JUBILEUM 125 TAHUN HKBP SIBUNTUON RESORT BALIGE

JUBILEUM 125 TAHUN  HKBP SIBUNTUON RESORT BALIGE
Jubileum

Selasa, 24 November 2009

Renungan Tahun Diakonia (December 2009)

Renungan Tahun Diakonia 2009
Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa
dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.
(Matius 6:13b)

Selasa 01 Desember 2009

Kehadiran yang Tersembunyi
Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, kepercayaanku
sejak masa muda, ya ALLAH
(Mazmur 71:5)

Kehadiran Allah yang tersembunyi kita alami dengan sempurna melalui indra kita. Kehadiran Allah yang hangat kita rasakan melalui sinar matahari dan angin pagi nan sejuk. Kehadiran Allah, kita dengar dalam suara riang anak-anak, kicau burung di angkasa dan suara serangga di rerumputan. Kehadiran Allah kita lihat dalam bening embun dipucuk-pucuk daun, birunya langit yang dihiasi awan, tunas-tunas baru dipucuk-pucuk pohon. Kebenaran akan lahir bila kita mau terbuka kepada rahmat dan ramah menyambut semua ciptaan Tuhan.

Rabu 02 Desember 2009

Cemas kehilangan Pujian
Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup! Aku hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud. (Yesaya 55:3)

Bila bangsa-bangsa diibaratkan seperti titik air dalam timba dan sebutir debu dala neraca. Lalu seperti apakah kita dihadapan Tuhan? Tuhan yang mengasihi kita sampai kematian-Nya di kayu salib. Masihkah kita mencari Tuhan yang lain? Tuhan dalam kenikmatan, kesenangan, kebebasan tidak teratur, konsumerisme, dan masih banyak tuhan yang lain. Mudah kita memaksakan kebenaran menurut ukuran kita kepada orang lain, sedangkan dibalik itu semua kita takut tidak dikenali dan dihargai keberadaan kita. Kita cemas kehilangan pujian, kekuasaan dan kehormatan, atau kita cemas kalau kelemahan kita diketahui orang lain.

Kamis 03 Desember 2009

Dibekali Kekayaan
Aku telah mencari TUHAN, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku
dari segala kegentaranku. (Mazmur 34:5)

Setiap kita memiliki peran dan tugas masing-masing. Tuhan telah membekali kita dengan talenta dan kekayaan. Hanya dengan melihat ciptaan-Nya yang lain sebagai sahabat seperjalanan, kita bisa meninggalkan rasa cemburu, iri hati keinginan untuk bersaing dan menang sendiri dan kita akan berkembang bersama. Oleh karena itu kita harus peka dengan kepentingan, kebutuhan, sesama. Melahirkan kedamaian, kerukunan, untuk bersahabat dengan siapa saja dan mampu menjumpai siapa saja.

Jumat 04 Desember 2009

Motivasi yang Tulus
Maka kamu akan menjadi umat-Ku, dan Aku akan menjadi Allahmu." (Yeremia 30:22)

Setiap ciptaan dengan motivasi yang tulus akan melahirkan persahabatan yang saling menerima kelemahan dan kekuatan. Melihat secara positif setiap perjumpaan dan menyadari bahwa Allah hadir dalam setiap ciptaan, setiap ciptaan diciptakan baik adanya. Demikian juga perbedaan. Dengan melihat perbedaan sebagai keindahan yang memperkaya, kita merasakan Tuhan yang hadir dalam berbagai cara. Dialah sumber segala keindahan. Tuhan mengutus kita untuk tinggal di dalam dunia yang penuh dengan tuntutan dan tantangan yang sedemikian cepat berubah.

Sabtu 05 Desember 2009

Tuntas Memberi diri
Dengan perbuatan-perbuatan yang dahsyat dan dengan keadilan Engkau menjawab kami, ya Allah yang menyelamatkan kami, Engkau, yang menjadi kepercayaan segala ujung bumi dan pulau-pulau yang jauh-jauh; (Mazmur 65:6)

Tuntaskah kita dalam memberikan diri? Kita mudah merasa cepat puas dengan apa yang kita lakukan dan kita berikan kepada sesama. Lebih mudah untuk berbuat secara setengah-setengah. Atau sejauh mana kita peka dengan kecenderungan kita? Berbuat sebanyak mungkin, namun dibalik itu semua ada keinginan untuk dipuji atau diakui. Mengenali motivasi diri lebih membantu kita untuk semakin utuh memberikan diri dengan penuh kasih. Dalam setiap pilihan hidup, kita harus bisa menampakan kualitas. Hanya berjalan bersama Dia kita setia kepada nilai-nilai kehidupan-Nya.

