidikan ini.dan apa yang kita lakukan tidak akan pernah sia-sia. HKBP harus memperhatikan pendidikan kepada semua anak-anak, secara khusus kepada semua warga jemaat.

Tota Situmeang SE mewakili Dewan Pengurus mengatakan,” Kita patut mengucup syukur kepada Tuhan, karena kita masih diberi kesempatan untuk berkarya dan melayani di bidang pendidikan di HKBP kita ini. Kita harus punya niat yang tulus untuk memberdayakan, membangun pendidikan diakonia HKBP dengan lebih maksimal.

Pdt.M Silitonga Praeses Distrik Silindung mewakili Dewan Pengawas, mengatakan,”Kita harus mampu bekerja sama secara sinergis antara pengurus dan pengawas. Kita yang hadir saat ini menjadi perintis. Bagaimana menghadirkan pendidikan yang lebih baik lagi dan lebih berkualitas.

Ibu Devi (Ketua BPP HKBP) mengatakan, ”Orang Batak memiliki otak yang cerdas, di Kalimantan sekolah sekolah bubar dengan sendirinya karena tidak memilki SDM. 80% anak-anak pemuda di penjara Cipinang adalah orang Batak. Para pengacara yang hebat adalah orang batak. Mari kita membangun generasi orang Batak. BPP dapat membantu mencerdaskan bangsa. Mari kita memohon penyertaan Tuhan untuk semua kegiatan kita ini, dibutuhkan komitmen dan kerja keras untuk mencerdaskan generasi-generasi anak bangsa.

Kadep Diakonia HKBP Pdt.Nelson Siregar menutup dengan penekenan,” Di orang Batak banyak sekali kritik, kita coba biarkan roh Tuhan bekerja di dalam diri kita, walaupun kita lemah. Pengurus dan Pengawas. Kita sama-sama melakukan dan mengerjakannya. Masih banyak yang harus kita perjuangkan. Mari kita berdoa kepada Tuhan, agar semua kita ditamahkan-Nya hikmat dan kebijaksanan kepada kita. Supaya kita bersatu mengerjakan ini. Pendidikan harus dikelola dengan mandiri oleh BPP. Tidak ada dikatakan bahwa BPP di bawah Diakonia tapi mengkordinasi. Departemen Diakonia HKBPsenang untuk turut membantu BPP meningkatkan pelayanan Pastoral akan pentingnya pendidikan. Kita sangat bersuka cita untuk semua ini. Ini salah satu yang menjadi monumental di Jubelium HKBP 150 tahun HKBP. Tuhanlah yang akan menguatkan kita semua.

By: Pdt.Maruasas S.P Nainggolan S.Si (Teol)
Sekhus Kadep Diakonia HKBP

Sabtu, 07 Agustus 2010

Bencana Alam Puting Beliung di Bosar

Puting Beliung di Bosar

Pada hari Minggu 02 Agustus 2010 jam 15.30 terjadi bencana puting beliung di desa Bosar Dolok, Bosar Toroan dan Bosar Kapal Tanah Jawa Siantar. Tidak ada korban jiwa tetapi 72 rumah rusak, 45 rumah diantaranya tidak punya atap lagi.

Pada hari Kamis tanggal 05 Agustus, HKBP melalui Departemen Diakonia mengunjungi warga masyarakat di sana, secara khsusus warga jemaat HKBP untuk turut memberikan bantuan dan sekaligus mendoakan semua warga masyarakat melalui acara ibadah bersama. Acara ini dipimpin langsung oleh Amang Kadep Diakonia HKBP Pdt.Nelson Siregar di dampingi oleh Kepala Biro Caritas Emergency HKBP Pdt.Eden Siahaan, Pdt.Maruasas Nainggolan (Staf khusus Kadep Diakonia), Pdt.Maston Hutasoit (Biro Transformasi Sosial). Selain itu juga ditemani juga beberapa pendeta dari Distrik Tanah Jawa yang dipimpin oleh Amang Praeses Pdt.Tendens Simanjuntak.

