JUBILEUM 125 TAHUN HKBP SIBUNTUON RESORT BALIGE

JUBILEUM 125 TAHUN  HKBP SIBUNTUON RESORT BALIGE
Jubileum

Minggu, 23 Agustus 2009

"Renungan Tahun Diakonia Agustus"

Renungan Tahun Diakonia 2009
“Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.”
(Yohanes 13:15)

Sabtu 01 Agustus 2009
Anti Kekerasan
“Janganlah engkau memeras sesamamu manusia dan janganlah engkau merampas; janganlah kau tahan upah seorang pekerja harian sampai besok harinya.” (Imamat 19:13)
Seorang Teolog pernah mengatakan,” Semua kekejaman bermula dari kelemahan.” Teringat kisah David dan Goliat , sebuah kisah dan cerita Alkitab yang tidak pernah terlupakan. Kisah dan cerita yang selalu mengingatkan kita akan kuasa dari kekuatan besar yang dimilki seseorang belum tentu bisa menjadi penguasa atau pemenang. David yang kecil dan lemah bisa mengalahkan Goliat. Seperti juga sampai saat ini, begitu banyak orang yang menjadi goliat-goliat yang baru, yang tega menindas merampas orang-orang yang lemah. Kita tidak menyadari, orang kecil atau orang lemah itu adalah bagian dari diri kita, dan ketika kita melakukannya sama seperti kita melakukan itu kepada diri kita sendiri. Seperti Sedikit rasa sakit pada jari kelingking kita menimbulkan lebih banyak kekhawatiran dan ketidaknyamanan perasaan.


Minggu 02 Agustus 2009
Hidup Semena-mena
Kata Izebel, isterinya, kepadanya: "Bukankah engkau sekarang yang memegang kuasa raja atas Israel? Bangunlah, makanlah dan biarlah hatimu gembira! Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu."
(1 Raja 21:7)
Take and give adalah istilah yang tidak asing lagi buat kita. Karena bagi kehidupan kita saat ini, itu sudah menjadi tradisi. Tradisi berbelas kasih mau memberi karena pasti akan mendapatkan sesuatu dari yang ia dapatkan, atau akan mendapatkan imbalan dari orang yang dibantu atau ditolongnya. Berita Injil yang hampir kurang lebih 2000 tahun telah mewartakan berita keselamatan dari Tuhan yang diberikan secara cuma-cuma, itulah ajaran Firman Tuhan dalam Alkitab sebagai kebenaran sosial yang harus kita lakukan untuk membantu dan mengasihi sesama kita tanpa ada maksud tertentu. Aplikasi yang sering muncul jutru rasa simpati yang dingin terhadap penderitaan yang dialami oleh orang-orang yang tidak berhubungan dekat dengan kita. Dan tidak mau tahu dengan persoalan sesame. Sibuk haya memikirkan diri sendiri.


Senin 03 Agustus 2009
Mana yang Baik?
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
(Roma 12:2)
Kita bias saja mencintai dunia.Tetapi jika kita terlalu mencintai dunia, tidak akan ada ruang lagi di dalam hati kita bagi kasih Allah. Kita tidak bisa mengasihi Allah yang kekal dan dunia dan dunia secara bersamaan.Kita hidup dalam waktu. Semua aktifitas kita baik bertindak, berbicara, maupun berpikir mau gak mau akan "memakai" waktu. Demikian pula bila kita melakukan ini dan itu, berpikir begini dan begitu. Maka perlu sekali kita "mengelola diri", agar kalau kita bicara hanya bicara yang berguna; kalau bertindak hanya bertindak yang membangun; kalau berpikir hanya berpikir yang bernilai. Dengan kata lain lakukan, katakan, pikirkan hal-hal yang memang setimpal dengan "harga" waktumu. Sebab waktu gak akan kembali. Ia akan terus menggelinding, tanpa bisa dihentikan. Jadi, sungguh sayang kalau kamu pakai waktumu untuk hal-hal yang gak ada gunanya apa-apa, gak ada artinya apa-apa. Lebih sayang lagi kalau kamu habiskan waktumu untuk hal-hal yang buruk.


Selasa 04 Agustus 2009
Hidup Secukupnya
Dan prajurit-prajurit bertanya juga kepadanya: "Dan kami, apakah yang harus kami perbuat?" Jawab Yohanes kepada mereka:
"Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu."
(Lukas 3:14b)
Siapakah yang mebuat kita miskin dan kaya? Seorang Teolog mengatakan, ”Tangan yang lamban membuat miskin, tapi tangan orang yang rajin menjadikan kita kaya. Tangan orang rajin memegang kekuasaan tetapi kemalasan mengakibatkan kerja paksa. Orang yang bermalas-malasan dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara siperusak. Oleh karena kemalasan runtuhlah atap dan oleh karena kelambanan tangan bocorlah rumah.” Memiliki tujuan hidup itu penting. Sebab tujuan itulah yang akan mengarahkan langkah kita, memberi "daya dorong" untuk do the best, sekaligus membimbing kita menggunakan setiap "tetes" energi dan "jengkal" talenta yang ada pada diri kita dengan lebih efektif dan efisien. Sehingga hidupmu akan terasa lebih hidup.
Tanpa tujuan, hidupmu akan berlalu tanpa makna. Kosong. Seperti layang-layang putus yang terombang-ambing.