Minggu 06 Desember 2009

Membagikan Harapan
Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.
(Meleakhi 3:1-4)

Lebih mudah bagi kita untuk menunjukkan diri sebagai pahlawan yang baik hati. Lebih mudah bagi kita menonjolkan diri dan mencari pengakuan atas keberadaan diri kita. Mari kita belajar dari alam, tempat Tuhan hadir secara tersembunyi. Dalam kedaan tersembunyi kita belajar rendah hati membagikan harapan bagi yang putus asa dan kesepian. Rahmat Tuhan terus mengalir dan terus mengalir seperti sumber yang tidak pernah mongering. Sekalipun hati kita kering, Ia setia mengairi hati kita dengan kesejukan. Semua rahmat itu tidak terhitung dan tidak ternilai masih kah kita mau menuntut dan lupa bersyukur?
Senin 07 Desember 2009

Membagi Sukacita
Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion: "Allahmu itu Raja!" (Yesaya 52:7)

Kabar sukacita yang kita terima bukan untuk diri sendiri, melainkan untuk kita bagikan kepada siapa saja yang kita jumpai. Demikian juga dengan segala hasil jerih payah dan prestasi kita bukan untuk kita nikmati sendiri. Semua itu bernilai bila kita rendah hati untuk membagikannya. Dengan bertindak demikian kita akan semakin menghargai perjuangan penderitaan dan keprihatinan, sekaligus juga keberhasilan setiap pribadi. Membuka diri bagi setiap perjumpaan dengan berpikir positif, meliat kebaikan dalam diri orang lain, mendengarkan hidup dan situasi orang lain-suka dan duka.

Selasa 08 Desember 2009

Dua Sisi berbeda
Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah: siapa yang menciptakan semua bintang itu dan menyuruh segenap tentara mereka keluar, sambil memanggil nama mereka sekaliannya? Satu pun tiada yang tak hadir, oleh sebab
Ia maha kuasa dan maha kuat. (Yesaya 40:26)

Dalam hidup ini selalu ada dua sisi yang berbeda yang tidak dapat kita pisahkan satu dengan yang lain. Mudah bagi kita untuk menilai yang satu lebih baik dari yang lain. Bila kita mau melihat dengan tenang dan hati jernih, dua sisi yang berbeda itu membimbing kita untuk semakin bijaksana dalam berpikir, bertutur dan bertindak. Karena keberhasilan melahirkan kebahagiaan bila menyadari pergumulan bersama dengan Tuhan dan sesama. Saatnya untuk tenang mampu melalui masa-masa sulit bahkan hidup tanpa harapan.

Rabu 09 Desember 2009

Menjaga Keheningan
Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. (Lukas 21:27)

Begitu ramai dunia di luar diri kita. Begitu penuh pikiran kita dengan rencana-rencana. Begitu gaduh suara-suara dalam hati dan perasaan kita. Dan begitu mudah kita menyalahkan situasi di luar diri kita sebagai penghambat keheningan batin kita karena kita sadar kita berada di tengah-tengah semua keramain itu. Dan Tuhan setia menjaga keheningan itu dengan terus memanggil kita dari keramaian. Mengambil keputusan untuk mengarahkan diri pada satu tujuan, meberikan hati menjadi tanah yang mudah untuk diolah-Nya.