Dalam acara ibadah Amang Praeses Tendens Simanjuntak memberikan penekanan “Carilah Tuhan” apapun yang terjadi dalam hidup ini. Fenomena alam yang terjadi saat ini tidak bisa lagi diantisipasi bahkan diprediksi akibat kerusakan alam dan perubahan iklim yang terjadi.

Sebelum memberikan bantuan dan Si pirni tondi, Amang Kadep Diakonia Pdt.Nelson Siregar menyampaikan banyaknya bencana alam yang terjadi dalam kurun lima tahun ini. Bencana yang beruntun terjadi di mana-mana, secara khsusu di Sumatra dimulai dari Bencana Alam Tsunami di Aceh tanggal 25-26 Desember 2004. Banyak orang yang mengatakan, bencana yang terjadi di Aceh yang memakan korban kurang lebih 250 ribu orang adalah untuk memberikan pelajaran bagi saudara-sauadara kita di sana yang berbeda agama dengan kita, padahal banyak orang Kristen yang juga korban dalam bencana alam tersebut. Begitu juga dengan bencana alam di Yogya, Padang dan tanah longsor di Samosir dan Hutajulu Tapanuli Utara.

Ini yang perlu kita evaluasi bahkan yang harus kita perbaiki dalam perjalan hidup kita di dunia ini. HKBP dalam hal ini turut memberi bantuan kepada semua warga masyarakat bahkan juga warga gereja yang bukan HKBP dan beragama lain. Mari kita tetap bersama dengan Tuhan. Di dalam Dialah kita beroleh kekuatan, penghiburan dan pertolongan untuk selama-lamanya. Tuhan memberkati kita semua.

By: Pdt.Maruasas S.P Nainggolan S.Si (Teol)
Sekhus Kadep Diakonia HKBP

Jumat, 30 Juli 2010

Diakonia HKBP-Sidikalang Terbakar

Jalan Sulang Silima dan Jalan Damar Sidikalang Kebakaran

Hari Minggu tanggal 18 Juli 2010 jam 09.30. Terjadi kebakaran di jalan Sulang Silima dan jalan Damar Sidikalang. Tidak ada korban jiwa, tapi rumah yang terbakar sebanayak 32 KK. Jemaat HKBP 11 KK, 10 KK warga jemaat HKBP Sidikalang I, 1 KK HKBP Sidikalang II, selebihnya saudara-saudara kita yang beragama lain.. HKBP Sidikalang I sudah memberikan bantuan sebesar Rp. 5.518.000 sambil mengadakan ibadah bersama pada hari Minggu tanggal 25 Juli 2010, begitu juga bantuan dari Kantor Pusat HKBP juga sudah diberikan, melalui Biro Caritas Emergency yang dipimpin lagsung oleh Pdt.Eden Siahaan.
Pada hari Senin besok tanggal 02 Agustus 2010 Distrik VI Dairi, yang dipimpin langsung oleh Amang Praeses juga akan mengadakan ibadah bersama sekaligus menyerahkan bantuan kepada semua jemaat termasuk yang bukan warga gereja HKBP. Bagi kita semua juga yang terdorong hatinya untuk memberikan bantuan bisa menghubungi Praeses Distrik VI Dairi Pdt.Elieser Siregar HP 08126814496; Pdt Resort Sidikalang I Amang Simarmata HP 081361608047. Tuhan memberkati dan menghibur semua keluarga kita yang mengalami musibah.

Daftar Nama-nama Korban Kebakaran
Di Jl. Sulang Silima dan Jl. Damar Sidikalang
Pada hari Minggu tgl. 18 Juli 2010.