Rabu 05 Agustus 2009
Mengendalikan Diri
Demikian juga orang-orang muda; nasihatilah mereka supaya mereka menguasai diri dalam segala hal (Titus 2:6)
Peringatan-peringatan Tuhan sudah menjadi nasehat. Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa yang mendengarkan nasihat ia bijak. Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasihat banyak. Nasihat itu seperti salju. Semakin lembut ia jatuh, semakin mudah ia diserap, semakin dalam ia masuk tanah semakin lama ia bertahan. Dia yang menerima nasihat kadang-kadang lebih unggul dari dia yang dapat memberikannya. Tidak ada pemberian yang lebih berharga daripada saran yang baik. Seperti halnya menyediakan waktu untuk bersantai. Sebab kalau terus diikutin, yang namanya "pekerjaan" bisa gak akan ada habisnya; kita akan terus dipacu dan dipicu. Sejenak kita harus bias berhenti dari segala rutinitas. Mungkin dengan pergi ke tempat-tempat yang kita sukai, bercengkrama dengan orang-orang yang kita sayangi.


Kamis 06 Agustus 2009
Merasakan Air Mata
“Dan apabila aku terkenang akan air matamu yang kaucurahkan, aku ingin melihat engkau kembali supaya penuhlah kesukaanku.” (2 Timoteus 1:4)
Kadang-kadang air mata memilki kekuatan yang sama dengan kata-kata. Itu membuka paru-paru, membasuh muka melatih mata, dan meredakan amarah. Menangis itu mengurangi kedalaman dari kesedihan. Ada semacam kesenangan dalam menangis, karena kesedihan diredakan dan dibuang dengan air mata. Air mata yang telah kita tahan mengalir deras dan aku membiarkannya meluap sebebas-bebasnya, menjadikan mereka sebagai bantal dalam hati. Di atasnya hati beristirahat, karena tangisan terdengar di telinga saja. Setiap tempat pasti ada plus minusnya. Begitu juga tempat di mana kita berada kini. Jadi berpulang pada diri kita sendiri; apakah mau fokus ke yang plus, atau fokus ke yang minus? Keduanya ada konsekuensinya. Fokus ke yang minus bisa karena kita terus dibayangin kesenangan di tempat lama, bisa juga karena kita terus memikirkan tempat impian kita pada akhirnya hanya akan mengundang ketidakpuasan. Kita jadi sulit bersyukur. Gak bisa melihat hal-hal baik yang ada.


Jumat 07 Agustus 2009
Menyangkal Diri
“Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus,
ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.” (Galatia 5:24)
Melalui sebuah salib kita menjadi pengutang-pengutang Tuhan. Sehingga melalui salib utang kita dihapuskan. Yesus menjadi seorang pembohong besar, pembual, pencuri, perzinah, pembunuh yang pernah diketahui oleh umat manusia. Bukan karena Ia melakukan semua dosa ini, melainkan karena Ia sesungguhnya menanggung dosa kita. Karena salib, kita tahu keseriusan dosa kita dan kebesaran kasih Tuhan kepada kita. Jalan salib adalah jalan terang, yang manis adalah sebuah kematian dari Dia yang kehidupanNya- adalah kasih. Seperti halnya tubuh, tubuh kitapun punya kehendaknya sendiri. Bajik dan bijaklah menanganinya. Tetapi jangan juga segala kemauannya selalu diikuti. Jangan. Ada saatnya ia malas; susah diajak kerja, susah diajak bergerak. Inginnya tiduran terus, leha-leha terus. Bila demikian adanya, gak usah ragu untuk "memaksanya".Jangan lupa, mengasihi gak berarti selalu memenuhi apa yang ia mau atau senangi; ada kalanya mengasihi berarti berkata "tidak", untuk sesuatu yang justru bisa merugikannya. Bila tubuh kita sehat terjaga, cerah terawat, maka kita sendiri pun akan merasakan manfaatnya.


Sabtu 08 Agustus 2009
Kuat dalam Pencobaan
Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.
(2 Petrus 1:4)
Kita mungkin akan bertemu, "terpaksa" bergaul dengan orang yang tidak menyukai kita. Entah karena alasan yang jelas, misalnya ia pernah tersinggung dengan kita. Entah juga karena alasan yang gak jelas. Ada seperti kucing melihat anjing. Walau mungkin ia gak bilang, tetapi lainlah dari sikapnya. Bila demikian keadaannya, kita haruslah tetap tenang. Gak usah merasa tertekan. Suka gak suka itu hak setiap orang. Kita tidak bisa melarang seseorang untuk tidak menyukai kita. Dan tidak usah juga kita terbawa emosi; ikut-ikutan bersikap "konfrontatif". Karena sikap seperti itu tidak membawa manfaat apa-apa, malah bisa merugikan. Lalu bagaimana? Kadang kebaikan bisa menjadi pembalasan paling telak untuk sebuah keburukan. Tetapi juga jangan terlalu "mengada-ngada" sampai kesannya malah kayak orang "nyogok". Yang penting kita tidak membencinya, dan jauh dari niat buruk terhadapnya. Kita bia berdoa, ”Laranglah aku ya Tuhan supaya tidak bermegah kecuali dalam kematian Kristus, Allahku semua hal-hal yang sia-sia mempesonakanku aku korbankan demi darahnya. Seandainya seluruh dunia menjadi milikku, itu adalah sebuah pemberian yang terlalu kecil. Kasih begitu mengagumkan, begitu ilahi meminta jiwaku, kehidupanku, diriku seluruhnya.