Kamis 10 Desember 2009

Diperbudak Dunia
Dan orang-orang yang dibebaskan TUHAN akan pulang dan masuk ke Sion dengan bersorak-sorai, sedang sukacita abadi meliputi mereka; kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, kedukaan dan keluh kesah akan menjauh. (Yesaya 35:10)

Zaman ini tampak jelas dihadapan kita, jumlah masyarakat miskin kian meningkat. Jumlah anak putus sekolah terus bertambah, angka perceraian yang tidak bisa dihambat, kerusakan alam semesta, kekerasan dan ketidakadilan terhadap anak-anak, kaum perempuan, buruh migran, serta kapitalisme yang mematikan ekonomi rakyat kecil dan masih banyak lagi. Sadarkah kita bahwa kita sedang diperbudak dunia? Sadarkah kita bahwa Yesus yang hidup, sengsara dan wafat bagi kita, pada saat ini juga mengajak kita bangkit dan berbuat bagi sesama dan seluruh ciptaan-Nya. Dan Ia mengajak kita untuk mulai dari hal yang sederhana.

Jumat 11 Desember 2009

Ingkar Janji dan Niat
Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!" (Matius 21:9)

Adalah mudah bagi kita untuk tidak setia dengan janji dan niat kita. Lebih mudah lagi kita ingkar bila kita melihat bahwa segala usaha kita tampak sia-sia dan tidak jelas. Belajar dari Yesus yang taat bukan dengan cara instan, tetapi dari hari ke hari menunjukkan ketaatan-Nya melalaui relasi pribadi-Nya dengan Allah Bapa. Pernah kah kita menyerahkan nyawa yang adalah kehendak diri, untuk dibimbing oleh-Nya dari hari ke hari. Terpesona dengan pribadi Yesus tidaklah cukup. Mengenali dan menemukan keterbatasan serta kelemahan diri kita tidaklah cukup.

Sabtu 12 Desember 2009

Perjalanan Berat
Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu." (Lukas 21:19)

Seberat apapun perjalanan kita, kita tidak akan pernah sendirian. Setiap kita dicintai-Nya apa adanya. Setiap kita berharga dimata-Nya. Semua peristiwa dan pengalaman hidup dipergunakan oleh Tuhan untuk mengantar kita bersatu dengan-Nya. Banyak dari kita takut dan menghindari kesepian, kesendirian, ketidakpastian, dan keterbatasan. Kalau saja kita sejenak mau tinggal dalam semua situasi itu, kita akan menemukan Sang Tak Terbatas. Kalau saja kita sejenak mau diam dan mendengarkan situasi itu, kita akan menemukan bahwa kita sedang dibimbing untuk mengenal diri, diri yang dicintai-Nya apa adanya.

Minggu 13 Desember 2009
Kasih dalam Pengampunan
Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat.
(Lukas 13:24)

Ada kasih yang sedemikian besar dalam pengampunan, Hanya mengampuni dengan tulus kita bisa merasakan kasih Allah yang mengampuni sesama melalui hati kita. Bila kita mengampuni dengan penuh sukacita kita semakin menyadari bahwa pengampunan kita membawa harapan bagi diri kita sendiri dan orang lain. Seperti kita melihat tunas baru di pohon atau kuntum bunga, kita merasakan sukacita dan kekaguman. Kita menemukan harapan dalam tunas-tunas baru itu.

Senin 14 Desember 2009

Kesendirian yang Menyadarkan
Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu." (Lukas 21:33)

Tentang kesendirian dan kesepian. Lihatlah, Yesus telah, menjadi sahabat seperjalanan kita memasuki kesepian dan kesendirian padang gurun. Kesendirian dan kesepian menyadarkan kita bahwa kita membutuhkan sahabat. Dan lebih dari itu, situasi ini menyadarkan kita bahwa hanya Tuhan saja yang mampu mengisi kesendirian dan kesepian. Tuhan sudah berjanji tidak akan meninggalkan kita sendirian. Dalam situasi apapun Dia ada, Dia hadir. Saat kita mengalami kegelapan dan keputusasaan, Dia ada dan Dia hadir. Dia hadir melalui jalan yang hening dan memberi kesejukan. Dia memberdayakan kita melalui setiap pribadi yang meneguhkan dan membangun harapan.