No Nama Pemilik/ Pengontrak Rumah Alamat Jemaat Keterangan
1 R. Siahaan Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar
2 R. Siahaan Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar
3 F. Lumbantobing Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar
4 T. Simanjuntak Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar
5 G. Sihombing Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar
6 Lamasi Sitorus/ Hutagalung Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar
7 Lamasi Sitorus Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar
8 T. Tambunan Jl. Sulang Silima Terbakar
9 J. Siregar/ Tampubolon Jl. Sulang Silima Terbakar
10 G. Cibro Jl. Sulang Silima Terbakar
11 B. Simanjuntak Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar
12 Ginting/ Manullang Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar
13 Garibaldi Tambunan (PENUTURI) Jl. Sulang Silima Terbakar
14 R. Sinaga/ Priston Marbun Jl. Sulang Silima Terbakar
15 Kristo Sinaga/ T. Manalu Jl. Sulang Silima Terbakar
16 Diman Sinaga Jl. Sulang Silima Terbakar
17 J. Nainggolan/ Lumbanbatu Jl. Sulang Silima Terbakar
18 B. Sinaga (+)/ Simanjuntak Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar
19 A. Manalu/ Hutauruk Jl. Sulang Silima Terbakar
20 E. Sirait Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar
21 H. Situmorang Jl. Sulang Silima Terbakar
22 Julkifli Jl. Sulang Silima Terbakar
23 P. Panjaitan Jl. Sulang Silima Terbakar
24 P. Panjaitan Jl. Sulang Silima Terbakar
25 Edison Manullang/ Panggabean Jl. Sulang Silima Terbakar
26 Naiborhu Jl. Sulang Silima Terbakar
27 Jamada Jl. Sulang Silima Terbakar
28 Solo Jl. Damar Terbakar
29 Br. Hutajulu/ Sukry Caniago Jl. Damar Terbakar
30 S. Sinamo/ Sorum Jl. Damar Terbakar
31 Silalahi/ br. Lumbantobing Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar
32 T. Tambunan/ br. Sianturi (SASTA) Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar

By: Pdt.Maruasas Nainggolan S.Si (Teol)
Sekhus Kadep Diakonia HKBP

Rabu, 21 Juli 2010

SERVANT WITH THE NATURE DEPARTEMEN DIAKONIA HKBP & YAYASAN PETRASA

SERVANT WITH THE NATURE
DEPARTEMEN DIAKONIA HKBP & YAYASAN PETRASA

By: Pdt.Maruasas S.P Nainggolan S.Si (Teol)
Sekhus Kadep Diakoinia HKBP

Perkembangan pertanian Indonesia menorehkan sebuah grafik kemunduran yang sampai saat ini tidak memberikan identifikasi untuk bangun dari keterpurukannya. Kehidupan pertanian yang terkatung-katung memberikan gambaran ketidakberpihakan pemerintah kepada masyarakatnya yang 70 % adalah petani. Petani yang tidak siap terhadap pemakaian pupuk dan pestisida kimia serta penggunaan bibit unggul hasil rekayasa genetika telah menggeser bibit lokal yang dimiliki oleh petani.

Persoalan kedepan yang akan terjadi akibat pemaksaan dan penggunaan pupuk, pestisida kimia serta bibit unggul tidak pernah terpikirkan oleh pemerintah. Akibatnya petani menjadi tergantung pada pemakain pupuk, pestisida kimia dan bibit unggul. Tidak menciptakan petani bangsa ini menjadi mandiri dan unggul namun sebaliknya globalisasi konspirasi bermain dibalik mata rantai yang telah berhasil menciptakan ketergantungan pada petani.

Realitas petani kita saat ini sangat memprihatinkan. Dikala pupuk kimia yang semakin melambung tinggi tetapi produksi yang semakin menurun dan harga yang selalu berpihak pada globalisasi koorpirasi. Belum lagi revolusi hijau yang telah meninggalkan luka-luka yang dalam pada tanah dan alam petani kita. Sementara itu untuk kembali memperbaiki tanah dan alamnya petani tidak mempunyai sumber daya yang cukup baik. Globalisasi koorpirasi berhasil membelengggu petani sehingga untuk keluar dari ketergantungan itu begitu sulit.