Minggu 09 Agustus 2009
Mati karena Rakus
Sebab itu dinamailah tempat itu Kibrot-Taawa, karena di sanalah dikuburkan
orang-orang yang bernafsu rakus.
(Bilangan 11:34)
Seorang teolog pernah berkata, “Memang kesederhanaan membuat orang-orang bijak dan pandai menjadi bodoh dan memungkinkan orang-orang yang miskin dan sederhana melihat cara-cara Allah. Kerakusan membunuh lebih banyak daripada sebilah pedang. Kita harus makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan. Banyak orang yang meninggal karena kelebihan makan daripada kekurangan gizi. Keserakahan adalah hasrat terakhir bagi meraka yang hidup, bagian yang pertama telah dihambur-hamburkan dalam kesenangan dan bagian kedua telah dicurahkan untuk ambisi.” Seperti kata pepatah lama: Apa yang ditabur orang, itu juga yang dituainya. Maka, ketika kita terus saja mengalami benturan, sulit bekerja sama dengan orang lain, orang-orang menghindar untuk "dekat-dekat" dengan kita, jangan-jangan masalahnya ada di kita. Mungkin karena sifat kita, perilaku kita, kebiasaan-kebiasaan kita, cara berpikir kita, atau mungkin juga karena "lidah kita".
Cobalah kita bercermin, lihat ke dalam diri, evaluasi dan introspeksi diri. Bila demikian adanya kita sendiri yang jadi sumber masalah. Tidak ada cara lain, kita harus berubah, memperbaiki diri.



Senin 10 Agustus 2009
Susah Berterimakasih
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki
Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
(1 Tesalonika 5:18)
Semua yang telah kita lihat mengajar kita untuk percaya kepada pencipta atas semua yang belum kita lihat. Allah kita pertolongan kita di masa-masa lalu, Pengharapan kita di tahun-tahun mendatang menjadi penjaga di segala kesulitan yang datang. Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hati dan tidak bersandar dengan pengertian sendiri. Tidak terbatas kasih Tuhan dan tidak terbatas juga kepercayaan kita kepada Tuhan. Bukan menjadi seorang elite yang menjadi sebuah predikat, untuk menyebut orang-orang pilihan, golongan kelas atas, kaum terkemuka. Singkat kata, elite adalah mereka yang mumpuni di bidangnya; lebih dari sekadar orang biasa. Tetapi pengertian tersebut serta merta menjadi “kacau” (tidak relevan) bila dikenakan kepada para politikus di negeri kita. Mereka yang disebut, atau bahkan yang menamakan dirinya elite politik itu, ternyata lebih banyak yang tidak berlaku sebagai elite. Bayangkan, di tengah persoalan bangsa yang begitu besar; pertikaian dan tindak kekerasan antar kelompok masyarakat, ancaman disintegrasi bangsa, krisis ekonomi yang berkepanjangan, belum terselesaikannya secara hukum kasus-kasus korupsi dan kriminal lainnya di masa lalu; mereka malah bertengkar soal jabatan, soal bagaimana mengganti presiden.


Selasa 11 Agustus 2009
Berkarya untuk Tuhan
Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.
(1 Korintus 10:31)
Jika berhasil jangan bangga, jika kalah jangan mengeluh. Muliakanlah Tuhan dengan segala yang ada pada diri kita. Kita mencukupi kebutuhan hidup kita dari apa yang kita peroleh, tetapi kita menciptakan kehidupan dengan apa yang kita beri. Lebih senang mengumpulkan uang diperut orang-orang miskin daripada dalam dompet. Setiap orang Kristen yang mengumpulkan bagi dirinya lebih banyak daripada yang dibutuhkan dalam hidup menolak Tuhan. Ia telah mendapatkan kekayaan dan api neraka. Seperti halnya katekis adalah orang yang mengajar katekisasi; tujuannya mempersiapkan orang-orang yang hendak dibaptis dan menerima sidi. Di Gereja Katolik, Guru Sekolah Minggu atau orang-orang yang tugasnya berhubungan dengan ngajar-mengajar biasanya juga disebut katekis. Katekisasi yang memang pengajaran.