Selasa 15 Desember 2009

Ke luar dari Keangkuhan
Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus. (1 Korintus 1:8)

Kesedihan dan keterpisahan dengan orang yang sangat dekat dan sangat kita cintai, kadang justru membutakan mata hati kita, menghalangi kita untuk merasakan kehadiran Tuhan dalam peristiwa dan keterpisahan itu. Berhenti bertanya, berhentilah berpikir. Tenang dan dengarkanlah Dia. Berani ke luar dari kekakuan diri. Berani ke luar dari perasaan ketakutan dan kesedihan. Rendah hati ke luar dari keangkuhan dan kesuksesan diri. Dan kita akan melihat hari-hari kita. Semua yang kita lakukan bukan semata-mata jerih payah kita. Dibalik itu semua ada roh yang membimbing kita sekaligus mengutus kita untuk berdamai dengan siapa saja.


Rabu 16 Desember 2009

Satu-satunya Tempat Berlabuh
Karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam. (1 Tesalonika 5:2)

Ada saatnya kita merasa gelisah dengan sesuatu hal yang belum terjadi. Ada saatnya kita merasa khawatir, takut dan sulit mengenali sumber kekhawatiran dan ketakutan itu. Ingatlah pesan-Nya dan bisikkan itu pada dirimu sendiri. Hatimu akan semakin tenang dan akan kautemukan sumber kekhawatiran, gelisah, dan ketakutanmu. Akhirnya kau temukan hati-Nya satu-satunya tempat berlabuh. Melihat dalam diri bahwa kita mampu melakukan perubahan yang semakin baik. Kita bersyukur bahwa kita sedang menerima dan menumbuhkan harapan.

Kamis 17 Desember 2009

Kita tidak punya Apa-apa
Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. (2 Petrus 3:10)

Kita mampu menghargai indahnya kehidupan padang rumput bila kita merasakan keringnya padang gurun. Kita mampu menghargai keberhasilan orang lain bila kita telah merasakan jatuh bangun dan keberhasilan karya-karya kita. Dan sekali lagi itu semua bukan milkik kita, kita hanya dipercaya untuk mengolahnya. Suka cita buah dan nilai hidup yang kita temukan dalam keheningan. Sukacita akan berarti bila kita bersabar dalam perjumpaan, membawa kasih dalam setiap perjumpaan dan menjumpai Tuhan dalam diri sesama.

Jumat 18 Desember 2009

Menelantarkan Batin
Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat. (Ibrani 10:25)

Dosa! Kita tahu untuk berbuat baik, tapi kadang kita tidak mampu melakukan kebaikan itu. Dosa! Telah memisahkan kita dari Tuhan. Dosa!tealah mendorong kita untuk menelantarkan batin dan jiwa kita. Dan kita semakin lelah karena kita hanya mengandalkan kemampuan sendiri. Hanya dengan beseru kepada-Nya dan bersama Dia kita menemukan kekuatan yang baru untuk masuk dalam keheningan. Keterbukaan merupakan buah relasi pribadi kita yang mendalam dengan Tuhan sendiri. Ketika kita tekun merenungkan Sabda-Nya.

Sabtu 19 Desember 2009

Memahkotai Duri
Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita,
dengan semua orang kudus-Nya.
(1 Tesalonika 3:13)

Mudah bagi kita memahkotai orang lain dengan duri-duri yang ke luar dari kata-kata kita yang menyakitkan dari pikiran kita yang menghakimi dan dari sikap kita yang angkuh. Dengan semua cara kita menenggelamkan orang lain dalam jubah ketidak berdayaan. Bahkan kita telah menampar kebaikan yang ada di dalam diri orang lain. Sebenarnya pada saat yang sama kita sedang menutup diri untuk berkembang dalam kehinangan bersama sesama ciptaan.

Minggu 20 Desember 2009

Kematangan Rohani
Sebab itu TUHAN menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kamu; sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi kamu. Sebab TUHAN adalah Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia!
(Yesaya 30:18)

Bersyukur dan teruslah bersyukur, inilah ungkapan kematangan rohani kita. Tuhan mengutus kita menjumpai setiap ciptaan dengan penuh sukacita dan mereka membimbing kita kembali kepada Tuhan dengan ungkapan syukur bersama mereka. Kita merasakan Tuhan yang hadir, dalam segala hal Dia memanggil kita untuk bersyukur. Lebih mudah bagi kita menuntun Tuhan memenuhi kebutuhan kita seperti yang kita mau. Namun saat Tuihan dan saat kita adalah berbeda. Renungkanlah dengan rendah hati maka batin kita akan bermadah. Bagaimana kita akan membalas segala kebaikan-Nya.