Realitas petani di Sumatera juga mewakili realitas petani bangsa ini secara umumnya. Ketidakmampuan petani untuk keluar dari ketergantungan sehingga dengan hati yang berat merelakan tanah dan alam Sumatera semakin memprihatinkan kesuburannya. Produksi yang menurun akibat tanah yang semakin rentan terhadap pemakain pupuk dan pestisida kimia, belum lagi hama dan penyakit tanaman yang semakin kebal terhadap segala bentuk pestisida kimia yang diproduksi oleh perusahanaan-perusahaan TNCs.

Melihat realitas petani di Sumatra saat ini, Departemen Diakonia HKBP dan Yayasan Petrasa (Pengenbangan Ekonomi Pertanian Selaras Alam) Sidikalang-Dairi mencoba memberdayakan Potensi Para Pendeta untuk mengawali pelayanan dari petani, melalui pertanian ramah lingkungan yaitu pertanian selaras alam dalam sebuah kegiatan pelatihan dan pendidikan. menggali kembali tekhnologi dan budaya lokal yang sebenarnya telah dimiliki petani dalam mengelolah pertaniannya jauh sebelum revolusi hijau datang pada era 70 an.

Melalui pelatihan Servant with the Nature ini, menyadarkan para Pendeta untuk memerdekakakan petani dan bisa menmandirikan dari keterkungkungannya dalam mata rantai ketergantungan yang telah berhasil diciptakan globalisasi koorpirasi. Dengan demikian kesehatan dan kesejahteraan petani maupuan tanah dan alamnya sedikitnya bisa kembali pulih walau membutuhkan waktu yang lama untuk pulih total.

Oleh karena itu pada hari Rabu-Kamis tanggal 28-29 April 2010 diadakan pelatihan buat para pendeta-pendeta HKBP yang diwakili dari 8 Distrik yang ada di wilayah Sumatera, antara lain Distrik VI Dairi, Distrik Silindung, Distrik Toba, Distrik Humbang, Distrik Sibolga, Distrik Tanah Alas, Distrik Humbang Hasundutan, semuanya berjumlah 32 orang di Training Centre Petrasa Panji Bako Sidikalang-Dairi.

Pesertanya berasal dari HKBP Sigalagala, HKBP Perkembangan, HKBP Sidikalang I, HKBP Sipang Raya, HKBP Panetongah, HKBP Sidikalang IV, HKBP Sirisirisi, HKBP Narumonda Porsea, HKBP Aek Nauli, HKBP Hutaimbaru, HKBP Hutagugung, HKBP Laehole, HKBP Sidikalang V, HKBP Jumaramba, HKBP Pansurnapitu, HKBP Parbubu, HKBP Lumbansoit, HKBP Pollung, HKBP Juamateguh, HKBP Hutatinggi, HKBP Siborongborong kota, HKBP Bahal Batu, HKBP, HKBP Lintongnihuta, HKBP Nagasaribu, HKBP Silaban, HKBP Paranginan, HKBP Parpulungan, HKBP Pasaribu Dolok Sanggul.

Para peserta dilatih untuk mencoba lebih dekat lagi melestarikan dan memelihara alam dengan memberikan pelatihan pertanian dan peternakan alternative dan terpadu. Membuat kompos dan pestida yang terbuat dari tanaman rumput-rumputan. Dan di balut dengan dasar Character Building, Capacity building berdasarkan teladan dan iman akan Yesus Kristus.