Rabu 12 Agustus 2009
Hidup di Jalan Tuhan
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh.
(Mazmur 1:1)
Nama tidak menjadi jaminan perilaku penyandangnya. Seperti, sebut saja, orang yang bernama Luhur, bisa jadi kelakuannya malah rendah. Atau orang yang bernama Aquinas, tidak dijamin pribudi dan kepandaiannya seluhur Thomas Aquinas, seorang filsuf sekaligus teolog hebat pada Zaman Skolastik. Sama juga dengan orang yang namanya Ayub, tidak lantas dia panjang sabar dan tahan banting seperti tokoh Ayub dalam Alkitab. Jadi sebuah nama bisa saja sekadar pepesan kosong. Indah artinya, tetapi tidak sesuai dengan perilaku penyadangnya. Seperti Yudas Iskariot. Artinya bagus, tetapi jebulnya justru seorang pengkhianat. Sungguh berat memang menyandang beban arti sebuah nama. Lebih berat dari menyandang segala atribut kesarjanaan. Barangkali jauh lebih baik seorang yang bernama Jangkrik atau Kuya, tetapi memiliki pribudi seorang satria pinandita. Setiap orang yang tidak tinggal dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah ke luar dari situ tidak memiliki Allah. Hati manusia memikir-mikirkan jalannya tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkah. Manusia mengusulkan, Tuhan yang mengatur. Ia yang menempuh perjalanan jauh mengetahui banyak hal.


Kamis 13 Agustus 2009
Orang-orang Sulit
Suap janganlah kauterima, sebab suap membuat buta mata orang-orang yang melihat dan memutarbalikkan perkara orang-orang yang benar.
(Keluaran 23:8)
Sudah lama kita melihat di banyak perempatan ada patung polisi; berdiri tegak dengan sikap sempurna. Sampai pernah ada seorang teman yang berkelakar, sekarang ini katanya polisi yang “nakal” tinggal 20 persen saja. Sebab yang 40 persen sudah diganti patung polisi, dan yang 20 persen lagi sudah diganti polisi tidur. Untuk apa patung polisi itu ditaruh di sana? Pastinya saya tidak tahu. Saya hanya bisa menduga, itu untuk “menakut-nakuti” para pengguna jalan supaya tertib dan tidak melanggar aturan. Kalau benar dugaan itu, maka memang aneh tidak aneh. Anehnya, karena dengan begitu tidakkah masyarakat justru dididik untuk takut pada aparat, dan bukan patuh pada aturan?
Tidak anehnya, karena bukankah memang begitu budaya masyarakat kita; orang dikondisikan mengikuti aturan atas dasar perhitungan ada dan tidak adanya aparat, bukan karena sadar apalagi tulus. Marilah kita serahkanlah kekhawatiran kita kepada Tuhan maka ia akan memelihara kita. Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah bahwa hari malang ini pun dijadikan Allah. Tuhan selalu meningkatkan iman anak-anaknya. Daripada mengharapkan kemenangan tanpa cobaan, tidak berusaha untuk bersabar. Kita harus bersedia untuk menerimanya dari tangan Tuhan sebagai suatu cara. Cobaan, rintangan, kesulitan dan kadang-kadang kekalahan adalah makanan yang paling baik bagi iman.

Jumat 14 Agustus 2009
Bisa mengendalikan Diri
Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang,
supaya kamu dapat berdoa.
(1 Petrus 4:7)
Anak-anak memiliki kepekaan yang hebat untuk takjub. Bahkan kertas koran yang dilipat, kulit jeruk yang dipotong-potong, plastik yang ditiup, burung yang meloncat dari dahan ke dahan, ikan di kolam, embun pagi hari di rerumputan, ulat kecil yang merayap di dedaunan, bunga-bunga liar di pinggir jalan, semut yang berjalan beriringan, dan banyak lagi; semua itu cukup untuk membuatnya tesenyum lebar, tertawa gembira, dan melompat-lompat girang. Kita, orang dewasa, sadar atau tidak, kerap sudah terbelenggu dengan rutinisme. Kepekaan kita akan keindahan dan keluarbiasaan alam sekitar menjadi tumpul. Kita sulit untuk takjub. Segala hal dipandang dan dirasa sebagai biasa-biasa saja. Sehingga setiap waktu berlalu tanpa kesan. Setiap kejadian datang dan pergi tanpa makna. Dan kita pun sulit sekali untuk bersyukur. Seperti halnya dengan ketenangan yang adalah keabadian, Ketenangan lebih merdu dari lagu apapun. Marilah kita membebaskan diri dari segala yang membebani, mengikat, atau merintangi dan memfokuskan pikiran kita setiap saat pada perenungan akan Tuhan yang memberikan keselamatan.

Sabtu 15 Agustus 2009
Berpikir dengan Iman
Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.
(Roma 12:3)
Seorang pengusaha restoran bermaksud merenovasi restorannya. Selama ini restorannya sepi pengunjung. Hanya Pendetanya yang pernah beberapa kali datang berkunjung atas undangannya. Maka ia memutuskan pergi ke Pendetanya meminta masukan, “Pak Pendeta, saya akan merenovasi restoran saya. Bisakah Bapak mengusulkan nama restorannya?” Pak Pendeta berpikir sejenak dan menjawab, “Bagaimana kalau namanya menjadi Restoran Mukjizat?” Si pengusaha berkomentar, “Nama yang bagus. Apa alasannya, Pak?” Pendeta menjawab, “Karena untuk mendapatkan makanan yang enak di restoran anda adalah merupakan sebuah mukjizat.” Dalam hal ini pikiran yang dinamis atau kepercayaan menolong kita untuk mencapai fakta. Kita menjadi anak-anak di dalam hati tetapi tidak dalam memahami. Iman, keyakinan, pemikiran positif menciptakan orang yang lebih baik dan dunia yang lebih baik karena dunia yang diluar dipengaruhi oleh pemikiran kita yang terdalam. Jagalah pikiran Anda melawan pemikiran negative seperti Anda menjaga rumah Anda dari pencuri.