Senin 21 Desember 2009

Kekayaan Tersembunyi
Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu,
mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. (Yesaya 40:31)

Sering kita menyadari karya dan rahmat Tuhan bagi kita. Sering kita menuntut lebih dan lebih lagi. Sering kita memohon dan lupa bersyukur. Sering kita lupa bahwa Tuhan terus berkarya dalam diri kita melalui karya-karya yang dipercayakan kepada kita, melalui perjumpaan-perjumpaan bersama setiap ciptaan. Mari kita bersyukur bahwa ada kekayaan yang tersembunyi dalam diri kita yang dijaga-Nya untuk semakin bertumbuih dan akhirnya berbuah.

Selasa 22 Desember 2009

Tebaran Butiran pasir
Aku menanti-nantikan keselamatan yang dari pada-Mu, ya TUHAN. (Kejadian 49:18)

Kasih Tuhan sudah semakin tidak terhitung lagi, laksana tebaran butir-butir pasir di padang gurun. Sekalipun butiran itu tidak mampu mewakili besarnya kasih Allah. Masih kah kita ragu? Masihkah kita merasa sepi dan sendiri? Manusiawi bila ketakutan itu ada. Yang perlu kita sadari terus menerus adalah bahwa Dia tidak pernah berhenti mencintai kita. Dia setia sekalipun kita tidak setia. Dalam segala pengalaman dan peristiwa hidup kita menemukan Rahmat Tuhan dan syukur adalah ungkapan keutuhan hati kita yang dipenuhi rahmat itu.

Rabu 23 Desember 2009

Hati yang penuh Rahmat
Jiwa kita menanti-nantikan TUHAN. Dialah penolong kita dan perisai kita! (Mazmur 33:20)

Yakinlah, situasi padang gurun tidak selalu menyedihkan dan penuh kesepian. Tuhan Allah telah mengubah suasana padang gurun menjadi Saat Rahmat. Rahmat untuk mengenal diri dan merasakan kasih-Nya yang lembut, penuh pengharapan, dan berlimpah sukacita. Rahmat untuk merasakan bahwa satu-satunya kekuatan kita datang dari Dia saja. Hati yang penuh oleh rahmat Tuhan tidak dapat menahan rahmat itu bagi dirinya sendiri. Dengan segera ia didorong untuk berbuah mendengarkan kebutuhan sesama.

Kamis 24 Desember 2009

Tidak berhenti Berkembang
Dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." (Lukas 1:33)

Tuhan tidak pernah berhenti berkarya, melalui sabda-Nya Ia tidak pernah berhenti menaburkan kehidupan kepada setiap ciptaan. Dia tidak akan pernah berhenti mengajak kita kembali dan kembali kepada-Nya. Buktinya, Dia tidak pernah berhenti memberi kita kesempatan untuk berkembang, sekaligus untuk menyadari keterbatasan kita dan memberi kita rahmat untuk menjadi semakin baik dari hari ke hari. Ada saatya kita merasa bahagia, saat lain kita harus berjuang, saat lain merasa sedih dan ada saatnya kita merasa semua berjalan biasa saja.

Jumat 25 Desember 2009

Bukan sekedar Merenung
Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya
dan merenungkannya.
(Lukas 2:19)

Merenung bukan hanya sekedar diam dan tidak berbicara. Bila kita masih mudah menuntut diri dengan orang lain dengan pikiran dan kata-kata kita, Bila kita masih mengikuti kehendak sendiri dan menutupi kelemahan diri. Bila kita belum murah hati berbagi pengalaman hidup dan talenta, itu masih berada di angan-anagn kita saja. Merenung mengantar kita melahirkan kasih yang menghalau ketakutan dan kepicikan, kasih yang memberikan ketenangan.