Pelatihan ini di buka oleh Kadep Diakonia Pdt.Nelson Siregar, dan memberikan beberap sesi, Kadep Diakonia mengatakan,” Kurang tepat lagi kalau sekarang kita masih menekankan profesionalisme pelayanan, bisa kita lihat beberapa persoalan-persoalan yang terjadi di sekira kita, masalah Indorayon yang jelas-jelas salah, tapi dengan adanya orang yang professional indorayon menjadi benar. Pehamanan ini juga bergeser di dalam pelayanan, di mana dasar panggilan kita standartnya profesionalisme

Menurut Kadep Diakona, kita jangan terlalu gampang dan sepele melihat masalah kemiskinan saat ini. Pelayanan kita masih belum holistik dan belum secara sungguh-sungguh menyentuh persoalan-persoalan di atas. Jangan lagi melihat pelayanan pendeta itu dengan sempit. Kita biarkan dulu pemikiran kita lepas dan biarkan itu mengalir. Lihatlah dan perhatikan dari mana kita mulai pembaharuan. Kalau kita merasa kurang dalam hal khotbah, kita bisa buat latihan khotbah. Bagimana dengan pemahaman kita dengan visi misi HKBP yang inklusiv, dan itu sampai sekarang belum sungguh-sungguh diturunkan bahkan dilakukan

Jadi tidak terlalu naïf lagi kalau kita buat pelatihan mempersiapkan praeses-praeses yang bisa memikirkan perjuangan-perjuang kita menemukan para pemimpin yang bisa mengendalikan perubahan (Change Lead). Kita lihat tipe kepemimpinan yang berprinsip saya tidak ok dan Anda juga tidak ok, konsep yang seperti ini mulai menyadarkan kita bahwa kita punya kesadaran. Bagaimana kita menyamakan persepsi. Kenapa Distrik Dairi bisa melakukan membuat Yayasan Diakonia dan distrik-distrik yang lain tidak sampai berpikir sampai kesana? Distrik yang lain yang siap ke sana adalah Distrik Jawa Kalimantan, kita harus sama-sama membangun. Kalau kita tidak sanggup kita kerjasama dan menyerahkan kepada orang yang mampu. Dulu ketika Kadep Diakonia melayani di Sipultak, bisa membuat perubahan dengan mendirikan ayunan. Perubahan tidak harus program yang mahal. Filosopi orang batak bisa dimanfaatkan. Mata Guru Roha Sisean. Kita jangan melihat perubahan itu dari atas, tapi perubahan itu di mulai dari kita bersama.

Yang menarik dari hasil pelatihan ini, semua peserta memilki keprihatinan dan komitmen bersama peduli lingkungan hidup yang isinya adalah sebagai berikut:
Dalam rangka penyambutan Jubileum 150 tahun, HKBP mengharapkan agar segala makhluk (seluruh kosmos) bersuka cita mensyukuri karya keselamatan yang diberikan oleh Yesus Kristus, termasuk tanah, hutan, air, gunung dan udara. Sejalan dengan ini HKBP menolak segala bentuk kegiatan atau tindakan apapun yang merusak lingkungan hidup; pengakuan iman HKBP 1951 dan 1996 terbitan kantor pusat HKBP Peraja Tarutung tahun 2000 hal.88-89. Namun setelah mengikuti Pelatihan Servant with the Nature para pendeta HKBP mempergumulkan berbagai masalah yang terjadi terkait dengan lingkungan hidup saat ini, antara lain:

1. Pemanasan globalkarena deforestasi (penggundulan hutan) dan penggunaan emisi carbon yang berlebihan sehingga menimbulkan efek rumah kaca.
2. Kegagalan pertanian akibat penggunaan pestisida kimia yang berlebihan.
3. Urbanisasi pemuda perkotaan untuk meningkatkan taraf hidup (menjadi buruh) namun kehidupan para buruh tidak dapat terjamin.
4. Pemahamaman gereja yang masih cenderung memandang alam sebagai objek manipulasi.
5. Lingkungan persekutuan jemaat yang masih cenderung suam-suam kuku.