Minggu 16 Agustus 2009

Berikan yang Terbaik
Maka haruslah kaupersembahkan bagi TUHAN segala yang lahir terdahulu dari kandungan; juga setiap kali ada hewan yang kaupunyai beranak pertama kali, anak jantan yang sulung adalah bagi TUHAN. (Keluaran 13:12)
Doa bukan sekadar sarana untuk meminta. Lebih-lebih doa bukan alat untuk memaksakan kehendak kita kepada Tuhan. Bukan. Doa adalah sebentuk pengakuan akan kemahakuasaan Tuhan. Doa adalah sebentuk penyerahan diri terhadap kasih dan setia Tuhan. Doa adalah tempat untuk kita melabuhkan hati. Berdiam di hadapan Tuhan. Tidak saja berbicara. Tapi juga mendengar. Marilah kita memiliki keinginan untuk berbuat dalam persetujuan Tuhan, dengan dipimpin oleh Hamba Tuhan sebagai rekan sekerja Allah yang dipercayai dalam sebuah pelayanan di bawah naungan Yesus Kristus yang ada bersama Bapa sebelum segala zaman. Jadilah anak-anak Tuhan yang baik hati dan lembut yang tidak berorientasi kepada uang, orang-orang yang tulus. Memberi, memberi, dan memberi lagi apa yang telah diberikan Allah. Untuk mau memberi diri sendiri tidak menghitung harga untuk melayani dengan benar dan senang hati.

Senin 17 Agustus 2009
Lihatlah Sekelilingmu
Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang
teraniaya dan mematahkan setiap kuk. (Yesaya 58:6)
Rumah Sakit Persahabatan di Rawamangun, Jakarta, tidak bisa menampung pasien flu burung. Pesawat Adam Air yang hilang belum juga ditemukan. Lagi bencana alam. Kali ini di Sangihe, Sulawesi Utara. Tanah longsor. Dan yang lebih bikin hati ngenes. Demo mencabut mandat SBY-JK di Bundaran Hotel Indonesia bertepatan dengan peringatan peristiwa Malari. Marilah kita sama-sama mengembangkan roh dalam batin kita masing-masing, karena itu berangsur-angsur akan menghasilkan segala sesuatu menjadi doa dalam diri kita masing-masing. Memang kita tidak akan pernah bebas dari penderitaan, namun penderitaan dalam kedamaian akan dua kali lipat lebih mudah ditanggung, jika kita dapat mempertahankan kedamaian dalam penderitaan maka tanpa ragu kita akan melihat pertolongan Allah.

Selasa 18 Agustus 2009
Kebenaran yang Sejati
Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." (Yohanes 8:32)
Pada suatu malam seorang pria bermimpi bertemu dengan Tuhan. Dalam mimpinya itu terjadi percakapan berikut:
Pria:"Tuhan, benarkah bagi-Mu uang satu milyar sama dengan sepeser?"
Tuhan:"Ya,Benar!"
Pria : "Dan benarkah bagi-Mu seribu tahun sama dengan sedetik?"
Tuhan : "Ya, Benar!"
Pria : "Kalau begitu, berilah aku sepeser uang."
Tuhan : "Tunggulah sedetik lagi!"
Allah memberikan kita kebahagiaan dengan memulai melumpuhkan dan menyingkirkan segala kesukaan daging. Betapa kebijaksanaan Allah terwujud dalam situasi itu. Pengetahuan itu masuk ke dalam hati kita melalui penderitaan dan kehidupan disempurnakan oleh kamatian. Tuhan memberikan kita kekuatan yang pasti untuk menanggungnya. Lalu tinggalah dalam perdamaian dan singkirkan segala kekhawatiran.

Rabu 19 Agustus 2009
Dipilih untuk Berbuah
Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan
dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal. (Roma 6:22)
Tidak ada gunanya bagi semua orang sebuah pohon yang bertambah tinggi dan bertumbuh tapi pertumbuhannya tidak menghasilkan buah. Banyak orang yang binasa dalam pertumbuhan. Keberadaan manusia selalu dalam keadaan yang tidak eksis berkembang dan eksis. Ia selalu hidup dalam dosa dalam pembenaran, dalam kebenaran, selalu ada seorang pendosa selalu ada penyesalan selalu ada pembenaran. Sesungguhnyalah hidup adalah perjuangan. Perjuangan untuk meraih cita-cita. Perjuangan untuk mewujudkan harapan. Dan terpenting pula, perjuangan untuk memenuhi panggilan hidup beriman; menjadikan dunia di mana kita berada menjadi tempat yang lebih baik.

Dan, sebagaimana dalam sebuah perjuangan, berlaku pepatah: “berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian; bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.” Maka, jangan kecil hati kalau karena cita-cita kita harus berlelah-lelah. Jangan putus asa kalau karena harapan kita harus berpayah-payah. Pula, jangan tawar hati kalau karena iman kita harus bersusah-susah. Sebab akan ada ketikanya kita menuai hasil. Suatu saat.