Sabtu 26 Desember 2009

Mudah Berpura-pura
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai (Yohanes 1:14)

Hari baru membawa harapan yang selalu baru. Hari baru mendorong kita membangun niat yang baru. Hari baru melahirkan ungkapan syukur kita dan seluruh hari menjadi persembahan syukur. Betapa mudah kita berpura-pura menutupi kelemahan dan keterbatasan diri dengan berkata, “segalanya berjalan dengan baik dan tidak apa-apa.” Ketika menemukan jalan buntu, tertekan peritiwa yang berat, baru kita sadar dan mau berubah. Sadar bahwa diri lemah dan terbatas. Sadar bahwa masih ada yang tak terbatas. Akhirnya kita rela menyerahkan nyawa. Menyerahkan nyawa diartikan sebagai menyerahkan kehendak dan kemauan sendiri. Menyerahkan nyawa untuk mendengarkan dan membuka diri bagi kehadiran yang lain.

Minggu 27 Desember 2009

Setia dalam segala Keadaan
Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk
menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan
(Lukas 2:34)

Bila kita masih memilih tempat dan ruang; bila kita masih mengukur jarak; bila kita masih berpikir saat baik dan saat buruk; bila kita lupa kepada-Nya saat suka dan lari memohon saat duka; bila kita memberikan Dia waktu yang tersisa dai seluruh waktu kita, kita tidak akan pernah merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya; kita tidak akan pernah menemukan keindahan rahmat dalam duka dan suka hidup kita. Akan tetapi Dia tetap setia dalam segala kedaan kita.

Senin 28 Desember 2009

Jalan Merendah
Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
(Yohanes 6:40)


Jalan merendah bukanlah jalan yang mudah. Yesus telah menunjukkan hal itu. Dia melakukan apa yang dikatakan-Nya. Dia datang menjadi pelayan dan hamba bagi semua ciptaan. Pujian kepada bunga bakung, menerima pelayanan dari wanita pendosa, panggilan-Nya kepada pemungut cukai, makan bersama mereka yang dikelompokkan sebagai pendosa, memberikan Air hidup dengan meminta air kepada perempuan Samaria dan masih banyak lagi. Dia telah menjalani kehidupan yang biasa dan sederhana yang sedemikian dekat dengan kita.

Selasa 29 Desember 2009

Tempat paling Pribadi
Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu! (Mazmur 105:4)

Bagaimana kalau sumber mata air mengiring? Setiap makhluk yang di sekitarnya bahkan yang jauh dari sumber pun akan mati. Bagaimana bila batin kita yang mengering? Sebelum batin kita mengering hening dan dengarlah hati kita. Dengan penuh kerinduan, Ia memanggil kita dalam perjumpaan yang paling pribadi. Dengan kesetiaan dan ketekunan dalam doa. Di sanalah akhirnya kita jumpai Dia di tempat yang paling pribadi dari diri kita.


Rabu 30 Desember 2009
Tidak Lupa Diri
"Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?" (Mikha 6:8)

Jangan lupa diri, kita adalah utusan. Sebagai utusan kita tidak diutus untuk mewartakan diri sendiri, namun untuk mewartakan Dia yang mengutus kita. Tanpa Dia kita bukanlah seorang utusan. Tanpa dia kita bukan siapa-siapa. Peristiwa ataupun pengalaman buruk dan pahit sebisa mungkin kita tutupi dan lupakan saja. Namun Yesus yang kita ikuti adalah Anak manusia yang mau seperasaan, sepenaggungan dengan kita. Ia tidak hanya ingin merasakan suka cita kita, tetapi lebih dari itu, Dia menghendaki untuk bersama dengan kita, mengubah duka cita menjadi suka cita. Mengubah kegelapan menjadi terang.

Kamis 31 Desember 2009

Terbuka Jalan
TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar
dan berlimpah kasih setia.
(Mazmur 103:8-18)

Tiada dosa yang tak terampuni, tiada kesalahan yang tak termaafkan, tiada kesesatan yang tidak bisa diluruskan. Selalu terbuka jalan bagi setiap orang yang ingin meluruskan jalan hidupnya. Setiap hari Tuhan menampakkan diri pada kita, namun terkadang kita kurang menyadarinya. Tuhan Yesus yang telah membuka mata Paulus hingga bertobat dan menjadi rasul, melihat bahwa diri kita yang kadang merasa telah masuk dalam kubangan dosa ternyata tetap berharga di mata Tuhan.

By: Pdt. Maruasas S.P Nainggolan
-Sekhus Kadep Diakonia HKBP-
(maruasasnainggolan.blogspot.com)