Untuk menyikapi masalah yang disebutkan di atas, maka kami para pendeta HKBP Peduli Lingkungan Hidup dengan ini menyatakan komitmen bersama:

1. Menolak segala bentuk tindakan apapun yang berusaha merusak lingkungan hidup dan struktur masyarakat yang memiskinkan rakyat. Sebagaimana yang dimaksudkan pada pengakuan iman HKBP.
2. mendukung setiap kegiatan masyarakat yang mempertahankan hak untuk memperoleh hidup yang layak memperjuangkan kelestarian lingkungan hidup.
3. Bersedia mengkritisi segala kebijakan pemerintah yang berdaya rusak terhadap kehidupan masyarakat banyak, karena kesejahteraan rakyat adalah kesejahteraan Bangsa dan Negara; sejahtera masyarakt sejahtera Negara.
4. Dalam rangka menyambut Jubelium 150 tahun HKBP, para pendeta HKBP peduli lingkungan hidup mengharapkan segala sesuatu makhluk dapat bersukacita memuliakan Tuhan.
5. Merekomdasikan kepada komisi teologi untuk merumuskan ulang pengkajian teologi hubungan antara manusia dengan alam: Alam juga subjek.
6. Bersedia menjemaatkan dan menerapkan pertanian organic (selara alam) kepada jemaat.
7. Kesediaan merancang bangun liturgy dan ibadah dalam kaitannya dengan lingkungan hidup.
8. Bersedia mengkampanyekan 4 R Recycling (mendaur ulang) reuse (menggunakan kembali), reduce (mengurangi pemakaian), replanting (menanam kembali).
9. Merevitalisasi pargodungan gereja sebagai pusat pelatihan dan percontohan di tengah-tengah jemaat dan masyarakat.
10. Membangun greja sebagai lembaga pembinaan dan pengembangan jemaat dan masyarakat, dalam artian gereja sebagai komunitas penyembuh bagi kaum tertindas dan terpinggirkan. Serta sumber inspirasi pembaharuan gereja sehingga gereja kembali berpengaruh sebagai pemimpin perubahan.
11. Peserta mengusulkan adanya penerbitan buku sebagai respon (jawaban) kepada masalah kaum petani dan saling memperkuat hubungan antar jemaat.

Demikianlah keprihatianan dan komitmen bersama diperbuat pada pelatihan Servant with the Nature para pendeta HKBP. Bravoo Diakonia. Sejahtera Masyarakt-Sejahtera Gereja.

“SEMADI” SEJAHTERA MASYARAKAT DAIRI YAYASAN DIAKONIA HKBP DISTRIK VI DAIRI UNTUK YANG PERTAMA DI HKBP

“SEMADI” SEJAHTERA MASYARAKAT DAIRI
YAYASAN DIAKONIA HKBP DISTRIK VI DAIRI
UNTUK YANG PERTAMA DI HKBP

By: Pdt.Maruasas Nainggolan S.Si (Teol)
Sekhus Kadep Diakonia

“Semadi” Sejahtera Masyarakat Dairi adalah Yayasan Diakonia HKBP Distrik VI Dairi untuk yang pertama di HKBP telah dibentuk pada hari Rabu tanggal 27 April 2010. Peserta yang hadir 28 orang, yang terdiri dari para pendeta, sintua dan jemaat. Antara lain dari dari HKBP Parpulungan Nauli, HKBP Hutagugung, HKBP Tigalingga, HKBP Sidikalang V, HKBP Juma teguh, HKBP Jumaramba, HKBP Sidikalang II, HKBP Parongil, Sidikalang I, HKBP perkembangan, HKBP Gloria Sumbal, HKBP Huta imbaru, HKBP Parpulungan Nauli, HKBP Sigalingging, HKBP Sukandebi, HKBP Panji Porsea, HKBP Maranata, HKBP Jumateguh.

Acara ini dibuka oleh Amang Praeses Distrik VI Dairi Pdt.Elieser Siregar dan di isi dengan beberapa sesi dari Kadep Diakonia Pdt.Nelson Siregar. Dalam sesi pembinaan dari Kadep Diakonia mengatakan,”Dengan hadirnya Yayasan Diakonia Distrik VI Dairi ini, maka semakin kuat pula pemahaman kita memaknai pelayanan Diakonia, salah satunya adalah bagaimana pentingnya pemaknaan Perjamuan kudus, yang menjadi dasar dikuatkannya spritualitas kita. Praeses harus lebih sering mengadakan Perjamuan Kudus.

Pargodungan kembali dihidupkan. Gereja merespon kemisikinan masyarakat tanpa merusak budaya lokal. Di Bogor tidak ada yang mempelajari Bahasa Sunda, kenapa kita tidak membuat kebaktian bahasa Sunda. Kalau bisa, Yayasan Diakonia Distrik VI Dairi membuat nama centre nya Justin Sihombing Centre atau St.Lusius Centre yang seharusnya sudah bisa kita berikan penghargaan sebagai bapak Diakonia.

Mudah-mudahan dengan hadirnya Yayasan Diakonia HKBP Distrik VI Dairi dapat menghadirkan visi misi lebih jelas. Tantangan zaman di era globalisasi perdagangan kopi sidikalang harus bisa menembus perdagangan Internasional di mana Kabid Diakonia HKBP Distrik VI Dairi sudah berhasil membuka jaringan ke Italia dan Swis. Yayasan Diakonia juga harus bisa menjadi pusat advokasi.

Bagaimana Yayasan Diakonia Distrik VI Dairi melihat masalah fundamentalisme agama, syariah ekonomi perbankan, poligami, sanksi agama, undang-undang pornografi, belum lagi perda-perda yang diskriminatif, seolah-olah dilegitimasi..

Yayasan Diakonia bagian dari tugas gereja harus peduli dengan kelompok petani petani dan gerakan petani, bahkan saya sendiri menuliskan buku Injil kepada petani sampai dua jilid. Kehidupan berjemaat kita saat ini sangat parah, sudah miskin mentalnya juga bebal dan rakus. Kita terlalu gampang di depolitisasi, masyarakt dan gereja. Melalui Yayasan Diakonia Distrik VI Dairi, gereja harua mampu memikirkan politik (Mat 10:16). Kita tidak cukup hanya menonton saja, tapi kita juga ikut bertanding, mengusahakan dan mendoakan. Gereja harus bisa menjadi alat legitimasi kebijakan pemerintah. Bisa kita lihat di konfesi dengan mendoakan pemerintah, supaya mereka tidak bermain-main di sana. Begitu juga dengan kerusakan alam dan bencana alam.
Kenapa kita selalu melihat negativ LSM padahal di Aturan Peraturan kita sudah dikatakan kita bisa mendirikan Yayasan. Selama ini gereja tidak bisa berbuat apa-apa kita ada masalah pertanian masalah peternakan. Kita telah dimarjinalisasi. Di Jakarta jalan sampai bertingkat-tingkat, tapi ditempat kita jalan pun masih lumpur. Coba kita hentikan mobil yang membawa kayu-kayu yang membawa dari hutan kita.

Akibat dari kesenjangan itu merosotlah solidaritas kita, tapi itulah realitas, apakah kita akan membiarkan ini selamanya seperti itu. Apakah Yayasan Diakonia ini bisa hadir jika solidaritas kita tidak ada lagi? Inilah yang dimaksud dalam Konfesi yang membawa tema-tema penting dalam kehidupan social dan lingkungan. Kita belum mengerja hidup. Kita belum mampu menyamakan persepsi untuk melakukan moralitas tunggal. Kita masih berpikir dualis. Melalui Yayasan Diakonia CV atau PT pun bisa dibuka apaun yang bisa kita lakukan merespon persoalan masyarakat.

Kita jangan lagi bertentangan dengan hal itu. Imamat 25 (Momentum Jubelium) berita keselamatan kepada semua mahkluk. Matius 10:16. Gereja diutus ke tengah dunia. Harus cinta akan kehidupan supaya kita berkelimpahan. Kita jangan menggap diakonia ini menjadai charity yang hanya mematikan. Kita dirikan lah yayasan. Kita dapat memperlengkapi diri. Menjamin adanya kesinambungan yang tidak langsung berhenti, harus ada aksi yang dilakukan ditempat pelatihan, harus ada pemberdayaan generasi muda. Menghormati antara generasi, kesinambungan antara kota dan desa, gereja jemaat, dan pemerintah. Lembaga yang mungkin yang kita perlukan adalah adanya lembaga yang menggalang aksi sosial, contohnya dengan penanaman pohon, pengobatan gratis, dan memakai tokoh-tokoh yang ada di perantauan, setelah ada lembaga. Ada juga brand kopi yang ada di distrik atau dari daerah kita. Dengan membawanya kemana saja kita pergi, dan jangan minder dengan yang ada dalam diri kita. Jadi perlu juga center untuk pelatihan sampai ke lansia. Kita juga akan memakai ini pelatihan lansia.

YAYASAN DIAKONIA
“SEMADI”
(Sejahtera Masyarakat Dairi)
DISTRIK VI DAIRI

Susunan Kepengurusan
Periode2010-2014

Pembina
Kadep Diakonia : Pdt.Nelson Siregar
Praeses : Pdt.Elieser Siregar
Pdt Sumurung Samosir
Benpa Nababan
Delvi br Ujung
Aliwongso Sinaga
Saut Silalahi
St.E.Sagala
Tom Sianturi

Pengawas
Pdt. Resort Sidikalang I
Dr.Budiman
O.Lumbangaol
St.Y.br Ginting
St.W.Limbong

Pengurus
Ketua : Pdt.Samuel Sihombing
W.Ketua : Pdt.Melvin Simanjuntak
Sekretaris : Pdt.David
W.Sekretaris : Sekretaris PPND
Bendahara : St.Dame Ginting

Anggota
Herbin Silaban
M.br.Simanjuntak
Nekson Simanjuntak

Visi
Mensejahterakan masyarakat dan warga gereja melalaui pelayanan diakonia yang holistik.

Misi:
1. Mencerdaskan masyarakat dan warga gereja
2. Memberdayakan masyarakat dan warga gereja
3. Memelihara lingkungan hidup
4. Membangun kerjasama dengan organisasi masyarakat non pemerintah dan Pemerintah yang sevisi dengan Yayasan Diakonia.

Nilai dan spirit yayasan
Yayasan bekerja atas nilai kasih, kejujuran, adil, transparan, kebersamaan solidaritas dan keseimbangan di dorong atas dasar panggilan untuk memberitakan Injil kepada semua makhluk.

Azas
Pancasila dan UUD 1945

Dasar
Berdasarkan kepada terang dan kasih Tuhan Yesus Kristus yang tertulis 1 Korintus 3:11

Maksud dan Tujuan

Tujuan
1. Merevitalisasi kapisatas warga dan pelayan dalam memahami pelayanan yang holistik
2. Meningkatkan taraf hidup jemaat dan masyarakat melalui pengembangan warga jemaat dan warga masyarakat.
3. Mendorong warga gereja dan masyarakat sebagai pelaku perubahan dalam segala aspek kehidupan.


Maksud
1. Terwujudnya revitaslisasi pelayanan yang holistic
2. Memberdayakan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia
3. Adanya suatu lembaga atau media untuk menjawab dan merespon perkembangan dan isu-isu yang terjadi di tengah gereja dan masyarakat.

Program
1. Peningkatan Kapasitas warga jemaat dan masyarakat khususnya petani
2. Peningkatan pendapatan masyarakat melalui pengembangan ekonomi warga berbasis kerakyatan
3. Advokasi lobi kepada pemerintah supaya berpihak kepada masyarakat
4. Kepedulian akan lingkungan hidup
5. Suporting system

Pelantikan tanggal 16 mei 2010