Kamis 20 Agustus 2009
Kebebasan dalam Kasih
Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.
(Galatia 5:1)
Kelemahan fisik tidak bisa membatasi kegigihan dan semangat pantang menyerah. Keterbatasan itu adalah produk diri kita sendiri. Siapapun sanggup keluar dari keterbatasan dirinya. Mencetak prestasi, kecil dan besar. Menjadi kebanggaan bagi diri sendiri pun orang lain. Memberi arti bagi hidup kita juga orang lain. Modalnya kemauan dan kegigihan. Marilah kita Hidup sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelebungi kejahatan-kejahatan kita, tetapi marilah kita hidup sebagai Hamba Allah. Pencipta perdamaian dan pencinta kerukunan kehidupan kita terletak pada pengetahuan akan Dia yang pelayanan-Nya kebebasan yang sempurna. Kebebasan kita sebagai orang Kristen adalah persoalan rohani. Tujuan keseluruhannya adalah memberi kedamaian kepada kesadaran-kesadaran yang gemetar, entahkah mereka mengkhawatirkan pengampunan dosa-dosa, perbuatan-perbuatan yang tidak sempurna atau penggunaan pilihan.


Jumat 21 Agustus 2009
Merdeka karena Dimerdekakan
Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka." (Yohanes 8:36)
Dalam sebuah forward email. Bulan Januari lalu RPR1, sebuah radio di Jerman, bikin sayembara unik. Mereka melempar pertanyaan, "Apa yang akan Anda lakukan bila mendapatkan 100.000 Euro?” Untuk ide atau jawaban terbaik hadiahnya ga tanggung-tanggung: 100.000 Euro. Lebih dari 1 milyar rupiah. Piuhh! Ribuan orang ikut serta. Jawabannya beragam. Mulai dari yang bersedia dirontokkan semua giginya, sampai yang rela berenang di lumpur limbah. Ckckck. Demi uang orang sampai rela melakukan apa saja. Benar kata pepatah: uang adalah benda bikinan manusia yang justru bisa memperbudak manusia. Pemenangnya adalah Marco Hilgert. Seorang supir truk. Ia menjawab: akan membagikan 75% dari uang itu kepada orang banyak dari jendela Balai Kota. Hilgert kemudian melaksanakan "nazarnya" di lapangan balai kota Kaiserslautern. Foto Hilgert yang sedang membagikan uang ditayangkan di situs Spiegel Online International. Manusia dilahirkan bebas, dan di manapun ia berada ia terbelenggu. Ada dua macam kebebasan-yang salah yaitu seorang bebas melakukan apa yang disenanginya; yang benar, seseorang bebas melakukan apa yang harus dilakukannya. Jika kebebasan satu kelompok kecil diambil, kelompok minoritas yang mana saja di ambil, kebebasan semua orang diambil.

Sabtu 22 Agustus 2009
Roh yang Merdeka
Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan. (2 Korintus 3:17)
Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. Ya, kemurahan hati selalu bagai pedang bermata dua; mengenai yang menerima, mengenai pula yang memberi. Ketika kita bermurah hati kepada orang lain, itu berarti kita bermurah hati kepada diri sendiri. Maka, selagi ada kesempatan untuk menebar benih kemurahan hati, lakukanlah itu jangan menahan-nahan. Sebab akan ada saatnya kita pun menuai kemurahan hati; bisa dari orang yang kepadanya kita bermurah hati, bisa juga dari orang lain yang tidak disangka-sangka. Tapi awas, jangan menjadikan itu sebagai tujuan. Sebab kalau tujuan kemurahan hati kita adalah untuk mendapat kemurahan; kita tidak tulus, berpamrih. Kemurahan hati yang kita terima biarlah itu menjadi akibat dari kemurahan hati kita, bukan sebab dari kemurahan hati kita. Jika kebebasan harus diselamatkan, itu tidak dilakukan orang yang ragu-ragu, orang-orang ilmiah, orang-orang materialistis, melainkan akan dilakukan oleh keyakinan orang-orang religius, oleh iman masing-masing pribadi yang percaya bahwa Tuhan tidak hanya menghendaki manusia supaya bebas, tetapi juga murni.

Minggu 23 Agustus 2009
Damai itu Indah
Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya,
apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!
(Mazmur 133:1)

Bersukacitalah dengan orang yang bersuka cita, dan menangislah dengan orang yang menangis!Simpati bagi sebuah relasi seumpama tiang bagi sebuah rumah; akan memperkokoh, sekaligus bisa memperindah. Relasi kita dengan orang lain; di rumah, di gereja, di masyarakat, atau di mana saja, akan kokoh dan indah kalau disertai simpati. Simpati berasal dari kata Yunani syn artinya bersama dengan (together with), dan paskhein artinya mengalami, menderita (to experience, to suffer).Jadi simpati adalah kesediaan untuk turut mengalami atau menanggung, beban dan derita orang lain. Dengan kata lain, simpati adalah kerelaan untuk keluar dari perhatian terhadap kesenangan dan kepentingan diri sendiri, dengan memperhatikan nasib orang lain. Lawan dari simpati adalah antipati. Tidak mau senasib sepenanggungan dengan orang lain. Senangnya melihat orang lain susah, dan susah melihat orang lain senang. Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan dan hanya Tuhan sajalah yang Maha Tinggi. Jauhilah yang jahat, carilah perdamaian dan berusalah mendapatkannya. Dengan pikiran yang damai, orang miskin menjadi kaya, tanpanya orang kaya menjadi miskin. Kedamaian hati yang sejati ditemukan dengan menolak keinginan emosi kita yang ekstrim, bukan dengan melayaninya.


Senin 24 Agustus 2009
Hidup dalam Nasehat
Janganlah engkau keras terhadap orang yang tua, melainkan tegorlah dia sebagai bapa. Tegorlah orang-orang muda sebagai saudaramu, perempuan-perempuan tua sebagai ibu dan perempuan-perempuan muda sebagai adikmu dengan penuh kemurnian.
(1 Timoteus 5:1-2)

Tidak mungkin ada perubahan total yang sempurna tanpa pemurnian yang sempurna. Menurut sebuah survei yang dilakukan di Eropa, orang-orang Jepang adalah turis terbaik. Setelah itu, orang-orang Amerika Serikat dan Swiss. Menurut survei itu, para turis asal Jepang bersikap sopan dan taat pada aturan. Sebanyak 35 persen responden memilih orang-orang Jepang. Survei itu dilakukan oleh sebuah situs wisata Expedia. Sebanyak 1.500 staf hotel di Eropa ditanya pendapat mereka tentang perilaku para turis. Menurut survei itu, orang-orang Swiss dinilai sebagai turis yang tenang. Tidak seperti turis asal Inggris yang berada di urutan kelima terburuk. Perilaku turis Inggris dinilai tidak menyenangkan. Mereka terlalu berisik dan jarang memberi tip. Meski demikian, responden memuji orang-orang Inggris sebagai orang yang sering berlibur dibandingkan orang-orang AS. Turis terburuk, ujar para staf hotel, adalah orang-orang Prancis disusul India, Tiongkok, dan Rusia. Turis bergaya pakaian terburuk berasal dari AS dan Inggris.


Selasa 25 Agustus 2009
Buah Kebenaran
Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu. (1 Petrus 1:22)
Pemenang selalu bagian dari solusi
Pecundang selalu bagian dari masalah
Pemenang selalu menampilkan program kerja
Pecundang selalu menyodorkan kambing hitam
Pemenang selalu berkata, "Akan saya kerjakan!"
Pecundang selalu berkata, "Itu bukan tugas saya!"
Pemenang selalu menemukan solusi dalam setiap masalah
Pecundang selalu menemukan masalah dalam setiap solusi
Pemenang selalu bertekad, "Hari ini akan saya tuntaskan!”
Pecundang selalu berniat, "Kapan-kapan jika sempat!"

Banyak masalah dalam hidup ini yang bisa "diselesaikan" dengan sugesti. Memotivasi diri sendiri. Berpikir positif. Tidak takut mencoba. Tidak tenggelam dalam kegagalan.Pantang mundur. Semua itu adalah jalur berliku yang ditempuh oleh para pemenang. Pemenang adalah orang yang mampu menguasai dirinya. MArilah, jadilah pemenang.


Rabu 26 Agustus 2009
Kasih dalam Global Warming
Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. (1 Yohanes 4:20)
Global warming sekarang memang lagi jadi isu hangat. Bahkan momen 070707 dijadikan icon untuk menggugah kesadaran orang sedunia terhadap masalah ini. Tidak kurang dari Al Gore, mantan Wakil Presiden AS turut berlelah-lelah tentang ini dan melibatkan ribuan seniman di seluruh dunia untuk bersatu menyerukan isu global warming ke seluruh dunia. Tas rancangan designer “anti plastic-bag” Langkah besar selalu dimulai dari langkah kecil. Tidak perlu melakukan hal muluk yang ribet. Cukup hal kecil yang sederhana. Menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Sesekali kita gunakan kendaraan umum, untuk mengurangi polusi akibat asap mobil atau motor. Menggunakan sepeda atau berjalan kaki untuk jarak tempuh yang tidak terlalu jauh juga patut di coba.
Mengisi bensin di malam hari. Ketika emisi dilakukan siang hari, panar udara menguap dan membuat gas mengganggu tingkat dasar ozon. Menggunakan produk yang dikemas dalam bentuk spray. Coba cari yang berbentuk zat padat, jel atau cairan sebagai alternatif, dan menggunakan peralatan berbahan gas seminim mungkin. Menggunakan cat berbahan dasar air dibandingkan oli dan pernis.



Kamis 27 Agustus 2009
Allah yang Menentukan
Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus, (Roma 15:5)
Hidup bersyukur mendatangkan sukacita, karenanya menyehatkan; baik batiniah maupun lahiriah. Secara batiniah, seorang yang penuh rasa syukur akan dapat menikmati hidupnya, mengerjakan tugasnya dengan gembira. Bukan berarti dia tidak akan punya persoalan; persoalan barangkali tetap ada, tetapi seberapa besar pun persoalan yang dia hadapi, dia tidak akan kehilangan semangat hidup. Dengan meyakini bahwa kuasa dan kasih Allah melampaui segala apa yang bisa kita pikirkan dan perkirakan. Bahkan Allah dapat menjadikan pengalaman yang paling pahit sekalipun untuk kebaikan kita, sebagaimana yang dialami oleh Rasul Paulus. Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Pula, masak Allah mengijinkan sesuatu terjadi dengan maksud buruk. Jadi, sebenarnya, buat kita tidak ada alasan untuk tidak bersyukur; dalam keadaan apa pun. “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29:11).

Jumat 28 Agustus 2009
Tidak berpikir Jahat
Janganlah engkau berkata: "Aku akan membalas kejahatan," nantikanlah TUHAN, Ia akan menyelamatkan engkau. (Amsal 20:22)

Menurut Rich Aronow ada kiat atasi stress. Yaitu berikan senyuman kepada rekan yang Anda temui. Berikan pujian kepada orang lain. Bersahabat dengan orang yang periang dan hidup bahagia. Membiasakan hidup positif dalam menghadapi masalah. Usahakan berbincang secara santai, akrab, dan komunikatif. Memberi dorongan kepada rekan yang diajak berdialog. Membaca buku-buku yang berisi anekdot, lawak, humor. Rutin berolahraga. Merenungkan dan membayangkan orang yang menyenangkan. Kita tidak bisa menghindarkan masalah dan hal-hal yang tidak diharapkan terjadi menimpa hidup kita. Tapi kita bisa menentukan sikap dan cara pandang kita terhadapnya. Mau terus "menggenggam" dan melihatnya seolah "kutukan". Dan karenanya hidup kita lantas menjadi begitu buruk. Ataukah kita menyikapinya dengan "mengalir". Enteng. Di sini peran iman sangat besar.



Sabtu 29 Agustus 2009
Garam bisa Hambar
Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai
yang seorang dengan yang lain." (Markus 9:50)
Pada saat memberikan kuliah tentang Management Stress, Stephen Covey mengangkat gelas air dan bertanya kepada para siswanya : "Seberapa berat menurut Anda segelas air ini ?" Para siswa menjawab mulai dari 200 gram sampai 500 gram. "Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama Anda memegangnya," kata Covey. "Jika saya memegang gelas ini selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin Anda harus memanggil ambulans untuk saya. Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin terasa," Jelas Covey. "Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya. Yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi. Kita harus meninggalkan beban secara periodik, agar dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi."


Minggu 30 Agustus 2009
Berkat Tuhan dalam Senyum
Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya."
(Kejadian 17:16)
Jangan bilang tidak bisa tersenyum atau tertawa. Tersenyum dan Tertawa itu pilihan juga. Dan jangan pula bilang tidak ada alasan untuk tersenyum dan tertawa. Lihat ke sekeliling pandang ke sekitar, kita tidak akan pernah kekurangan alasan untuk tersenyum dan tertawa. "Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah meremukkan tulang." Orang yang sering tersenyum dan tertawa akan lebih sedikit memiliki kerutan di wajahnya. Karena setiap 17 otot yang digunakan ketika tersenyum atau tertawa, membentuk suatu jaringan yang mnegencangkan kulit. Orang yang suka cemberut menggunakan 43 otot yang tidak berhubungan sehingga memperdalam kerutan wajah. Tersenyum dan tertawa dapat memberikan pengaruh positif terhadap penyakit-penyakit organik, termasuk penyakit yang tidak tersembuhkan. Karena tersenyum dan tertawa dapat mengurangi peredaran dua hormon yang menekan kesembuhan, yaitu epinefrin dan kortisol.


Senin 31 Agustus 2009
Sejahtera Masyarakat, Sejahtera Gereja
Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu. (Yeremia 29:7)
Suara dari rakyat adalah suara dari Allah. Tuhan lebih suka rakyat yang tampaknya biasa saja. Itu alas an Ia menciptakan begitu banyak mereka. Di koran peringatan 10 tahun wafatnya Ibu Teresa. Seperti banyak orang lain, saya juga pengagum Ibu Teresa. Lahir di Skopje, sekarang Ibu Kota Republik Macedonia 26 Agustus 1910 dengan nama Agnes Gonxha Bojaxhiu. Datang ke India 1929. Mendirikan Ordo Misionaris Kasih Sayang. Wafat 5 September 1997 di Calcutta. Ia mengabdikan hidupnya untuk melayani orang miskin yang paling miskin; membangun sekolah, menyediakan klinik kesehatan di daerah kumuh. Karena jerihnya, tahun 1979 ia mendapat hadiah Nobel Perdamaian. Saat ini ordo yang didirikannya beranggotakan 4000 biarawati dan mengelola 600 panti asuhan. Pernah ada orang yang komplen kepadanya, buat apa melakukan pekerjaannya itu ga nambah apa-apa buat gereja Katolik; yang Islam tetap mati sebagai Islam, yang Hindu tetap mati sebagai Hindu, Ia menjawab, “Saya tidak sedang menyebarkan agama. Saya sedang menyebarkan kasih Kristus.”

By: Pdt.Maruasas S.P Nainggolan-Sekhus Kadep Diakonia HKBP (maruasasnainggolan.blogspot.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar