tag:blogger.com,1999:blog-79483496131048698942024-02-20T01:47:11.761-08:00SEJAHTERA MASYARAKAT SEJAHTERA GEREJAhkbp diakoniahttp://www.blogger.com/profile/12203144923150984149noreply@blogger.comBlogger51125tag:blogger.com,1999:blog-7948349613104869894.post-69846993478025556852010-09-01T22:35:00.000-07:002010-09-01T22:40:10.015-07:00Kehidupan dalam Kebersamaan Pelatihan di Kampung 99 PepohonanKehidupan dalam Kebersamaan<br />Pelatihan di Kampung 99 Pepohonan<br /><br />Kehidupan dalam kebersamaan adalah tema pelatihan yang diselenggarakan oleh HKBP melalui Departemen Diakonia HKBP kepada sembilan orang Pendeta HKBP dan satu orang warga jemaat, pada tanggal 19-21 Agustus 2010 yang bertempat di Jalan Muhasan II kelurahan Maruyung Kecamatan Limo-Depok. Kegiatan ini juga bisa berjalan dengan baik atas kerjasama HKBP Limo yang dipimpin oleh Pdt.Statistik Siahaan dan Dewan Diakonia HKBP Limo di bantu Pdt.Maruasas Nainggolan Diakonia (Sekhus Kadep Diakonia HKBP).<br /><br />Peserta pelatihan ini adalah para pendeta dan warga jemaat yang memiliki lahan gereja yang bisa dipersiapkan sebagai tempat pelatihan Bio Teknologi Pertanian dan Peternakan sebagai konsep Pargodungan dan Training Centre. Para Pendeta yang diutus mewakili dari delapan distrik pelayanan HKBP, antara lain dari Distrik Dairi (Pdt.Jahor Purba), Distrik Silindung (Pdt.Zending Sinurat), Distrik Humbang Habinsaran (Pdt Jhom Simbolon dan Pdt Merwin Butar-butar), Distrik Toba (Pdt.Elzas Siahaan), Distrik Samosir(Pdt.Bahari Sitorus), Distrik Sumatra Timur(Pdt.Opsunggu), Distrik Tanah Jawa (Pdt.L.Sigalingging) dan Distrik Jawa Kalimantan (Amang Pasaribu), Kantor Pusat HKBP (Pdt.Maruasas Nainggolan-Diakonia HKBP).<br /><br />Kampung 99 Pepohonan di rintis dan dipimpin oleh bapak Eddy Djamaluddin Suaidy.<br />Dia memahami Allah itu selalu membawa keselamatan. Hidup itu ada tiga tahapan. Hidup ini seperti pohon, yang berkaitan dengan pohon, Taman Eden, Taman Getsemani. Akar menghujam bumi, batangnya menjulang ke langit, maka ada buah. Banyak orang yang khususnya Indonesia mau cepat, langsung ambil buah. Bersedekah seperti pohon, tanpa melihat sekte dan ras, bangsa, semua akan menikmati oksigen dari pohon. Tuhan menganjurkan kita agar kita hidup di dalam taman yang indah. <br /><br />Pohon tidak akan pernah milih-milih. Tempat ini mengajarkan bagaiaman hidup dalam kebersemaan, ke luar dari kebohongan. Mau tahu pohon harus tahu akar. Kita tidak berbicara perbedaan. Jadilah pohon seperti garam. Ada untuk melayani, bukan untuk melayani. Bangunlah kehidupan maka akan lahir kehidupan. Semuanya diawali dari niat kemudian mendidik anak-anak, menggerakkan ekonomi. Membuat gubuk dan penginapan, tumbuhnya dengan alami.<br /><br />Perlu ada kebutuhan di sebuah komuitas, perlu susu maka dibuat usaha ternak sapi. Kotoran sapi bisa menjadi dinding rumah., kotoran sapi juga bisa membuat anti infeksi. Komunitas ini bisa ada berangkat dari keteladanan. Kita harus belajar dari alam, karena ilmu dan pengetahuan itu diberikan Tuhan berada di Alam. Tuhan akan bekerja di dalam diri orang, jika manusia itu mau merima-Nya. Jangan pernah mengharap pujian dari manusia, karena sebentar mereka juga akan menghujat kita. Tapi biarlah semuanya menjadi pujian kepada Tuhan.<br /><br />Saat ini mereka ada 15 KK, di mana masing-masing bekerja secara maksimal karena semua kebutuhan hidup mereka dicukupi, anak-anaknya semua dijamin sekolah sampai lulus S3. Managemen mereka masing-masing di pegang oleh setiap keluarga. Satu keluarga yang mengorganiser makanan, yang lain di bidang kebersihan, pertanian dan peternakan. <br /><br />Pelatihan ini dibuka oleh Kadep Diakonia Pdt.Nelson Siregar, yang menekankan pelayanan yang holistik adalah pelayanan yang mencakup seluruh kehidupan yang menggumuli kebutuhan jemaat. HKBP itu harus inklusif, di mana tempat pelatihan ini adalah saudara kita muslim sebuah pengalaman bersama dengan agama lain, di mana mereka bisa menerima kita sebagaimana kita adanya. Hal-hal yang gelap kita selama ini bisa kita lihat di sini cerah. <br /><br />Bagaimana kita bisa menghadirkan konsep selaras alam, yang telah saudara-saudara kita ini lakukan di perkampungan 99 pepohonan ini. Perlunya kita memulihkan dan menghidupkan pargodungan. Hubungan manusia dengan alam. HKBP harus menemukan fungsinya untuk melayani yang holistik. Terbuka untuk semua bangsa. Jangan selalu bersandar kepada orang kuat saja. Kita harus percaya kalau kita orang yang dipandang tidak bisa berbuat apa-apa bisa berkarya dengan baik, seperti yang ditunjukan oleh Pdt.Statistik. membangkitkan gereja Limo. Membangkitkan pembaharuan dan perubahan. <br /><br />Dalam pelatihan ini diajarkan: Pengenalan bangsa-bangsa ternak, Usaha-usaha peternakan, perbanyakan ternak, penggemukan ternak, Usaha ternak perah, membuat kandang, Perawatan ternak, pengenalan hijauan makanan ternak, pembuatan pakan konsentrat, pembuatan pellet, Reproduksi dan kesehatan ternak, pengolahan hasil peternakan seperti susu, yoghurt, pengolahan limbah ternak, pengolahan sampah rumah tangga.<br /><br />Tuhan memberkati semua peserta pelatihan semoga bisa mengembangkannya ditempat pelayanan masing-masing dan semuanya untuk menggerakkan kehidupan jemaat untuk kemuliaan nama Tuhan. Bravo Diakonia HKBP-Sejahtera Masyarakat Sejahtera Gereja.<br /><br />By: Pdt.Maruasas S.P Nainggolan S.Si (Teol)<br /> Sekhus Kadep Diakonia HKBP <br /><br />Kehidupan dalam kebersamaan adalah tema pelatihan yang diselenggarakan oleh HKBP melalui Departemen Diakonia HKBP kepada sembilan orang Pendeta HKBP dan satu orang warga jemaat, pada tanggal 19-21 Agustus 2010 yang bertempat di Jalan Muhasan II kelurahan Maruyung Kecamatan Limo-Depok. Kegiatan ini juga bisa berjalan dengan baik atas kerjasama HKBP Limo yang dipimpin oleh Pdt.Statistik Siahaan dan Dewan Diakonia HKBP Limo di bantu Pdt.Maruasas Nainggolan Diakonia (Sekhus Kadep Diakonia HKBP).<br /><br />Peserta pelatihan ini adalah para pendeta dan warga jemaat yang memiliki lahan gereja yang bisa dipersiapkan sebagai tempat pelatihan Bio Teknologi Pertanian dan Peternakan sebagai konsep Pargodungan dan Training Centre. Para Pendeta yang diutus mewakili dari delapan distrik pelayanan HKBP, antara lain dari Distrik Dairi (Pdt.Jahor Purba), Distrik Silindung (Pdt.Zending Sinurat), Distrik Humbang Habinsaran (Pdt Jhom Simbolon dan Pdt Merwin Butar-butar), Distrik Toba (Pdt.Elzas Siahaan), Distrik Samosir(Pdt.Bahari Sitorus), Distrik Sumatra Timur(Pdt.Opsunggu), Distrik Tanah Jawa (Pdt.L.Sigalingging) dan Distrik Jawa Kalimantan (Amang Pasaribu), Kantor Pusat HKBP (Pdt.Maruasas Nainggolan-Diakonia HKBP).<br /><br />Kampung 99 Pepohonan di rintis dan dipimpin oleh bapak Eddy Djamaluddin Suaidy.<br />Dia memahami Allah itu selalu membawa keselamatan. Hidup itu ada tiga tahapan. Hidup ini seperti pohon, yang berkaitan dengan pohon, Taman Eden, Taman Getsemani. Akar menghujam bumi, batangnya menjulang ke langit, maka ada buah. Banyak orang yang khususnya Indonesia mau cepat, langsung ambil buah. Bersedekah seperti pohon, tanpa melihat sekte dan ras, bangsa, semua akan menikmati oksigen dari pohon. Tuhan menganjurkan kita agar kita hidup di dalam taman yang indah. <br /><br />Pohon tidak akan pernah milih-milih. Tempat ini mengajarkan bagaiaman hidup dalam kebersemaan, ke luar dari kebohongan. Mau tahu pohon harus tahu akar. Kita tidak berbicara perbedaan. Jadilah pohon seperti garam. Ada untuk melayani, bukan untuk melayani. Bangunlah kehidupan maka akan lahir kehidupan. Semuanya diawali dari niat kemudian mendidik anak-anak, menggerakkan ekonomi. Membuat gubuk dan penginapan, tumbuhnya dengan alami.<br /><br />Perlu ada kebutuhan di sebuah komuitas, perlu susu maka dibuat usaha ternak sapi. Kotoran sapi bisa menjadi dinding rumah., kotoran sapi juga bisa membuat anti infeksi. Komunitas ini bisa ada berangkat dari keteladanan. Kita harus belajar dari alam, karena ilmu dan pengetahuan itu diberikan Tuhan berada di Alam. Tuhan akan bekerja di dalam diri orang, jika manusia itu mau merima-Nya. Jangan pernah mengharap pujian dari manusia, karena sebentar mereka juga akan menghujat kita. Tapi biarlah semuanya menjadi pujian kepada Tuhan.<br /><br />Saat ini mereka ada 15 KK, di mana masing-masing bekerja secara maksimal karena semua kebutuhan hidup mereka dicukupi, anak-anaknya semua dijamin sekolah sampai lulus S3. Managemen mereka masing-masing di pegang oleh setiap keluarga. Satu keluarga yang mengorganiser makanan, yang lain di bidang kebersihan, pertanian dan peternakan. <br /><br />Pelatihan ini dibuka oleh Kadep Diakonia Pdt.Nelson Siregar, yang menekankan pelayanan yang holistik adalah pelayanan yang mencakup seluruh kehidupan yang menggumuli kebutuhan jemaat. HKBP itu harus inklusif, di mana tempat pelatihan ini adalah saudara kita muslim sebuah pengalaman bersama dengan agama lain, di mana mereka bisa menerima kita sebagaimana kita adanya. Hal-hal yang gelap kita selama ini bisa kita lihat di sini cerah. <br /><br />Bagaimana kita bisa menghadirkan konsep selaras alam, yang telah saudara-saudara kita ini lakukan di perkampungan 99 pepohonan ini. Perlunya kita memulihkan dan menghidupkan pargodungan. Hubungan manusia dengan alam. HKBP harus menemukan fungsinya untuk melayani yang holistik. Terbuka untuk semua bangsa. Jangan selalu bersandar kepada orang kuat saja. Kita harus percaya kalau kita orang yang dipandang tidak bisa berbuat apa-apa bisa berkarya dengan baik, seperti yang ditunjukan oleh Pdt.Statistik. membangkitkan gereja Limo. Membangkitkan pembaharuan dan perubahan. <br /><br />Dalam pelatihan ini diajarkan: Pengenalan bangsa-bangsa ternak, Usaha-usaha peternakan, perbanyakan ternak, penggemukan ternak, Usaha ternak perah, membuat kandang, Perawatan ternak, pengenalan hijauan makanan ternak, pembuatan pakan konsentrat, pembuatan pellet, Reproduksi dan kesehatan ternak, pengolahan hasil peternakan seperti susu, yoghurt, pengolahan limbah ternak, pengolahan sampah rumah tangga.<br /><br />Tuhan memberkati semua peserta pelatihan semoga bisa mengembangkannya ditempat pelayanan masing-masing dan semuanya untuk menggerakkan kehidupan jemaat untuk kemuliaan nama Tuhan. Bravo Diakonia HKBP-Sejahtera Masyarakat Sejahtera Gereja.<br /><br />By: Pdt.Maruasas S.P Nainggolan S.Si (Teol)<br /> Sekhus Kadep Diakonia HKBPhkbp diakoniahttp://www.blogger.com/profile/12203144923150984149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7948349613104869894.post-60274313759721482262010-08-30T20:12:00.000-07:002010-08-30T20:13:52.984-07:00Breaking Comfort Zone GSM HKBP SukabumiBreaking Comfort Zone GSM HKBP Sukabumi<br /><br />Pada hari Senin-Selasa Tanggal 16-17 Agustus 2010, Guru-guru Sekolah Minggu HKBP Sukabumi mengadakan pelatihan dan pembinaan di Puncak Kana Bogor. Pelatihan ini diikuti oleh 19 orang peserta, diantaranya 6 orang parhalado yaitu: Biv. Mintaria Manullang, St.Josper Lumbangaol (Dewan Koinonia), St. Manganahon Sitorus, St. Besly Sitorus, CSt Parmahan Sitorus, CSt P.Pasaribu, Nuning Sitompul, S.Nainggolan, Yustin Ringoringo, Lasdiana Sinambela, Iwana Lubis, Hetty Simbolon, Veronika Simangunsong, Nelly Sandufri Lumbangaol, Juliana Aritonang, Mely yulianti Rumapea, Heni Simarmata, Hotdina Gultom, James Lubis (Sie.Sekolah Minggu).<br /><br />Pembinaan dan pelatihan ini diberi tema “Breaking Comfort Zone GSM HKBP Sukabumi” yang dibawakan oleh Pdt. Maruasas Nainggolan S.Si (Teol)-Sekhus Kadep Diakonia dari Departemen Diakonia Kantor Pusat HKBP Tarutung, dalam pelatihan ini juga ada sesi pembinaan seperti: Bagaimana memilih metode mengajar yang tepat, Karakteristik Anak Sekolah Minggu, Memahami Krisis dalam Kehidupan Manusia, Efektivitas Metode, Receiving and Appreciating-A Teaching Skill, Menentukan Nilai dari Taksonomi Bloom (Kognitif, Afeksasi, Psikomotorik), Alat Peraga dan lagu-lagu permainan.<br /><br />Acara pembinaan dan pelatihan ini semakin seru dan menantang, di mana diakhir sesi ditutup dengan kegiatan out door training seperti: leadership training, Team work, dan Character Building. Semua peserta sangat senang dan tidak sabar lagi untuk memprektekkannya ketika mengajar anak-anak sekolah minggu. Beberapa evaluasi dari pembinaan ini berharap HKBP segera memiliki Training Centre sendiri, secara khusus di daerah Jawa, agar pelatihan-pelatihan seperti ini bisa dilakukan sesering mungkin bukan hanya pada guru-guru sekolah minggu saja, tetapi juga buat anak-anak sekolah minggu, remaja, naposo bulung dan acara kebersamaan dengan pemuda-pemuda lintas agama dan budaya.<br /><br />Tuhan memberkati semua pelayanan Guru-guru Sekolah minggu HKBP Sukabumi, dan pelayanan HKBP secara khusus Diakonia HKBP yang turut memikirkan pengembangan pendidikan di HKBP melalui pelatihan-pelatihan bersama dengan Alam di seluruh wilayah pelayanan HKBP. Bravo Diakonia HKBP-Sejahtera Masyarakat Sejahtera Gereja.<br /><br />By: Pdt.Maruasas S.P Nainggolan S.Si (Teol)<br /> Sekhus Kadep Diakonia HKBP.hkbp diakoniahttp://www.blogger.com/profile/12203144923150984149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7948349613104869894.post-73197891147852076212010-08-11T09:14:00.000-07:002010-08-11T09:24:35.440-07:00YAYASAN PENDIDIKAN SEKOLAH HKBP DI BAWAH NAUNGAN BADAN PEYELENGGARA PENDIDIKAN (BPP) HKBPYAYASAN PENDIDIKAN SEKOLAH HKBP<br />DI BAWAH NAUNGAN<br />BADAN PEYELENGGARA PENDIDIKAN (BPP) HKBP<br /><br />Pada hari Senin tanggal 09 Agustus 2010, HKBP melalui Departemen Diakonia HKBP dan Badan Penyelenggara Pendidikan (BPP) HKBP melakukan acara Pengangkatan Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas Yayasan Pendidikan Sekolah HKBP di bawah naungan BPP HKBP. Di Universitas HKBP Nommensen Medan. Acara ini dihadiri oleh 31 kepala Sekolah, 15 Dewan Pengurus Sekolah, 11 Dewan Pengawas Gereja, 8 dewan Pembina.<br />Berikut adalah nama-nama Dewan Pengurus dan Pengawas Yayasan Pendidikan Sekolah HKBP yang diangkat adalah: <br />Ketua Dewan Pengurus YP Sekolah HKBP P.Siantar: St.Luat Hasudungan Sidauruk, SE; Sekretaris Dewan Pengurus YP Sekolah HKBP P.Siantar: Drs.Jonny Siregar; Bendahara Dewan Pengurus YP Sekolah HKBP P.Siantar: Hotmika Situngkir, Amd; Dewan Pengawas YP Sekolah HKBP P.Siantar: Pdt.Pieter M.Th, Pdt.Balosan Rajagukguk,MS, Dra Nurkiah Nainggolan. <br />Ketua Dewan Pengurus YP Sekolah HKBP Tobasa: St.M.Manullang, SPd; Sekretaris Dewan Pengurus YP Sekolah HKBP Tobasa: Drs.Viktor. M Panjaitan; Bendahara Dewan Pengurus YP Sekolah HKBP Tobasa: Diak.Tio Sihombing; Dewan Pengawas YP Sekolah HKBP Tobasa: Pdt.Armada Sitorus MTh, Pdt.Pahala Simanjuntak S.Th. <br />Ketua Dewan Pengurus YP Sekolah HKBP Humbang: St.Pantur Sihombing; Sekretaris Dewan Pengurus YP Sekolah HKBP Humbang:St.Tumbur M Sihombing; Bendahara Dewan Pengurus YP Sekolah HKBP Humbang:St.Baginda Sihombing; Dewan Pengawas YP Sekolah HKBP Humbang:Pdt.Bonar Nababan DPS, Pdt. Jendyaman Gultom.<br />Ketua Dewan Pengurus YP Sekolah HKBP Taput: Tota Situmeang S.E; Sekretaris Dewan Pengurus YP Sekolah HKBP Taput: Darwim Lumbangaol MM; Bendahara Dewan Pengurus YP Sekolah HKBP Taput: Tiurma Silitonga SE ; Dewan Pengawas YP Sekolah HKBP Taput: Pdt.Sahat Manogari Silitonga S.Th, Pdt.darwin Sihombing S.Th.<br />Ketua Dewan Pengurus YP Sekolah HKBP Sibolga: Panusunan Hutabarat; Sekretaris Dewan Pengurus YP Sekolah HKBP Sibolga: Jhonny S; Bendahara Dewan Pengurus YP Sekolah HKBP Sibolga: K.Tampubolon; Dewan Pengawas YP Sekolah HKBP Sibolga :Pdt.Rich Janson Simamora S.Th, Pdt Sahat Siahaan Sm Th.<br />Dalam khotbahnya Kadep Diakonia mengatakan,” Kita harus mampu mengembalikan tugas panggilan kita, dengan mampu melakukan pemuridan, yang menampakkan misi belas kasih dari Tuhan. Perkembangan gereja-gereja di Timur Tengah di mana mayoritas Islam. Sebelum abad 12 pada umumnya di Timur Tengah adalah Kristen seperti di Irak, Iran, Kazakstan. Tapi kenapa kita langsung lenyap di sana dan kita tidak bisa menunjukkan eksistensi kita.<br /> Ini menjadi pembelajaran bagi kita, menjelang 150 tahun HKBP, apakah kita masih dapat eksis? Kalau kita lihat jubileum HKBP 200 tahun HKBP, apakah kita punya antisipasi? Karena kita semua yang hadir saat ini sudah tidak ada lagi. Jadi apa yang harus kita lakukan saat ini? <br />“Kita harus bangkit, secara khusus bidang pendidikan. Bagimana gereja kita yang dikatakan besar ini tapi pendidikannya dan sekolahnya tidak berkembang dan tidak ada kemajuan, kita harus bisa melihat bahwa pendidikan adalah bagian integral dari pelayanan gereja. Tugas kita sekarang adalah membangun lokomotif yang baik yang bisa membawa banyak kemajuan. Kita harus percaya kepada BPP untuk bisa menyelenggarakan pendidikan dengan baik. Sebagai mitra dan jaringan kita.<br /><br />Sesudah tahun diakonia 2009 yang lalu, hampir semua Distrik HKBP mendirikan TK yang saat ini sudah berjumlah 72. Coba kita lihat situasi gereja kita saat ini, salah satunya adalah HKBP Pondok Timur Indah, kasus penutupan gereja. di Semua jemaat dan pendeta kita yang di sana beribadah dipukuli. Ini adalah suatu kebodohan. Dulu gereja kita bisa berdiri dan tidak ada masalah. Tapi kenapa sekarang banyak masalah? Kebodohan ini sangat mengerikan, kalau masih selalu memikirkan balas dendam, keributan, kekerasan dan memaksakan kemauan dan kehendak sendiri kia hancur. Ingatlah Tuhan akan selalu memberkati semua perjuangan kita untuk melakukan perubahan yang baik, secara khusus dibidang pendidikan ini.dan apa yang kita lakukan tidak akan pernah sia-sia. HKBP harus memperhatikan pendidikan kepada semua anak-anak, secara khusus kepada semua warga jemaat. <br /><br />Tota Situmeang SE mewakili Dewan Pengurus mengatakan,” Kita patut mengucup syukur kepada Tuhan, karena kita masih diberi kesempatan untuk berkarya dan melayani di bidang pendidikan di HKBP kita ini. Kita harus punya niat yang tulus untuk memberdayakan, membangun pendidikan diakonia HKBP dengan lebih maksimal. <br /> <br />Pdt.M Silitonga Praeses Distrik Silindung mewakili Dewan Pengawas, mengatakan,”Kita harus mampu bekerja sama secara sinergis antara pengurus dan pengawas. Kita yang hadir saat ini menjadi perintis. Bagaimana menghadirkan pendidikan yang lebih baik lagi dan lebih berkualitas.<br /><br />Ibu Devi (Ketua BPP HKBP) mengatakan, ”Orang Batak memiliki otak yang cerdas, di Kalimantan sekolah sekolah bubar dengan sendirinya karena tidak memilki SDM. 80% anak-anak pemuda di penjara Cipinang adalah orang Batak. Para pengacara yang hebat adalah orang batak. Mari kita membangun generasi orang Batak. BPP dapat membantu mencerdaskan bangsa. Mari kita memohon penyertaan Tuhan untuk semua kegiatan kita ini, dibutuhkan komitmen dan kerja keras untuk mencerdaskan generasi-generasi anak bangsa.<br /> <br />Kadep Diakonia HKBP Pdt.Nelson Siregar menutup dengan penekenan,” Di orang Batak banyak sekali kritik, kita coba biarkan roh Tuhan bekerja di dalam diri kita, walaupun kita lemah. Pengurus dan Pengawas. Kita sama-sama melakukan dan mengerjakannya. Masih banyak yang harus kita perjuangkan. Mari kita berdoa kepada Tuhan, agar semua kita ditamahkan-Nya hikmat dan kebijaksanan kepada kita. Supaya kita bersatu mengerjakan ini. Pendidikan harus dikelola dengan mandiri oleh BPP. Tidak ada dikatakan bahwa BPP di bawah Diakonia tapi mengkordinasi. Departemen Diakonia HKBPsenang untuk turut membantu BPP meningkatkan pelayanan Pastoral akan pentingnya pendidikan. Kita sangat bersuka cita untuk semua ini. Ini salah satu yang menjadi monumental di Jubelium HKBP 150 tahun HKBP. Tuhanlah yang akan menguatkan kita semua.<br /><br />By: Pdt.Maruasas S.P Nainggolan S.Si (Teol)<br /> Sekhus Kadep Diakonia HKBPhkbp diakoniahttp://www.blogger.com/profile/12203144923150984149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7948349613104869894.post-6954744546070401032010-08-07T07:08:00.000-07:002010-08-07T07:10:08.271-07:00Bencana Alam Puting Beliung di BosarPuting Beliung di Bosar<br /><br />Pada hari Minggu 02 Agustus 2010 jam 15.30 terjadi bencana puting beliung di desa Bosar Dolok, Bosar Toroan dan Bosar Kapal Tanah Jawa Siantar. Tidak ada korban jiwa tetapi 72 rumah rusak, 45 rumah diantaranya tidak punya atap lagi.<br /><br />Pada hari Kamis tanggal 05 Agustus, HKBP melalui Departemen Diakonia mengunjungi warga masyarakat di sana, secara khsusus warga jemaat HKBP untuk turut memberikan bantuan dan sekaligus mendoakan semua warga masyarakat melalui acara ibadah bersama. Acara ini dipimpin langsung oleh Amang Kadep Diakonia HKBP Pdt.Nelson Siregar di dampingi oleh Kepala Biro Caritas Emergency HKBP Pdt.Eden Siahaan, Pdt.Maruasas Nainggolan (Staf khusus Kadep Diakonia), Pdt.Maston Hutasoit (Biro Transformasi Sosial). Selain itu juga ditemani juga beberapa pendeta dari Distrik Tanah Jawa yang dipimpin oleh Amang Praeses Pdt.Tendens Simanjuntak.<br /><br />Dalam acara ibadah Amang Praeses Tendens Simanjuntak memberikan penekanan “Carilah Tuhan” apapun yang terjadi dalam hidup ini. Fenomena alam yang terjadi saat ini tidak bisa lagi diantisipasi bahkan diprediksi akibat kerusakan alam dan perubahan iklim yang terjadi.<br /><br />Sebelum memberikan bantuan dan Si pirni tondi, Amang Kadep Diakonia Pdt.Nelson Siregar menyampaikan banyaknya bencana alam yang terjadi dalam kurun lima tahun ini. Bencana yang beruntun terjadi di mana-mana, secara khsusu di Sumatra dimulai dari Bencana Alam Tsunami di Aceh tanggal 25-26 Desember 2004. Banyak orang yang mengatakan, bencana yang terjadi di Aceh yang memakan korban kurang lebih 250 ribu orang adalah untuk memberikan pelajaran bagi saudara-sauadara kita di sana yang berbeda agama dengan kita, padahal banyak orang Kristen yang juga korban dalam bencana alam tersebut. Begitu juga dengan bencana alam di Yogya, Padang dan tanah longsor di Samosir dan Hutajulu Tapanuli Utara. <br /><br />Ini yang perlu kita evaluasi bahkan yang harus kita perbaiki dalam perjalan hidup kita di dunia ini. HKBP dalam hal ini turut memberi bantuan kepada semua warga masyarakat bahkan juga warga gereja yang bukan HKBP dan beragama lain. Mari kita tetap bersama dengan Tuhan. Di dalam Dialah kita beroleh kekuatan, penghiburan dan pertolongan untuk selama-lamanya. Tuhan memberkati kita semua.<br /><br />By: Pdt.Maruasas S.P Nainggolan S.Si (Teol)<br /> Sekhus Kadep Diakonia HKBPhkbp diakoniahttp://www.blogger.com/profile/12203144923150984149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7948349613104869894.post-44152310108553083472010-07-30T23:50:00.000-07:002010-07-30T23:51:15.317-07:00Diakonia HKBP-Sidikalang TerbakarJalan Sulang Silima dan Jalan Damar Sidikalang Kebakaran<br /><br />Hari Minggu tanggal 18 Juli 2010 jam 09.30. Terjadi kebakaran di jalan Sulang Silima dan jalan Damar Sidikalang. Tidak ada korban jiwa, tapi rumah yang terbakar sebanayak 32 KK. Jemaat HKBP 11 KK, 10 KK warga jemaat HKBP Sidikalang I, 1 KK HKBP Sidikalang II, selebihnya saudara-saudara kita yang beragama lain.. HKBP Sidikalang I sudah memberikan bantuan sebesar Rp. 5.518.000 sambil mengadakan ibadah bersama pada hari Minggu tanggal 25 Juli 2010, begitu juga bantuan dari Kantor Pusat HKBP juga sudah diberikan, melalui Biro Caritas Emergency yang dipimpin lagsung oleh Pdt.Eden Siahaan. <br />Pada hari Senin besok tanggal 02 Agustus 2010 Distrik VI Dairi, yang dipimpin langsung oleh Amang Praeses juga akan mengadakan ibadah bersama sekaligus menyerahkan bantuan kepada semua jemaat termasuk yang bukan warga gereja HKBP. Bagi kita semua juga yang terdorong hatinya untuk memberikan bantuan bisa menghubungi Praeses Distrik VI Dairi Pdt.Elieser Siregar HP 08126814496; Pdt Resort Sidikalang I Amang Simarmata HP 081361608047. Tuhan memberkati dan menghibur semua keluarga kita yang mengalami musibah.<br /><br />Daftar Nama-nama Korban Kebakaran <br />Di Jl. Sulang Silima dan Jl. Damar Sidikalang<br />Pada hari Minggu tgl. 18 Juli 2010.<br /><br /><br />No Nama Pemilik/ Pengontrak Rumah Alamat Jemaat Keterangan<br />1 R. Siahaan Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar<br />2 R. Siahaan Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar<br />3 F. Lumbantobing Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar<br />4 T. Simanjuntak Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar<br />5 G. Sihombing Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar<br />6 Lamasi Sitorus/ Hutagalung Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar<br />7 Lamasi Sitorus Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar<br />8 T. Tambunan Jl. Sulang Silima Terbakar<br />9 J. Siregar/ Tampubolon Jl. Sulang Silima Terbakar<br />10 G. Cibro Jl. Sulang Silima Terbakar<br />11 B. Simanjuntak Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar<br />12 Ginting/ Manullang Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar<br />13 Garibaldi Tambunan (PENUTURI) Jl. Sulang Silima Terbakar<br />14 R. Sinaga/ Priston Marbun Jl. Sulang Silima Terbakar<br />15 Kristo Sinaga/ T. Manalu Jl. Sulang Silima Terbakar<br />16 Diman Sinaga Jl. Sulang Silima Terbakar<br />17 J. Nainggolan/ Lumbanbatu Jl. Sulang Silima Terbakar<br />18 B. Sinaga (+)/ Simanjuntak Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar<br />19 A. Manalu/ Hutauruk Jl. Sulang Silima Terbakar<br />20 E. Sirait Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar<br />21 H. Situmorang Jl. Sulang Silima Terbakar<br />22 Julkifli Jl. Sulang Silima Terbakar<br />23 P. Panjaitan Jl. Sulang Silima Terbakar<br />24 P. Panjaitan Jl. Sulang Silima Terbakar<br />25 Edison Manullang/ Panggabean Jl. Sulang Silima Terbakar<br />26 Naiborhu Jl. Sulang Silima Terbakar<br />27 Jamada Jl. Sulang Silima Terbakar<br />28 Solo Jl. Damar Terbakar<br />29 Br. Hutajulu/ Sukry Caniago Jl. Damar Terbakar<br />30 S. Sinamo/ Sorum Jl. Damar Terbakar<br />31 Silalahi/ br. Lumbantobing Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar<br />32 T. Tambunan/ br. Sianturi (SASTA) Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar<br /><br />By: Pdt.Maruasas Nainggolan S.Si (Teol)<br /> Sekhus Kadep Diakonia HKBPhkbp diakoniahttp://www.blogger.com/profile/12203144923150984149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7948349613104869894.post-67273054864765378812010-07-21T23:09:00.001-07:002010-07-21T23:09:36.818-07:00SERVANT WITH THE NATURE DEPARTEMEN DIAKONIA HKBP & YAYASAN PETRASASERVANT WITH THE NATURE<br />DEPARTEMEN DIAKONIA HKBP & YAYASAN PETRASA<br /><br />By: Pdt.Maruasas S.P Nainggolan S.Si (Teol)<br />Sekhus Kadep Diakoinia HKBP<br /> <br />Perkembangan pertanian Indonesia menorehkan sebuah grafik kemunduran yang sampai saat ini tidak memberikan identifikasi untuk bangun dari keterpurukannya. Kehidupan pertanian yang terkatung-katung memberikan gambaran ketidakberpihakan pemerintah kepada masyarakatnya yang 70 % adalah petani. Petani yang tidak siap terhadap pemakaian pupuk dan pestisida kimia serta penggunaan bibit unggul hasil rekayasa genetika telah menggeser bibit lokal yang dimiliki oleh petani.<br /><br />Persoalan kedepan yang akan terjadi akibat pemaksaan dan penggunaan pupuk, pestisida kimia serta bibit unggul tidak pernah terpikirkan oleh pemerintah. Akibatnya petani menjadi tergantung pada pemakain pupuk, pestisida kimia dan bibit unggul. Tidak menciptakan petani bangsa ini menjadi mandiri dan unggul namun sebaliknya globalisasi konspirasi bermain dibalik mata rantai yang telah berhasil menciptakan ketergantungan pada petani. <br /><br />Realitas petani kita saat ini sangat memprihatinkan. Dikala pupuk kimia yang semakin melambung tinggi tetapi produksi yang semakin menurun dan harga yang selalu berpihak pada globalisasi koorpirasi. Belum lagi revolusi hijau yang telah meninggalkan luka-luka yang dalam pada tanah dan alam petani kita. Sementara itu untuk kembali memperbaiki tanah dan alamnya petani tidak mempunyai sumber daya yang cukup baik. Globalisasi koorpirasi berhasil membelengggu petani sehingga untuk keluar dari ketergantungan itu begitu sulit. <br /><br />Realitas petani di Sumatera juga mewakili realitas petani bangsa ini secara umumnya. Ketidakmampuan petani untuk keluar dari ketergantungan sehingga dengan hati yang berat merelakan tanah dan alam Sumatera semakin memprihatinkan kesuburannya. Produksi yang menurun akibat tanah yang semakin rentan terhadap pemakain pupuk dan pestisida kimia, belum lagi hama dan penyakit tanaman yang semakin kebal terhadap segala bentuk pestisida kimia yang diproduksi oleh perusahanaan-perusahaan TNCs. <br /><br />Melihat realitas petani di Sumatra saat ini, Departemen Diakonia HKBP dan Yayasan Petrasa (Pengenbangan Ekonomi Pertanian Selaras Alam) Sidikalang-Dairi mencoba memberdayakan Potensi Para Pendeta untuk mengawali pelayanan dari petani, melalui pertanian ramah lingkungan yaitu pertanian selaras alam dalam sebuah kegiatan pelatihan dan pendidikan. menggali kembali tekhnologi dan budaya lokal yang sebenarnya telah dimiliki petani dalam mengelolah pertaniannya jauh sebelum revolusi hijau datang pada era 70 an. <br /><br />Melalui pelatihan Servant with the Nature ini, menyadarkan para Pendeta untuk memerdekakakan petani dan bisa menmandirikan dari keterkungkungannya dalam mata rantai ketergantungan yang telah berhasil diciptakan globalisasi koorpirasi. Dengan demikian kesehatan dan kesejahteraan petani maupuan tanah dan alamnya sedikitnya bisa kembali pulih walau membutuhkan waktu yang lama untuk pulih total. <br /><br />Oleh karena itu pada hari Rabu-Kamis tanggal 28-29 April 2010 diadakan pelatihan buat para pendeta-pendeta HKBP yang diwakili dari 8 Distrik yang ada di wilayah Sumatera, antara lain Distrik VI Dairi, Distrik Silindung, Distrik Toba, Distrik Humbang, Distrik Sibolga, Distrik Tanah Alas, Distrik Humbang Hasundutan, semuanya berjumlah 32 orang di Training Centre Petrasa Panji Bako Sidikalang-Dairi. <br /><br />Pesertanya berasal dari HKBP Sigalagala, HKBP Perkembangan, HKBP Sidikalang I, HKBP Sipang Raya, HKBP Panetongah, HKBP Sidikalang IV, HKBP Sirisirisi, HKBP Narumonda Porsea, HKBP Aek Nauli, HKBP Hutaimbaru, HKBP Hutagugung, HKBP Laehole, HKBP Sidikalang V, HKBP Jumaramba, HKBP Pansurnapitu, HKBP Parbubu, HKBP Lumbansoit, HKBP Pollung, HKBP Juamateguh, HKBP Hutatinggi, HKBP Siborongborong kota, HKBP Bahal Batu, HKBP, HKBP Lintongnihuta, HKBP Nagasaribu, HKBP Silaban, HKBP Paranginan, HKBP Parpulungan, HKBP Pasaribu Dolok Sanggul.<br /><br />Para peserta dilatih untuk mencoba lebih dekat lagi melestarikan dan memelihara alam dengan memberikan pelatihan pertanian dan peternakan alternative dan terpadu. Membuat kompos dan pestida yang terbuat dari tanaman rumput-rumputan. Dan di balut dengan dasar Character Building, Capacity building berdasarkan teladan dan iman akan Yesus Kristus.<br /><br />Pelatihan ini di buka oleh Kadep Diakonia Pdt.Nelson Siregar, dan memberikan beberap sesi, Kadep Diakonia mengatakan,” Kurang tepat lagi kalau sekarang kita masih menekankan profesionalisme pelayanan, bisa kita lihat beberapa persoalan-persoalan yang terjadi di sekira kita, masalah Indorayon yang jelas-jelas salah, tapi dengan adanya orang yang professional indorayon menjadi benar. Pehamanan ini juga bergeser di dalam pelayanan, di mana dasar panggilan kita standartnya profesionalisme<br /><br />Menurut Kadep Diakona, kita jangan terlalu gampang dan sepele melihat masalah kemiskinan saat ini. Pelayanan kita masih belum holistik dan belum secara sungguh-sungguh menyentuh persoalan-persoalan di atas. Jangan lagi melihat pelayanan pendeta itu dengan sempit. Kita biarkan dulu pemikiran kita lepas dan biarkan itu mengalir. Lihatlah dan perhatikan dari mana kita mulai pembaharuan. Kalau kita merasa kurang dalam hal khotbah, kita bisa buat latihan khotbah. Bagimana dengan pemahaman kita dengan visi misi HKBP yang inklusiv, dan itu sampai sekarang belum sungguh-sungguh diturunkan bahkan dilakukan<br /><br />Jadi tidak terlalu naïf lagi kalau kita buat pelatihan mempersiapkan praeses-praeses yang bisa memikirkan perjuangan-perjuang kita menemukan para pemimpin yang bisa mengendalikan perubahan (Change Lead). Kita lihat tipe kepemimpinan yang berprinsip saya tidak ok dan Anda juga tidak ok, konsep yang seperti ini mulai menyadarkan kita bahwa kita punya kesadaran. Bagaimana kita menyamakan persepsi. Kenapa Distrik Dairi bisa melakukan membuat Yayasan Diakonia dan distrik-distrik yang lain tidak sampai berpikir sampai kesana? Distrik yang lain yang siap ke sana adalah Distrik Jawa Kalimantan, kita harus sama-sama membangun. Kalau kita tidak sanggup kita kerjasama dan menyerahkan kepada orang yang mampu. Dulu ketika Kadep Diakonia melayani di Sipultak, bisa membuat perubahan dengan mendirikan ayunan. Perubahan tidak harus program yang mahal. Filosopi orang batak bisa dimanfaatkan. Mata Guru Roha Sisean. Kita jangan melihat perubahan itu dari atas, tapi perubahan itu di mulai dari kita bersama. <br /><br />Yang menarik dari hasil pelatihan ini, semua peserta memilki keprihatinan dan komitmen bersama peduli lingkungan hidup yang isinya adalah sebagai berikut:<br /> Dalam rangka penyambutan Jubileum 150 tahun, HKBP mengharapkan agar segala makhluk (seluruh kosmos) bersuka cita mensyukuri karya keselamatan yang diberikan oleh Yesus Kristus, termasuk tanah, hutan, air, gunung dan udara. Sejalan dengan ini HKBP menolak segala bentuk kegiatan atau tindakan apapun yang merusak lingkungan hidup; pengakuan iman HKBP 1951 dan 1996 terbitan kantor pusat HKBP Peraja Tarutung tahun 2000 hal.88-89. Namun setelah mengikuti Pelatihan Servant with the Nature para pendeta HKBP mempergumulkan berbagai masalah yang terjadi terkait dengan lingkungan hidup saat ini, antara lain:<br /><br />1. Pemanasan globalkarena deforestasi (penggundulan hutan) dan penggunaan emisi carbon yang berlebihan sehingga menimbulkan efek rumah kaca.<br />2. Kegagalan pertanian akibat penggunaan pestisida kimia yang berlebihan.<br />3. Urbanisasi pemuda perkotaan untuk meningkatkan taraf hidup (menjadi buruh) namun kehidupan para buruh tidak dapat terjamin.<br />4. Pemahamaman gereja yang masih cenderung memandang alam sebagai objek manipulasi.<br />5. Lingkungan persekutuan jemaat yang masih cenderung suam-suam kuku.<br /><br />Untuk menyikapi masalah yang disebutkan di atas, maka kami para pendeta HKBP Peduli Lingkungan Hidup dengan ini menyatakan komitmen bersama:<br /><br />1. Menolak segala bentuk tindakan apapun yang berusaha merusak lingkungan hidup dan struktur masyarakat yang memiskinkan rakyat. Sebagaimana yang dimaksudkan pada pengakuan iman HKBP.<br />2. mendukung setiap kegiatan masyarakat yang mempertahankan hak untuk memperoleh hidup yang layak memperjuangkan kelestarian lingkungan hidup.<br />3. Bersedia mengkritisi segala kebijakan pemerintah yang berdaya rusak terhadap kehidupan masyarakat banyak, karena kesejahteraan rakyat adalah kesejahteraan Bangsa dan Negara; sejahtera masyarakt sejahtera Negara.<br />4. Dalam rangka menyambut Jubelium 150 tahun HKBP, para pendeta HKBP peduli lingkungan hidup mengharapkan segala sesuatu makhluk dapat bersukacita memuliakan Tuhan.<br />5. Merekomdasikan kepada komisi teologi untuk merumuskan ulang pengkajian teologi hubungan antara manusia dengan alam: Alam juga subjek.<br />6. Bersedia menjemaatkan dan menerapkan pertanian organic (selara alam) kepada jemaat.<br />7. Kesediaan merancang bangun liturgy dan ibadah dalam kaitannya dengan lingkungan hidup.<br />8. Bersedia mengkampanyekan 4 R Recycling (mendaur ulang) reuse (menggunakan kembali), reduce (mengurangi pemakaian), replanting (menanam kembali).<br />9. Merevitalisasi pargodungan gereja sebagai pusat pelatihan dan percontohan di tengah-tengah jemaat dan masyarakat.<br />10. Membangun greja sebagai lembaga pembinaan dan pengembangan jemaat dan masyarakat, dalam artian gereja sebagai komunitas penyembuh bagi kaum tertindas dan terpinggirkan. Serta sumber inspirasi pembaharuan gereja sehingga gereja kembali berpengaruh sebagai pemimpin perubahan.<br />11. Peserta mengusulkan adanya penerbitan buku sebagai respon (jawaban) kepada masalah kaum petani dan saling memperkuat hubungan antar jemaat.<br /><br />Demikianlah keprihatianan dan komitmen bersama diperbuat pada pelatihan Servant with the Nature para pendeta HKBP. Bravoo Diakonia. Sejahtera Masyarakt-Sejahtera Gereja.hkbp diakoniahttp://www.blogger.com/profile/12203144923150984149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7948349613104869894.post-59632565212299135672010-07-21T23:08:00.001-07:002010-07-21T23:08:27.820-07:00“SEMADI” SEJAHTERA MASYARAKAT DAIRI YAYASAN DIAKONIA HKBP DISTRIK VI DAIRI UNTUK YANG PERTAMA DI HKBP“SEMADI” SEJAHTERA MASYARAKAT DAIRI<br /> YAYASAN DIAKONIA HKBP DISTRIK VI DAIRI<br />UNTUK YANG PERTAMA DI HKBP<br /><br />By: Pdt.Maruasas Nainggolan S.Si (Teol)<br />Sekhus Kadep Diakonia<br /><br />“Semadi” Sejahtera Masyarakat Dairi adalah Yayasan Diakonia HKBP Distrik VI Dairi untuk yang pertama di HKBP telah dibentuk pada hari Rabu tanggal 27 April 2010. Peserta yang hadir 28 orang, yang terdiri dari para pendeta, sintua dan jemaat. Antara lain dari dari HKBP Parpulungan Nauli, HKBP Hutagugung, HKBP Tigalingga, HKBP Sidikalang V, HKBP Juma teguh, HKBP Jumaramba, HKBP Sidikalang II, HKBP Parongil, Sidikalang I, HKBP perkembangan, HKBP Gloria Sumbal, HKBP Huta imbaru, HKBP Parpulungan Nauli, HKBP Sigalingging, HKBP Sukandebi, HKBP Panji Porsea, HKBP Maranata, HKBP Jumateguh.<br /><br />Acara ini dibuka oleh Amang Praeses Distrik VI Dairi Pdt.Elieser Siregar dan di isi dengan beberapa sesi dari Kadep Diakonia Pdt.Nelson Siregar. Dalam sesi pembinaan dari Kadep Diakonia mengatakan,”Dengan hadirnya Yayasan Diakonia Distrik VI Dairi ini, maka semakin kuat pula pemahaman kita memaknai pelayanan Diakonia, salah satunya adalah bagaimana pentingnya pemaknaan Perjamuan kudus, yang menjadi dasar dikuatkannya spritualitas kita. Praeses harus lebih sering mengadakan Perjamuan Kudus. <br /><br />Pargodungan kembali dihidupkan. Gereja merespon kemisikinan masyarakat tanpa merusak budaya lokal. Di Bogor tidak ada yang mempelajari Bahasa Sunda, kenapa kita tidak membuat kebaktian bahasa Sunda. Kalau bisa, Yayasan Diakonia Distrik VI Dairi membuat nama centre nya Justin Sihombing Centre atau St.Lusius Centre yang seharusnya sudah bisa kita berikan penghargaan sebagai bapak Diakonia. <br /><br />Mudah-mudahan dengan hadirnya Yayasan Diakonia HKBP Distrik VI Dairi dapat menghadirkan visi misi lebih jelas. Tantangan zaman di era globalisasi perdagangan kopi sidikalang harus bisa menembus perdagangan Internasional di mana Kabid Diakonia HKBP Distrik VI Dairi sudah berhasil membuka jaringan ke Italia dan Swis. Yayasan Diakonia juga harus bisa menjadi pusat advokasi.<br /><br />Bagaimana Yayasan Diakonia Distrik VI Dairi melihat masalah fundamentalisme agama, syariah ekonomi perbankan, poligami, sanksi agama, undang-undang pornografi, belum lagi perda-perda yang diskriminatif, seolah-olah dilegitimasi.. <br /><br />Yayasan Diakonia bagian dari tugas gereja harus peduli dengan kelompok petani petani dan gerakan petani, bahkan saya sendiri menuliskan buku Injil kepada petani sampai dua jilid. Kehidupan berjemaat kita saat ini sangat parah, sudah miskin mentalnya juga bebal dan rakus. Kita terlalu gampang di depolitisasi, masyarakt dan gereja. Melalui Yayasan Diakonia Distrik VI Dairi, gereja harua mampu memikirkan politik (Mat 10:16). Kita tidak cukup hanya menonton saja, tapi kita juga ikut bertanding, mengusahakan dan mendoakan. Gereja harus bisa menjadi alat legitimasi kebijakan pemerintah. Bisa kita lihat di konfesi dengan mendoakan pemerintah, supaya mereka tidak bermain-main di sana. Begitu juga dengan kerusakan alam dan bencana alam.<br />Kenapa kita selalu melihat negativ LSM padahal di Aturan Peraturan kita sudah dikatakan kita bisa mendirikan Yayasan. Selama ini gereja tidak bisa berbuat apa-apa kita ada masalah pertanian masalah peternakan. Kita telah dimarjinalisasi. Di Jakarta jalan sampai bertingkat-tingkat, tapi ditempat kita jalan pun masih lumpur. Coba kita hentikan mobil yang membawa kayu-kayu yang membawa dari hutan kita. <br /><br />Akibat dari kesenjangan itu merosotlah solidaritas kita, tapi itulah realitas, apakah kita akan membiarkan ini selamanya seperti itu. Apakah Yayasan Diakonia ini bisa hadir jika solidaritas kita tidak ada lagi? Inilah yang dimaksud dalam Konfesi yang membawa tema-tema penting dalam kehidupan social dan lingkungan. Kita belum mengerja hidup. Kita belum mampu menyamakan persepsi untuk melakukan moralitas tunggal. Kita masih berpikir dualis. Melalui Yayasan Diakonia CV atau PT pun bisa dibuka apaun yang bisa kita lakukan merespon persoalan masyarakat. <br /><br />Kita jangan lagi bertentangan dengan hal itu. Imamat 25 (Momentum Jubelium) berita keselamatan kepada semua mahkluk. Matius 10:16. Gereja diutus ke tengah dunia. Harus cinta akan kehidupan supaya kita berkelimpahan. Kita jangan menggap diakonia ini menjadai charity yang hanya mematikan. Kita dirikan lah yayasan. Kita dapat memperlengkapi diri. Menjamin adanya kesinambungan yang tidak langsung berhenti, harus ada aksi yang dilakukan ditempat pelatihan, harus ada pemberdayaan generasi muda. Menghormati antara generasi, kesinambungan antara kota dan desa, gereja jemaat, dan pemerintah. Lembaga yang mungkin yang kita perlukan adalah adanya lembaga yang menggalang aksi sosial, contohnya dengan penanaman pohon, pengobatan gratis, dan memakai tokoh-tokoh yang ada di perantauan, setelah ada lembaga. Ada juga brand kopi yang ada di distrik atau dari daerah kita. Dengan membawanya kemana saja kita pergi, dan jangan minder dengan yang ada dalam diri kita. Jadi perlu juga center untuk pelatihan sampai ke lansia. Kita juga akan memakai ini pelatihan lansia.<br /><br />YAYASAN DIAKONIA<br />“SEMADI” <br />(Sejahtera Masyarakat Dairi)<br />DISTRIK VI DAIRI<br /><br />Susunan Kepengurusan <br />Periode2010-2014<br /><br />Pembina<br />Kadep Diakonia : Pdt.Nelson Siregar<br />Praeses : Pdt.Elieser Siregar<br /> Pdt Sumurung Samosir<br /> Benpa Nababan<br /> Delvi br Ujung<br /> Aliwongso Sinaga<br /> Saut Silalahi<br /> St.E.Sagala <br /> Tom Sianturi<br /> <br />Pengawas<br />Pdt. Resort Sidikalang I<br />Dr.Budiman<br />O.Lumbangaol<br />St.Y.br Ginting<br />St.W.Limbong<br /><br />Pengurus<br />Ketua : Pdt.Samuel Sihombing<br />W.Ketua : Pdt.Melvin Simanjuntak<br />Sekretaris : Pdt.David<br />W.Sekretaris : Sekretaris PPND<br />Bendahara : St.Dame Ginting<br /><br />Anggota<br />Herbin Silaban<br />M.br.Simanjuntak<br />Nekson Simanjuntak<br /><br />Visi<br />Mensejahterakan masyarakat dan warga gereja melalaui pelayanan diakonia yang holistik.<br /><br />Misi:<br />1. Mencerdaskan masyarakat dan warga gereja <br />2. Memberdayakan masyarakat dan warga gereja <br />3. Memelihara lingkungan hidup<br />4. Membangun kerjasama dengan organisasi masyarakat non pemerintah dan Pemerintah yang sevisi dengan Yayasan Diakonia. <br /><br />Nilai dan spirit yayasan<br />Yayasan bekerja atas nilai kasih, kejujuran, adil, transparan, kebersamaan solidaritas dan keseimbangan di dorong atas dasar panggilan untuk memberitakan Injil kepada semua makhluk.<br /><br />Azas<br />Pancasila dan UUD 1945<br /><br />Dasar<br />Berdasarkan kepada terang dan kasih Tuhan Yesus Kristus yang tertulis 1 Korintus 3:11<br /><br />Maksud dan Tujuan<br /><br />Tujuan<br />1. Merevitalisasi kapisatas warga dan pelayan dalam memahami pelayanan yang holistik<br />2. Meningkatkan taraf hidup jemaat dan masyarakat melalui pengembangan warga jemaat dan warga masyarakat.<br />3. Mendorong warga gereja dan masyarakat sebagai pelaku perubahan dalam segala aspek kehidupan. <br /><br /><br />Maksud <br />1. Terwujudnya revitaslisasi pelayanan yang holistic<br />2. Memberdayakan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia <br />3. Adanya suatu lembaga atau media untuk menjawab dan merespon perkembangan dan isu-isu yang terjadi di tengah gereja dan masyarakat.<br /><br />Program<br />1. Peningkatan Kapasitas warga jemaat dan masyarakat khususnya petani<br />2. Peningkatan pendapatan masyarakat melalui pengembangan ekonomi warga berbasis kerakyatan<br />3. Advokasi lobi kepada pemerintah supaya berpihak kepada masyarakat<br />4. Kepedulian akan lingkungan hidup<br />5. Suporting system<br /><br />Pelantikan tanggal 16 mei 2010hkbp diakoniahttp://www.blogger.com/profile/12203144923150984149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7948349613104869894.post-82565007174785858062010-07-21T23:06:00.000-07:002010-07-21T23:07:14.202-07:00LATIHAN MENJADI PEMIMPIN DESA BERSAMA PARA PENDETA HKBP (KSPPM & Departeman Diakonia HKBP)LATIHAN MENJADI PEMIMPIN DESA<br />BERSAMA PARA PENDETA HKBP<br />(KSPPM & Departeman Diakonia HKBP)<br /><br />By: Pdt. Maruasas S.P Nainggolan S.Si (Teol)<br /><br /><br />Pada hari Rabu sampai Sabtu tanggal 20-22 Mei 2010 KSPPM (Kelompok Studi Pengembangan Prakarsa Masyarakat) mengadakan pelatihan “Menjadi Pemimpin Desa” di Training Centre KSPPM Girsang I Sipanganbolon Parapat. Di mana para peserta berasal dari berbagai dampingan KSPPM yang berasal dari berbagai daerah seperti Sipahutar, Pangaribuan, Siborongborong, Tarutung dan Samosir. <br /><br />Jumlah peserta yang ikut berjumlah 35 orang. Peserta Pelatihan ini juga semakin ramai karena dalam pelatihan ini KSPPM juga bekerjasama dengan Departemen Diakonia HKBP, dengan mengundang 15 orang para pendeta HKBP untuk ikut pelatihan. Antara lain peserta yang ikut dari HKBP adalah Pendeta HKBP dari HKBP Hutabarat, HKBP Simorangkir, HKBP Pangaribuan, HKBP Sipahutar, HKBP Lintongniuta, HKBP Huta Tinggi, HKBP Labuhan batu, HKBP Kisaran, HKBP Medan, HKBP Sidikalang dan masih ada beberapa lagi HKBP yang lain di sekitar Samosir.<br /><br />Beberapa pembicara yang diundang adalah Kadep Diakonia HKBP Pdt. Nelson Siregar untuk memberikan sesi Pemimpin yang mengendalikan Perubahan, Pdt.Sumurung Samosir memberikan sesi Analiusa Sosial, Pdt.Rawalpen Saragih memberikan sesi Refleksi Teologi, Parlin Manihuruk memberikan Pemimpin dalam organisasi dan masih ada beberapa pembicara yang lain. Dari Departeman Diakonia HKBP Pdt.Maruasas Nainggolan dan Calon Pendeta Binsar Nababan.<br /><br />Kadep Diakonia Pdt. Nelson Siregar dalam sesinya mengatakan,” Kepemimpinan yang bisa melakukan dan mengendalikan perubahan, harus terbuka dengan pengetahuan yang baru dan informasi terbaru. Dan bagaimana kita memperbesar dan memajukannya bersama teman dan rekan-rekan setim. Dan ini tidak bisa otomatis berlangsung tetapi harus dikembangkan dari diri sendiri. Dengan mengembangkan pengaruh kepedulian terhadap sesama. Kita yang harus mempengaruhi situasi dan kondisi. ”Kita harus bisa memperkuat pengaruh ke kelompok kita, itu kalau kita banyak peduli kepada setiap anggota kita. Sensitif mendengar keluhan teman-teman kita. Kalau kita layani dengan baik, maka dia akan mengerti kepribadian kita. Seorang yang bisa memimpin transformative harus banyak di dalam dirinya kepedulian. Kalau kita memimpin rapat, harus kita hormati aturan yang sudah kita sepakati bersama. <br /><br />Seperti kasus yang terjadi di Muara, Tarutung dan berbgai tempat lainnya di Tapanuli kasus “Begu Ganjang” kenapa bisa terjadi salah satunya karena di sana terjadi krisis kepemimpinan, kesenjangan ekonomi yang tidak bisa diterima dan ditolerir oleh masyarakat. Kasus Begu Ganjang adalah kebodohan dan kemiskinan. Ada pemimpin yang hanya berpikir untuk uang. Hanya kerja dan tidak pernah tidur. Ada pemimpin yang hanya menciptakan musuh dan lawan. Kalau tidak ada masalah tidak sehat dan tidak bergerak. Musuh seorang pemimpin adalah kemiskinan dan kebodohan. Misalnya kalau kita menjadi pemimpin kita apakah kita ada dipengaruhi oleh orang miskin. Apakah roh zaman yang mempengaruhi kita. Kelompok Tani sekarang banyak dipengaruhi roh zaman. Pemimpin sekarang bisa menjadi pemimpin harus banyak uang. Kelompok tani bisa menjadi pemimpin bahkan sampai menjadi Bupati dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Ketika para petani berani menyatakan bahwa, “Uang mu itu tidak penting, bagi kami tapi tuntutuan kami setelah Anda terpilih harus memperjuangkan nasib kami.” Kelompok tani harus bisa membangun organisasi ditingkat desa, kabupaten. Haposan di naotik. <br /><br />Agama mempengaruhi etos kerja, gerakan sosial. Pargodungan sebagai model kepemimpinan dengan membuat sekolah, dibuat juga rumah sakit yang bisa menyembuhkan sakit. Tidak ada lagi konsep kepemimpinan yang tertata, bisakah agama mencerminkan pengaruhnya kepada kepemimpinan. Gerakan moral juga dilakukan Tuhan Yesus, melakukan perubahan, radikalisasi dalam kehidupanNya. Mahatma Gandi perjuangan tanpa suara. Disiksa tapi tidak mundur. Gerakan moral di Myanmar, berjuang tanpa kekerasan. Gerakan petani bisa kita buat bertemu dengan Bupati sekali seminggu, dan benar-benar menyampaikan keluhannya kepada Bupati. Tidak bisa dipaksa oleh keadaan apapun, tidak ada yang bisa mendikte. Bukan tekanan yang mengubah saya, tetapi tekanan yang akan saya ubah. Kalau mau mengubah korupsi kita mulai dari kelembagaan kita. Organik jangan hanya di mulut tetapi juga yang harus dilakukan sekarang mulai dari diri sendiri. Sekarang hampir tidak ada gereja yang mengorganiser kelompok tani. <br /><br />Komitmen kepimpinan adalah bagimana mengubah masyarakat. Pidato Obama dia mengarahkan perubahan, kaum minoritas bisa memimpin. Kelompok tani bisa memilih bupati yang berpihak kepada Petani. Kalau ada keberanian mengatakan Perubahan harus terjadi. Apa sebenarnya arti hidup dalam hidup kita, kita mau mengumpulkan apa? Kita mau mencari makna. Apa yang sebenarnya kita cari sekarang? Kenapa tidak ada kepedulian terhadap kemiskinan Tidak ada lagi kepeduliaan terhadap sesame. Bagaimana kita berguna bagi orang lain? Bagimana supaya manusia semakin bermartabat, semakin sejahtera? Kelompok tani hancur karena ada bantuan yang datang dan pemimpinnya tidak konsisten.<br /><br />Di akhir sesinya Kadep Diakonia mengatakan dan menegaskan “Nilai-nilai keyakinan menjadi seorang pemimpin adalah: Sederhana (seperti Gusdur), Bersemangat (Melihat orang yang apatis dibangkitkan), Proaktif, Konsiten (indikator dari orang yang menderita), Yakin pada perubahan, bertindak adil dan jujur. Salam Diakonia “Sejahtera Masyarakat Sejahtera Gereja” Bravooo Diakonia HKBP.<br /><br />By: Pdt. Maruasas S.P Nainggolan S.Si (Teol)<br /> Sekhus Kadep Diakonia HKBP.hkbp diakoniahttp://www.blogger.com/profile/12203144923150984149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7948349613104869894.post-73709497525071571102010-07-21T23:04:00.000-07:002010-07-21T23:05:34.257-07:00PELATIHAN PERTANIAN TERPADU BAGI WARGA JEMAAT HKBP DEPARTEMEN DIAKONIA HKBP & DISTRIK VI DAIRI TC PETRASA PANJI BAKO Jumat-Sabtu 23-24 APRIL 2010PELATIHAN PERTANIAN TERPADU BAGI WARGA JEMAAT HKBP DEPARTEMEN DIAKONIA HKBP & DISTRIK VI DAIRI <br />TC PETRASA PANJI BAKO <br />Jumat-Sabtu 23-24 APRIL 2010<br /><br />By: Pdt.Maruasas Nainggolan S.Si (Teol)<br /><br />Pada tanggal 23-24 April 2010 telah diadakan Pelatihan Pertanian Terpadu bagi warga jemaat HKBP Distrik VI Dairi. Peserta yang ikut HKBP Jumateguh, HKBP Jetun, HKBP Huta Gugung, HKBP Sidikalang IV, HKBP Agave, HKBP Sumbul, HKBP Tiga Lingga, HKBP Sukandebi, BPM (Badan Pengurus Mitra) Dairi, HKBP Pansuran, SMK HKBP, HKBP Parpulungan Nauli, HKBP Pansuran. Semua peserta berjumlah 25 orang. <br /><br />Hadir juga di sana pengurus Badan Pengurus Mitra (BPM) Distrik VI Dairi untuk membuka acara yaitu bapak O Lumban gaol sebagai Ketua BPM, hadir juga pengurus yang lain yaitu Pdt.Nekson Simanjuntak dari HKBP Parpulungan. Ibadah dipimpin oleh Pdt.Adolf Nababan (HKBP Sukandebi). Mereka memberikan masukan dan motivasi kepada semua anggota yang ikut pelatihan agar tetap semangat dan bisa lebih mandiri.<br /><br />Pelatihan ini kerjasama antara Yayasan Petrasa (Pengembangan Ekonomi Teknologi Selaras Alam) Dairi-Sidikalang, yang dipimpin oleh Pdt.Samuel Sihombing, Departemen Diakonia HKBP dan Bidang Diakonia Distrik VI Dairi. Dari Departemen Diakonia HKBP Pdt.Maruasas Nainggolan dan C.Pdt.Binsar Nababan mengisi sesi Character Building. <br /><br />Dalam elatihan ini juga, para peserta diajarkan bagaimana mengembangkan pertanian dan peternakan alternative selain ternak babi, dengan melihat juga usaha peternakan bebek, ayam pedaging dan petelur. Begitu juga dengan ternak bebek. Kemudian para peserta juga dilatih untuk membuat pestisida dari rumput-rumputan.<br /><br />Pelatihan ini cuku berkesan, mereka berharap supaya pelatihan seperti ini diadakan berkelanjutan. Agar pelayanan gereja semakin dirasakan oleh jemaat, khususnya para petani dan peternak yang ada di pedesaan. Bagi kita semua jemaat dan pemuda yang mau iktu pelatihan di Dairi dan Sidikalang dapat menghubungi Pdt.Maruasas Sp Nainggolan HP 081314922872 dan Pdt.Samuel Sihombing HP 081361764990. Salam Diakonia “Sejahtera Masyarakat-Sejahtera Gereja”<br /><br />By: Pdt.Maruasas S.P Nainggolan<br /> Sekhus Kadep Diakonia HKBP.hkbp diakoniahttp://www.blogger.com/profile/12203144923150984149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7948349613104869894.post-29898383678094104142010-07-21T23:03:00.001-07:002010-07-21T23:03:40.098-07:00“Berkat Bagi Semua Orang” Bersama NHKBP Rogate Medan Resort Cinta Damai“Berkat Bagi Semua Orang”<br />Bersama NHKBP Rogate Medan Resort Cinta Damai <br /><br />By: Pdt.Maruasas S.P Nainggolan S.Si (Teol)<br /><br />Apa arti uang kita? kepandaian kita? keterampilan kita? kesehatan kita? kegagahan dan kecantikan kita? Keanggunan dan keluwesan kita? Apa artinya kedudukan kita? Apa arti sukses kita? Apa artinya nama baik kita? Apa makna semua itu kalau ternyata dalam waktu sekejap dapat lenyap? Kalau dalam waktu singkat musuh menyamar, berbaju teman dapat menghancurkan kita? Kalau bahkan pemerintah atau pembesar kita tidak mampu dan tidak berdaya menyelamatkan kita? Apa arti semua itu? <br /><br />“Hidup yang berkualitas, bermakna dan berkat bagi semua orang”. Adalah tema pelatihan dan pembinaan sekaligus Reatreat NHKB Rogate Medan Resort Cinta Damai yang diadakan pada hari Jumat-Minggu tanggal 28-30 Mei 2010 di TC Porlak INRI Hutatika Panji Bako Sidikalang Dairi.<br /><br />Pelatihan ini berisi muatan Leadership, Teamwork dan Character Building kerjasama dengan Departemen Diakonia HKBP, dan Bidang Diakonia Distrik VI Dairi. Pelatihan ini di bina oleh Pdt.Maruasas Nainggolan dan C.Pdt.Binsar dari Staf Departemen Diakonia dan Pdt.Samuel Sihombing Bidang Diakonia Distrik VI Dairi. Rombongan peserta yang berjumlah 36 orang ini dipimpin oleh St.Hutabarat dari HKBP Rogate yang sekaligus juga pembina Naposobulung di sana. Mereka juga di damping 3 orang utusan orangtua. <br /><br />Dalam pelatihan ini, mereka juga di latih bagimana mencintai lingkungan hidup dan alam sekitar dengan mengembangkan berbagai pertanian organik yang selaras dengan alam. Mereka juga melihat dan mencoba merefleksikan pengembangan petenakan yang ada di sekitar TC yang juga adalah pelatihan bagi petani muda.<br /><br />Acara ini ditutup dengan ibadah bersama di HKBP Sidikalang I, khotbah dipimpin Pdt.Maruasas Nainggolan. Habis ibadah, Naposo Bulung HKBP Sidikalang I menyambut dengan baik kedatangan NHKBP Rogate. Dan mengadakan acara ramah tamah sekaligus makan siang.<br />Tidak lupa juga, NHKBP Rogate Medan untuk berkunjung ke Taman Wisata Iman Sidikalang-Dairi. Pelatihan dan sekaligus Reatreat ini bagi NHKBP Rogate begitu berkesan, tidak pernah membayangkan sebelumnya akan mendapatkan pembinaan seperti ini. Di acara puncak “jalan malam” sebelum api unggun semua peserta menangis dan tidak sadar meneteskan air mata, betapa selama ini kita belum melakukan sesuatupun yang berarti sampai saat ini. <br /><br />Semua berjanji akan sungguh-sungguh memakai hidup mereka untuk melakukan hal-hal yang berguna untuk semua orang, manusia yang bermakna dan menjadi berkat bagi semua. Trimakasih banyak buat pelatihan ini. Tuhan memberkati pelayanan kita semua. Secara khusus buat Departemen Diakonia HKBP dan TC Porlak INRI. Hidup HKBP, Sejahtera Masyarakat-Sejahtera Gereja. Bravoo Diakonia HKBP.<br /><br />By: Pdt.Maruasas Nainggolan<br /> Sekhus Kadep Diakonia HKBP.hkbp diakoniahttp://www.blogger.com/profile/12203144923150984149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7948349613104869894.post-7762742087255424262010-07-21T22:58:00.000-07:002010-07-21T23:01:01.055-07:00Character Building Parguru Malua HKBP Sirisirisi-Diakonia HKBPCharacter Building<br />Parguru Malua HKBP Sirisirisi-Diakonia HKBP<br /><br />By: Pdt.Maruasas Nainggolan S.Si (Teol)<br /><br /><br />Pada hari Sabtu sampai Minggu tanggal 15-16 Mei 2010, 20 orang Parguru Malua HKBP Sirisirisi mengadakan pelatihan Character Building di Training Centre Yayasan Petrasa Porlak INRI (Inspirasi dan Refleksi Iman) Panji Bako Huta Tika II Sidikalang Dairi. Rombongan ini dipimpin oleh Pdt.Resort HKBP Sirisirisi Pdt.Haposan Sianturi S.Th bersama Inang Pendeta dan dua orang sintua.<br /><br />Selama dua hari para Parguru Malua dilatih untuk bisa mengenal dan memaknai dirinya sebagai anak-anak Tuhan yang sudah dipilih sebagai saksi-Nya di tengah-tengah dunia ini mewartakan dan menghadirkan Kerajaan Allah di dunia ini. Mereka semua sampai meneteskan air mata ketika menyampaikan komitmen masing-masing dan berjanji tidak akan melakukan dan mengulang kembali sifat-sifat dan kebiasaan buruk yang selama ini masih sering dilakukan.<br /><br />Pelatihan ini di bina oleh Pdt.Maruasas S.P Nainggolan dan CPdt.Binsar Nababan dari Staf Departemen Diakonia HKBP. Dalam pelatihan ini juga, para parguru malua dilatih dalam hal Leadership (kepemimpinan), Team work (Kerjasama Tim). <br /><br />Salah satu kelebihan Training Centre Petrasa, selain tempat pelatihan Character Building tempat ini juga diperlengkapi sebagai pusat pelatihan Pertanian dan Peternakan. Di sana Parguru Malua bisa belajar peternakan kelinci, ayam daging, ayam petelur, bebek, babi dan kerbau. Dan bagaimana kotoran ternak bisa dibuat menjadi pupuk kompos organik. <br /><br />Para peserta yang mengikuti acara dan kegiatan ini sangat berkesan, mereka berharap bisa datang lagi untuk mengikuti pelatihan seperti ini. Apalagi anak-anak parguru malua, sebelum naik sidi perlu sekali dibuat acara seperti ini, karena dalam pelatihan ini karakter kita sebaghai anak-anak Kristen lebih dibentuk dan lebih dalam lagi mengenal Yesus Kristus. Dan kita semua disiapkan menjadi saksi-saksi-Nya di tengah dunia ini, dimanapun kita berada.<br />“Semoga HKBP punya Training Centre Porlak INRI yang bisa melatih semua pemuda seperti yang mereka dapatkan di tempat ini.<br /><br />Bagi teman-teman yang yang mau ikut pelatihan seperti ini, dalam hal Character Building, Team work. Leadership dan Out Bound dan Latihan Pertanian dan Peternakan Selaras Alam. Bisa menghubungi TC Porlak Petrasa: Pdt.Maruasas Nainggolan (HP 081314922872), Pdt.Samuel Sihombing (HP 081361764990).<br /><br />Pdt.Maruasas S.P Nainggolan S.Si (Teol)<br />Sekhus Kadep Diakonia HKBPhkbp diakoniahttp://www.blogger.com/profile/12203144923150984149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7948349613104869894.post-20699768625551404402010-07-21T07:35:00.000-07:002010-07-21T07:36:13.053-07:00JUBILEUM 125 TAHUN HKBP SIBUNTUON RESORT BALIGEJUBILEUM 125 TAHUN <br />HKBP SIBUNTUON RESORT BALIGE<br />By: Pdt.Maruasas Nainggolan S.Si (Teol)<br /><br />Pada hari minggu tanggal 11 Juli 2010 HKBP Sibuntuon Resort Balige merayakan Jubileum 125 tahun. Perayaan ibadah syukur ini dipimpin oleh Kadep Diakonia Pdt.Nelson Siregar dan beberapa pendeta dari kantor pusat HKBP yang mendampingi adalah: Pdt.Maruasas Nainggolan (Sekhus Kadep Diakonia), Pdt.Maston Hutasoit (Biro Transformasi Sosial), Pdt Samuel Sitompul (Wakabiro Personalia), Pdt.Renitiar Purba (Kep.Biro Outrich).<br /><br />Ibadah ini dimulai jam 10.30 WIB, dalam khotbahnya Kadep Diakonia Pdt.Nelson Siregar menekankan Jubileum yang menekankan pembebasan kepada orang tertindas, lemah, menderita, kemiskinan dalam budaya Bangsa Israel yang diperingati pada hari ketujuh adalah hari peristirahatan, Allah yang menciptakan Alam semesta dan segala isinya, satu kali dalam tujuh tahun mereka peringati sebagai pembebasan mereka dari perbudakan Bangsa Mesir. Dan tujuh kali tujuh pada tahun ke lima puluh adalah tahun pembebasan bagi seluruh makhluk hidup dari semua utang, pembodohan, kemiskinan, penindasan dan penderitaan.<br /><br />Perayaan dan peringatan akan sejarah inilah yang membuat orang Yahudi sampai sekarang menjadi bangsa yang maju, berhasil bahkan ditakuti oleh semua bangsa. Karena sejarahnya diturunkan secara turun temurun untuk selalu diingat dan dihayati secara sungguh-sungguh. Oleh karena itu dalam Jubileum 125 tahun HKBP Sibuntuon jangan melupakan generasi muda. Kita sering kali melupakan pelayanan kita kepada anak-anak sekolah minggu, remaja dan pemuda. Oleh karena itu dalam perayaan Jubileum 125 tahun HKBP Sibuntuon ini anak-anak remaja harus dilatih, dibina dan sungguh-sungguh dipersiapkan.<br /><br />Sejarah berdirinya HKBP Sibuntuon tidak lepas dari jasa Pdt.Pilgram yang menyampaikan kabar suka cita dengan penuh pergumulan dan tidak mengenal putus asa mulai dari Peatalun ke Sibuntuon. Kadep Diakonia Pdt.Nelson Siregar kembali mengingatkan, betapa sulitnya kita untuk percaya dan menerima ajaran Firman Tuhan. Sekarang saja kita sulit sekali untuk diajari bahkan dibina untuk keluar dari kemiskinan, kebodohan, iri hati yang pada akhirnya kita mudah sekali terbawa isu begu ganjang seperti yang terjadi di Sitanggor Muara, yang pada kenyatannya itu tidak ada.<br /><br />Inilah pengorbanan para misionar ke tanah batak, sekarang ini saja kita sangat sulit untuk diarahkan, untuk bisa percaya, memahami dan menghayati Firman Tuhan dalam kata dan perbuatan, apalagi dulu zaman para misionar. Tetapi atas kasih Tuhan kepada Bangsa Batak pada tahun 1834 Tuhan mendengarkan doa seorang ibu di tanah Amerika yaitu Ibu Pdt.Henrik Lyman yang mati terbunuh ketika misionar ini menginjili ke tanah Batak. Lahirlah Nommensen di tanah Jerman dan berhasil mengabarkan Firman Tuhan ke tanah Batak. <br /><br />Dalam kesempatan bimbingan dai pimpinan HKBP Amang Kadep Diakonia juga menyampaikan ucapan syukur kita kepada Tuhan yang telah menguatkan semua jemaat, parhalado HKBP Sibuntuon yang tidak pernah berhenti untuk bersaksi dan melayani Tuhan di tengah-tengah pergumulan zaman sekarang yang sudah semakin berat, terutama persoalan ekonomi. Oleh karena itu ada baiknya kepada anak-anak rantau jemaat HKBP Sibuntuon yang sudah banyak membantu gereja terus mau membangun bona pasogit. Ada usul kalau bisa untuk membantu dan menggerakkan jemaat saat ini kita bisa meniru program yang sekarang berkembang di silindung yaitu “Pria Jantan Sejati” suatu kriteria bagi satu kepala keluarga yang akan siap dibantu. Laki-laki sejati artinya: Tidak merokok, tidak hanya dikedai, tetapi bekerja di ladang dan mau membantu isteri di dapur”. Oleh karena itu kalau anak-anak rantau yang berhasil ada baiknya kalau memberi bantuan dengan metode memberikan Rp.200 ribu/bulan kurang tepat. Kalau kita lihat sekarang untuk uang rokok satu bulan itu kurang. Oleh karena itu kalau bisa memberikan bantuan itu langsung saja sekali yang mahal tapi bermanfaat, misalnya ternak babi yang siap kawin, atau bahkan satu ekor anak kerbau. Yang kemudian ini akan digulirkan ketika beranak. Diakhir bimbingannya Amang Kadep memberikan sebuah bingkai ucapan selamat dari Ompu Ephorus HKBP Pdt.Dr.Bonar Napitupulu. <br /><br />Acara ini kemudian ditutup dengan taria-tarian (martumba) dari anak sekolah minggu HKBP Sibuntuon dan penyerahan ulos kepada pimpinan HKBP yang diwakili Amang Kadep Diakonia Pdt.Nelson Siregar dan kepada semua Parhalado dan Pendeta yang pernah melayani di HKBP Sibuntuon. Tuhan memberkati pelayanan kita semua.<br /><br />By: Pdt.Maruasas Nainggolan<br /> Sekhus Kadep Diakoniahkbp diakoniahttp://www.blogger.com/profile/12203144923150984149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7948349613104869894.post-28371235433895004802010-07-21T07:34:00.000-07:002010-07-21T07:35:13.987-07:00MEMBERIKAN PENGHIBURANMEMBERIKAN PENGHIBURAN<br /><br />By: Pdt.Maruasas Nainggolan S.Si (Teol)<br /><br />Amang Kadep Diakonia mengunjungi dan memberikan penghiburan kepada keluarga Guru L.Sianipar pada hari Senin 12 Juli 2010. di rumah dinas tempat pelayanannya yang terakhir HKBP Laguboti godung. Karena Guru Lesman Sianipar telah lebih dahulu dipanggil Tuhan diusianya yang berumur 53 tahun, pada tanggal 11 Juli 2010.. Meninggal lima orang, dua permepuan dan tiga laki-laki. anaknya yang paling besar sudah diterima menjadi calon pendeta di HKBP melayani di HKBP Binjae. Dikuburkan pada tanggal 16 Juli 2010. Rombongan dari Kantor Pusat adalah Pdt.Maruasas Nainggolan dan Pdt Maston Hotasoit, didampingi juga Praseses Toba Hasundutan Pdt.Armada Sitorus, Praeses HKBP Toba Pdt.Sibarani dan Pdt Resort HKBP Laguboti godung.<br /><br /><br />By: Pdt.Maruasas Nainggolan<br /> Sekhus Kadep Diakonia HKBPhkbp diakoniahttp://www.blogger.com/profile/12203144923150984149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7948349613104869894.post-81705905513922109262010-07-21T07:32:00.000-07:002010-07-21T07:33:12.664-07:00PEMBINAAN DAN PELATIHAN DIAKONIA DI DISTRIK TOBA HASUNDUTANPEMBINAAN DAN PELATIHAN DIAKONIA<br />DI DISTRIK TOBA HASUNDUTAN<br /><br />By: Pdt.Maruasas Nainggolan<br /><br />Pada hari Senin 11 Juli 2010, diadakan pembinaan dan pelatihan di distrik Toba Hasundutan. Pembinaan dan pelatihan ini langsung dari Amang Kadep Diakonia Pdt.Nelson Siregar dan di dampingi oleh dua orang staf yaitu Pdt.Maruasas Nainggolan (Sekhus Kadep Diakonia), Pdt.Maston Hutasoit (Biro Transformasi Sosial). <br />Amang Kadep Diakonia Pdt.Nelson Siregar menjelaskan ada tiga tantangan berat saat ini, yang Pertama adalah Globalisasi, misalnya dalam pertanian semua jenis buah-buahan yang kita konsumsi saat ini sudah masuk dari berbagai negara, yang sebenarnya itu sudah lama dan sudah diawetkan melalui suntikan. Contoh sederhana Ketika kita potongbuah apel, lalu kita biarkan lima menit, warna daging buahnya langsung hitam. Begitu juga dengan kacang garuda yang bersih padahal sudah di rinso. Kita lihat sekarang perkembanagan HP yang ada di anak-anak SD, SLTP yang sudah susah dibendung. Siapa yang pintar itu yang maju, yang bodoh akan dilindas dan tertinggal. <br />Ada sebuah tawaran sekarang, yaitu pengembangan tanaman tiung. Dengan potensi ini kita bisa kita pengaruhi pasar dunia seperti kopi lintong dan sidikalang. Gereja perlu membuat kelompok tani. Kedua adalah : Demokrasi, di mana semua bisa hancur, termasup kita karena yang jahat juga hidup. Seperti Indorayon yang semua menebang kayu bahkan tanah adapt pun habis. Kebebasan beribadah tidak ada lagi. Gereja harus kembali diingatkan, bagaimana kita semua Parhalado membina anak-anak sekolah minggu, remaja, pemuda. Karena anak-anak yang sudah dibina supaya orangtuanya juga bisa diajak untuk bisa bangkit kembali.<br /><br />Ketiga adalah kebangkitan dari Karismatik dan gereja Baptis. Program Pria Jantan Sejati (tidak merokok, tidak minum-minum keras, kerja di ladang, membantu isterinya di rumah dan didapur) mereka-mereka inilah yang akan dipilih untuk latihan di bogor akan diberikan lembu bahkan bentuk pinjaman pun akan diberikan. Para ibu harus memperhatikan pola makan di dalam keluarga. Seperti halnya sayur dan buah sebagai konsumsi yang sehat buat keluarga. Kita perlu kritis. Perlu perubahan sikap dan paradigma. Yang tidak sama dengan dunia ini. Bagaimana kita menanamkan itu kepada pemikiran jemaat kita. Sehingga kita memehami kehendak dari Tuhan<br /><br />Perlu adanya centre di toba sebagai pusat pelatihan dan percontohan. Kalau bisa tempatnya di Tampahan, Peatalun, Sibodiala. Kalau ada tempat tersebut maka para DPRD akan kita bawa ke sana, untuk bisa melihat dan membantu program kita. Kita harus yakin kalau kita bisa buat perubahan. Dan kita bisa bawa Ir. Fritz yang bisa menampung produksi tiung sebanyak apapun dengan harga standart, dan bahkan bisa melatih dan menyediakan bibit. Kita jual banyak tapi harga tidak jatuh tapi menetap. Tiung suatu tanaman yang tidak terlalu susah untuk ditanam. Salam Diakonia “Sejahtera Masyarakat, Sejahtera Gereja”.<br /><br /><br />By: Pdt.Maruasas Nainggolan<br /> Sekhus Kadep Diakonia HKBPhkbp diakoniahttp://www.blogger.com/profile/12203144923150984149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7948349613104869894.post-56196807436190340002010-07-21T07:29:00.000-07:002010-07-21T07:30:55.671-07:00PELATIHAN DAN PEMBINAAN DIAKONIA DI HKBP PAKKAT By: Pdt. Maruasas Nainggolan S.Si (Teol)PELATIHAN DAN PEMBINAAN DIAKONIA DI HKBP PAKKAT<br />By: Pdt. Maruasas Nainggolan S.Si (Teol)<br /><br />Pada hari Selasa tanggal 13 Juli 2010, diadakan pelatihan diakonia di HKBP Pakkat. Pembinaan ini langsung dipimpin oleh Amang Kadep Diakonia Pdt.Nelson Siregar, didampingi dua orang staf yaitu Pdt.Maruasas Nainggolan (Sekhus Kadep Diakonia) dan Pdt Maston Hutasoit (Biro Transformasi Sosial).<br /><br />Beberapa hasil dari pembinaan dan pelatihan ini menghasilkan beberapa komitmen dan kesepakatan bersama akan mengadakan program, dalam waktu dekat mengundang Jamsostek. Selain itu mengembangkan secara serius potensi yang ada di pakkat, antara lain pohon aren yang banyak tumbuh dan kualitasnya bagus tentu bisa dikembangkan untuk membuat gula merah. Bagimana supaya gula merah itu memiliki nilai jual yang tinggi.<br /><br />Amang Kadep Diakonia memberi masukan dengan memberi contoh gereja Katolik, yang memiliki seminari di siantar, setelah selesai pendidikan di siantar mereka dikirim keparapat bahkan ke tempat ini untuk selama 6 bulan berlatih dan belajar akan alam, seperti halnya menanam rotan. Masalahnya kita sebenarnya adalah belum berangkat dari hati. Coba datang ke Dairi untuk melakukan pembinaan,sebuah center bernama porlak inri. Tidak begitu jauh dari Taman Iman. Di sana kita bisa melakukan pembinaan mulai dari anak-anak sekolah minggu, para remaja yang mau malua menganai charakter building yang harus dipersiapkan mulai dari dini, dan mereka di sana bisa sama-sama belajar bagimana mencintai alam dengan mengembangkan pertanian dan peternakan yang selaras dengan alam.<br /><br />Amang Kadep Diakonia melanjutkan, dulu pengalaman yang sama seperti yang ada di Dairi saat ini sudah saya lakukan dengan melatih para mahasiwa dan para pemuda dan remaja ketika saya praeses di Samosir dengan membawa mereka jalan kaki ke Pusuk Buhit. Kalau bisa mari kita kembangkan bukit klepert sebagai pusat pembinaan dan pelatihan, untuk mengembangkan segala potensi yang ada di daerah Pakkat ini dan sekitarnya. <br /><br />Keluhan dari jemaat pada umumnya adalah, jemaat tidak berani untuk meninggalkan pertanian padi, dan semua kebutuhan hidup mereka hanya bergantung dari sawah. Jadi susah untuk dirubah. Amang Kadep Diakonia Pdt.Nelsson Siregar menambahkan, kita perlu dan penting untuk berubah. Bagaimana mengubah kebiasaan itu, salah satunya dengan berbagi dalam pekerjaan. Walaupun tanah kita tidak terlalu luas tapi semua yang ada di sana produktif. Ada sayur-sayuran, buah-buahan. Produksi harian telur ayam dan bebek. Setiap minggu cabe dan sayur-sayuran. Ada baiknya juga membuat Perdes (peraturan desa) untuk sepakat tidak menerima hasil dari luar yang membuat harga hasil tanaman dan ternak menurun atu murah. Salam Diakonia “Sejahtera Masyarakat, Sejahtera Gereja”.<br /><br />By: Pdt.Maruasas Nainggolan<br /> Sekhus Kadep Diakonia HKBPhkbp diakoniahttp://www.blogger.com/profile/12203144923150984149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7948349613104869894.post-9523655765598050132010-07-21T07:26:00.000-07:002010-07-21T07:27:35.640-07:00MENABUR BENIH - CHANGE MANAGEMENT PARA PENDETA HKBP DAN KEPALA SEKOLAH HKBP/NEGERI<meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CWS20%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="place"></o:smarttagtype><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:Verdana; panose-1:2 11 6 4 3 5 4 4 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1593833729 1073750107 16 0 415 0;} @font-face {font-family:"Trebuchet MS"; panose-1:2 11 6 3 2 2 2 2 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:647 0 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:EN-GB; mso-fareast-language:EN-GB;} @page Section1 {size:595.3pt 841.9pt; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:35.4pt; mso-footer-margin:35.4pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-family: Verdana;" lang="EN-GB">MENABUR BENIH - <i style="">CHANGE MANAGEMENT</i><o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><st1:place st="on"><b style=""><span style="font-family: Verdana;" lang="EN-GB">PARA</span></b></st1:place><b style=""><span style="font-family: Verdana;" lang="EN-GB"> PENDETA HKBP <o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-family: Verdana;" lang="EN-GB">DAN<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-family: Verdana;" lang="EN-GB">KEPALA SEKOLAH HKBP/NEGERI<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-size: 14pt; font-family: Verdana;" lang="EN-GB"><o:p> </o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><b style=""><span style="font-size: 8pt; font-family: Verdana;" lang="EN-GB">By: Pdt.Maruasas S.P Nainggolan S.Si (teol)<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 8pt;" lang="EN-GB"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span lang="EN-GB">Menabur benih-<i style="">Change Management Workshop</i> dipersembahkan bagi mereka yang menatap masa depan dengan iman dan yang ingin mejadi “Pembuat Sejarah” </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span lang="EN-GB">Gereja dan Bangsa.</span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="EN-GB"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN-GB">Pada tanggal 5-8 Juli 2010 di Sopo Toba Hotel Samosir diadakan pelatihan <i style="">“Change Managament”</i> kepada 87 orang pendeta dan 47 Kepala Sekolah HKBP dan Negeri. Untuk para pendeta diadakan hari Senin –Selasa tanggal 6-7 Juli kemudian dilanjutkan guru-guru Kepala Sekolah hari Rabu-Kamis tanggal 7-8. Pelatihan diadakan oleh Departemen Diakonia HKBP kerjasama dengan Gema Kyriasa. Pelatihan ini telah dipersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya. Panitia yang dikordinator oleh Kadep Diakonia HKBP Pdt.Nelson Siregar dan beberapa staf Departemen Diakonia Pdt.Maruasas Nainggolan, Pdt Maston Hutasoit dan Diakones Maria Bancin dan dibantu juga oleh Inang Kadep Diakonia.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-GB"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN-GB">Rombongan panitia dari Jakarta yaitu teman-teman dari Gema Kyriasa adalah amang Antoni Sihombing, Henrik Silitonga, Luhut Sagala, Poltak Lumbantobing di kordinator oleh Amang Daniel Aritonang, Sekretaris Christina Sihombing-Sitompul. Bendahara Atrid Lumbantobing-Hutabarat, Sie Konsumsi Priliani Silitonga-Sianturi, Tim Doa Donda Sagala-Sitanggang. Sekilas tentang Yayasan Gema Kyriasa (YGK) seperti namanya Gema, yang artinya menggemakan, menyuarakan, menyaksikan Kyriasa (Kyrios) yaitu Kristus dan harapan. Visinya membangun manusia kristiani seutuhnya jasmani, rohani dan berakal budi. Misinya mengumandangkan kabar baik tentang keselamatan dalam Tuhan Yesus kepada semua orang dan menyelenggarakan pengajaran Kristiani, menyelenggarakan pendidikan setingi-tingginya, meningkatkan pelayanan masyarakat dan perekonomian rakyat.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-GB"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN-GB">Tujuan kegiatan ini adalah memberikan penghormatan dan penghargaan kepada Nommensen, dengan mencanangkan 2010 sebagai momentum kebangkitan komunitas batak melali program ISIS (Iman, Sehat, Ilmu dan Sejahtera) dengan tema “Change Management” bekerjasama dengan HKBP melalui Departemen Diakonia HKBP membentuk pola pikir yang mandiri dalam mengembangkan pelayanan sebagai pemimpin di mana pun para pelayan ditempatkan semuanya untuk memajukan Bangsa batak dan Bangsa Indonesia.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-GB"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN-GB">Pembicara pertama<span style=""> </span>Dr.Antony Sihombing menekankan “Mengapa kita harus berubah?” dan dalam sesinya dia mengatakan Dunia ini datar, dengan mengambil contoh sederhana Piala Dunia 2010 Afrika Selatan Ratusan juta pasang mata tertuju kepada satu titik, sepakbola menjadi bahasa universal setiap orang, waktu tidak memisahkan makhluk di dunia ini, tidak ada pembatas tua muda, msikin kaya, hitam putih. Hal-hal yang mendatarkan dunia antara lain: Runtuhnya tembok berlin membebaskan semua orang dari belenggu soviet, demorasi, pasar bebas, Era internet, Konsep worl wide web, teknologi browser, kartu kredit, blackberry, walmart dll.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-GB"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN-GB">Pembicara kedua Amang Hendrik Sagala menekankan “Breaking Comfort Zone” If you take same action everyday you will always get the same result. If you different results you must change your action. Dengan memiliki kelompok yang bisa melihat<span style=""> </span>perubahan dan ingin berubah, menyadari ada perubahan di luar, Proaktif dalam perubahan, mencintai perbaikan yang terus menerus dengan memecahkan akar masalah, memberi dampak yang positf<span style=""> </span>besar, mengarah kepada tujuan. Pembicara ke tiga Amang Luhut Sagala menekankan bagaimana membantu atau menekankan segala sesuatu untuk kepentingan orang lain, Intinya manusia, Perubahan mindset dari ‘Anda butuh kami, kami butuh Anda” kita harus memilki keahliaan, sikap, pengalaman, keterampilan.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-GB"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span lang="EN-GB">Pembicara yang keempat adalah Amang kadep Diakonia HKBP Pdt.Nelson Siregar menekenkan,”</span><span style="font-size: 24pt; font-family: "Trebuchet MS"; color: rgb(51, 51, 204);" lang="EN-GB"> </span><span style="">Pembaharuan tanpa membongkar tradisi. Reformasi struktural yang<span style=""> </span>charity menjadi turut memberdayakan dan memperlengkapi pelayan dan warga agar mampu meujudkan visi-misi dan prinsip pelayanan HKBP yang inklusif dan transformatif. Reformasi pelayanan holistik, memajukan persekutuan kristiani yang dapat dirasakan jemaat dan berdampak terhadap masyarakat sekitar. Reformasi sikap dan nilai-nilai yang reaktip menjadi responsif menghidupkan (Joh 10.10) dan merespon masalah-masalah kemasyarakatan Epoleksosbudag. Reformasi pradigma elitis agar semua pelayan dan jemaat difahami berpotensi menjadi pemimpin perubahan. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="">Kedap Diakonia Pdt.Nelson Siregar juga mengatakan “Reformasi pemberdayaan institusi dan pelayan dari yang terpusat menjadi desentralis ( belum otonom ) sesuai AP. Reformasi peran merespon masalah epoleksosbudag sesuai visi, misi dan prinsip HKBP. Reformasi struktural berdasarkan fungsionalisasi tritugas panggilan, kepemimpinan yang flat, partisipasi jemaat. Pemberdayaan jemaat basis, pemberdayaan jemaat kategorial, sektoral dan fungsional. Refleksi gereja yang inklusif, transformative dan inklusif. Managerial HKBP kedepan adalah<span style=""> </span>Mampu menjaga diri dari pengaruh politik praktis. Memiliki kemampuan menagerial yang baik untuk semua amal usaha, baik sekolah, rumah sakit, perguruan tinggi, maupun panti asuhan, usaha perekonomian rakyat, agar semua amal usaha ini dapat memajukan jemaat dan masyarakat. Memiliki program yg memberdayakan bahwa semua pelayan dan jemaat adalah pemimpin perubahan, agent of change. Memiliki program yang memandirikan dan memberdayakan seluruh potensi pelayan dan jemaat meujudkan Kerajaan Allah di bumi seperti di sorga. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="">Kadep Diakonia juga menambahkan “Program berkelanjutan Mendorong sgl upaya teologis dan nilai-nilai spritualitas memajukan warga HKBP menjadi warga yg inklusif, adil, menghidupkan ditengah persekutuan jemaat, masyarakat, bangsa dan Negara Konsisten memperkokoh peran sosial kemasyarakatannya yang transformatip sebagaimana sudah pernah terjadi. Konsisten memperlengkapi dan<span style=""> </span>pemberdayaan SDM pelayan dan unit pelayanan warga agar menjadi garam dan terang dunia. Melakukan upaya memajukan managerial yang baik dan penuh persaudaraan di dalam Kristus. Mendorong dan mendampingi semua unit pelayanan agar mandiri, akuntable dan terpercaya. Mendorong dan memajukan semua usaha pelayanan, agar setiap kategorial, sektoral dan fungsional berperan aktif menjadi forum berkat bagi jemaat dan masyarakat. Semua usaha pelayanan harus didasarkan pada persekutuan dengan Firman Tuhan dan meujudkan kerajaan Allah di bumi seperti di sorga. Bravo Gema Kyriasa, Bravo Diakonia HKBP. “Sejahtera Masyarakat, Sejahtera Gereja.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="EN-GB"><o:p> </o:p></span></p> hkbp diakoniahttp://www.blogger.com/profile/12203144923150984149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7948349613104869894.post-45911357240961668792010-04-19T22:16:00.000-07:002010-04-19T22:18:57.609-07:00Easter With The Nature-Sebuah Penghayatan Iman akan Makna Paskah dalam Kehidupan Nyata<p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center;line-height:normal"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="font-size:14.0pt;mso-bidi-font-size: 12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Implementasi Paskah kepada Seluruh Ciptaan<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="line-height:normal"><span style="font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"">Oleh<span style="mso-tab-count:1"> </span>: Binsar Nababan (Staff Departemen Diakonia HKBP)<span style="mso-tab-count:1"> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in;line-height:normal"><span style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in;line-height:normal"><span style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">“Easter With The Nature”<span style="mso-spacerun:yes"> </span>itulah tema perayaan Paskah para pemuda Kristen di Sidikalang. Kebanyakan orang Kristen merayakan Paskah dengan suatu kegiatan gerejawi dan bahkan ruang lingkupnya juga hanya di gereja, baik melalui festival koor, cerdas-cermat Alkitab dan lomba-lomba lainnya. Lain dari kebiasaan yang ada, para pemuda-pemudi Kristen di Sidikalang mencoba menyatu dengan alam dalam merayakan Paskah kali ini.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in;line-height:normal"><span style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Departemen Diakonia HKBP bekerjasama dengan Distrik VI-Dairi Bidang Diakonia serta Yayasan Petrasa, mencoba sesuatu yang berbeda dengan merayakan Paskah dalam bentuk pelatihan peternakan-pertanian organik serta penyadaran ekonomi berbasis jemaat bagi para pemuda Kristen. Dengan demikian Kematian dan kebangkitan Kristus yang diimani diimplementasikan dalam kehidupan konkret. Peternakan-pertanian organik menjadi bentuk kasih Allah kepada seluruh ciptaan melalui manusia (Kej. 2:15) dan ekonomi berkeadilan dan berbasis jemaat juga bentuk kasih Allah kepada manusia terhadap sesamanya (Mzm. 112:5; Gal. 6:2). Selain untuk kebaikan manusia itu sendiri, alam pun terhindar dari kerusakan lingkungan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in;line-height:normal"><span style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Bertempat di Training Centre Petrasa, dari tanggal 09-11 April 2010, perayaan Paskah dibuka oleh Praeses Distrik VI-Dairi, Pdt. Elieser Siregar dan diikuti tidak hanya para pemuda-pemudi HKBP, kegiatan diisi dengan ibadah, pelatihan pertanian organik-peternakan (secara teoritis maupun praktek langsung di lapangan), <i style="mso-bidi-font-style:normal">character building</i>, serta Jalan Malam (sebuah upaya reflektif para pemuda-pemudi gereja terhadap permasalahan realitas sosial di tempatnya masing-masing untuk menghayati <i style="mso-bidi-font-style:normal">Via Dolorosa</i> Kristus). Perayaan Paskah ini ditutup dengan<span style="mso-spacerun:yes"> </span>ibadah di Taman Wisata Iman-Sitinjo dengan pemberian sertifikat oleh pemimpin Petrasa sekaligus Kepala Bidang Diakonia HKBP Distrik VI-Dairi, yaitu Pdt. Samuel Sihombing.</span><span style="font-size:0pt;font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family: "Times New Roman";color:black;border:none black 1.0pt;mso-border-alt:none black 0in; padding:0in;background:black;mso-font-width:0%;mso-ansi-language:X-NONE; mso-fareast-language:X-NONE;mso-bidi-language:X-NONE;layout-grid-mode:line"> </span><span style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif""><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-indent:.5in;line-height:normal"><span style="font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman","serif"">Inti dari kegiatan ini adalah menyadarkan para pemuda sebagai generasi masa depan, mampu menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah, yaitu keadilan, damai sejahtera dan sukacita kepada seluruh ciptaan. Melalui kesadaran peternakan dan pertanian yang selaras alam, kelompok ekonomi yang berbasis jemaat, dan semangat pemuda dalam kegiatan gerejanya bisa menjadi bekal bagi para pemuda bersikap kritis melihat kondisi gereja dan masyarakat yang ada di sekitarnya. Dengan demikian Injil menjadi nyata bagi sesama manusia dan seluruh ciptaan Allah lainnya secara holistik.</span></p>hkbp diakoniahttp://www.blogger.com/profile/12203144923150984149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7948349613104869894.post-50690598668641946652010-03-14T21:15:00.000-07:002010-03-14T21:48:59.561-07:00PEMBERDAYAAN JEMAAT HKBP MUARA MENUJU PENGEMBANGAN EKONOMIOleh : Binsar Nababan (Staff Departemen Diakonia HKBP)<br /><br />Hari rabu tanggal 10 Maret 2010, Pdt. Nelson Siregar (Kepala Departemen Diakonia) menghadiri undangan HKBP Ressort Muara, untuk memberikan sebuah sesi mengenai pemberdayaan jemaat dengan potensi yang dimiliki. Kegiatan ini dilaksanakan di HKBP Lobutangga Ressort Muara Distrik 16 Humbang Hasundutan. Baru pada pkl. 14.00 Pdt. Nelson Siregar menyampaikan materinya dengan jumlah peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 70 orang.<br />Dalam penyampaian materinya, Pdt. Nelson Siregar mencoba memaparkan dengan singkat dan jelas kepada jemaat tentang kondisi yang selama ini telah terjadi, baik dalam kehidupan jemaat maupun dalam kehidupan masyarakat. Dalam Jubileum 50 tahun dan 100 tahun HKBP, perkembangan HKBP sudah cukup signifikan dalam berbagai bidang. Terlebih dengan konsep Pargodungan yang telah dilakukan oleh para misionaris sangat membangun orang Batak menjadi pribadi Kristen yang mampu bersikap kritis.<br />Berangkat dari sejarah tersebut, Pdt. Nelson Siregar mengajak jemaat kembali menghidupkan kembali konsep Pargodungan yang mungkin selama ini sedikit diabaikan. Terlebih pada tahun 2011 HKBP akan mengadakan Jubileumnya yang ke-150 tahun. Konsep Pargodungan ini sesungguhnya mencoba menggali lebih dalam potensi gereja yang selama ini terpendam atau sengaja dipendam. Pdt. Nelson Siregar menyatakan dengan tegas, bahwa di mana ada gereja di situ juga harus ada sarana pendidikan, sarana kesehatan, juga sarana-sarana lain yang bisa membangun jemaat dan lingkungan sekitar ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.<br />Ajakan membuat sesuatu yang monumental dalam Jubileum 150 tahun HKBP, menjadi semangat baru untuk berpikir hal-hal apa saja yang selama ini kurang diperhatikan gereja dan hal-hal apa saja yang bisa dilakukan gereja untuk memperbaiki kehidupan jemaat dan masyarakat sekitar. Salah satu contohnya adalah dalam bidang ekonomi. Mangga Muara adalah salah satu jenis buah mangga terbaik, tapi mengapa produksi dan pendistribusiannya kurang terdengar sampai ke daerah-daerah lain di luar daerah Muara? Kurangnya pengetahuan dan bimbingan tentang bagaimana mengupayakan pohon mangga di Muara berbuah banyak dan menghasilkan buah yang baik, mungkin saja menjadi salah satu kendala yang menyebabkan produksi Mangga Muara tersendat.<br />Menanggapi masalah di atas Pdt. Nelson Siregar mencoba memberikan gambaran bahwa pupuk organik (yang berasal dari kotoran hewani) bisa menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan kualitas mangga muara, sehingga kualitas yang didapat pasti lebih baik dari penggunaan pupuk kimiawi ataupun pestisida. Jika menngunakan pupuk kimia, kebanyakan hasilnya mangga seperti besar, tapi kosong dan ringan, tetapi jika menggunakan pupuk organik, mangganya tidak terlalu besar tetapi padat dan berisi. Terkait dengan pupuk organik, maka perkebunan ataupun persawahan yang ada harus dibarengi dengan peternakan, sehingga terjadi sebuah simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan.<br />Selain itu gereja bisa saja membuat kegiatan peningkatan ekonomi masyarakat, dengan mengadakan ternak bergilir. Contohnya, gereja membeli beberapa ternak, kemudian ternak itu “dipinjamkan” kepada beberapa jemaat yang membutuhkan. Setelah sekian lama sampai ternak itu menghasilkan (mis. Ternak itu melahirkan beberapa anak), ternak itu dikembalikan kepada gereja beserta satu anak ternak yang telah dihasilkan. Kemudian ternak yang dikembalikan ke gereja “digilir” kembali kepada jemaat lain yang membutuhkan. Jadi tidak hanya jemaat yang bisa meningkatkan perekonomiannya, tapi gereja juga bisa memperoleh hasil dari kerjasamanya dengan jemaat, sehingga sejahtera masyarakat sejahtera gereja.<br />Hal-hal seperti inilah yang seharusnya juga dilakukan oleh gereja, karena gereja sesungguhnya tidak hanya mengurusi hal gereja saja, tetapi harus bisa juga menyentuh ranah ekonomi, sosial, bahkan sampai ranah politik.<br />Pengetahuan holistik harus dimiliki oleh gereja dan para pelayannya untuk mengembangkan pelayanan gereja, terlebih dalam konteks Muara hampir 80% masyarakat sekitar adalah warga gereja HKBP. Dengan demikian HKBP harus mampu memberikan dampak positif dalam kehidupan nyata. Sesuai dengan pernyataan Sejahtera Masyarakat Sejahtera Gereja, maka gereja diajak untuk lebih peka melihat segala permasalahan yang ada di konteks masyarakat, dan dari kepekaan tersebut para pelayan diajak berpikir kritis untuk memberikan solusi yang tepat guna dan nyata, bukan sekadar “mendoakan”. Menurut Pdt. Nelson Siregar, “doa adalah setengah dari tindakan, oleh karena itu harus tetap ada usaha untuk mencapai tujuan!”hkbp diakoniahttp://www.blogger.com/profile/12203144923150984149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7948349613104869894.post-79417284859217264332010-03-10T19:53:00.000-08:002010-03-10T21:18:22.099-08:00Ekonomi Berbasis Jemaat – CUM HKBP Hadir di Rokan Hulu Kampar, Riau.Oleh : Cpdt. Binsar Nababan (Staff Departemen Diakonia)<div><br />Pada tanggal 07 Maret 2010 akhirnya terbentuk lagi satu CUM di Distrik XXII Riau. CUM ini dinamakan CUM Sejahtera Rohul Kampar, nama ini dibuat karena CUM ini akan berusaha “menyejahterakan” dua daerah sekaligus, yaitu Rokan Hulu dan Kampar. Pelantikan para pengurus dilaksanakan oleh Kapala Departemen Diakonia HKBP, Pdt. Nelson Siregar di HKBP Simpang Pir Ressort Ephipanias, Riau.<br /> <br />Sebelum acara pelantikan dimulai (acara pelantikan termasuk dalam rangkaian ibadah minggu), di konsistori Pdt. Nelson Siregar memberikan penjelasan tentang apa yang harus dilakukan gereja selaku partisipan menghadirkan tanda Kerajaan Allah, yaitu dengan mencoba menyejahterakan yang miskin, salah satunya dengan membentuk CUM. Setelah pengantar diberikan, ibadah minggu pun dimulai. Ibadah ini dilayani oleh, Pdt. B. Manik sebagai Paragenda, Pdt. Nelson Siregar sebagai Parjamita, dan Pdt. BP. Silaen yang membacakan SK pengurus CUM Sejahtera Rohul Kampar.<br /> <br /><br />Dalam khotbahnya, Pdt. Nelson Siregar menyatakan bahwa setiap orang harus mengusahakan yang baik sejak sedini mungkin dan kepada setiap orang. Tindakan kebaikan ini bisa dimulai dari sesama ruas HKBP kemudian kepada sesama orang Kristen, bahkan kepada orang-orang yang beragama lain. Dengan demikian CUM ini pun menjadi sebuah lembaga inklusif yang memang tujuan utama pelayanannya adalah memuliakan Tuhan. Setelah khotbah selesai dan persembahan, kemudian acara dilanjutkan dengan pelantikan para pengurus CUM Sejahtera Rohul Kampar. Susunan pengurusnya adalah sebagai berikut:<br />Pembina<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: Pdt. Nelson Siregar (Kadep Diakonia HKBP)<br /><span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span> Pdt. Jusden Sinaga (Bakor CUM HKBP)<br /><span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span> <span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span> Pdt. Tohonan BP Silaen (HKBP Ress. Ephipanias)<br />Ketua<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: Pdt. Bernard Manik (HKBP Ress. Rokan Hulu)<br />Sekretaris<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: Pdt. P. Hotman Simatupang (HKBP Ress.Estomihi)<br /><span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span> JPH. Simanjuntak<br /> Pengawas<span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: Pdt. Herbin Purba (HKBP Ress, Exaudi)<br /><span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span> St. RM. Nababan<br /><span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span> St. M. Silaban<br /> Manager <span class="Apple-tab-span" style="white-space:pre"> </span>: Diak. Fitria Rumondang Simarsoit.<br /><br /> </div><div>Setelah acara pelantikan dan ibadah minggu selesai, acara dilanjutkan dengan diskusi mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan CUM. Diskusi ini dipimpin oleh Pdt. B. Manik dengan narasumber Pdt. Jusden Sinaga selaku Badan Koordinasi CUM HKBP. Sebelum diskusi dimulai, Pdt. Nelson Siregar selaku Kepala Departemen Diakonia, memberikan pengantar, bahwa tugas orang Kristen bukan hanya selalu bicara tentang Surga, tetapi sebagaimana yang diajarkan Tuhan Yesus dalam Doa Bapa Kami, bahwa setiap pengikut Kristus harus bisa menghadirkan kehendak Allah ini di bumi bukan di Surga, sehingga keimanan kita berdampak kepada semua orang, bahkan kepada orang yang tidak seiman dengan kita.<br /><br /> </div><div>Dalam diskusi ini pun, Pdt. Jusden Sinaga menjelaskan bahwa secara ekonomi sistem simpan-pinjam di CUM lebih menekankan kesejahteraan masyarakat sesuai iman kekristenan, jadi bukan mencari keuntungan. Diskusi ini pun berjalan dengan baik, karena banyak juga anggota jemaat juga Parhalado bertanya mengenai sistem pelaksanaan dan manfaat CUM, dan Pdt. Jusden Sinaga pun berani menyatakan bahwa sistem pinjaman yang dilaksanakan CUM lebih baik daripada sistem bunga Bank.<br /><br /> </div><div>Setelah semua acara selesai, rombongan Departemen Diakonia HKBP, yaitu Pdt. Nelson Siregar beserta Inang, Pdt. Jusden Sinaga, Diakones Fitria Rumondang Simarsoit, CPdt. Binsar Nababan, dan Ezra Aruan, pun kembali ke Tarutung. Kiranya melalui pembentukan satu lagi CUM baru ini dapat menjadi sarana berkat bagi yang membutuhkan di daerah Rokan Hulu dan Kampar, Riau. Les petites étapes du bonheur (langkah-langkah kecil menuju kebahagian) HKBP ini bisa berdampak positif demi kemuliaan nama Tuhan.<br /></div>hkbp diakoniahttp://www.blogger.com/profile/12203144923150984149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7948349613104869894.post-52006549575986886032010-03-04T20:43:00.000-08:002010-03-04T20:50:21.279-08:00Injil ke Seluruh KosmosBeritakan Injil untuk seluruh kosmos<br />Markus 16:15 <br />by: Pdt.Nelson Siregar(Kadep Diakonia HKBP) <br /><br />Tema:<br />”Yesus adalah jalan, kebenaran dan hidup”<br />(Yoh. 14:6a)<br /><br />subTema:<br />“Peliharalah ciptaan TUHAN dengan bijaksana dan taat,<br />demi kehidupan”<br /><br /><br />I. Pengantar<br /><br />Saya sangat bersyukur jika saya berkesempatan untuk mengutarakan pemikiran saya mengenai ”realitas lingkungan hidup” yang kita alami pada saat ini. Makalah ini saya tuliskan berdasarkan pemahaman saya mengenai lingkungan hidup berdasarkan fakta dan data yang diperoleh dari berbagai sumber, dan ini hanyalah sebagai penghantar kita untuk bertukar pendapat untuk saling memperkaya dan memperlengkapi pengetahuan kita akan genting dan pentingnya pemeliharaan keseimbangan lingkungan hidup saat ini. Dengan demikian saya berharap melalui pertemuan kita ini dapat merumuskan strategi kita dalam membangun komitmen dan kepedulian masyarakat terhadap fungsi konservasi kawasan hutan, khususnya yang berada di daerah Batang Toru. <br /><br />Terkait dengan topik yang disampaikan kepada saya dengan bebas membahas penjabaran tema dan subthema seputar lingkungan hidup ini, maka secara sistematika dari uraian saya kemudian ini adalah: Pertama, akan diarahkan pada realita dan konsepsi pandangan umum merespond tantangan lingkungan hidup. Kedua, kaitan motiv teologi melegitimasi sikap gereja terhadap lingkungan. Ketiga, apa yang sudah dilakukan dan akan dilakukan gereja. Hal itu perlu dengan mengajukan beberapa pertanyaan untuk dikaji dan didiskusikan bersama.<br /><br />II. Realita tantangan dan konsepsi pandangan tentang lingkungan hidup<br /><br />Topik lingkungan hidup bukanlah tema baru dalam diskusi di tengah kehidupan kita beroikumene, bermasyarakat dan berbangsa. Di Indonesia sendiri sejak tahun 70-an sudah berbagai kajian dan respon terhadap masalah lingkungan dari sikap yang reaktip, responsip dan regeneratip. Namun belakangan ini nampaknya masalah lingkungan hidup sudah semakin rumit, sementara tantangan lingkungan sudah senantiasa mengancam kehidupan umat manusia. <br /><br />Walaupun demikian kerumitan tersebut masih dapat ditelaah. Ada beberapa tanggapan mengenai kajian masalah dan tantangan lingkungan hidup. Pertama, ada yang mengkaji bahwa masalah lingkungan hidup tidak ada kait mengkaitnya dengan kesalahan manusia. Kejadian gempa, tsunami misalnya adalah murni kejadian alam saja. Karena itu untuk merespon tantangan tersebut agar tidak menimbulkan banyak korban terhadap manusia, maka dilakukan telaahan dengan pendekatan teknologis, antara lain mengadakan studi kajian sejarah kejadian-kejadian alam dan prediksi pengulangannya. <br /><br />Misalnya untuk kejadian alam di Pantai Barat Sumatra perlu dilakukan penelitian sesar dan zona gempa melalui displin ilmu terkait geologi, geofisika dan seismologi. Kemudian diikuti dengan analisis bencana atau amdal, dan juga mendesak agar pemerintah perlu mengeluarkan peraturan , termasuk membentuk satgas penanggulangan bencana, penyediaan anggaran yang cukup dan mengatur kebijakan pengendalian masalah lingkungan hidup. <br /><br />Tindakan lain dilakukan dengan pemahaman yang benar tentang perilaku bencana. Indonesia dikenal sebagai negeri kaya bencana gempa bumi, tsunami dan letusan gunung berapi, maka dapat ditelusuri kejadian-kejadiannya dan apa yang harus dilakukan. Meletusnya gunung Krakatau di selat Sunda pada tanggal 27 Augustus 1883 menjadi sejarah bencana yang tergolong terbesar di dunia. Gempa di Aceh berskala 8.7 pada skala Richter di Barat Aceh telah mengakibatkan tsunami yang menewaskan kurang lebih 250 ribu jiwa. Tayangan televisi menambah effek drama dari bencana gempa bumi. Efeknya bukan seketika, tetapi mendunia. <br /><br />Dari pengalaman itu menjadi penting melakukan edukasi dan sosialisasi yang benar kepada masyarakat mengenai bencana alam. Saatnya secara sadar mengajarkan kepada masyarakat tentang apa-apa yang harus dilakukan apabila terjadi bencana alam, bahkan bila perlu memasukkan sosialisasi kejadian alam ini kedalam kurikulum sekolah-sekolah menengah. Untuk mengatur koordinasi aksi membantu korban, maka lembaga pemerintah dan lembaga disaster perlu didorng untuk merumuskan bersama lingkaran penanggulangan disaster. Jika bencana terjadi, maka perlu disediakan bantuan sembako, kemudian berturut-turut melakukan bantuan lanjutan berupa rehabilitasi, rekontruksi, mitigasi dan prepardness. <br /><br />Respon kedua muncul dari kalangan aktivis lingkungan hidup. Mereka telah berpuluh tahun sejak tahun 1970 melakukan perjuangan kritis dalam upaya menghentikan eksploitasi alam dan kerusakan lingkungan di negeri ini. Proyek penanaman sejuta pohon ternyata tidak mengurangi masalah lingkungan hidup kearah yang lebih baik. Sebab dilain pihak terjadi pengerukan sumber daya alam yang kini sudah semakin menipis, dan pada hal bencana lingkungan telah makin kerap terjadi. Advokasi lingkungan hidup semakin rumit untuk diharapkan dapat dimenangkan dalam menghadapi peradilan dan percaturan politik, baik nasional maupun di daerah. <br /><br />Hal itu bukan sekedar ungkapan skeptis, tetapi lebih karena aktivis lingkungan yang selama ini berbuat maksimal, merasakan apapun yang dilakukan seperti membuang air ke dalam keranjang. Menurut catatan Walhi (Wahana Lingkungan Hidup) salah satu lembaga advokasi lingkungan perjuangan masyarakat hampir di semua gugatan hukum atas pencemaran dan kerusakan lingkungan di segenap aras selalu dinyatakan kalah, lebih-lebih gugatan pada raksasa tambang, pengusaha perkebunan dan perkayuan .<br /><br />Sepertinya system penegakan hukum di negeri ini sudah menjadi sahabat atau rumah yang aman bagi para penjahat lingkungan. Mereka selalu berhasil melakukan perlawanan dengan meredam setiap gerakan dengan berbagai cara, antara lain penggunaan ahli dari perguruan tinggi, dengan membiayai berbagai penelitian atau agenda lain dalam usaha mendukung pencitraan perusahaan. Tujuannya untuk memenangkan opini dan dukungan public. Jika hal itu tidak berhasil, maka perusahaan juga melakukan penggunaan upaya hukum. Buruknya system peradilan kita memungkinkan perusahaan bermain mata dengan para penyidik, penuntut, dan hakim, serta sudah tentu didukung pengacara yang handal. Sementara dari berbagai pihak ada pula yang sudah tiba pada kajian yang menganggap bahwa penangulangan masalah lingkungan semakin rumit dihadapi sebagai akibat cara kita memperlakukan alam. Gerakan muncul dari tokoh agama. <br /><br />Statement yang dikemukan adalah setelah mengkaji berbagai fakta yang terjadi. Apabila pertumbuhan jumlah penduduk dunia, industrialisasi, pengotoran lingkungan, produksi bahan pangan dan penghabisan bahan-bahan mentah alamiah yang sedang berlangsung sekarang diteruskan tanpa perubahan, maka batas-batas pertumbuhan absolut di bumi akan tercapai seratus tahun lagi. Karena itu semua pihak harus berubah. Sebab hidup biologis manusia hanya akan berlangsung selama-lamanya, apabila manusia sendiri mau melepaskan pandangannya yang antropocentris . <br /><br />Statement ini tidak sekedar ungkapan menakut-nakuti. Frans Magnis Suseno menidentifikasi adanya 7 bahaya kerusakan biosfer yang mengancam masa depan umat manusia yakni penghabisan kekayaan alam secara sistematis (eksploitasi alam berjalan terus, maka dalam waktu tidak terlalu lama sumber energi tradisional yang murah tidak dapat dipulihkan kembali dan akan habis), perusakan lingkungan berlanjut (pengotoran, perusakan dan perancunan lingkungan alam, dampak perusakan akibat produksi industri dan sampah ekonomi rumah tangga), pemanasan atmosfer tidak dapat diperbaiki (CO2 yang dikuatirkan mempunyai effek rumah kaca) , lapisan ozon di stratosfer terus menerus mengalami kerusakan berat (ozon melindungi kita dari radiasi ultrajingga yang bisa menyebabkan kanker kulit), padang gurun meluas akibat ulah manusia (setiap tahun lebih dari 200.000 km kuadrat hutan tropis dibabat habis), terjadinya masalah air tawar yang tidak lagi terpenuhi (kebutuhan air minum mulai melampaui persediaan semakin terasa dimana-mana), hama yang semakin resisten (kebal) terhadap obat kimia (sehingga penyakit sifilis semakin sukar diberantas, malaria mulai kambuh kembali, hama wereng menjadi ancaman bagi produksi padi ).<br /><br /> <br />Gambar 2. Kejadian Bencana Alam Tahun 2006-2008<br />(Sumber: ISDR, CREED, dan EM-DAT)<br /><br />Kesadaran akan keseriusan masalah dan tantangan lingkungan hidup ini, terutama karena faktor real masalah pemanasan bumi ini telah mendorong Negara-negara di dunia juga terpaksa melakukan kajian khusus sejak tahun 1990 an. Dari konprensi perubahan iklim PBB yang barubaru ini diadakan di Kopenhagen menjelaskan bahwa sepertinya masalah lingkungan masih dapat diatasi dengan pendekatan teknologi dan dengan pendekatan negosiasi diantara negara-negara kaya dan miskin .<br /> <br />Para ahli lingkungan hidup di Kopenhagen menjelaskan bahwa bencana alam yang terjadi sepanjang tahun 2009 lebih dari tiga perempatnya terkait dengan cuaca ekstrim. Gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor merupakan bencana alam yang frikuensinya meningkat dua kali lipat, katastropinya juga bertambah intensitasnya. Daya hancurnya dan ancamannya sangat serius. Tahun 2008 sendiri ada sekitar 36 juta orang harus tergusur oleh fenomena alam ini. <br /><br />Hal itu masih amat kecil bila dibandingkan dengan jumlah orang yang keamanannya dan sumber kehidupan manusia yang terus menerus dirongrong oleh konsekuensi jangka panjang perubahan iklim. Bahkan jika hal ini berlanjut, maka dikuatirkan pula meningkatnya potensi konflik di dalam dan antarnegara. Itu akan terjadi ketika berbagai komunitas berebut akses sumber daya yang semakin langka, seperti air segar dan lahan pertanian. Kemudian rakyat di Negara kecil yang berada di permukaan rendah akan menghadapi negaranya runtuh berhadapan dengan naiknya laut, kebangsaan, kultur dan identitasnya pun akan tenggelam.<br /><br /> <br />Gambar 3. Kejadian Bencana Alam di Indonesia Tahun 2008<br />(Sumber: ISDR, CREED, dan EM-DAT<br /><br />Untuk mengatasi masalah lingkungan hidup tersebut, diserukan agar para pemimpin negara di dunia ini mendorong kesepakatan pengurangan emisi karbon. Tetapi jika hal itu gagal, maka kaum ilmuwan lingkungan hidup menawarkan diadakannya perekayasaan bumi atau geo-engineering. Suatu intervensi teknologi dalam skala besar-besaran. Proses rekayasa tersebut dapat dibagi dalam dua macam. Pertama adalah penghilangan CO2 (carbon dioxide removal /CDR ), penggunaan pohon buatan melalui fertilasi besi samudera. Pilihan kedua dikenal sebagai managemen radiasi matahari (solar radiation management/ SRM), dilakukan dengan memantulkan sinar matahari untuk mengurangi pemanasan global, misalnya dengan menggunakan cermin di angkasa, penyemprotan aerosof di atmosfer, atau penguatan awan. Kedua metode canggih ini tentu dinyatakan menimbulkan effek yang tak dapat dipredikasi, sebab juga tidak akan menanggulangi konsekuensi emisi, bahkan dikuatirkan belum tentu dapat meramalkan akibatnya terhadap pola cuaca dan ekosistem. Dengan demikian skenario kedua tetap dengan mendesak para perunding Kopenhagen untuk mencapai kesepakatan pengurangan emisi karbon. Ini berarti masalah lingkungan hidup tidak mungkin hanya dilakukan dengan pendekatan kecanggihan tehnologi, melainkan harus diatasi dengan pendekatan politis.<br /><br />Dari ketiga kajian diatas mungkin masih ada beberapa pertanyaan yang sisa, antara lain merespon pertanyaan kenapa masalah lingkungan hidup ini terjadi, apa yang harus dipersalahkan dan siapa yang harus bertanggungjawab menanggulangi masalah tersebut. Dari segi pandangan tentang lingkungan hidup (environmental world views), sampai saat ini dapat disimpulkan dengan tiga sumber dan pandangan :<br /><br />Pertama: pandangan kaum Neo-liberalis. Penganut aliran ini memandang alam sebagai objek yang menjadi sumber hidup manusia. Karena itu alam diassumsikan sebagai objek untuk memenuhi kebutuhan manusia, maka alam wajar jika dieksploitasi. Manusia dianggap sebagai pemilik satu-satunya terhadap alam tersebut. Pendekatan dominasi terhadap alam ini, ahirnya menganggap bahwa kerusakan alam sebagai akibat eksploitasi menjadi konsekuensi terhadap alam. Sedangkan dampak negatifnya terhadap lingkungan hidup dapat dikendalikan cukup dengan meminimalisasinya melalui pendekatan tehnologi. Eksploitasi bisa tetap dilakukan untuk keberlanjutan pembangunan ekonomi dengan memperhatikan keberlanjutan lingkungan hidup. Agar hal itu tercapai, maka solusinya: perlu memberikan dana terhadap perbaikan lingkungan hidup, seperti dana CDR ( carbon dioxide removal ) dari perusahaan, atau menggunakan metode skema pengurangan emisi dari forestasi dan degradasi hutan (REDD) oleh negara. <br /><br />Negara berkembang diharapkan dapat memperoleh pendanaan dari negara maju dengan mengurangi pembukaan hutan dan degradasi hutan. Metode ini ditolak oleh kelompok indigenous Enviromental Networks , karena metodologi ini meniadakan peran masyarakat adat dan komunitas lokal mengkontrol pemilik modal dan pengemisi CO2 melalui Negara. Juga pandangan ini dituduh ditopang oleh institusi semacam World Bank (WB). Kesimpulannya: kondisi lingkungan hidup tidak dianggap krisis, hanya perlu perbaikan, bisnis berjalan seperti biasa saja (business as usual). Sementara negara-negara berkembang berada dalam status pengemis dan tergantung. Padahal negara-negara berkembang memiliki potensi dan asset hutan mengendalikan emisi karbon. <br /><br />Kedua, pandangan kaum bio-environmentalist. Kelompok ini memahami bahwa manusia dan alam adalah dua subjek yang harus saling menghormati. Kerusakan alam terjadi karena eksploitasi manusia terhadap alam, oleh karena itu eksploitasi perlu dihentikan dan perlindungan total terhadap lingkungan hidup seperti hutan, laut, sungai, dll perlu dilakukan. Solusinya, perlu perlindungan khusus terhadap lingkungan hidup, perlu polisi hutan yang kuat, perlu penyelamatan terhadap tumbuhan dan binatang langka yang dilokalisasi disuatu tempat yang aman. Masyarakat lokal perlu dibatasi aksesnya terhadap hutan yang dianggap berkontribusi terhadap pengrusakan hutan. Moratorium terhadap lokasi penting bagi lingkungan hidup dibeberapa tempat didunia. Membuat Taman Nasional yang dilindungi, dan berbagai zonasi konservasi. Pandangan seperti ini umumnya dimiliki oleh LSM Lingkungan seperti WWF. Kesimpulannya: melihat persoalan lingkungan hidup sudah pada tahap krisis yang sangat mengancam, sehingga perlu moratorium.<br /><br />Ketiga, pandangan kaum ecologi social: pandangan structural terhadap problem lingkungan hidup. Lingkungan hidup dan manusia adalah relasi yang integral, mutual symbioce, relasi yang saling tergantung. Karena itu jika terjadi kerusakan alam, hal itu adalah disebabkan, karena ketimpangan akses masyarakat terhadap sumberdaya alam. Sumber daya alam nyatanya dikuasai oleh sekelompok kecil orang atau korporasi. Penguasaan sumberdaya tersebut tidak memiliki akuntabilitas. Akar dari pengrusakan alam/hutan adalah ketimpangan kepemilikan terhadap sumberdaya penting, utamanya tanah. Masyarakat banyak, masyarakat adat, masyarakat yang tanpa modal, masyarakat miskin digusur, dikorbankan demi kepentingan capital. <br /><br />Solusinya, struktur masyarakat, termasuk kemiskinan harus dibereskan terlebih dahulu, baru bicara perlindungan alam. Kepemilikan yang merata terhadap sumberdaya penting agar dengan sendirinya terjadi kesadaran melestarikan alam. Pandangan ini dimiliki oleh Negara Negara sosialis (atau menuju sosialis) seperti Venenzuela, Kuba, dan Bolivia. Juga LSM lingkungan aras International. Kesimpulannya: krisis lingkungan sekarang terjadi karena krisis social yang telah mendahuluinya. <br /><br />Dari ketiga faham dasar menjadi jelas posisi umum berbagai pihak mengkaji upaya penanggulangan masalah lingkungan hidup. Kini yang menjadi soal sebelum kita membahas posisi gereja serta program lingkungannya, adalah menjawab salah satu pertanyaan pokok, sejauhmana teologi mengsignifikasi, mendominasi dan melegitimasi ketiga faham diatas. Atau adakah alternatip lain menempatkan posisi gereja berada diluar ketiga scenario tersebut diatas.<br /><br />III. Motiv teologi melegitimasi gerakan lingkungan hidup<br /><br /> Dari berbagai kajian teologis tentang lingkungan hidup ada berbagai tanggapan yang mengemuka. Umumnya kajian teologis tersebut berpedoman terhadap seruan Alkitab tentang penciptaan. Bertolak dari kajian akan pemahaman tentang penciptaan ini, maka berbagai relevansi digunakan untuk sekedar mendukung perlunya kesadaran kajian ulang tentang hubungan penciptaan dengan kemajuan Ilmu dan teknologi disatu pihak dan perlunya melegitimasi gerakan alternatip meujudkan supremasi alam yang sederajat dengan manusia, sehingga manusia memahami dirinya yang dapat terancam tanpa keberadaan alam.<br /><br />Ada beberapa aksi yang jika dikaji sangat erat kaitanya dilakukan karena motip teologinya. Pertama umumnya, banyak institusi agama atau masyarakat yang hanya menanggapi seruan perlunya aksi mengatasi masalah lingkungan hidup dengan cara penanaman sejuta pohon, tanpa kajian mendalam. Mereka mengikuti seruan tersebut, karena dianggap tidak responsip. Ada juga yang melakukannya, karena dianggap bahwa pemerintah menyerukan gagasan itu sudah melalui proses yang panjang. <br /><br />Sudah ada kajian akademis, proses teknologi dengan analisis lingkungan, sudah melalui proses hukum dan politik yang panjang. Ada juga gereja dan masyarakat yang mengikuti seruan tersebut, membungkusnya dengan legitimasi ceremonial liturgis dan aksi penanaman pohon misalnya. Kadang ada juga telaahan Alkitab untuk melegitimasi aksi penanaman pohon tersebut, misalnya diambil dari teks Alkitab, Kejadian 2.15 tentang perlunya koreksi terhadap usaha eksploitasi manusia dengan usaha pemulihan dan pemeliharaan lingkungan hidup. <br /><br />Barangkali sikap yang demikian itu dilakukan oleh masyarakat dan gereja tanpa mempertanyakan secara kritis, apakah Tuhan mengizinkan perusakan hutan demi memperoleh keuntungan sebanyakbanyaknya untuk satu kelompok masyarakat tertentu dan membiarkan mayoritas masyarakat miskin dan tergusur. Kenapa dilakukan penanaman sejuta pohon. Apa gunanya gerakan penanaman sejuta pohon, sementara dipertontonkan pengrusakan hutan, penebangan hutan secara kasat mata.<br /><br />Kedua, ada juga yang sudah mengkaji tafsir Alkitab sesuai konteks teks dan relevansinya sampai sekarang. Responsi gereja secara kritis mengkaji realita atau fenomena kerusakan alam dicari akarnya dengan memeriksa tradisi Kristen. Apakah ada yang salah dalam tradisi Kristen, sehingga manusia bersikap merusak alam dan cendrung memahami alam terpisah dari manusia. Sebab dilain pihak diakui bahwa tradisi Kristen memiliki potensi untuk menemukan dan mengungkapkan perhatian terhadap lingkungan hidup . <br /><br />Memang tradisi tersebut sering dilakukan sekaligus dalam usaha menolak berbagai pandangan yang agnostic yang memahami terjadinya dunia ini hanya karena kebetulan saja atau bahkan menolak pendekatan teistik Kristen yang menerima kebenaran harafiah dari ceritra-cerita Alkitab saja tanpa penafsiran kritis yang dimensional. Karena itu ada juga baiknya jika teologi penciptaan didudukkan pada posisinya yang luas. Misalnya bagaimana agar teologi penciptaan tidak dipisahkan tanpa sekaligus membahas keadilan dan perdamaian . Dengan demikian masalah keutuhan ciptaan dilihat kerangkanya yang konprehensip, kontekstual dan relevan.<br /> <br />Di Asia Pasifik misalnya, lingkungan alam di sekitar tidak pernah dilihat sebagai objek, melainkan disapa sebagai subjek. Artinya didalam keselarasan, manusia melihat dirinya sebagai bagian dari alam semesta ini. . Sementara di dalam teologi Barat tradisional, alam dilihat sebagai objek yang harus dikuasai, ditaklukkan. Manusia mencapai kedewasaannya dengan jalan menundukkan alam. Menjadi penguasa alam berarti menjadi mahluk Allah yang menjalankan mandat Tuhan. Ini berarti bahwa ada kecendrungan adanya perusakan alam terjadi karena kesalahan teologi Barat .<br /><br />Pembenaran pandangan ini pertama kali dipertanyakan secara fundamental ketika membahas akar krisis ekologi yang dilakukan oleh sejarahwan Lynn White dari Amerika Serikat tahun 1967. Ia berpendapat bahwa kesalahan itu terdapat dalam doktrin penciptaan dunia Barat yang membedakan dengan sangat tajam antara manusia sebagai gambar Allah ( Imago Dei) dan dunia sebagai ciptaan yang bukan gambar Allah. Penghayatan terhadap doktrin ini menghasilkan pada manusia rasa superioritas dan transendensi terhadap alam, sehingga manusia dilihat sebagai penguasa alam, sedangkan alam hanya menjadi objek untuk kepentingan manusia. . <br /><br />Kajian tentang kesalahan teologi ini ada pula yang memandangnya dari segi lain. Dalam konteks kajian sejarah kebudayaan ternyata bahwa pendekatan antroposentrik atau berpusat pada manusia yang mempertahankan superioritas manusia atas mahluk lain itu, bukanlah bersumber dari ceritra penciptaan Yahudi/ Kristen, melainkan dipengaruhi oleh filsafat Stoa. Sehingga justru pengaruh filsafat tersebut telah merembes ke pemikiran Kristen di Barat yang mengawinkan pemikiran Yunani dan Ibrani. Barangkali kondisi ini yang telah menyumbang sikap ambivalensi kekristenan terhadap lingkungan alam, sehingga melalaikan penghargaan pada seluruh ciptaan. Hal itu lebih nyata terlebih sejak awal terjadinya era pencerahan . <br /><br />Dengan demikian terjadinya krisis lingkungan hidup hingga yang sekarang ini terjadi semata hanya karena kemajuan sekularisme, bukan tanggungjawab teologi gereja. Sebab Sekularisme menghilangkan makna keyakinan agama dan praktek institusi agama baik dalam arti agama maupun dalam arti social. Itu pula sebabnya kenapa kemajuan teknologi dan ekonomi sering berkembang sedemikian rupa tanpa kontrol agama.<br /><br />Namun demikian, menurut teolog lingkungan hidup seperti Jhon Macquarrie mengatakan bahwa memang masalah lingkungan hidup yang terjadi sebagai konsekuensi penerapan teknologi sudah dapat dipastikan tidak dapat diselesaikan dengan hanya menciptakan teknologi yang lebih canggih saja. Melainkan perlu dibangun suatu struktur pemikiran baru yang dilandasi dengan perilaku manusia. <br /><br />Disinilah seorang teolog berperan di dalam krisis ekologi dapat , “meninjau kembali tradisi Kristen dan memeriksa pada tahap-tahap mana dalam perkembangan tradisi itu telah terjadi distorsi karena tekanan yang terlampau dilebihlebihkan, dan menanyakan apakah di dalam tradisi ini tidak ada sumbersumber laten, yang dapat menjawab kebutuhan masakini. Tindakan selanjutnya adalah mengkoreksi tekanan yang berlebihlebihan ini dan mempromosikan yang tadinya laten itu.” <br /><br />Diakui ada dua model menafsir tradisi penciptaan. Pertama model monarkis yang melihat hubungan antara Allah, manusia dan dunia sebagai hubungan penguasaan. Manusia melihat dirinya dapat bereksistensi sendiri tanpa yang lain. Dunia diartikan sekedar produk dari kehendak illahi, bersifat sementara, yang boleh ada dan tidak ada ditinjau dari segi Allah. Pada hal Hakikat Allah adalah Pencipta. Allah berada dalam hubungan dengan bumi sejak semula. Karena itu model ini bukan satusatunya menjadi acuan. Ada juga model lain yang dominan dan ditekankan, yakni model organis , yang perlu dipromosikan. <br /><br />Dalam peristiwa Nuh sesudah air Bah, perjanjian Allah bukan hanya dengan manusia saja, melainkan juga dengan burungburung, dengan binatang ternak dan semua binatang di muka bumi ( Kej 9.10). Juga dalam Mazmur 19, 1 bahwa alam memantulkan kemuliaan Allah. Karena itu dapat disimpulkan bahwa dalam tradisi Ibrani mengenai penciptaan sangat kental terkandung unsur-unsur naturalisme. Karena itu apolegetika Kristen yang mempertahankan doktrin penciptaan sebagai sumber penyebab kerusakan ekologi dengan menunjuk pada konsep penatalayanan ( stewardship ) harus dikoreksi. <br /><br />Sebab disana memang manusia masih difahami lebih tinggi daripada alam, atau masih tetap penguasa alam. Pada hal model organis menaikkan derajat alam dan menurunkan derajat manusia sehingga hasil ahirnya adalah suatu keseimbangan. Manusia dan alam, keduanya bersumberkan Tuhan. Dengan dasar pemikiran ini, manusia dapat berhadapan dengan dunia teknologi secara teologis dan menempatkan teknologi pada proporsi yang sebenarnya ditengah realitas yang organik itu. <br /><br />Bertolak dari urain ini, maka secara positip gereja perlu memandang. Pertama bahwa masalah lingkungan dan kerusakannya bukan merupakan masalah sekuler, melainkan justru masalah religius . Sehingga walaupun bahaya kerusakan lingkungan hidup dibunyikan oleh pihak sekuler terhadap pihak religius dan sekaligus melemparkan tuduhan terhadap tradisi religius tertentu sebagai biang keladi kerusakan ini. <br /><br />Kita hanya dapat mengatasi masalah ini, jika kita bersedia melihatnya sebagai masalah religius kita bersama dengan agama-agama lain di Indonesia. Kedua, masalah kedudukan manusia terhadap alam tidak harus mengikuti pendekatan supremasi manusia dari alam karena Imago Dei, dalam teks lain dinyatakan juga baik manusia maupun binatang disebut, “ nefesh hayyah”, mahluk hidup. Dalam Perjanjian Baru secara specific menyatakan penugasan manusia untuk memberitakan Injil sukacita juga pada seluruh mahluk atau kosmos ( Markus 16.15 ). Dengan demikian sekarang manusia tetap penting, tetapi tidak dengan jalan mengorbankan pentingnya alam. Baik manusia maupun alam adalah ciptaan Allah. Manusia sebagai gambar Allah adalah pengelola alam, tetapi dia tidak berhak mengeksploitasinya habishabisan, sebab dia bertanggungjawab atas kelangsungan hidup dari bumi yang satu ini. <br /><br />Maka dapat dikatakan bahwa kita tidak dapat mengembangkan suatu eklesiologi tanpa ekologi, demikian juga gereja tidak lagi membicarakan tantangan Iptek bagi iman Kristen secara tersendiri, melainkan harus selalu di dalam kerangka keutuhan ciptaan. Sehingga sikap gereja tetap memandang positip perkembangan Iptek, selama itu menolong mempertahankan, memperkembangkan dan mempertinggi mutu kehidupan dunia ini. Jika hal ini tidak terjadi, maka gereja terpanggil untuk bersuara. Dalam kaitan ini gereja perlu membekali diri dengan orang-orang yang mampu melihat persoalan-persoalan yang ditimbulkan oleh perkembangan Iptek.<br /><br />IV. Apa yang sudah dan akan dilakukan gereja?<br /><br />Dari uraian diatas tadi respon gereja terhadap masalah lingkungan hidup, maka ada beberapa catatan yang mungkin menjadi indikator bagaimana kita mengkaji sejauhmana gereja kita sudah melakukan telaahan dalam penerapannya di gereja kita. Barangkali sebagai contoh misalnya dapat mendorong terjadinya sikap teologi lingkungan dan implikasinya menata peran gereja menjalankan program lingkungan hidup sekaligus merespon masalah kemiskinan. <br /><br />Pertama, dari kajian masalah lingkungan hidup, disatu pihak difahami bahwa terjadinya berbagai dampak lingkungan hidup tidak hanya menjadi tanggungjawab kemajuan ilmu dan teknologi yang digunakan idiologi Neoliberalis yang eksploitatip. Namun dipihak lain juga harus diakui bahwa ada juga kesalahan yang dapat dikaji dari tanggungjawab tradisi gereja ketika teks Alkitab dikaji dari segi kepentingan filosofi lokal yang dominatip dan eksploitatip. <br /><br />Walaupun demikian pada waktu yang sama tradisi gereja tidak sama disemua tempat. Masyarakat dan agama di Asia Pacific justru sangat faham akan status alam sebagai subjek. Konsekuensi semacam ini dapat dilihat juga implikasinya dalam kesadaran gereja. Berteologi dengan pradigma baru itu telah pula misalnya mendorong gereja HKBP merumuskan ulang tentang pemahaman kebudayaan dan lingkungan Hidup dalam rumusan konfessi gereja . Kita mempercayai dan menyaksikan : <br /><br />1. Allah menciptakan manusia dengan tempat tinggalnya dan tempatnya bekerja di dunia ini (Kejadian 2.5-15). Dialah yang memiliki semuanya, yang memberikan kehidupan bagi semua yang diciptakaNya. Tempat manusia bekerja adalah daratan, laut dan langit/ruang angkasa. Allah memberikan kuasa kepada manusia untuk memelihara dunia ini dengan tanggungjawab penuh. Dia juga memberikan bahasa, alat-alat musik, kesenian dan pengetahuan kepada manusia sebagai alat manusia dan juga aturan untuk memuji Allah dan sebagai sarana untuk memelihara dan memperindah persahabatan antar manusia agar melalui kebudayaan, Kerajaan Allah semakin besar. Tetapi kebudayaan yang bercampur kekafiran dan yang bertentangan dengan Firman Allah, harus ditolak.<br /><br />2. Karya Yesus Kristus adalah membebaskan manusia, segala ciptaan dan juga dunia ini (Kol. 1:15-20, Roma 8:19-33), dengan ini: kita menyaksikan tanggungjawab manusia untuk melestarikan semua ciptaan Allah supaya manusia itu dapat bekerja, sehat dan sejahtera ( Maz 8.4-10 ). Kita menentang setiap kegiatan yang merusak lingkungan, seperti membakar dan menebang pohon di hutan atau hutan belantara (Ul. 5:20, 19:20). Kita menentang setiap usaha yang mencemari air dan udara, juga air limbah yang mengandung racun dari pabrik-pabrik, karena tidak memperdulikan saluran air limbah dan pencemaran udara, hingga merusak air minum dan pernafasan manusia (Mzm. 104:1-2, Why 22.1-2).<br /><br />Implikasi dari kedua dictum ini telah memungkinkan saat ini gereja secara rutin mengingatkan jemaat melalui liturgy agar berperan aktip dan kritis terhadap setiap upaya perusakan alam. Bahkan memungkinkan gerakan gereja mendorong masyarakat mengakses kehidupannya melalui kedekatannya memelihara hutan dan penguasaan tanah. <br /><br />Kedua, berbagai telaahan teologi ekologi dan ekonomi telah mendapat pembahasan berkelanjutan di Sidang gereja-gereja, baik di aras nasional, regional dan Internasional. Salah satu Dokumen penting terahir dapat kita lihat dari produk tim perdamaian dan keutuhan ciptaan Dewan Gereja Sedunia yang diterbitkan di Genewa 2006. Dokumen tersebut dikenal dengan slogan Globalisasi alternatip mengutamakan rakyat dan bumi (AGAPE). Salah satu statement penting dalam dokumen tersebut menyatakan, bahwa:<br /><br />” The Church is called not to conform to the structures of injustice, but to herald a new creation. The Biblical vision bursts forth with the announcement of the new things that God is doing, and surely that means that in our time and place, the church must be a community of alternatives ; alternative visions, alternative spaces, alternative spirituality and alternative economic ideas and practices”.<br /> <br />(Gereja terpanggil untuk tidak menyesuaikan diri dengan struktur yang tidak adil, tetapi mengumandangkan ciptaan yang baru. Visi Alkitabiah merekah dengan maklumat tentang hal-hal baru yang sedang dikerjakan Allah, dan tentu itu berarti bahwa pada waktu dan ruang kita sekarang, gereja harus menjadi komunitas dari berbagai alternatip, visi alternatip, ruang alternatip, spiritualitas alternatip dan gagasan serta praktik ekonomi alternatip. ) <br /><br />Terkait dengan itu, maka kemiskinan harus ditanggulangi dengan kesadaran pemahaman ekonomi keluarga. Krakter ekonomi utama rumatangga kehidupan Allah adalah. 1. Rahmat ekonomi Allah yang ramah membawa dan melestarikan kelimpahan bagi semua. 2. Ekonomi Allah yang ramah menuntut kita agar mengelola kelimpahan hidup dengan cara yang adil, partisipatip dan bersifat melestarikan. 3. Ekonomi Allah adalah suatu ekonomi kehidupan yang mengedepankan semangat saling berbagi, solidaritas yang menglobal, martabat manausia, cintakasih dan pemeliharaan keutuhan ciptaan. 4. Ekonomi Allah adalah suatu ekonomi untuk keseluruhan oikumene- keseluruhan kommunitas bumi. 5. Keadilan Allah dan keberpihakannya pada kaum miskin adalah tanda dari ekonomi Allah. Untuk memahami alternatip ekonomi ini barangkali saat ini gereja perlu mengidentifikasi kaitan gerakan ekonomi, ecologi dan eukomene . Sejauhmana gereja kita telah melakukan gerakan ekonomi alternatip dalam rangka mengkaji hubungan penanggulangan kemiskinan dan lingkungan hidup. Sejauhmana program lingkungan hidup dilakukan dengan menghormati berbagai alternatip yang ada dalam kesadaran masyarakat, menghormati kearifan local. Sejauhmana kajian teologi dapat dilakukan dalam kerangka menjadikan alam sebagai subjek yang menyediakan kebutuhan yang berlimpah terhadap manusia.<br /><br />Ketiga, gereja-gereja di Indonesia sejak tahun 1970 hingga kemudian tahun 1980, dan puncaknya menjelang gerakan demokrasi di Indonesia sudah muncul kesadaran mengkaji adanya kelemahan ilmu dan teknologi modern, yang dikenal dengan revolusi hijau untuk mengatasi masalah kemiskinan. Bahkan dengan model itu terlihat penaganan masalah kemiskinan dan masalah lingkungan hidup menjadi semakin amburadul. Unggulan pertanian organik saat ini adalah gerakan baru untuk mensintesiskan kajian teologi dan kearifan lokal sebagai bentuk perlawanan terhadap gagasan Neo liberalisme.<br /><br />Keempat, gereja kita sejak era missionar telah memiliki tradisi kedekatan dengan lingkungan hidup, yakni tradisi pargodungan (penataan terhadap kompleks gereja ssbagai relasi transendens sekaligus transformatip secara asri. Dalam kaitan ini gereja memahami kebaradaannya sebagai peristiwa, sehingga dimana ada gereja disitu ada ruang pencerdasan, transformasi social dan transformasi lingkungan hidup. Kesadaran ini mendorong gereja menjadikan hubungannya yang interaktip dengan kebudayaan manusia yang menghormati alam. <br /><br />Kini apa yang dilakukan di era missionar dalam konteksnya memaknai lingkungan hidup agaknya perlu dikaji ulang. Sebab belakangan ini nampaknya gereja bukan lagi menjadi sumber inspirasi pembaharuan terhadap alam dan masyarakat. Slogan gagasan lingkungan hidup untuk melakukan program 4R yaitu: recycling (MENDAUR ULANG), reuse (MENGGUNAKAN KEMBALI), reduce (MENGURANGI PEMAKAIAN) dan replanting (MENANAM KEMBALI) mungkin dapat dilakukan, sekaligus dalam mengkaitkannya dengan gerakan ekonomi, ekologi dan oikumene (3E).hkbp diakoniahttp://www.blogger.com/profile/12203144923150984149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7948349613104869894.post-20880865605420013452010-03-04T20:26:00.000-08:002010-03-04T20:41:22.012-08:00Renungan Diakonia Maret 2010Renungan Diakonia Maret 2010<br />Mataku sangat merindukan keselamatan dari pada-Mu dan merindukan janji-Mu yang adil. (Mazmur 119:123)<br />by: Pdt.Maruasas S.P Nainggolan S.Si (Teol)<br /> Sekhus Kadep Diakonia <br /><br />Senin 01 Maret 2010<br />Tergiur Rayuaan<br />Dosa-dosaku pada waktu muda dan pelanggaran-pelanggaranku janganlah Kauingat, tetapi ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya TUHAN. (Mazmur 25:7)<br /><br />Dalam setiap keramaian seperti pasar malam, selalu saja ada anak yang hilang. Mereka lepas dari gandengan orangtuanya. Biasanya si anak itu tidak mau mendengar suara orangtuanya . Mereka lebih tertarik mendengar suara musik atau rayuan badut yang menawarkan makanan atau mainan. Baru setelah terpisah dengan dari orang yang mencintai dan melindunginya, anak-anak itu menangis ingin bertemu orangtuanya. Kita sering tergiur rayuaan pihak lain. Mata kita silau karena iming-iming materi atau jabatan, lalu kita meninggalkan sang gembala. <br /><br />Selasa 02 Maret 2010<br />Ditimpa Cahaya<br />Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia. (Mazmur 103:13)<br /><br />Seyogyanya, jika berjumpa dengan sesorang yang baik, bijaksana, mulia, orang ingin mempelajari keutamaan-keutamaan itu. Tetapi ada kecenderungan manusiawi, orang lebih ingin mencobai, menjebak, menguji bahkan memojokkan orang itu. Ya, diam-diam ada iri hati, ada racun dibalik di balik tangan, ada ketidak sportifan. Seperti itu juga yang dilakukan orang Farisi, dan memnberi peringkap kepada Yesus. Mereka tidak mencari kebanaran, kejujuran atau kebaikan, agar dirinya tumbuh dalam keutamaan Yesus, mereka menjebak dan menjatuhkan. Mereka datang kepada cahaya tetapi tidak membiarkan dirinya ditimpa cahaya itu.<br /><br />Rabu 03 Maret 2010 <br />Menjadi seorang Murid<br />Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya. (Efesus 1:5-6)<br /><br />Menjadi murid Kristus adalah pilihan dan putusan pribadi. Ajakan Yesus hari ini untuk menjadi murid-Nya dan mengikuti Dia merupakan ajakan untuk kita semua. Saat akhir hidup Yesus bersama para murid-Nya mengajak kita untuk merenungkan sejenak arti panggilan hidup menjadi murid Kristus. Setiap hari kita dipanggil Tuhan untuk menjadi murid-Nya. Ketika orang mencari arti hidup dan menemukan arti itu itu di dalam dunia, manusia tidak merasa puas. Kita selalu mencari kepuasaan dan kebahagiaan lewat materi dan banyak kesenangan hidup.<br /><br />Kamis 04 Maret 2010 <br />Kasih yang Memberi Diri<br />Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu. (Yeremia 31:3)<br /><br />Melayani, melayani lebih sungguh, Tuhan lebih dulu melayani kepada kita, artinya Dia menanggalkan jubah kebesaran, lambang pangkat dan martabat-Nya dan mengenakan kain basuh lambang seorang hamba, seorang budak lalu mulai membungkuk membasuh, melayani, sungguh sebagai seorang hamba! Inilah self giving love: kasih yang memberi diri, kasih yang ke luar dari diri, kasih yang melayani. Kita tidak pantas mengaku pengikut Kristus jika kita belum berani mempraktekkan ‘self giving love’ . <br /><br />Jumat 05 Maret 2010 <br />Terapi Kebaikan<br />TUHAN itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. (Mazmur 145:17)<br /><br />Dari pengalaman keseharian kita sering salah menilai orang, atau kurang piawai untuk memanfaatkan energi positif dan potensi dalam diri orang. Tidak sedikit para pemimpin-baik sekularpun religius –yang lebih suka menghukum, membatasi, mematikan energi, atau ide-ide kreatif dari bawahan. Pada hal untuk mengubah orang menjadi positif, kreatif dan konstruktif, maka kepercayaan harus diberi, kesempatan disediakan, dukungan tersedia. Hal yang sama juga kita lakukan di dalam keluarga, anak-anak dididik manjadi manusia yang baik jika diberikan terapi kebaikan bukan hukuman dan pembatasan yang kaku. <br /> <br />Sabtu 06 Maret 2010 <br />Semua menjadi Misionaris<br />Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. (1 Yohanes 4:9)<br /><br />Setiap orang Kristen adalah misionaris. Kita pengikut Yesus dipanggil untuk menjadi saksi Yesus. Ke mana saja pergi dan di mana saja kita tinggal, kita mempunyai tugas untuk mewartakan Yesus. Kita sering menghadapi kesulitan dan tantangan. Kita dipojokkan karena kita murid Yesus. Kita dihambat dan dipersulit karena kita orang Kristen. Tetapi Yesus mengingatkan kita untuk tidak takut dan gentar dalam tugas kesaksian ini.<br /><br />Minggu 07 Maret 2010 <br />Butuh Waktu Khusus<br />Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba." (Yohanes 2:4)<br /><br />Menjadi pelayan memang tidak enak.jadi ketua RW, Ketua RT, Ketua Lingkungan dan jabatan sosial lainnya tidak semua orang mau melakukannya. Di samping butuh waktu khusus, juga dituntut untuk sabar dan bijaksana. Namun bukan pujian yang diperoleh, terkadang malah cacian. Di sekitar kehidupan gereja pun banyak aktivis yang tidak tahan diri lalu mundur. Karena memang ada yang Cuma mengejar popularitas belaka. Menjadi pelayan sebagaimana yang dikehendaki Tuhan Yesus adalah mengerjakan tugas pelayanan secara tulus tidak cari pujian, jabatan, apalagi sumber kehidupan. Pelayanan yang semacam itulah yang akan menjadikan seseorang besar di tengah mereka yang dilayani.<br /><br />Senin 08 Maret 2010 <br />Meninggalkan Beban<br />Mataku tetap terarah kepada TUHAN, sebab Ia mengeluarkan kakiku dari jaring. (Mazmur 25:15)<br /><br />Kita membayangkan sejenak seorang bayi dilahirkan dan mulai hadir di dunia ini. Wajahnya yang polos, lucu, mungil dan sehat melambangkan sosok yang masih bersih, segar dan belum menanggung beban apapun. Proses kehidupan manusia di dunia ini menggoreskan dan meninggalkan beban tanggungan masa lalu yang membuat manusia menjadi tidak happy dan tidak tumbuh. Manusia butuh untuk dibebaskan dan dilahirkan baru. Bagimana kita bisa mengalaminya? Kita menyerahkan hidup seutuhnya untuk dituntun oleh Tuhan. Hidup yang senantiasa mencari kehendak Tuhan.<br /><br />Selasa 09 Maret 2010 <br />Gerakan Pembaharuan<br />Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia. Dalam hal ini engkau telah berlaku bodoh, oleh sebab itu mulai sekarang ini engkau akan mengalami peperangan." (2 Tawarikh 16:9a)<br /><br />Mengubah adat/tradisi yang telah berabad-abad lamanya, atau menghilangkan beberapa butir nilai kehidupan suatu suku/bangsa dapat berarti merongrong kewibawaan tokoh-tokoh adat atau memicu terjadi pertentangan di dalam masyarakat itu sendiri. Orang yang memulai gerakan pembaharuan ini bisa saja dianggap sebagai pengacau, penghianat bangsa. Hal penting yang dilupakan manusia adalah Tuhan ingin umat-Nya bersatu meski meraka beda budaya, bahasa dan cara berpikirnya. Dia tidak membiarkan umat-Nya saling bertentangan dan bermusuhan.<br /><br />Rabu 10 Maret 2010 <br />Misteri Kasih<br />Apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, Aku akan memberi kamu <br />menemukan Aku. (Yeremia 29:13)<br /><br />Kata-kata Yesus tentang saling mengasihi adalah perintah bagi pengikut-Nya. Tidak ada sesuatu pun yang dapat menghalangi misteri kasih Yesus pada sahabatnya. Satu hal yang membuat kita merasa menjadi bagian dalam misteri kasih itu yakni kita menjadi sahabat-Nya. Apakah kita sudah menjalankan perintah Yesus yang paling utama yaitu kasih? Kitalah sahabat-Nya, sahabat adalah bagian dari orang yang mengasihi kita. Bahkan ketika kasih yang kita berikan pada orang lain terasa sia-sia, kita masih memilki Yesus sebagai kekuatan untuk menghadapi semuanya dengan senyum. <br /><br />Kamis 11 Maret 2010 <br />Upah mengikut Yesus<br />Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya <br />selama Ia dekat! (Yesaya 55:6)<br /><br />Bagi yang sudah ikut atau mengenal Credit Union Modifikasi HKBP (CUM) pasti tahu cara hidup anggotanya. Setiap anggota CUM selalu dirangsang untuk menabung. Berbagai program ditawarkan. Tujuannya sama, anggota harus menyisihkan sebagian penghasilannya untuk ditabung. Dalam jangka panjang hasilnya sangat luar biasa. Tanpa terasa anggota yang rajin menabung itu punya simpanan dalam jumlah besar. Tapi pada zaman sekarang ini orang maunya serba cepat, sekali menanam benih inginnya langsung tumbuh besar dan menghasilkan buah. Begitu pun dalam mengikut Yesus, ada yang menjadi aktivis gereja, rajin memberi pelayanan, rajin di lingkungan tapi hidupnya begitu-begitu saja. Mereka lalu mengeluh, untuk apa sebenarnya semua itu? Kita lupa bahwa upah mengikut Yesus akan diberikan sesudah kita di dalam kehidupan kekal. <br /><br />Jumat 12 Maret 2010 <br />Siap menghadapi Tantangan<br />Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku." (Mazmur 50:15)<br /><br />Kita sering mendengar bahwa mengikut jalan Tuhan pasti akan mengalami kesuksesan dan dijauhkan dari masalah kesulitan hidup. Benarkah demikian? Kita memang tidak pernah berharap duka derita dengan mengikuti jalan Tuhan. Menjadi murid Kristus kita harus siap menghadapi tantangan dan kesulitan. Yesus tidak menjanjikan hidup yang nyaman, namun ia menjanjikan penyertaan-Nya yang tidak berkesudahan. Panggilan hidup menjadi murid Kristus dan diutus bukan untuk memperoleh sukses duniawi melainkan untuk memperoleh kemuliaan ilahi sebagaimana yang sudah diteladan Kristus.<br /><br />Sabtu 13 Maret 2010 <br />Bimbang bagian dari Hidup<br />Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. (1 Petrus 5:7)<br /><br />Rasa bimbang dan ragu adalah bagian dari kehidupan kita. Kebimbangan dan keraguan sering muncul dalam aneka peristiwa di dalam kehidupan kita. Terlebih ketika banyak pertanyaan dalam kehidupan tidak ada jawabannya. Iman akan kebangkitan adalah misteri. Dalam setiap mesteri kehidupan, sering kita tidak mendapatkan jawaban yang selengkap-lengkapnya sebagaimana kita harapkan. Hanya iman yang menjadi jawaban atas aneka misteri dalam kehidupan. Kita perlu menyadari bahwa tidak semua pertanyaan di dalam kehidupan ada jawabannya. Tidak semua peristiwa di dunia ini, dapat kita tangkap dan jelaskan dengan daya pikir dan nalar kita.<br /><br />Minggu 14 Maret 2010<br />Mengalami Kebaikan<br />Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak dari padamu dan perjanjian damai-Ku tidak akan bergoyang, firman TUHAN, yang mengasihani engkau. (Yesaya 54:10)<br /><br />Bersaksi berarti menyatakan dalam hidup kita keyakinan dan iman kita kepada Yesus yang mulia. Pengalaman akan kebaikan Tuhan itulah yang menjadi kesaksian kita. Tentu semua pengalam itu mengalir dari iman kita yang mendalam kepada Yesus Kristus. Kita yang telah mengalami kebaikan Tuhan, diminta untuk selalu siap untuk menjadi saksi-Nya. Sebab dunia membutuhkan kesaksian kita agar semakin banyak orang yang menyadari kebaikan Allah dalam hidup mereka. Tuhan tidak meminta perbuatan yang besar dan hebat, Ia meminta kita menghidupi iman kita dengan setia. <br /><br />Senin 15 Maret 2010 <br />Sebaiknya Berdoa<br />Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, <br />dan bertekunlah dalam doa! (Roma 12:12)<br /><br />Dalam kehidupan sehari-hari, apakah kita juga berdoa bagi sesama kita? Ataukah kita berdoa untuk kepentingan diri kita sendiri? Yesus telah mengajarkan kepada kita bagaimana sebaiknya kita berdoa. Belajar untuk merasul dan mewartakan kasih Tuhan pada orang banyak. Dalam keadaan apapun Yesus selalu berkomunikasi dengan Bapa-Nya karena Ia tahu kekuatan satu-satunya adalah dari Bapa sendiri, tidak ada yang lain. Komunikasi dengan Bapa-Nya bukan hanya untuk dimiliki-Nya sendiri, tapi juga untuk kepentingan banyak orang. <br /><br />Selasa 16 Maret 2010 <br />Penuh Percaya Diri<br />Aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau, bermazmur <br />bagi nama-Mu, ya Mahatinggi, (Mazmur 9:3)<br /><br />Dalam hidup sehari-hari di tengah masyarakat, sebagai pengikut Kristus kadang kita merasa diperlakukan secara diskriminatif/ berbeda oleh orang lain yang non Kristen. Berbagai peluang yang kita miliki untuk maju (dalam karier berprestasi di tempat kerja, kesempatan untuk studi keinginan untuk membangun gereja, bahkan dalam niat untuk melakukan kegiatan sosial) sering sirna tanpa alasan yang masuk akal. Tuhan Yesus adalah pribadi yang penuh percaya diri. Sebagi pengikut-Nya kita juga di panggil untuk untuk percaya diri. Oleh karena itu kita tidak perlu merasa kecil atau minder di tengah-tengah masyarakat Indonesia. <br /><br />Rabu 17 Maret 2010 <br />Bermakna dan Berbuah<br />Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, (Lukas 1:46-48)<br /><br />Sebagai orang beriman tidak ada cara yang lebih baik kecuali senantiasa memuliakan Tuhan. Memuliakan Tuhan bisa beraneka cara, mensyukuri segala kebaikan dan penyertaan-Nya tetapi juga bisa membina sikap hidup yang baik serta melakukan karya-karya baik. Hidup tidak sekedar mengalir, menghabiskan waktu dari hari ke hari sampai tua tak tersadari. Hidup perlu ditata dan dikembangkan. Dengan menjadikan hidup sebagai kesempatan untuk terus memuliakan Tuhan. Menjadikan hidup lebih bermakna dan berbuah. <br /><br />Kamis 18 Maret 2010 <br />Sumber Bencana<br />Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. (Yohanes 3:17)<br /><br />Uang dan kekayaan bukanlah hal yang jahat pada dirinya. Tetapi di samping bisa menjadi sumber atau sarana kebaikan, keduanya bisa menjadi sumber bencana dan penderitaan. Uang dan kekayaan itu bersifat sangat adiktif seperti narkoba dan rokok yang membuat orang untuk secara terus menerus menggunakannya dengan porsi lebih besar bila tidak segera dihentikan. Jika tidak berhasil dikendalikan, efeknya dapat sangat mengerikan. Seharusnya semakin sesorang memiliki banyak uang dan harta semakin bebaslah ia melakukan kebaikan, mendekatkan diri pada Allah dan menolong orang-orang yang membutuhkan. <br /><br />Jumat 19 Maret 2010<br />Kecewa kepada Tuhan<br />Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. (Yakobus 1:2-3)<br /><br />Entah sudah berapa kali kita merasa bahwa doa-doa kita tidak terkabul. Akibat selanjutnya, barangkali kita merasa kecewa kepada Tuhan. Karena kekecewaan tersebut, lalu kita malas untuk berdoa, malas ke gereja, malas untuk terlibat aktif dalam kegiatan lingkungan. Seringkali pikiran manusia berbeda dengan pikiran Allah. Manusia memang tidak bisa dilarang untuk menjadi kecewa, namun dipihak lain manusia diundang untuk makin mengenal Allah sehingga makin mengenal kehendak-Nya atas diri kita.<br /><br />Sabtu 20 Maret 2010 <br />Rasa Kehilangan dan Kesedihan<br />Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita. (Yohanes 16:20)<br /><br />Kepergian orang yang kita cintai, orang yang kita segani, dan orang yang dinanti-nantikan dapat memberi perubahan dalam hidup tentunya akan membekas dalam ingatan kita. Rasa kehilangan dan kesedihan bisa menghalangi kita untuk tidak peka kepada dunia sekitar. Kita kadang tidak menyadari akan kehadiran orang lain yang sudah beberapa saat menemani dan membantu kita untuk bangkit. Marilah kita berusaha untuk melampaui rasa perasaan tersebut dengan mau membuka hati terhadap sapaan-sapaan Tuhan. <br /><br />Minggu 21 Maret 2010 <br />Mencintai tanpa Syarat<br />Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."<br />(Kejadian 22:12)<br /><br />Sadarkah kita bahwa Allah sangat mencintai kita tanpa syarat dan menghendaki kita bahagia dalam persatuan dengan-Nya Apakah kita mendukung dan mau terlibat dalam rencana Allah itu? Ataukah kita membiarkan diri terbelenggu dengan nafsu dan gemerlapnya tawaran dunia? Mahatma Gandhi pernah berkata ”Kalau pengikut Kristus hidup sesuai dengan yang diajarkan Kristus maka banyak orang yang bisa melihat Kristus dan mengikuti-Nya.” Dari ucapan seorang Hindu yang tersohor itu, seorang pecinta damai yang sangat mengagumi Kristus, kita bisa menangkap keinginan orang lain pada kita sebagai pengikut Kristus. <br /><br />Senin 22 Maret 2010 <br />Membebaskan orang yang Terbelenggu<br />Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Matius 20:28)<br /><br />Kita kurang beruntung sebab di negeri kita ini, kita tidak mengenal burung pelikan. Induk burung ini dikenal sebagai binatang yang luar biasa. Jika musim kering menimpa bumi tiada air dan makanan segar bagi anak-anaknya, ia tidak segan-segan mematok dadanya sendiri sampai darahnya menetes dan anak-anaknya bisa hidup dari tetesan darah sang induk. Yesus telah memberikan segala yang Ia miliki, berjalan berkeliling dan berbuat baik, menyembuhkan yang sakit, membela yang kecil terbelunggu, membebaskan orang dari permusuhan dan ikatan-ikatan ketidakadilan.<br /><br />Selasa 23 Maret 2010 <br />Makanan Rohani<br />Sebab TUHAN adalah adil dan Ia mengasihi keadilan; orang yang tulus akan memandang wajah-Nya. (Mazmur 11:7)<br /><br />Yesus selalu mengingatkan kita bahwa tujuan utama adalah mencari makanan rohani untuk kehidupan kekal. Kalau tidak meyadari hal itu dalam kesibukan dan kegiatan yang padat akan menjebak kita untuk bekerja tanpa memikirkan tujuan hidup sebenarnya. Kita dituntut untuk mencari makna hidup yang sebenarnya, memaknai setiap tugas dan pekerjaan untuk kemuliaan Allah. Hidup akan berarti kalau kita mengumpulkan kebaikan dan keutamaan dengan penuh ketulusan <br /><br />Rabu 24 Maret 2010 <br />Kebangkitan Harapan<br />Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. (Roma 8:18) <br /><br />Ditinggal pergi dengan orang yang dekat dan orang yang dikasihi memang pengalaman yang berat. Ada seorang isteri yang kerap menangis sendiri setelah suaminya meninggal. Ada seorang pacar yang berniat bunuh diri ketika kekasihnya pergi meninggalkannya. Ada seorang sahabat yang begitu berat ketika harus berpisah dengan sahabat dekatnya. Mereka tidak berharap perpisahan seperti itu terjadi di antara mereka. Mereka menginginkan selalu ada kesatuan. Para murid juga begitu berat ditinggal Yesus. Namun dalam keputusasaan itu Yesus datang. Yesus bangkit dan kebangkitan Yesus di tengah mereka membangkitkan kembali harapan mereka.<br /><br />Kamis 25 Maret 2010 <br />Selanjutnya urusan Tuhan<br />Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. (1 Petrus 5:6-7)<br /><br />Banyak orang sekaran ini tak pernah bisa hidup damai karena selalu diliputi kegelisahan berhadapan dengan kematian yang akan datang. Apakah dengan takut dan gelisah maka kematian itu tidak akan terjadi? Janganlah gelisah hatimu, percayalah kepada Allah, tidak ada pilihan lain, kita perlu rendah hati menyadari bahwa manusia memperoleh hidup sebagai anugerah dari Tuhan. Kita hanya perlu menghargai dan menjalani hidup dengan baik, yang akan terjadi kemudian adalah urusan Tuhan. <br /><br />Jumat 26 Maret 2010 <br />Panggilan Dasar<br />Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum <br />menolong mereka? (Lukas 18:7)<br /><br />Panggilan dasar kristiani berawal dari inisiatif Allah. Karena itu benar kata Tuhan, tidak ada seorang pun yang datang kepada-Ku jikalau ia tidak ditarik oleh bapa yang mengutus Aku. Kehidupan-Ku nyata demikian. Yesus yang kita kenal justru kita temukan dalam pergulatan hidup di tengah kemajemukan agama. Namun di atas semuanya itu panggilan adalah anugerah yang berasal dari Allah. Maka sabda Tuhan benar. Semoga kita senantiasa mampu untuk datang kepada-Nya melalui Yesus yang diutus sebagai jalan bagi kita.<br /><br />Sabtu 27 Maret 2010 <br />Hidup tanpa Tuhan<br />Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. (Galatia 2:20)<br /><br />Hidup tanpa Tuhan akan membuat jiwa dan hati sepi, kosong dan meronta-ronta tanpa kedamaian. Kita akan seperti pengembara yang tak tahu arah dan tujuan, tanpa oase pemberhentian yang sejuk memuaskan dahaga jiwa kita dan melumuri kita dengan cinta. Khalil Gibran dalam bukunya pernah menuliskan kesepian para rasul ketika Yesus wafat. “kematian itu pahit, tapi hidup tanpa Dia jauh lebih pahit, hari-hari menjadi sunyi dan lengang dalam hidup, hanya tinggal gema yang mengulang Sabda-Nya dalam kenangan”<br /><br />Minggu 28 Maret 2010 <br />Teman jika Menguntungkan<br />Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah dia. Mengapa kamu menyusahkan dia? Ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku. (Markus 14:6)<br /><br />Yesus berbuat kasih tanpa perhitungan. Dalam hidup konkrit ada kalanya kita mengakui keberadaan seseorang bila ia melakukan sesuatu yang menguntungkan diri kita. Misalnya saja bila teman kita menuruti apa yang kita inginkan, maka mudah sekali kita mengatakan dia baik. Tetapi disaat dia mengatakan tidak dengan mudah pula kita mengatakan bahwa ia tidak mengerti apa yang kita mau. Intinya mudah sekali kita mengakui orang lain sebagai saudara dan teman dekat bila orang itu menuruti kemauan kita dan menguntungkan kita. Itu menunjukkan betapa egoisnya kita.<br /><br />Senin 29 Maret 2010 <br />Kepada semua Bangsa<br />Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3:14-15)<br /><br />Tradisi kaum Yahudi memang rumit, banyak hal yang diharamkan. Sampai-sampai sunat pun dijadikan penghalang seseorang untuk memperoleh karunia keselamatan. Di zaman modern dan dinegeri kita ini sedikit orang yang melestarikan tradisi tersebut. Tradisi dilestarikan bukan untuk memberi keselamatan namun untuk membelenggu hak azasi sesorang memillih keyakinannya. Untunglah Allah sendiri yang bersuara dari surga mengingatkan Petrus untuk meretas belenggu tradisi yang benar-benar tidak dikehendaki oleh-Nya. Sebab keselamatan bukan milki sebuah kelompok tetapi diberikan Allah kepada semua bangsa.<br /><br />Selasa 30 Maret 2010 <br />Mewartakan Kasih<br />Maka kata Yesus: "Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku. (Yohanes 8:28)<br /><br />Sebagai pengikut Yesus tentunya kita punya tugas dan tanggungjawab untuk mewartakan siapa Yesus pada orang banyak. Kita mewartakan kasih Tuhan bukan berarti lepas dari komitmen untuk mengatakan yang sebenarnya. Walaupun kita tahu bahwa kebenaran itu sangat mahal seperti halnya dengan kepercayaan. Seperti halnya Kristus tidak pernah menyerah mewartakan Kerajaan Allah. Tetapi sesulit apapun situasinya kita tetap berusaha untuk mewartakan Kristus agar semakin dikenal oleh banyak orang. Segala niat baik tentu ada pengorbanannya.<br /><br />Rabu 31 Maret 2010<br />Mengasihi Total<br />Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. (2 Korintus 5:21)<br /><br />Tidaklah mudah di zaman ini untuk menghasihi seseorang secara total apalagi dengan Tuhan. Kadang kita masih menyisakan perhatian untuk diri sendiri atau untuk orang lain. Itulah manusia yang cenderung untuk jatuh dalam dosa. Kesetiaan pada janji memerlukan tenaga ekstra yakni kemauan untuk bertindak. Hal itu yang membuat Yesus bertanya sampai tiga kali berulang kali, karena Petrus belum juga bertindak ketika ditanya. Pertanyaan Yesus kepada Simon Petrus sampai tiga kali menunjukkan betapa pentingnya mengasihi Tuhan Yesus. Kehidupan sehari-hari bisa menunjukkan apakah kita mencintai Dia dan itu nampak dalam realita hidup yang konkrit.hkbp diakoniahttp://www.blogger.com/profile/12203144923150984149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7948349613104869894.post-5343815263300584622010-02-02T20:16:00.000-08:002010-02-02T20:52:00.379-08:00Redupnya Spritualitas KasihRedupnya Spritualitas Kasih<br />By: Pdt.Maruasas S.P Nainggolan S.Si (Teol)<br /><br />Pengantar<br /><br />“Kita hanya dekat dengan orang yang kita sukai. Dan seringkali kita menghindari orang yang tidak kita sukai. Pada hal dari dialah kita akan mengenal sudut pandang yang baru” dan “Jangan pernah merobohkan pagar tanpa mengetahui mengapa didirikan, Jangan pernah mengabaikan tuntutan kebaikan tanpa mengetahui kuburukan yang kemudian kita dapat”<br /> <br />Ungkapan di atas sengaja penulis kutip dari seorang motivator Mario Teguh, yang mengantar kita memahami realitas “Redupnya Spritualita Kasih” dalam kehidupan kita saat ini, yang sekaligus menjadi judul dan tema tulisan ini. Seperti itulah kehidupan banyak orang saat ini. <br /><br />Kalau kita melihat kehidupan sekarang tidak banyak orang lagi yang mau interaktif menanggapi situasi sosial yang ada dihadapannya apa lagi ditempat yang lain. Semua orang sibuk mengejar jabatan, glamour, dan gengsi. Tercerai berai tidak ada pengayoman, tidak ada rasa aman. Memiliki iman tetapi hanya disimpan di dalam hati saja. Iman yang tidak memiliki perwujudan konkret, Iman yang mati, menjalani kehidupan rohaniah yang rasanya tawar, diam dan tidak berkembang. Seperti air tawar dingin tanpa warna tanpa sukacita beku dan kaku. Bergerak tetapi tidak beranjak. Hiruk pikuk dan ramai tetapi tanpa makna.<br /><br />Redupnya Spritualitas Kasih<br />Akhir-akhir ini banyak keluhan, kekhawatiran, kecemasan. Sulitnya membangun gereja, gedung-gedung gereja dihancurkan. Orang-orang Kristen hanya bisa melakukan kebaktian rumah tangga dengan tanpa suara, menyanyi juga tanpa suara. Orang-orang Kristen ditekan, digeser, didiskriminasikan diperlakukan sebagai warganegara kelas dua atau kelas tiga. Kita bertanya: kalau sekarang saja sudah begini, bagaimana nanti? <br />Pada satu pihak, mendengar dan melihat semua itu, Anda tentu marah, geram, tidak bisa dimengerti, tidak bisa menerima. Bukan saja oleh karena kita ini orang Kristen, tetapi terutama oleh karena kita percaya betul dengan Pancasila. "Gelar elite menjadi predikat, menyebut orang-orang pilihan, golongan kelas atas, kaum terkemuka, pejabat. Ternyata itu hanyalah sekedar nama, pertikaian dan tindak kekerasan tidak pernah serius dihentikan, HKBP Filadelfia Res Duren Jaya Tambun Kab.Bekasi di segel oleh Pemkab Bekasi. HKBP Sibuhuan Kec.Barumun Padang Lawas tidak diijinkan beribadah, begitu juga satu gereja HKBP Sarolangon Jambi, HKBP di Dumai dan di Cinere. <br /><br />Para elit sibuk bertengkar soal jabatan dan pembagian proyek." Ini membuktikan Spritualitas Kasih kita telah redup.<br />Menurut K.Prient, Kamus Latin-Indonesia. Spritualitas berasal dari kata latin “spiritus” yang artinya antara lain: roh, jiwa, sukma, nafas hidup, ilham, kesadaran diri, kebesaran hati, keberanian, sikap dan perasaan. Istilah spritualitas dapat dilihat mengacu pada sikap hidup yang erat kaitannya dengan pengenalan dan kesadaran diri yang bersumber pada roh sebagai nafas hidup. Jadi istilah spritualitas mencakup pengenalan hidup dan pengenalan diri.<br /><br />Mark A McIntosh dalam bukunya, Christology from Within mengatakan Roh Kudus itu diutus oleh Tuhan sendiri, bahkan Roh Kudus itu adalah Tuhan itu sendiri. Roh Kudus itu adalah Roh Allah, Roh Kudus itulah yang menguasai kita. Bukan kita yang mengatur Roh Kudus, tetapi Roh Kudus itu yang mengatur kita. Bukan Roh Kudus yang memenuhi kehendak dan keinginan kita, tetapi kitalah yang harus menaati apa yang dikehendaki oleh Roh Kudus. Orang yang dikuasi Roh Kudus, Ia harus membuktikan melalui tutur katanya, sikap hidupnya, tingkah lakunya.<br /><br />Spritualitas Kasih yang Menyala<br />Ioanes Rakhmat dalam sebuah tulisannya berjudul Spritualitas Yesus dari Nazaret mengatakan, Berbicara mengenai spritualitas dalam kekristenan adalah intensitas dan kedalaman hubungan seseorang dengan Roh Yesus Kristus atau Roh Kudus yang menjadi landasan dan pembentukan jati diri yang dinampakan dalam sikap dan perilaku yang terus menerus, kehidupan yang dijalaninya memungkinkan untuk menemukan makna asasi dalam hidupnya, menjadi bingkai dalam menjalani hidup yang bisa mendatangkan pembaharuan dalam hidupnya.<br /><br />Jadi bagi orang Kristen, makna hakiki dan jati diri adalah menemukan Roh. Pada waktu Yesus hidup kawasan roh yang menjadi pusat hidup-Nya yang membentuk jati diri-Nya sebagai kawasan Allah. Itulah yang membuat spritualitas Yesus sebagai “Spritualitas Kerajaan Allah”. Hubungan spritualitasnya yang mendalam adalah Allah yang dipangil-Nya sebagai Bapa yang sedang menjalankan kekuasaan-Nya dan bentuk hakikinya adalah ketika Yesus mendemonstrasikan kekuasaan pemerintahan Allah di dalam karya dan perkataan-Nya yang terus menerus dihayati. Dampak penghayatan-Nya pada tatanan sosial masyarakat-Nya pada akhirnya membawa-Nya pada kematian. Spritualitas yang seperti inilah yang tidak hadir lagi dalam kehidupan kekristenan saat ini, yang hanya mengunggulkan spritualitas yang mengawang, tidak bersentuhan dan bahkan melarikan diri dari realitas sosial.<br /><br />Pencobaan Yesus di padang gurun (Mark.1:12-13; Mat.4:1-11; Luk.4:1-13) menunjukkan perjuangan spritualitas Yesus, yang lebih dari pergumulan batiniah Yesus sendiri, ketika memulai visi dan panggilan hidup-Nya. Ia berada di padang gurun empat puluh hari lamanya, di cobai iblis. Ketika Ia dibaptis oleh Yohanes, Dia telah memasuki dunia Roh, Ia melihat langit terkoyak dan Roh seperti merpati turun ke atas-Nya. Dalam rangkaian ini semua menunjukkan Yesus mempunyai hubungan yang kuat dengan kuasa Roh yang memberi-Nya pengelihatan-pengelihatan dan kuasa, yang di cari dan diterima-Nya dari Roh melalui ujian-ujian fisik dan batiniah yang berat di padang gurun. Kalau kita baca di Luk.10:17-18, Iblis pun takluk akan Dia.<br /><br />Dalam spritualitas-Nya, Yesus juga terbenam dalam doa yang sangat mendalam dan berlangsung lama bisa beerjam-jam bahkan sampai semalam suntuk (Mark.6:46; 9:2; Mat.14:13; Luk.6:12). Ia memelihara hubungan-Nya dengan Allah yang sangat akrab dan mendalam dalam kawasan Roh. Bukan karena daftar pokok doa yang panjang dalam bentuk permintaan dan permohonan. Dalam suatu kesempatan, Yesus bersama tiga murid-Nya (Petrus, Yohanes dan Yakobus) dikisahkan berdoa dalam kontemplasi (Luk.9:29-29). Di saat Ia berdoa, Yesus berubah rupa dan pakainnya menjadi sangat putih berkilau dan murid-murid-Nya melihat Elia dan Musa bersama-Nya, bercakap-cakap dengan-Nya. Dalam hal ini Yesus berhubungan langsung dengan alam Roh. Pada diri-Nya bertemulah dua dunia, Dia menjadi perantara dua dunia. Diri-Nya memancarkan cahaya kehadiran Ilahi yang menyelimutinya dan menggentarkan orang (Mark.1:22).<br /><br />Dengan memiliki hubungan dengan Roh Allah yang berwibawa dan berkuasa itu juga yang ditunjukkan-Nya di dunia ini, bahwa Kerajaan Allah sedang berhadapan dengan kuasa setan. Yesus mendemonstrasikan bahwa Allah kini memerintah melawan musuh Allah yakni setan. Dan spritualitas kerajaan Allah yang dihayati Yesus, membuat-nya berhadapan dengan kuasa anti-Allah, menimbulkan dampak sosial politik dalam tatanan masyarakat di zaman-Nya, yaitu orang-orang Yahudi yang memiliki pemahaman sendiri yang sudah baku.<br /><br />Yesus melakukan perlawanan tanpa kekerasan senjata, tetapi Dia memberi ucapan-ucapan dalam bentuk cerita dan perumpamaan tentang Kerajaan Allah serta tindakan-tindakan simbolisnya. Tetapi walaupun bukan perlawanan dengan kekerasan semuanya itu membawa-Nya pada kematian di kayu salib, karena penguasa Roma juga melihat kemapaman politik bisa terganggu apabila Yesus terus dibiarkan menyampaikan kisah-kisah-Nya mengenai Kerajaan Allah. Yesus pernah mengatakan,”…sesungguhnya Kerajaan Allah itu ada di antara kamu (Luk.17:21b). Kerajaan itu ada di tengah rakyat yang najis dan paling menderita karena penjajahan Roma dan sistem puritas yang dipertahankan kalangan elit imamat aristocrat Yahudi. Tindakan Yesus membangun dan memasuki persekutuan dan persaudaraan dengan orang-orang najis dan marjinal dan makan bersama-sama mereka tanpa memakai meja. Sehingga terbentuk suatu komunitas yang anggota-anggotanya setara, egaliter adalah perwujudan dari keyakinan dan pewartaan-Nya bahkan Kerajan Allah adalah kerajaan yang merobohkan hierarki sosial relegius yang dipertahankan dalam sitem puritas. <br /><br />Refleksi<br />“Spritualitas Kasih ditandai dengan kehidupan doa, bersikap dan memandang seluruh kehidupan dalam perspektif hubungan dengan Allah-yang mendorong dan melahirkan tindakan. Tindakan yang didorong oleh ketaatan yang penuh kepada Allah dan kasih kepada sesama manusia. Spritualitas yang memiliki kasih menilai manusia dari apa yang ada di dalam hati. Bukan kulit tetapi isi. Membenci semboyan-semboyan yang kosong tanpa arti, membenci seremoni-seremoni tanpa isi, membenci sikap yang mengutamakan prestise dan bukan prestasi yang ingin disenangi lalu menghianati hati nurani.<br /> Spritualitas yang memiliki kasih menyadari sepenuhnya agama bukan hanya dipercayai tetapi untuk dialami, kita tidak cukup mempercayai Kristus, kita harus mengalami Kristus. Makna kasih harus dikembalikan lagi kepada jati diri ajaran Yesus Kristus yang murni dan asli. Kebanyakan orang Kristen cuma bersibuk diri untuk memperbesar dan memperkuat kelompoknya, serta memperbesar kekayaan dan pengaruhnya. Pengikut Kristus telah kehilangan kridibilitasnya, karena tidak berbuat apa-apa dalam memperjuangkan kepentingan rakyat melawan kekuasaan yang tidak adil. <br /><br />Penulis sekarang melayani di Kantor Pusat HKBP PearajaTarutung<br />Sekhus Kadep Diakoniahkbp diakoniahttp://www.blogger.com/profile/12203144923150984149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7948349613104869894.post-17639447041001946232010-02-02T20:04:00.000-08:002010-02-02T20:09:34.938-08:00"Renungan Diakonia February 2010"Hamba-Mu aku ini, buatlah aku mengerti, supaya aku tahu<br /> peringatan-peringatan-Mu. (Mazmur 119:125)<br /><br />Senin 01 Februari 2010<br /><br />Bintang bagi Sesama<br />Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. (Yohanes 15:16)<br /><br />Dalam sejarah kehidupan gereja, kita diharapkan menjadi bintang bagi sesama, dengan kelembutan dan kecemerlangan perilaku yang santun berhasrat, damai kita menjadi petunjuk bagi sesama. Setiap anak adalah bintang dalam keluarga, maka marilah kita didik bekali dengan penuh cinta kasih sayang, agar mampu menjadi berkat bagi sesama, membagi cinta kasih yang telah diterima dari keluarga, dan menjadi anggota gereja yang cemerlang.<br /><br />Selasa 02 Februari 2010<br /><br />Melawan Arus Dunia<br />Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. (2 Timoteus 4:2)<br /><br />Dalam hal prinsip Yesus tidak pernah kompromi. Bagi Yesus sikap terhadap Allah harus diutamakan dan bukan peraturan manusia. Sebagai seorang Kristiani, kita dipanggil untuk berani mengutamakan kasih Allah. Ada banyak kesempatan yang bisa digunakan untuk berbuat kasih. Dan kita harus melawan arus dunia yang selalu berlawanan dengan arus kasih Allah. Rasakanlah kehadiran Tuhan dan pancarkan kasih-Nya.<br /><br />Rabu 03 Februari 2010<br /><br />Membawa Harapan<br />Tetapi TUHAN berfirman kepadaku: "Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapa pun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apa pun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan. (Yeremia 1:7)<br /><br />Orang bijak pernah mengatakan,”Kemauan untuk sembuh adalah sebagian dari usaha penyembuhan”. Di sekitar kita begitu banyak orang yang sakit dan tidak berdaya, punya hatikah kita menjenguk, menghibur dan mendoakan mereka? Bukankah kita mempunyai kesempatan untuk membawa harapan dan menebarkan tekad yang kuat bagi mereka. Semoga kita dapat menjadi daya penyembuh bagi sesama sekitar kita.<br /><br />Kamis 04 Februari 2010 <br /><br />Jawaban atas Undangan<br />Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah.<br />(2 Timoteus 1:7-8)<br /><br />Bayangkanlah saat ini, engkau sedang sibuk dengan pekerjaanmu dan tiba-tiba Yesus memanggilmu dan mengajak engkau untuk ikut bersama-Nya melayani orang-orang disekitarmu. Dia menunjukkan begitu banyak orang yang membutuhkan sapaanmu, hiburanmu, senyumanmu daan pertolonganmu. Dia menunggumu berkarya bersama-Nya. Berilah jawaban atas undangan-Nya itu.<br /><br />Jumat 05 Februari 2010 <br /><br />Semangat Belarasa<br />Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan." (Keluaran 4:12)<br /><br />Kekhasan orang Kristen tidak terletak pada aktivitas rajin ke gereja atau memakai kalung salib besar-besar, tiap minggu ziarah dan sebagainya. Melainkan terletak pada apakah orang tersebut memilki semangat belarasa terhadap sesamanya. Apakah kekuatan yang kita peroleh di gereja mengubah hati kita dan peduli bagi sesama. Pandanglah Yesus yang tergerak hati-Nya oleh belas kasihan. <br /><br />Sabtu 06 Februari 2010 <br /><br />Dikucilkan dalam Penderitaan<br />"Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. (Matius 10:16)<br /><br />Pengikut Kristus di benci di mana-mana. Banyak pewarta Injil dibunuh dan disiksa di berbagai Negara. Marilah kita menjadi sumber kekuatan di tengah penderitaan hidup. Bila kita dibenci, dikucilkan, dicela, dan ditolak, itu adalah saat yang baik untuk kita bersatu.”Berbahagialah kamu jika karena Anak Manusia orang membenci kamu dan jika mereka mengucilkan kamu dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. <br /><br />Minggu 07 Februari 2010 <br /><br />Ingin jadi Bos<br />Dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. (Markus 10:44)<br /><br />Setiap kali kita merasa hebat dan berhasil, sering kali kita terdorong untuk sombong. Kalau saja kita bisa dengan cepat berkata dalam hati, “aku bukan Mesias, aku ini hamba Tuhan”. Cukup gampang kita jatuh pada dosa kesombongan dan pada saat yang sama kerendahan hati pun sirna. Antusiasme, ambisi, kerap kali baik dan perlu. Tetapi tanpa kerendahan hati, tanpa pengenalan diri akan berubah menjadi ambang kehancuran. <br /><br />Senin 08 Februari 2010 <br /><br />Rela untuk Peduli<br />Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. (Amsal 3:5-6)<br /><br />Di zaman kita sekarang, ada banyak Lazarus. Ada banyak orang miskin yang selalu menunggu di depan pintu gerbang kita. Ada jutaan Lazarus yang ditolak, dipinggirkan dan mati kelaparan. Artinya kita harus belajar dari si kaya yang tidak peduli selama hidupnya. Kita diajak untuk mau berbagi, memberikan hati dan sebagian harta kita kepada sesama. Bukan berapa banyak yang kita bagikan yang terpenting, melainkan seberapa besar kita rela untuk peduli bersimpati dan berempati. <br /><br />Selasa 09 Februari 2010 <br /><br />Hidup tidak selalu Nyaman<br />Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan. (Amsal 3:7)<br /><br />Badai dan gelombang yang menghantam kapal ibarat masalah hidup yang sekonyong-konyong menerpa hidup. Kita sadar bahwa hidup ini tidak selalu nyaman. Badai hidup setiap saat bisa datang menghantam. Siapkah kita menghadapinya dalam keteguhan iman? Apakah kita memiliki iman pada saat krisis-krisis hidup terjadi? Sikap panik menghadapi badai kehidupan menunjukkan betapa lemahnya iman kita, membuat kita semakin mengalami kegelapan hidup.<br /><br />Rabu 10 Februari 2010 <br /><br />Hanya dengan Bertobat<br />Maka engkau akan berjalan di jalanmu dengan aman, dan kakimu tidak akan terantuk. Jikalau engkau berbaring, engkau tidak akan terkejut, tetapi engkau akan berbaring dan tidur nyenyak. Janganlah takut kepada kekejutan yang tiba-tiba, atau kepada kebinasaan orang fasik, bila itu datang. (Amsal 4:23-25)<br /><br />Setiap orang ingin disembuhkan, dikuatkan dan diringankan dari segala beban dan penderitaan. Kita ingin sehat, gembira dan bahagia namun sering kita merasa berat untuk meninggalkan dosa-dosa kita atau kekurangan dan kelemahan kita. Hanya dengan bertobat kita akan mampu meninggalkan kelemahan, kekurangan dan dosa kita. Pada gilirannya pertobatan kita menjadikan kita bangkit dari keterpurukan kita. Jadilah lebih baik dari hari yang kemarin.<br /><br />Kamis 11 Februari 2010 <br /><br />Pura-pura Lupa<br />Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu. Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan.<br />(Amsal 4:26-27)<br /><br />Banyak hal yang membuat kita tersesak , putus asa dan tidak menemukan jalan ke luar. Bahkan kita merasa bahwa Tuhan dan gereja tidak mampu menjawab kesulitan dan kebutuhan kita. Kita sering kali lupa dengan janji kita kepada Tuhan. Saat kita kesusahan dan kesulitan, kita sering membawa aneka janji kepada Tuhan, Tapi saat kita mendapatkannya kita serung lupa atau pura-pura lupa. <br /><br />Jumat 12 Februari 2010 <br /><br />Merasakan Kekuatan Doa<br />Aku tahu, ya TUHAN, bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya. (Yeremia 10:23)<br /><br />Ambillah tempat yang sunyi sepi di pagi hari dan berdoalah. Pejamkan mata. Tarik nafas dalam-dalam, tahan sejenak dan hembuskan berlahan-lahan. Pandanglah dan rasakanlah Yesus yang hadir berdoa bersamamu, ikutilah cara Dia berdoa kepada Bapa dan bagiamana Ia menjadikan doa sebagai kekuatan-Nya setiap hari. Jadikanlah doa sebagai senjata menghadapi tantangan hidup.<br /><br />Sabtu 13 Februari 2010 <br /><br />Menarik Setiap Hati<br />Karena mereka yang melayani dengan baik beroleh kedudukan yang baik sehingga dalam iman kepada Kristus Yesus mereka dapat bersaksi dengan leluasa. (1 Timoteus 3:13)<br /><br />Orang ke gereja sudah mulai bosan dengan khotbah yang katanya monoton dan tidak sedikit yang mengatakan, “Ah teori”. Lalu apa relevansinya di zaman ini sekarang ini dengan pengajaran Yesus sebagai guru dan sebagai pemimpin? Setiap perkataan Yesus memiliki daya kekuatan untuk menarik setiap hati yang mendengarkan-Nya. Semua yang diucapkan-Nya sarat dengan makna dan mengajak setiap orang untuk berbuat sesuatu, baik dengan mengubah dirinya maupun orang lain.<br /><br />Minggu 14 Februari 2010<br /><br />Datang ketengah-tengah kita<br />Seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya.<br />(1 Timoteus 3:1-4)<br /><br />Putra Allah diutus untuk datang ke tengah-tengah kita, tapi kita dianiaya, disingkirkan dan dibunuh. Kita dipilih dan dipanggil Tuhan sebagai kepala keluarga untuk tekun menghidupi semangat ketaatan kepada kehendak Allah. Kita dipanggil untuk menebar kasih dan damai di tengah dunia. Kita dipanggil untuk terus mengembangkan nilai-nilai kehidupan dan kebahagiaan yang menyelamatkan dunia. <br /><br />Senin 15 Februari 2010 <br />Ragu karena tidak mampu<br />Jikalau tidak ada pimpinan, jatuhlah bangsa, tetapi jikalau penasihat banyak, keselamatan ada. (Amsal 11:14)<br /><br />Kita sering bimbang untuk memohon kepada Tuhan. Kadang kita ragu karena kita merasa mampu, kita merasa cukup berdaya untuk tidak melibatkan Tuhan. Namun sering juga kebimbangan kita muncul karena tidak percaya kepada Tuhan karena di dalam diri kita ada egoisme, keserakahan, kemarahan, kebencian dalam hidup kita. Ada zinah, ada ketidakjujuran, ada ketidaksetiaan dan bahkan pengkhianatan dalam kehidupan kita.<br /><br />Selasa 16 Februari 2010 <br /><br />Mengolah Diri<br />Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum. (Amsal 29:18)<br /><br />Berpuasa adalah salah satu sarana untuk mengolah diri, mendekatkan hati dan mengarahkan hidup kepada Tuhan. Walaupun dalam agama pedoman dan peraturan itu ada puasa tidak dipaksakan dari luar.Puasa hendaknya menjadi kesadaran diri kita. Puasa bukan tidak makan dan minum. Puasa adalah pengosongan diri dari segala keinginan duniawi dan kecenderungan manusia untuk semakin dekat dengan Tuhan.<br /> Rabu 17 Februari 2010 <br /><br />Tantangan itu Didikan<br />Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota. (Amsal 16:32)<br /><br />Hidup yang bermutu adalah hidup yang teruji. Tidak ada keberhasilan tanpa test-test kehidupan yang intens. Semakin besar tanggungjawab atau jabatan seseorang, semakin intens juga tantangan yang harus dihadapi. Tidak ada hidup yang mudah baik itu hidup seorang presiden ataupun hidup seorang buruh. Yang membedakan adalah cara orang menerima dan memahami hidup ini. Segala tantangan kehidupan adalah didikan Tuhan untuk kehidupan rohani yang lebih bermutu.<br /><br />Kamis 18 Februari 2010 <br /><br />Membawa Kabar<br />Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap kuat! Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih! (1 Korintus 16:13-14)<br /><br />Melalui pengalaman hidup sehari-hari, kita diajak untuk berani bersaksi atas nama-Nya. Dalam setiap perjumpaan dengan orang lain. Yesus mengajak kita untuk berani membawa perutusan dari Bapa. Dia mengutus kita membawa kabar tentang Kerajaan Allah dengan bersikap ramah dan santun dalam perjumpaan dengan orang lain. Memberikan bantuan dan mendengarkan keluh kesah sesama. <br /><br />Jumat 19 February 2010 <br /><br />Dosa hal yang biasa<br />Janganlah memutarbalikkan keadilan, janganlah memandang bulu dan janganlah menerima suap, sebab suap membuat buta mata orang-orang bijaksana dan memutarbalikkan perkataan orang-orang yang benar. (Ulangan 16:19)<br /><br />Menyadari kedosaan dewasa adalah hal yang tidak mudah. Melakukan dosa berat seperti sudah menjadi hal yang biasa. Banyak orang tidak takut lagi untuk membunuh, mencuri, korupsi, mencelakakan orang lain. Manusia menganggap perbuatan dosa sebagai perbuatan yang normal. Akibatnya kejahatan semakin merajalela di mana-mana. Carilah seorang imam untuk berlutut dihadapannya untuk mohon pengampunan, dan mau mengampuni sesama dengan belas kasih.<br /><br />Sabtu 20 Februari 2010<br /><br />Orang yang Dikenang<br />Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka. (Ibrani 13:7)<br /><br />Hitler, pimpinan NAZI Jerman yang dianggap sebagai pencetus Perang Dunia II hidupnya berakhir tragis. Ia bunuh diri setelah membunuh kekasihnya. Orang akan mengenangnya sebagai seorang yang bengis, penjahat perang, pembantai jutawan nyawa orang Yahudi. Berbeda dengan Zakheus pemungut cukai, setelah bertemu dengan Yesus dia bertobat, ia mengembalikan tiga kali lipat uang rakyat yang pernah ia ambil dengan akal bulusnya. Akhirnya lelaki pendek itu menjadi murid setia Yesus. <br /><br />Minggu 21 Februari 2010 <br /><br />Menempuh Resiko<br />Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi. (1 Timoteus 6:12)<br /><br />Ke sarang serigala siap? Siapa mau. Orang cenderung senang kemapanan. Takut menjelajah dunia baru. Hanya mereka yang berani menempuh resiko dicatat dengan tinta mas oleh sejarah. Kemapanan sering membuat orang tidak percaya diri. Mendapat guncangan sedikit saja sudah teriak-teriak seolah kapal akan karam. Pada hal oleh Bapa kita sudah diberi berbagai anugerah. Namun tak pernah kita optimalkan. Serigala itu bisa menjadi domba, lawan bisa kawan, musuh bisa berubah jadi saudara.<br /><br />Senin 22 Februari 2010 <br /><br />Kekayaan menjadi Berkat<br />Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya. (Ibrani 13:8)<br /><br />Apa gunanya kita memperoleh seluruh dunia, tetapi diri kita binasa? Kekayaan memang tidak membinasakan seseorang, tetapi bisa membuat orang kehilangan kebahagiaan, ketenangan, kedamaian. Orang juga boleh mencari kekayaan semaksimal mungkin, tetapi kita jangan sampai kehilangan yang menjadi sumber hidup kita yaitu Yesus. Siapa yang memiliki dan mengimani Yesus, kekayaan akan menjadi berkat bagi diri dan sesama.<br /><br />Selasa 23 Februari 2010 <br /><br />Campur Tangan Tuhan<br />Akuilah kekuasaan Allah; kemegahan-Nya ada di atas Israel, kekuasaan-Nya di dalam awan-awan. Allah adalah dahsyat dari dalam tempat kudus-Nya; Allah Israel, Dia mengaruniakan kekuasaan dan kekuatan kepada umat-Nya. Terpujilah Allah! (Mazmur 68:35-36)<br /><br />Disaat kita sampai pada kesadaran menyesali dosa-dosa kita, kita kadang merasa bahwa diri kita tidak berarti lagi bagi sesama, apalagi dihadapan Allah. Kita lupa bahwa tidak ada sesuatu yang mustahil bagi siapa saja yang percaya kepada-Nya. Kepercayaan merupakan suatu hal yang hakiki bagi kita dalam berelasi dengan sesama kita. Bagaimana kita bisa percaya pada campur tangan Tuhan bila terhadap terhadap sesama kita saja tidak saling percaya?<br /><br />Rabu 24 Februari 2010 <br /><br />Dengan Keheningan Batin<br />Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. (Matius 28:18)<br /><br />Tuhan telah menunjukkan keajaiban dari setiap bagian tubuh kita, dari setiap keindahan dan kegagahan semesta akan setiap denyut jantung dan dengungan rohani kita. Masihkah kita meragukan keberadaan dan kehadiran Tuhan? Kejujuran dan kemurnian hati sangat diperlukan untuk mengimani kehadiran Tuhan. Kepercayaan akan rahmat Tuhan yang disertai dengan kejujuran dan keheningan batin membuat kita tidak akan menolak Tuhan dalam hidup kita.<br /><br />Kamis 25 Februari 2010<br /><br />Memberi Kesempatan<br />Dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa. (Kolose 2:10)<br /><br />Tuhan telah memberi kesempatan hidup kepada kita untuk berkembang. Tuhan sangat mengasihi kita, sehingga Ia membiarkan kita untuk bertumbuh dan berkembang dengan segala keberadaan kita. Tuhan memberikan kita begitu banyak pilihan dalam hidup dan tergantung kepada kita untuk bertanggung jawab atas seluruh hidup kita. Pribadi yang bertanggungjawab adalah pribadi yang mau menggunakan kesempatan yang diberikan Allah dengan cara berbagi.<br /><br />Jumat 26 Februari 2010 <br /><br />Pemberian diri Total<br />Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan. (Ibrani 3:6)<br /><br />Yesus menganggap penting memperhatikan kesesuaian antara perkataan dan perbuatan antara yang luar dan dalam yang lahir dan batin. Yesus tahu tentang bahaya kepemimpinan yang bersifat NATO (no action talk only), yang tanpa moral, tanpa etika, yang penuh kepura-puraan, kemunafikan dengan motivasi untuk merebut simpati dan dukungan demi sebuah kepentingan. Yesus sendiri menggembalakan, memimpin, menuntun orang melalui pemberian diri total, pelayananan penuh kerendahan hati, tanpa skandal apalagi kemunafikan dan tipu daya. <br /><br />Sabtu 27 Februari 2010 <br /><br />Kesepian dan Keterasingan<br />Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini. (Yesaya 9:6)<br /><br />Di sekitar kita begitu banyak orang yang lelah, capai dan lapar. Banyak orang lelah oleh beban kehidupan. Banyak orang lapar karena miskin tidak punya pekerjaan dan pengharapan. Banyak juga orang kaya yang serba kecukupan, berkelimpahan secara materi namun miskin kegembiraan dan kebahagiaan karena mereka mengalami kesepian dan keterasingan diri. Bisakah kita membagi perhatian dan kegembiraan kita kepada mereka yang miskin rohani?<br /><br />Minggu 28 Februari 2010 <br />(Nehemia 9:31)<br /><br />Biarlah Tuhan yang Tahu<br />Tetapi karena kasih sayang-Mu yang besar Engkau tidak membinasakan mereka sama sekali dan tidak meninggalkan mereka, karena Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang. <br />Yesus mengajak kita untuk menjadi orang yang rendah hati, walaupun karya kita besar, perbuatan kita pada orang lain juga baik, kita sering membantu orang, walaupun studi dan usaha kita sukses, tetapi tidak perlu semua orang tahu. Biarlah Tuhan yang tahu. Saya lebih senang melihat orang yang mau memberi beasiswa kepada orang yang tidak mampu, tanpa perlu diketahui banyak orang. Memberi bantuan sosial secara tersembunyi. Bapamu yang melihat tersembunyi akan membalaskan-Nya kepadamu.<br /><br />By: Pdt.Maruasas S.P Nainggolan<br />-Sekhus Kadep Diakonia HKBP-<br />(maruasasnainggolan.blogspot.com)hkbp diakoniahttp://www.blogger.com/profile/12203144923150984149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7948349613104869894.post-3030596454733767722010-01-21T20:03:00.000-08:002010-01-21T20:06:37.560-08:00Renungan Diakonia HKBPBias Cahaya Kehidupan<br /> Januari 2010<br /><br />“Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik, sebab aku percaya kepada perintah-perintah-Mu.” <br />(Mazmur 119:66) <br />Jumat 01 Januari 2010<br /><br />Yang Dikehendaki Allah<br />Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, -- yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota -- menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih. (Efesus 4:16)<br /><br />Mengucap syukur dalam segala hal, itulah yang dikehendaki Allah kepada kita di dalam Kristus Yesus. Tanda kedalaman iman seseorang terlihat dari seberapa banyak orang bersyukur atas segala karunia-Nya. Kadang Tuhan memberi kesulitan agar kita kuat. Kadang Tuhan meminta kita menunggu agar kita menjadi orang yang sabar. Kadang Tuhan membiarkan kita jatuh agar kita belajar bangun dengan penuh percaya diri. Apapun yang terjadi kita bersyukur atas segala karunia-Nya.<br /><br />Sabtu 02 Januari 2010<br /><br />Menunda berarti Sia-sia<br />Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, <br />maka Aku pun bekerja juga." <br />(Yohanes 5:17)<br /><br />Saudara yang terkasih sudah saatnya untuk bangun dan bangkit. Tekat, niat, ikrar dan janji untuk untuk hidup dalam cinta dan kebaikan sering tidak menjadi kenyataan. Kita lebih suka menunda-nunda. Janji bisa tinggal janji, ikrar mudah pudar dan niat hilang dengan cepat karena tidak segera dilakukan. Sekarang saat mengucapkan suatu keinginan adalah saat yang paling tepat untuk segera memulai. Menunda hanyalah cara untuk menjadikan semuanya bisa sia-sia.<br /><br /><br />Minggu 03 Januari 2010<br /><br />Di Mulut dan Hati<br />Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah <br />dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? <br />(1 Korintus 3:16)<br /><br />Firman Tuhan dekat dengan kita, yakni di dalam mulut dan di dalam hati. Tuhan bersama dengan kita. Marilah kita pakai mulut dan hati kita dengan sebaik-baiknya agar kemulian-Nya sampai kepada siapa saja melalui kita. Bukan hanya hati dan mulut, tetapi di seluruh Tubuh kita, Tuhan ada. Kita adalah Bait Allah, Roh Allah berdiam di dalam diri kita. Tuhan mengutus kita ke dunia ini, agar di mana pun kita berada tetap menjadi berkat bagi semua orang. <br /><br />Senin 04 Januari 2010<br /><br />Menabur akan Menuai<br />Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. (Matius 7:24)<br /><br />Barang siapa menabur akan menuai. Untuk setiap hal yang dilakukan manusia selalu ada pertanggungjawabannya. Segala hal yang baik maupun buruk yang dilakukan oleh manusia tiada sesuatu yang tersembunyi bagi Allah. Karena itu berbahagialah mereka yang selalu berusaha berbuat baik, karena Tuhan akan memberikan karunia hidup kekal. Demikian juga sadarlah semua orang yang berbuat kejahatan sebelum Allah menjatuhkan hukuman atas kita.<br /><br />Selasa 05 Januari 2010<br /><br />Meneguhkan Hati Yang Lemah<br />Kata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. (Matius 21:42)<br /><br />Janganlah tiap-tiap orang memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Tidak seorangpun bisa hidup sendirian. Sebagai garam hendaknyalah kita lebih berasa. Sebagai ragi hendaknya kita memiliki mutu yang baik. Sebagai cahaya hendaknya kita semakin bersinar. Apa artinya kebaikan bila kita tidak sumbangkan. Apa artinya kelebihan bila kita tidak salurkan kepada sesama. Apa artinya kepandaian bila tidak kita pakai untuk kemajuan sesama. Apa artinya hikmat kebijaksanaan jika tidak meneguhkan hati yang lemah. <br /><br />Rabu 06 Januari 2010<br /><br />Pengharapan yang Dijanjikan<br />Sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: "Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh: Siapa yang percaya, tidak akan gelisah! (Yesaya 28:16)<br /><br />Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Iman adalah keyakinan. Orang disebut beriman kalau dia mempercayai apa yang menjadi keyakinannya. Iman seseorang mempengaruhi pola pikir dan cara bertindaknya. Iman itu menjadi pegangan dalam keyakinan akan hidup di masa depan dengan segala pengharapan yang dijanjikan termasuk untuk hal-hal yang tidak bisa diterangkan dengan akal pikiran. <br /><br />Kamis 07 Januari 2010<br /><br />Hati tanpa Kepalsuan<br />Dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, <br />dan batu karang itu ialah Kristus. 1 Korintus 10:4<br /><br />Hidup semakin baik dan berusaha menjadi suci harus dimiliki setiap orang yang ingin meraih kebahagian surgawi. Kebaikan dan kesucian itu hanya bisa diukur dengan hati nurani yang murni. Kesaksian hidup yang baik mengalir dari hati yang baik tanpa kepalsuan, kemunafikan dan kebohongan. Hati penuh duri hanya menyakiti dan melukai hati banyak orang. Dan kita memperolehnya dengan minum dari batu karang rohani yang adalah Yesus Kristus. <br /><br />Jumat 08 Januari 2010<br /><br />Kenakalan yang Ditolerir<br />Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus <br />dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku <br />dan alam maut tidak akan menguasainya. (Matius 16:18)<br /><br />Dimanapun yang namanya anak nakal itu sudah umum. Tetapi kenakalan anak-anak dapat ditolerir karena ketidaktahuan mereka. Mereka nakal tetapi tidak pernah mendendam. Orang tua tidak pernah dikatakan nakal karena mereka sudah bisa mempertanggungjawabkan apa yang dilakukannya. Kenakalan orangtua mengarah pada kejahatan. Karena itu sebagai orangtua kita harus lebih hati-hati dalam apa saja terutama berani menjadi dewasa dalam bersikap, sepertu harapan Yesus kepada Petrus dalam perikop ini.<br /><br />Sabtu 09 Januari 2010<br /><br />Kasih yang Mengubah<br />Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus." (Kisah Para Rasul 2:36)<br /><br />Kasih Kristus mengubah dan membentuk kita melalui pencobaan-pencobaan dan pernderitaan-penderitaan yang terjadi dalam hidup kita, supaya kita menjadi indah dan kuat dalam menjalani kehidupan kita. Banyak yang membuat hati kita jengkel, baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Janganlah mengeluh. Teriumalah itu sebagai rahmat dan anugerah Tuhan untuk menyucikan, menguduskan, dan memurnikan hidup kita. Betapa besar kasih Yesus kepada kita. Dia datang ke dunia hanya untuk menebus dosa kita. Dia memberikan seluruh hidupnya kepada kita dan memberikan Tubuh dan darah-Nya agar kita selamat.<br /><br /><br />Minggu 10 Januari 2010<br /><br />Gila Hormat<br />Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."<br />(Matius 12:50)<br /><br />Janganlah sekali-kali kita gila hormat. Orang gila adalah orang yang tidak lagi memiliki kesadaran diri. Zaman ini banyak orang yang tidak menyadari akan banyaknya pengaruh yang membuat lupa diri. Semakin banyak orang memuja dirinya semakin banyak orang suka berbangga diri. Semakin banyak orang memuji dirinya semakin banyak orang menjadi tinggi hati. Kita harus ingat, bahwa Kerajaan Allah diperuntukkan bagi orang yang sederhana dan rendah hati.<br /><br />Senin 11 Januari 2010<br /><br />Fondasi yang Kuat<br />Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. (1 Petrus 2:5)<br /><br />Tuhan mengharapkan kita agar selalu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia. Fondasi yang kuat adalah landasan yang baik untuk suatu bangunan. Bangunan hidup kita bisa kuat, bila Kristus menjadi landasan hidup kita. Badai cobaan hidup ini tidak akan mampu menggoyahkan hidup kita bila Kristus selalu menjadi pegangan kita. Di dalam Dia kita teguh dan selalu berlimpah rasa syukur kita kepada-Nya. <br /><br />Selasa 12 Januari 2010<br /><br />Mumulai jauh lebih gampang<br />Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. (Roma 8:29)<br /><br />Memulai jauh lebih gampang daripada mengakhiri, seorang pelayan sejati memiliki kemauan yang kuat untuk menyelesaikan segala pekerjaan sampai tuntas apapun resiko dan kesulitan yang dihadapi. Sebelum sampai titik akhir atau garis finis tidak dikenal kata menyerah. Berjuang dengan segala daya upaya, rela menderita dan sengsara berani mengorbankan nyawa demi Injil kasih karunia Allah adalah tekat kita semua. Karena kita yang sudah dipilihnya serupa dan segambar dengan-Nya. <br /><br />Rabu 13 Januari 2010<br /><br />Merindukan Tuhan<br />Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?" (Lukas 2:49)<br /><br />Yesus senang tinggal dalam hati yang merindukan Dia. Apalagi kalau hati kita bersih, tidak lekat dengan keinginan-keinginan duniawi dan segala bentuk dosa lainnya. Hati kita diciptakan untuk mencintai Tuhan dan untuk tempat Tuhan bertakhta. Tetapi dalam kenyataannya hati kita penuh dengan keinginan duniawi yang tidak mengarah kepada Tuhan. Tuhan sangat mengasihi kita, Dia ingin kita bahagia dan selamat. Setiap saat Dia menanti kedatangan kita dalam doa dan mengampuni dosa-dosa kita jika kita bertobat.<br /><br /><br />Kamis 14 Januari 2010<br /><br />Turut Menderita<br />Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara, (Ibrani 2:11)<br /><br />Jika satu anggota menderita seharusnya semua angota harus turut menderita, sebaliknya jika satu anggota dihormati semuanya juga dihormati. Gereja sering menyebut dirinya “communion” atau persekutuan paguyuban. Di dalam gereja semangat bela rasa mesti selalu di kembangkan. Kegembiraan dan harapan duka dan kecemasan dunia adalah kegembiraan dan harapan duka dan kecemasan murid-murid Kristus juga. Jangan hanya diam dan tidak peduli ketika salah satu gereja HKBP kita di daerah Cinere tidak diijinkan berdiri oleh penduduk setempat. <br /><br />Jumat 15 Januari 2010<br /><br />Tidak akan Goyah<br />Aku akan menciptakan puji-pujian. Damai, damai sejahtera bagi mereka yang jauh dan bagi mereka yang dekat -- firman TUHAN – <br />Aku akan menyembuhkan dia! (Yesaya 57:19)<br /><br />Saudara-saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus, tetaplah setia dan berdiri teguh, jangan goyah, dan tetaplah giat dalam pekerjaan Tuhan. Tidak ada kesulitan yang tidak bisa dipecahkan. Tidak ada rintangan yang tidak bisa diatasi. Tidak ada pertengkaran yang tidak bisa didamaikan. Setiap murid Kristus selalu optimis di dalam cara pandang hidupnya. Mantap tidak goyah, tetap dalam pendirian teguh hendaknya selalu dimiliki kita semua sebagi murid-murid Kristus. <br /><br />Sabtu 16 Januari 2010<br />Hati perlu Dilatih<br />Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, (Filipi 3:20)<br /><br />Janganlah hati kita dipenuhi dengan segala keinginan nafsu yang tidak terkontrol. Ingatlah hidup kita tidak hanya di dunia saja, masih ada hidup yang lebih membahagiakan yaitu hidup bersama Allah kelak di surga. Banyak cara iblis untuk membuat kita jatuh dalam dosa, namun Yesus mengalahkannya dan menyelamatkan kita. Datanglah pada Yesus maka kita akan diselamatkan. Hati kita perlu dilatih terus untuk mencintai Allah. Bila hati kita tidak terarah pada Allah, dia akan terarah pada materialistis. <br /><br /><br />Minggu 17 Januari 2010<br /><br />Kecantikan akan Lenyap<br />Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. (Yohanes 17:23)<br /><br />Kecantikan dan keindahan akan lenyap tetapi kecantikan hati dan keindahan jiwa akan tetap abadi dihadapan Tuhan. Kita sama-sama berjuang untuk lebih sungguh-sungguh lebih mencintai Allah daripada mencintai dunia dan apapun yang kita miliki. Sebab selain Allah tidak ada yang membahagiakan dan memuaskan hati kita. Jangan menaruh harapan pada manusia, jangan pula bersandar pada kekayaan. Apabila hartamu bertambah janganlah hatimu lekat padanya. Hanya Tuhan saja sandaran hidup kita.<br /><br />Senin 18 Januari 2010<br /><br />Membangkitkan Semangat<br />Satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu. (Efesus 4:4)<br /><br />Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan yang baik. Sebagaimana laut mengenal pasang surut, kondisi mental kita terkadang seperti itu. Oleh karena itu macam-macam hal kadang kita bersemangat, waktu lain kita merasa lowo. Untuk cepat bangkit rasanya seperti tidak mampu. Dalam saat-saat ketidakberdayaan itu kita sungguh membutuhkan orang lain untuk membantu menyemangati kita. Hal yang sama tentu juga dialami orang lain. Kepada sahabat, keluarga dan semua orang kita harus membangkitkan semangat mereka. <br /><br />Selasa 19 Januari 2010<br /><br />Mendatangkan Damai<br />Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun. (Roma 14:19)<br /><br />Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dikatakan hari ini. Menunda-nunda pekerjaan baik adalah sahabat kemalasan. Penyakit itu juga sering kita alami. Bila ada teman yang berbuat kesalahan sebaiknya jangan menunda-nunda untuk mengingatkan. Semakin cepat tahu akan kesalahannya semakin cepat menemukan akar kesalahannya. Dari situ, untuk membuat perbaikan lebih mudah daripada sudah lewat cukup lama. Kesalahan seseorang hari ini lebih baik diberitahukan hari ini.<br /><br />Rabu 20 Januari 2010<br /><br />Gong yang Berkumandang<br />Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorang pun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia. (1 Korintus 14:2)<br /><br />Jangan lupa dengan Firman Tuhan yang mengatakan,”Sekalipun kita dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat tetapi jika kita tidak mempunyai kasih sama saja dengan gong yang berkumandang” Kasih adalah keutamaan pertama dalam hidup Kristiani. Dalam kasih ada pengorbanan, kerendahan hati, kesabaran, kelembutan. Kasih Tuhan Yesus mau mengorbankan diri-Nya sebagai tebusan atas dosa-dosa kita. Karena kasih kita diangkat sebagai Anak Allah.<br /><br />Kamis 21 Januari 2010<br /><br />Allah ada di mana-mana<br />Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua <br />adalah satu di dalam Kristus Yesus. (Galatia 3:28)<br /><br />Tak seorangpun di antara kita dapat luput dari sakit hati dan rasa cemburu, bila ada orang di sekitar kita lebih dicintai dan lebih diberkati dengan kekayaan, bakat dan karunia lain. Ingatlah, semua yang kita miliki adalah milik Tuhan dan kita harus menggunakannya secara baik dan bertanggungjawab. Allah hadir di mana-mana, tetapi secara istimewa Dia hadir dalam hidup kita. Hati kita adalah kenisah Allah, bait Roh Kudus, tempat kediaman Allah. Karena itu jangan nodai hati kita dengan dosa. <br /><br /><br />Jumat 22 Januari 2010<br /><br />Mengobarkan Karunia Allah<br />Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. (Kisah Para Rasul 4:32)<br /><br />Allah memperingatkan kita untuk mengobarkan karunia Allah yang ada pada kita terhadap semua orang. Setiap orang diberi karunia Allah yang berbeda-beda. Ada yang pintar berbicara ada yang mahir mengajar ada yang memiliki suara yang merdu ada yang pandai humor dan macam-macam karunia yang lain pada diri masing-masing orang. Karunia Tuhan itu sudah semestinya dikembangkan setiap orang agar bisa menjadi berkat bagi orang lain. Mengembangkan karunia yang dimiliki bisa menjadi tanda syukur kepada-Nya. <br /><br />Sabtu 23 Januari 2010<br /><br />Memotivasi Sesama<br />Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk <br />dalam kumpulan pencemooh,<br />(Mazmur 1:1)<br /><br />Hindarilah omongan yang kosong dan yang tidak suci yang hanya menambah kefasikan. Melalui lidah, kita bisa memuji kebesaran nama Tuhan. Sebaliknya melalui lidah juga, kita bisa mengumbar banyak kata yang menghina Tuhan dan merugikan sesama. Orang yang bijak tidak sembarangan bicara tetapi hati-hati dalan bertutur kata. Mari kita gunakan mulut dengan baik, dab berusaha memotivasi sesama kita agar selalu bersemangat di dalam perjuangan hidup ini. <br /><br /><br />Minggu 24 Januari 2010<br /><br />Segenap Hati, Jiwa dan Kekuatan<br />Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.<br />(Ulangan 6:5)<br /><br />Seorang Hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Semua orang Kristiani mengemban tugas untuk mewartakan kabar gembira. Namanya kabar gembira mesti diwartakan dengan penuh kegembiraan. Murah senyum ramah bersahabat, penuh cinta kasih, adalah cara sederhana memberi kesaksian dan menghayati kabar gembira dan mewartakan kepada yang lain. Tidak mungkin mewartakan kabar gembira dengan wajah yang cemberut.<br /><br />Senin 25 Januari 2010<br /><br />Berbuat yang Tidak Umum<br />Katamu: Pengajaranku murni, dan aku bersih di mata-Mu. (Ayub 11:4)<br /><br />Kalau kamu di maki, berkatilah dia. Kalau kamu dianiaya, tetaplah sabarlah. Kalau kamu difitnah tetaplah jawab dengan ramah. Bila ada orang yang membalas kejahatan dengan kejahatan itu pertanda bahwa orang itu belum mengenal Yesus Kristus dengan sungguh-sungguh. Menjadi rasul Kristus berarti berani berbuat yang tidak umum dilakukan oleh kebanyakan orang, yang tetap mencintai meski dibenci, yang selalu mengampuni bila disakiti, yang terus mendoakan saat dikutuk, yang tetap melayani meski disingkirkan.<br /><br />Selasa 26 Januari 2010<br /><br />Berbalik dari Kesalahan<br />Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan tidak terdapat pada bibirnya. Dalam damai sejahtera dan kejujuran ia mengikuti Aku dan banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan<br />(Maleakhi 2:6)<br /><br />Dari kesalahan kita bisa belajar kebenaran. Dari kegagalan kita bisa belajar keberhasilan. Kesalahan, kegagalan, kebenaran dan keberhasilan, kita bisa belajar untuk lebih arif dan bijaksana. Tuhan mendidik kita melalui pergulatan hidup kita sehari-hari. Tuhan ingin agar kita berani meninggalkan segala kejahatan dan mengembangkan segala kebaikan melalui hal-hal yang paling mendasar dalam hidup ini baik tentang keadilan maupun peribadatan.<br /><br />Rabu 27 Januari 2010<br /><br />Tangan-tangan Tuhan<br />Salah seorang imam yang telah mereka angkut dari Samaria ke dalam pembuangan pergi dan diam di Betel. Ia mengajarkan kepada mereka bagaimana seharusnya berbakti kepada TUHAN. (2 Raja-raja 17:28)<br /><br />Kita adalah kawan sekerja Allah. Tuhan ingin agar kita hidup bahagia. Itulah pekerjaan Tuhan. Untuk sampai pada cita-cita itu Tuhan membutuhkan kesedian orang-orang yang mau membantu pekerjaan baik-Nya itu. Tuhan membutuhkan rasul dan murid yang siap diutus membagikan berkat kebaikan sesuai dengan talenta dan kemampuannya. Mari kita menjadi tangan-tangan Tuhan.<br /><br />Kamis 28 Januari 2010<br /><br />Salib bukan Hukuman<br />Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya <br />oleh penyataan Yesus Kristus. (Galatia 1:12)<br /><br />Salib merupakan hukuman bagi orang yang berbuat kejahatan besar. Bila memacu pemahaman itu, orang memahami Yesus dihukum karena membuat kejahatan besar. Namun tidak begitu sebenarnya yang terjadi. Yesus setia pada perutusan Bapa hingga Dia rela menderita di salib sampai mati. Karena cinta kepada kita, Ia melakukan segalanya.Karena Salib Yesus kita diselamatkan. Di dalam salib kita memilki pengharapan akan kebangkitan.<br /><br />Jumat 29 Januari 2010<br /><br />Pengajaran yang Benar<br />Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu -- dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta -- dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia. (1 Yohanes 2:27)<br /><br />Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga. Kereta apai yang baik akan sampai ketempat tujuan bila melalui rel yang benar. Pelari yang mencuri start bisa terkena diskualifikasi. Orang yang mau hidup seenaknya dan tidak mau mematuhi peraturan bisa terkena sanksi. Segala tujuan yang baik perlu dilakukan dengan jalan yang baik pula. Meraih kebahagiaan kekal di surga harus diupayakan dengan tindakan perbuatan yang benar dan baik.<br /><br />Sabtu 30 Januari 2010<br /><br />Majikan yang Utama<br />Kepada saudara-saudara yang kudus dan yang percaya dalam Kristus di Kolose. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, menyertai kamu. (Kolose 1:2)<br /><br />Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian dia berkenan kepada komandannya. Pelayan yang baik adalah pelayan yang setia kepada majikannya. Majikan utama kita adalah Tuhan. Bila kita ingin berkenan kepada Tuhan sudah sepatutnya kita melakukan yang terbaik bagi-Nya dan berani mengesampingkan kepentingan-kepentingan pribadi kita. Tuhan ingin agar kita hidup penuh dengan cinta kasih. <br /><br />Minggu 31 Januari 2010<br />Memikul Salib dengan Baik<br />Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, <br />berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!<br />(Mazmur 128:1-6)<br /><br />“Hidup adalah perjalanan yang harus diselesaikan”, begitulah sebuah tulisan yang pernah saya baca dalam sebuah buku. Alangkah lebih baik dan indahnya tulisan itu bila disambung dengan kata “dengan baik”. Pekerjaan yang kita hadapi bukan hanya kita kerjakan sampai selesai, tapi harus kita kerjakan sampai selesai dan dengan baik. Komitmen kita di dalam memegang iman dengan segala konsekuensinya termasuk memikul salib harus kita selesaikan dengan baik. <br /><br />By: Pdt.Maruasas<br />Sekhus Kadep Diakoniahkbp diakoniahttp://www.blogger.com/profile/12203144923150984149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7948349613104869894.post-56837945499869825542009-12-03T20:48:00.000-08:002009-12-03T20:53:34.382-08:00"LAPORAN KEGIATAN DIAKONIA 2009"LAPORAN KEGIATAN DIAKONIA 2009<br />oleh: Kepala Departemen Diakonia HKBP Pdt.Nelson Siregar<br /><br />I.Pengantar<br /><br />Puji syukur dan hormat kepada Tuhan Raja Gereja yang memberikan tahun 2009 ini menjadi Tahun Diakonia sebagai lanjutan dari tahun Koinonia dan tahun Marturia menjelang persiapan Jubileum HKBP 2011 yang akan datang. Kita juga bersyukur kepada Tuhan, karena Tuhan melindungi ( manangannangan ) Ephorus HKBP, Ompu boru, dan 2 orang anak asuhnya dari musibah pada waktu yang lalu.<br /><br />Dalam arahan ompui Ephorus HKBP Pdt. Dr. Bonar Napitupulu, baik dalam kotbah awal tahun sebagaimana dapat dibaca dalam Almanak HKBP tahun 2009, maupun terlebih dalam kata sambutan buku panduan tahun diakonia HKBP dengan jelas menyatakan bahwa :“Kami percaya dan berharap buku panduan ini akan memandu kita, dari mulai jemaat lokal hingga tingkat Pusat HKBP dan semua unit pelayanan yang menjalankan program pelayanan diakonia dalam tahun Diakonia ini. Semua Program dalam tahun diakonia ini bukan untuk membawa HKBP berdiakonia untuk tahun ini saja, tetapi membawa HKBP untuk selamanya melakukan pelayanan Holistik, menjadi dewasa berkoinonia, bermarturia dan berdiakonia. HKBP menjadi gereja yang semakin hangat karena persekutuan. Gereja yang semakin berakar karena pemuridan. Gereja yang semakin kuat karena ibadah. Gereja yang semakin luas karena pelayanan. Gereja yang semakin bertumbuh karena evangelisasi”,(baca: buku panduan hal 4). <br /><br />Dengan demikian gerakan pelayanan diakonia HKBP ke depan membutuhkan penataan yang serius secara holistik dalam kaitannya yang tidak terpisahkan dengan Koinonia dan Marturia. Juga perlu dijamin kesinambungan dan keberkelanjutan pelayanannya melalui upaya mewujudkan program diakonia yang dapat ditingkatkan, dikerjasamakan dengan unit pelayanan lainnya dan terbuka untuk diperbaharui sampai akhirnya HKBP dapat menjadi gereja yang inklusif, dialogis dan transparan, menjadi garam dan terang di tengah masyarakat, bangsa dan dunia.<br /><br />Sepanjang satu tahun ini berbagai kegiatan tahun diakonia nampaknya telah banyak mewarnai pelayanan HKBP di semua aras kehidupan berjemaat dan bermasyarakat, baik dalam kehidupan jemaat dan pelayan di aras tiap-tiap huria, resort, distrik dan hatopan. Dari semua kegiatan itu tentu membutuhkan liputan kegiatan secara detail. Karena itu sangat diharapkan informasi dari setiap jemaat, resort yang dikordinasi di aras distrik, untuk kemudian dapat menjadi acuan, kajian kita bersama dan hatopan (departemen diakonia ) untuk pelayanan lanjutan ke depan.<br /><br />Berhubung karena belum ada pertemuan antar kabid. diakonia dan Para Praeses se-HKBP untuk membagi urun kegiatan pelayanan yang dilakukan baik sesuai acuan buku panduan dan atau barangkali berbagai kegiatan temuan yang diunggulkan oleh masing-masing distrik, maka dalam informasi ini kami hanya dapat urun informasi sebatas yang dapat disampaikan, itupun sepintas saja dari yang turut kami saksikan dan dihadiri oleh Ephorus, pimpinan HKBP dan oleh kami dari departemen diakonia saja, serta beberapa informasi yang kami liput dari informasi para Praeses dan Pendeta resort atau jemaat yang kami lakukan secara beraturan melalui sms.<br /><br />Sistematika informasi ini dapat diurai dengan poin yang perlu diketengahkan, yakni meliputi kegiatan :<br />1. Pencanangan tahun diakonia, <br />2. Sosialisasi tahun diakonia di berbagai distrik dan wilayah<br />3. Partisipasi unit pelayanan diakonia merayakan tahun diakonia<br />4. Beberapa catatan indikator capaian target tahun diakonia sesuai buku panduan.<br />5. Proposal tindak lanjut<br />6. Penutup<br /><br />II. Pencanangan Tahun Diakonia<br /><br />Seyogianya pencanangan tahun diakonia diharapkan dapat disesuaikan dengan jadwal perayaan Jubileum 175 tahun Nommensen pada tanggal 15 Februari 2009 . Karena berbagai pertimbangan dari Panitia tahun diakonia yang dibentuk oleh Ompui Ephorus HKBP yang diketuai oleh Dr. R.E. Nainggolan, maka ahirnya diundur menjadi tanggal 19 April 2009. Pencanangan tahun diakonia ini dipimpin oleh Ompui Ephorus HKBP dihadiri oleh dua orang cicit Nommensen yang diadakan di Hall T.D. Pardede Medan. <br /><br />Dalam menyambut perayaan pencanangan tahun diakonia telah dilakukan beberapa kegiatan yang penting. Pertama, untuk memperingati Jubileum 175 tahun DR. I.L. Nommensen dalam tahun ini tetap dilakukan dengan memberi kegiatan terhadap pemuda HKBP untuk melakukan Napak Tilas. Ephorus HKBP, selain telah menentukan Panitia Pusat juga telah diberi kesempatan pada warga HKBP dari Jakarta untuk turut memfasilitasi kegiatan Napak Tilas ini, yakni yang berhimpun dalam lembaga Gema Kryasa yang dipimpin oleh bapak Ir. Hendriks Silitonga. <br /><br />Ada 4 kelompok Napak Tilas yang ditetapkan yang berlangsung dari tanggal 4-5 Februari 2009 dan pembagian itu disesuaikan dengan komitmen mengikuti jalur perjalanan Nommensen.<br /> <br />1.Kontingen dari arah Barus berjalan kaki menuju Tarutung melalui jalur jalan raya Sibolga, Lobu Pining dan terahir di Pearaja. Kontingen Napak Tilas ini diikuti 50 orang pemuda inti yang dipilih oleh panitia dari berbagai distrik, STT dan sekolah Diakones, Bibelvrow. Kemudian ratusan pemuda/i distrik Sibolga disetiap resort menyambut dan mengantarkannya mereka silih berganti. Praeses Distrik Sibolga dan Distrik Silindung sangat berperan aktif untuk memfasilitasi perjalanan Napak Tilas ini. Mereka diterima oleh Praeses Silindung dan pimpinan HKBP di Pearaja Tarutung.<br /><br />2.Kontingen dari arah Sipirok ke Pearaja melalui perjalanan Napak Tilas Parausorat, Bungabondar, Sipirok, Sarula, Pearaja. Kontingen ini juga diiukuti 50 orang pemuda inti dari berbagai distrik dan unit parsamean HKBP. Napak Tilas ini diikuti oleh Praeses Tapsel dan disambut di Tarutung oleh Pimpinan HKBP dan Praeses Distrik Silindung.<br /><br />3.Kontingen dari arah Samosir ke Pearaja, Melalui jalur Pangururan, menyeberang ke Muara dan berjalan kaki sampai ke Pearaja. Napak Tilas secara meriah diikuti oleh Bupati Samosir beserta seluruh jajarannya dan Praeses serta para Pendeta distrik Samosir. Seperti yang lain juga di beberapa resort selalu dijemput dan diantar oleh muda mudi gereja setempat sampai ahirnya dilepas pemuda inti tim napak tilas dari Nainggolan ke Muara. Di Muara, Praeses, para Pendeta dan pemuda/i distrik Humbang Habinsaran menerima kontingen tersebut dan menghantar mereka sampai ke pearaja.<br /><br />4.Kontingen dari arah Sigumpar ke Pearaja melalui jalur Balige –Siborongborong. Kontingen ini diberangkatkan oleh Praeses distrik Toba dan disambut juga oleh distrik Toba hasundutan dan distrik Humbang Habinsaran.<br /> <br />Tanggal 5 Februari 2009 sore hari seluruh peserta diterima Panitia bersama dengan Pimpinan HKBP di Pearaja. Selain masing-masing kontingen menyampaikan berbagai kesan dan pesan, keluhan serta hal-hal yang menggugah hati, mereka juga akhirnya tiba pada suatu kesimpulan, bahwa medan pelayanan yang dilalui para Missionar dapat dibayangkan pasti jauh dan lebih berat. Namun juga disadari bahwa masalah kemiskinan dan keterbelakangan serta kebodohan tetap masih menjadi tugas berat yang harus dilayani oleh gereja HKBP sampai sekarang. Kegiatan ini dilanjutkan dengan ibadah perayaan bersama dan melakukan perjalanan kembali dari gereja Huta Dame menuju lapangan stadion Tarutung. Tanggal 6 Februari 2009 kembali diadakan kebaktian raya pemuda di Sipoholon yang diawali dengan penanaman pohon. .<br /><br />Kedua, selain dari napak tilas ini Panitia Pencanangan tahun diakonia yang diketuai oleh Dr. R.E Nainggolan ini juga telah mengadakan aneka kegiatan lainnya, yakni :<br /><br />1.Dalam rangka memeriahkan pencanangan tahun diakonia, Panitia telah melakukan sosialisasi program mereka ke distrik-distrik HKBP di Sumatera Utara.<br /><br />2.Tanggal 16 April telah diadakan seminar sehari yang mengundang seluruh tokoh gereja dan tokoh masyarakat di Sumatera Utara (communio sanctorum ) yang key note speaker pada seminar sehari itu adalah Ephorus HKBP. Turut pembicara diundang Bapak Gubernur Sumatera Utara dan pembicara lainnya. Ada beberapa catatan yang diharapkan dapat diwujudkan warga dan gereja HKBP ke depan, yakni perlunya seluruh warga HKBP turut aktif mempersiapkan diri mewujudkan lingkungan pargodungan gereja yang teduh, nyaman dan memulihkan kembali konsep pargodungan yang sudah digagas Nommensen. Sehingga di mana ada gereja di situ ada sekolah, ada klinik, ada percontohan inspirasi pembaharuan terhadap jemaat, ada program untuk menanam pohon agar pekarangan gereja menjadi rujukan tempat yang teduh dan disenangi masyarakat. Tentu kajian ini dapat disesuaikan dengan konteks masing-masing gereja. Juga diharapkan ke depan bahwa warga jemaat HKBP dapat diajak turut serta mempersiapkan diri memasuki dan paska Jubileum 150 tahun HKBP, sehingga terwujud kenyataan gereja HKBP menjadi gereja yang inklusif, transparan dan dialogis sesuai dengan visi HKBP.<br /><br />3.Tanggal 17 telah diadakan secara serentak di seluruh gereja HKBP di Distrik Medan dan secara simbolis telah diadakan penanaman pohon oleh pimpinan HKBP, Panitia pencanangan tahun diakonia serta para Praeses di kompleks Universitas HKBP Nommensen.<br /> <br />4.Selama bulan Maret dan April 2009, Panitia pencanangan Tahun diakonia telah mengadakan pengobatan gratis kurang lebih 3 kali di 3 wilayah di Medan dan sekitarnya, kepada jemaat HKBP dan seluruh warga masyarakat yang tertarik untuk itu. Pelayanan ini melibatkan para dokter HKBP yang diketuai oleh Dr. Bettin Marpaung. Selain pengobatan gratis juga diadakan kegiatan donor darah.<br /><br />5.Pada tanggal 18 April juga telah diadakan festival koor pilihan lagu mars tahun Diakonia yang dikarang oleh Bapak Nortir Simanungkalit yang diselenggarakan di Hall T.D.Pardede Medan.<br /><br />6.Dapat ditambahkan bahwa segera seusai pesta perayaan pencanangan Tahun diakonia, Panitia juga sudah melakukan acara pembubaran tanggal 26 Mei 2009 di gedung serbaguna Gereja HKBP Jl. Sudirman, sekaligus menyerahkan sisa hasil perayaan ke Kantor Pusat sebesar Rp. 300.000.000,- (terbilang: tiga ratus juta rupiah)<br /><br />III. Sosialisasi Tahun Diakonia<br /><br />Setelah buku panduan disusun dan untuk mensosialisasikannya, maka berbagai dinamika telah terjadi. Pada saat rapat Praeses di Tretes telah diadakan upaya penjelasan dan pemantapan kepada para Praeses, dengan demikian diharapkan sosialisasi telah dapat ditularkan di masing-masing distrik. Sejak digulirkannya buku panduan di awal Januari 2009 hampir semua distrik telah menerima dan melakukan sosialisasi tahun diakonia, baik dengan cara menghadirkan Ephorus HKBP serta pimpinan lainnya , maupun atas inisiatif masing-masing praeses mengundang tokoh warga jemaat dan pembicara lainnya. <br /><br />Ada juga distrik yang memadukan sosialisasi tahun diakonia, sekaligus disambung dengan peresmian beberapa kegiatan konkrit diakonia serta pelantikan beberapa pengurus tahun diakonia dan proyek khusus . Ada juga distrik selain melakukan sosialisasi dilanjutkan juga dengan Pesta Perayaan tahun diakonia bekerjasama dengan Pemda setempat. <br /><br />Selain di aras distrik juga beberapa Praeses telah menggagas kesempatan sosialisasi tahun diakonia di berbagai wilayah seperti di Lampung, Bengkulu, dll. Di beberapa distrik juga ada berbagai resort yang melakukan sosialisasi dengan mengundang Praeses bersama dengan kadep diakonia. <br /><br />Dinamika sosialisasi ini dilakukan beberapa Praeses dengan menyesuaikan jadwal perayaan awal tahun/bona taon , ada sesuai Rapat awal tahunan , ada juga dengan jadwal ketika Rapat Pendeta , bahkan ada pula dilakukan ketika sermon, seminar bersama dengan para Penatua gereja . Seluruh dinamika tersebut telah menghasilkan aneka capaian target, baik sesuai dengan anjuran buku panduan, maupun sebahagian ada temuan program baru yang muncul dari pergumulan masing-masing distrik dan resort. . <br /><br />Di beberapa distrik bahkan sudah ada pula evaluasi dan rencana pemaantapan pelayanan diakonia berkelanjutan, di Sinode distrik, baik bagi para pelayan maupun juga kepada para Penatua gereja. Diharapkan dari informasi dan sharing masing-masing distrik dapat memperkaya informasi keseluruhan dinamika tahun diakonia ini. Itu sebabnya informasi ini masih perlu menunggu hasil pertemuan seluruh Kabid Diakonia dan Para Praeses diakhir bulan Nopember ini.<br /><br />Selain sosialisasi di Distrik dan resort, juga telah diadakan sosialisasi di unit parsamean dan unit pelayanan diakonia lainnya. Sehingga semua lembaga parsamean, dan unit pelayanan diakonia diharapkan turut mendorong upaya-upaya memotivasi dan membangkitkan semangat baru gereja HKBP untuk berdiakonia mensenjahterakan jemaat dan masyarakat. Itu sebabnya ada juga kegiatan unit lembaga parsamean melakukan aksi pembersihan kota seperti Sikola Bibelvrow Laguboti tanggal 2 oktober 2009. <br /><br />Untuk menunjang agar pemberitaan tentang pelayanan tahun diakonia dapat terdokumentasi dengan baik dan beritanya dapat dideseminasi ke jemaat melalui media elektronik dan media tulisan, maka departemen diakonia bekerjsama dengan Suara HKBP Jakarta telah mengadakan pelatihan ke para pelayan yang diutus distrik pada tanggal 12-15 Augustus di Parapat.<br /><br />Departemen diakonia juga telah mensosialisasikan makna tahun diakonia HKBP dalam pertemuan lokakarya nasional diakonia dan kemiskinan se Indonesia yang diadakan di Metro Lampung pada tanggal 22-28 Juni 2009. Serta di aras Internasional menyampaikan topik bagaimana HKBP merespon masalah kemiskinan regional yang diadakan di Ethiopia dari tanggal 9-18 Oktober 2008.<br /><br />IV.Partisipasi unit pelayanan departemen diakonia dan kerjasama dengan departemen Koinonia dan marturia<br /><br />Sesuai pelayanan diakonia ada 5 unit pelayanan di lingkungan departemen diakonia yang turut aktif mensosialisasikan dan berpartisipasi agar thema dan motto tahun diakonia dapat dipahami dan dikembangkan di gereja kita.<br /><br />1.Bidang Pendidikan yang diselenggarakan oleh BPP. Ada 4 program yang sudah dilakukan oleh BPP. Pertama, telah diadakan penyaluran 7 unit motor perpustakaan keliling, yang dari informasinya telah berlangsung dengan dinamis di 7 distrik. Kedua, telah diadakan latihan peningkatan mutu managemen para direktur sekolah se-HKBP. Ketiga, telah diadakan motivasi dan sosialisasi PAUD sesuai dengan program Pemerintah yang berlaku untuk negeri dan swasta di Indonesia di tiga wilayah, yakni di Sumatera Utara, Jakarta dan Distrik Riau-Jambi dan Tapsel. Keempat, telah diadakan konsultasi para lembaga pendidikan di HKBP, dengan mengundang berbagai dewan pendidikan sekolah, yayasan pendidikan di HKBP dan 23 sekolah asuhan Kantor Pusat di Sipoholon pada tanggal 22-24 September 2009. Diharapkan dari hasil konsultasi tersebut dapat terwujud adanya managemen terpadu untuk seluruh sekolah HKBP, baik kelembagaan, terlebih mutu, standarisasi dan kualifikasi sekolah HKBP. Akreditasi masing-masing sekolah sudah saatnya dibenahi. Kelima, juga oleh BPP telah dibangun sekolah TK di Pematangsiantar sebagai pusat percontohan dan menjadi pusat latihan guru-guru TK HKBP. Keenam, juga telah diadakan rekruitmen ketenagaan untuk mendukung sekolah Zending di Pulau Rupat.<br /><br />2.Unit pelayanan Biro Caritas Emergency telah mengembangkan berbagai jenis ketrampilan bagi anak-anak Elim. Demikian juga telah mengembangkan model pertanian terpadu di Hepata. Selain itu di unit ini juga sudah sedang dikembangkan konsep pelayanan baru terhadap Lansia. Tanggal 17 April 2009 telah diadakan konsultasi kepedulian merespon masalah kehidupan kaum Lansia di Pematangsiantar. Selain itu CE sudah melakukan tugas pelayanannya untuk merespon masalah bencana kebakaran di Lawe Sigalagala,distrik Tanah Alas. Member sembako untuk jemaat korban banjir di Sei Naetek, distrik Aslab. Juga secara khusus telah turut melayani korban gempa bumi di Padang sampai sekarang . CE diharapkan ke depan dapat membentuk unit khusus pelayanan penanganan korban bencana alam. Karena itu lembaga ini juga perlu diberdayakan untuk membangun infrastruktur ketenagaan, baik untuk tim penyaluran sembako, juga bekerjasama dengan tim medis, tim trauma healing dan tim mengembangkan pelayanan rehabilitasi dan rekonstruksi sesuai kebutuhan. Sehingga kehadiran HKBP sesuai kemungkinan tidak hanya dalam kondisi darurat, tapi jika memungkinkan sebagai misi pelayanan berkelanjutan. Dari yang terdaftar di Padang untuk dilayani kebutuhan Sembako sampai Desember tercatat 707 kk warga jemaat HKBP dan Kristen serta kurang lebih 400 kk warga Muslim yang kebetulan berdekatan dengan jemaat di Gunung Tigo. Dalam kaitan lembaga Peduli Kasih Aceh turut ambil bagian untuk need assessment dan menggalang bantuan asing untuk membantu pengadaan sembako bagi warga korban bencana. Bantuan sembako ini perlu dilakukan mengingat kondisi lapangan kerja warga yang rata-rata pedagang mengalami kesulitan menagih hutang dari nasabah.<br /><br />3.Unit pelayanan Pengembangan Masyarakat telah mengadakan berbagai pelatihan pertanian dan peternakan baik kepada para pelayan, maupun kepada warga jemaat. Selain pada tahun ini tetap dilakukan koordinasi memantapkan dan membenahi CUM yang ada ( sudah ada 21 Distrik yang mendirikan CUM ), juga patut disyukuri bahwa inisiatif beberapa distrik dan bahkan wilayah telah merespon perlunya memahami dan karena itu mensosiliasasi gerakan ekonomi yang mensejahterakan jemaat dan masyarakat atau CUM. Sehingga pada tahun ini ada beberapa CUM yang berdiri dan sedang dalam kebangkitan menjalankannya.<br /><br />Karena demikian pesatnya perkembangan permintaan untuk mendirikan CUM ini, maka pada tahun ini juga sudah dikembangkan diskusi antar manager CUM untuk memikirkan perlunya Badan Koordinasi CU dan CUM. Dan untuk menopang keberlanjutan sumber daya manusia dan pengembangan managemennya, maka pada tahun ini tetap juga diadakan pelatihan terhadap para calon manager, ada 3 angkatan dilakukan . Juga pada tahun ini sudah ada beberapa CUM yang menyelenggarakan RATnya (Rapat Anggota Tahunan) . Kini diperhitungkan sudah ada kurang 15 miliar dana CUM yang disalurkan kepada anggota-anggotanya diseluruh HKBP. Patut pula disyukuri adanya kemampuan CUM Distrik Jambi untuk memikirkan perlunya pusat pembinaan generasi muda dengan membeli lahan 7.5 Ha. Selain CUM juga di unit ini telah dilakukan 3 kali latihan pertanian bagi para pelayan di Berastagi, sekaligus orientasi terhadap peternakan lembu, tanggal 11-13 Maret, 28-30 April, tanggal 28-30 mei 2009. Juga telah dikirim 7 orang pelayan untuk belajar khusus peternakan sapi perah ke Malang tanggal 20-28 April. Kegiatan ini dilakukan bersama dengan jemaat HKBP Malang mengingat wilayah pedesaan di malang yang sudah surplus menyediakan susu untuk anak-anak pedesaan, bahkan pemerintah Kodya malang telah berhasil memasukkan pengadaan susu untuk anak dari APBDnya. Juga di unit pelayanan ini sudah dilakukan percakapan tentang konsep bantuan rumah murah dari lembaga Habitat for humanity.<br /> <br />4.Unit pelayanan kesehatan. Sudah terbentuk yayasan Kesehatan HKBP dan dengan demikian sudah ada program yang diharapkan dapat memajukan pelayanan kesehatan medis HKBP ke depan. Namun juga patut didukung inisiatif Jawa Kalimantan yang berupaya menghimpun para Dokter dan pelayan medis lainnya untuk membentuk lembaga PETEKES, (Persatuan Tenaga Kesehatan HKBP) dan secara operasional telah melakukan pelayanan medis rutin, terlebih ke jemaat dan masyarakat pinggiran kota Jakarta wilayah pelayanan Distrik Jawa Kalimantan. Selain itu juga perlu semakin diintensifkan kegiatan pengobatan gratis yang digagas di beberapa distrik di HKBP seperti di Distrik Medan Aceh, Distrik Jakarta 2, dsb. <br /><br />5.Unit merespon masalah-masalah kemasyarakatan. Pelayanan komite HIV Aids tetap melakukan program penyadaran ke sekolah-sekolah di Tapanuli, mengkordinasi kegiatan medis terhadap korban HIV Aids di Balige, pelatihan pemerhati HIV Aids yang diadakan komite HIV Aids di Hotel Siantar Parapat tanggal 26-28 Maret 2009. Juga komite ini telah mengadakan program kerjasama dengan komite HIV Aids distrik. Di unit ini juga sudah aktip dilakukan sosialisasi penanaman sejuta pohon. Program ini dikerjasamakan dengan kepala dinas kehutanan wilayah Sumatra Utara. Dalam bulan Desember yang akan datang kembali dapat diserahkan bantuan bibit pohon sebanyak 200 ribu lagi. Selain itu karena berbagai masalah penutupan gereja, tidak banyak yang dapat dialakukan selain hanya melakukan beberapa kali perkunjungan penguatan iman jemaat ke gereja yang dirusak massa atau dilarang dibangun oleh masyarakat Moslem sebagai konsekuensi SK 2 Menteri ( Meteri Agama dan Menteri Dalam Negeri ) tentang pembangunan rumah Ibadah. Itu terjadi seperti di gereja HKBP Sarolangon , Distrik Jambi, gereja HKBP Simpang Murani, Dumai, Distrik Riau. Demikian juga Gereja HKBP Parung Panjang Resort Petukangan, gerej Bekasi, berbagai gereja di wilayah Bandung dan gereja yang dilarang melanjutkan pembangunan seperti di gereja Binjai Kota, Cinere. Patut disyukuri adanya advokasi dari distrik seperti Jawa Kalimantan dan Jakarta 2 yang aktif turut membela perjuangan hak jemaat untuk mendirikan gereja. Pada kesempatan ini tim bantuan hukum di Distrik Jawa kalimantan dan Distrik Jakarta II, sangat membantu dan sudah berhasil membela izin bangunan gereja seperti Cinere. Ke depan barangkali tim advokasi ini perlu ditingkatkan kualifikasinya untuk mendampingi seluruh gereja HKBP yang bermasalah untuk mengurus izin bangunan, lobby, dsb. Inventarisasi gereja yang mengalami kasus yang demikian dan advokasi maksimal belum dapat dilakukan secara terpadu. Tapi dari pertemuan dengan jemaat ini, solidaritas dalam bentuk bantuan moral dan material sangat dibutuhkan juga ke depan. Dalam kaitan perkembangan demokrasi yang nampaknya masih diskriminatip ini, patut juga disyukuri adanya minat HKBP untuk menyelenggarakan percakapan teologis seputar hubungan gereja dan negara sebagaimana dilakukan oleh Distrik Silindung yang dibicarakan dalam konteks pemantapan tahun diakonia, tanggal 16 Juni 2009 di Hotel Panesa, Ambarita. Tema yang sama juga dibahas pada rapat Pendeta Distrik Humbang di Samosir tanggal 2 Juli 2009 dan pada rapat Pendeta Distrik Toba di Sapadia Parapat serta pada rapat Pendeta Distrik Riau di Pekanbaru tanggal 15 Juli 2009. Selain itu di bidang ini juga sedang dirintis pelayanan Pastoral ke Lembaga Pemasyarakatan di Siborongborong bekerjasama dengan Distrik Humbang Habinsaran. <br /><br />V.Capaian target sesuai acuan buku panduan dan hal baru yang dikembangkan distrik dan resort<br /><br />Pada umumnya target belum bisa sepenuhnya dicapai, namun tanda-tanda untuk mewujudkannya ke depan menjadi sangat terbuka. Tercatat ada beberapa PAUD (penitipan bayi, play group, kursus intensif untuk anak-anak sikola minggu dan TK) yang telah didirikan di berbagai distrik . Ada banyak komisi beasiswa yang terbentuk. Ada 7 distrik yang telah mewujudkan perpustakaan bekerjasama dengan BPP HKBP. Hampir setiap distrik sudah melakukan program penanaman pohon, dicatat kurang lebih 500 ribu pohon telah tertanam. Yang menarik dari program penanaman pohon ini agaknya telah menjadi kebiasaan pesta gereja saat ini di berbagai distrik untuk mengintegrasikan kampanye penanaman pohon, baik di kompleks gereja maupun di kompleks unit pelayanan diakonia dengan menanam pohon tanaman produktif. Ada beberapa distrik yang sudah mengembangkan industri rumah tangga dan jahit menjahit. Bahkan untuk memeriahkan pencanangan tahun diakonia Distrik Jakarta 2 sengaja Ibu Ephorus diundang untuk mempertunjukkan kebolehan menjahit. Berbagai distrik sudah mengadakan pengobatan gratis ke berbagai kalangan masyarakat, bahkan ada beberapa distrik yang menganggas berdirinya klinik rumah sakit seperti distrik Jawa Kalimantan. Ada beberapa distrik yang sudah menseminarkan pentingnya gereja HKBP mengembangkan kepedulian terhadap lansia, seperti Distrik Sumatera Timur, Tebing, Aslab dan Tanah Jawa. Juga sudah ada beberapa gereja yang tertarik untuk mendirikan center pembinaan untuk generasi muda. Selain itu ada satu program unggulan yang terjadi di tahun diakonia ini, yakni munculnya animo distrik dan wilayah di distrik untuk mendirikan Credit Union Modifikasi. Ada juga 15 distrik yang sudah tertarik untuk membicarakan perlunya ansuransi jaminan sosial, ansuransi kematian, kecelakaan, dan hari tua, bukan hanya kepada para pelayan tetapi juga kepada para penatua dan warga jemaat HKBP.<br /><br />Namun selain dari kegiatan yang sudah dilakukan tersebut, ada beberapa kegiatan penting yang belum dapat dilaksanakan, yakni kegiatan Perjamuan kudus yang seyogianya dilakukan serentak dalam upaya pemahaman hubungan Perjamuan Kudus dengan pelayanan Diakonia pada perayaan turunnya Roh Kudus. Juga belum terlaksanakan upaya mengadakan pertemuan warga jemaat HKBP di aras Nasional (Communio Sanctorum) yang seyogianya dapat diharapkan agar warga jemaat HKBP turut memahami dan mewujudkan kewajiban semua warga untuk menjadikan gereja HKBP yang berdiakonia. Sebab jika masyarakat sejahtera, maka gereja pun sejahtera sesuai tema Tahun Diakonia HKBP.<br /><br />Juga belum sepenuhnya dapat dilakukan kerjasama program untuk menata percontohan pertanian terpadu di Jetun Silangit dan Baniara Tele bekerjasama dengan Departemen Koinonia,. Karena berbagai alasan, termasuk karena kegiatan departemen Koinonia mempersiapkan rapat Pendeta dan pelayanan kategorial. Demikian juga belum dapat sepenuhnya dikerjasamakan program terpadu dengan departemen Marturia untuk melakukan pelayanan holistik di wilayah pelayanan Zending. Walaupun sudah dilakukan perkunjungan lapangan ke Pulau Rupat dan sudah menlakukan sosialisasi awal pengembangan ekonomi kerakyatan, namun belum sempat dilakukan program memperlengkapi para pelayan zending dan proyek khusus upaya mensejahterakan warga jemaat.<br /><br />VI.Rencana Tindak Lanjut<br /><br />Sesuai arahan Ephorus HKBP dalam buku panduan, agar diakonia tidak hanya dilaksanakan pada tahun 2009 ini, melainkan sampai terujudnya pelayanan yang holistik. Sehubungan dengan itu, maka apa yang sudah digagas dalam tahun diakonia 2009 ini, kiranya dapat dilanjutkan, dikoreksi, ditingkatkan dan bahkan dimodifikasi sesuai kebutuhan konteks yang dialami di masing-masing aras ke depan ini. Sehingga diakonia jemaat, distrik dan di aras hatopan dapat mempersembahkan sesuatu pelayanan diakonia secara monumental dan hidup menjelang dan pada acara puncak Jubileum 150 tahun HKBP 2011 yang akan datang. <br /><br />Momentum persembahan pada Jubileum 2011 yang akan datang menjadi sangat penting, karena momentumnya yang hanya terjadi satu kali dalam setiap lima puluh tahun. Gagasan yang dilakukan di aras diakonia berbasis jemaat nampaknya butuh dimotivasi lebih giat dan jika kegiatannya sudah melembaga butuh pengkordinasiaannya di aras distrik dan bahkan pada akhirnya perlu percakapan koordinasinya di aras Hatopan/departemen, sehingga pelayanan diakonia dari aras jemaat hingga hatopan dapat bersatu padu agar dapat diperhitungkan menjadi kekuatan kehadiran HKBP di tengah masyarakat bangsa dan negara. <br /><br />Dalam kaitan ini sudah ada beberapa pelayanan diakonia yang perlu peningkatan, dan pembaharuan pelayanan seperti pelayanan unit pendidikan HKBP. Demikian juga di bidang pengembangan ekonomi kerakyatan sudah dibutuhkan badan koordinasi CUM dan CU, kordinasi pelayanan komisi beasiswa, dan program penanaman pohon berkelanjutan baik untuk menata kompleks gereja, maupun untuk program penyadaran warga dan bangsa.<br /><br />Dari aras jemaat, resort, distrik dan pusat agar pelayanan yang sudah dimulai dapat berkelanjutan dan terjamin managemennya ke depan, maka menjelang Jubileum 150 tahun HKBP perlu dikaji tentang managemen kelembagaan yang lebih tersusun rapih disatu pihak, tapi dipihak perlu pemberdayaan, independensi yang akuntable sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman sekarang ini. Ada peluang demokrasi di satu pihak serta adanya kebangkitan gerakan diskriminasi di tengah masyarakat kita dilain pihak telah mendorong kita untuk melakukan kajian kritis, sehingga peluang kelembagaan HKBP yang berkelanjutan dapat dipikirkan dan dikembangkan ke depan. Antara lain nampaknya sudah dibutuhkan inisiatif masing-masing distrik untuk mendirikan panti-panti asuhan lansia atau sejenisnya, mendirikan PAUD, mendirikan CUM, klinik, bahkan bukan tak mungkin mendirikan center pembinaan holistik di setiap distrik atau propinsi di Indonesia, dsb.<br /><br />Selain itu untuk mengadvokasi seluruh usaha dan doa HKBP ditengah bangsa dan negara ini barangkali sudah tiba saatnya HKBP mendirikan Kantor besarnya atau perwakilannya di Jakarta, sehingga merespon masalah-masalah kemasyarakatan dapat dilakukan secara terpadu dan terorganiser dari arus jemaat dan pusat. Karena masalah mendirikan rumah ibadah tidak hanya menyangkut teknis, tapi juga sangat sarat dengan pertimbangan politis, maka penanganan kasus semacam ini membutuhkan pengorganisasian lobby, advokasi, dialog di tingkat lokal, regional dan nasional serta internasional.<br /><br />Ada beberapa kegiatan sesuai buku panduan yang belum dapat dilakukan, karena berbagai benturan jadwal program, maka diusulkan untuk dicari waktu dan di over ke tahun depan, yakni kerjasama departemen diakonia dengan departemen Marturia dan Koinonia. Sesuai buku panduan mestinya departemen diakonia dan koinonia perlu mengadakan pelayanan bersama menata kebun percontohan di Jetun Silangit dan Baniara Tele. <br /><br />Atau jika mungkin melakukan persiapan rekruitmen pelayan untuk diutus melayani di center-center baru di distrik atau Propinsi yang sudah dan sedang menggagas pusat pembinaannya saat ini. Karena kedua center ini sangat potensil baik untuk kebutuhan pemuda dan petani serta para pelayan, maka kiranya dua tahun ke depan ini kedua center ini sekaligus digiatkan agar dapat menjadi pusat pembinaan dan sebagai percontohan pertanian terpadu yang handal. Kemudian kerjasama dengan departemen Marturia untuk menata pelayanan zending yang terpadu dengan gerakan pelayanan holistik dengan diakonia. <br /><br />Pada tahun ini sudah dilakukan perkunjungan ke wilayah zending dan sudah ada konsultasi bersama dengan para pelayan zending, maka ke depan perlu dijajaki pelayanan terpadu yang lebih konkrit di Pulau Rupat dan pulau-pulau lainnya. Selain kerjasama memperlengkapi para pelayan, juga diharapkan join program untuk memadukan pelayanan holistik mensejahterakan jemaat . Dengan adanya program yang mensejahterakan jemaat, maka diharapkan jemaat HKBP di wilayah Zending kembali merevitalisasi pelayanannya sebagaimana di era missionar, tapi juga sekaligus dapat mendorong partisipasi jemaat menjadi garam dan terang di wilayah masyarakat Pulau Rupat. <br /><br />Saat ini wilayah zending Pulau Rupat sedang diancam pengaruh masuknya pengusaha asing membuka perkebunan kelapa sawit serta adanya program khusus pemerintah untuk kembali membuka lahan untuk transmigrasi. Marginalisasi masyarakat suku Akit saat ini sudah diambang batas yang sangat rentan dan memperihatinkan. Mereka butuh pendampingan yang serius dan butuh dukungan moril agar mereka masih mampu untuk eksis dan dapat menampakkan kasih Kristus dalam kehidupan mereka sehari-hari.<br />Selain itu juga pada tahun-tahun mendatang ini dalam rangka menjelang Jubileum 150 tahun semakin dibutuhkan pertemuan intens para tokoh warga jemaat HKBP di semua aras pelayanan. Juga sangat perlu agar percakapan tentang jaminan sosial tidak hanya difokus pada para pelayan saja, tetapi dibutuhkan percakapan untuk seluruh penatua dan jika mungkin bagi seluruh warga jemaat HKBP. Untuk itu diskusi dengan lembaga Negara Jamsostek dapat dilakukan, minimal untuk memahami sejauhmana program jaminan kecelakaan, kematian, kesehatan dan hari tua mulai dipercakapkan disemua ras kejemaatan kita.<br /><br />Untuk mewujudkan tindaklanjut program diakonia ini, maka dukungan dana Tahun Diakonia dari setiap distrik sesuai dengan komitmen yang telah disepakati pada Rapat MPS dan rapat praeses yang lalu agar disetor ke kas keuangan diakonia HKBP yang dibuka oleh sekretariat kantor pusat HKBP. <br /><br />VII.Penutup<br /><br />Tema Tahun Diakonia HKBP 2009 diambil dari Yeremia 29:7 yang berbunyi, ”usahakan dan doakan kesejahteraan kota/desa dimana kamu Aku buang, karena ksejahteraan mereka adalah kesejahteraanmu”. Dan dengan moto ”sejahtera masyarakat sejahtera gereja”, maka relevansi program diakonia sejak awal tahun diakonia sampai pada masa yang akan datang, kiranya disinari oleh tema dan motto tahun diakonia tersebut, minimal hingga menjelang Jubileum 150 tahun HKBP. Sehingga seluruh ruang gerak pelayanan HKBP terarah pada pelayanan koinonia yang bermarturia dan berdiakonia dapat terwujud. Sebab dengan arah pelayanan koinonia yang bermarturia dan berdiakonia, maka kehadiran HKBP hendaknya senantiasa diuji sejauhmana pelayanan HKBP dapat mensejahterakan warganya. Sebab dengan sejahteranya jemaat, maka dampaknya akan terjadi peujudkan gereja yang inklusip dan dampak selanjutnya akan mensejahterakan gereja.<br /><br />Solidaritas pelayanan dari jemaat kota, dari warga jemaat yang diberkati Tuhan kiranya pula dapat dirasakan pengaruhnya oleh jemaat yang masih berkekurangan. Solidaritas tersebut kiranya secara gradual dapat diujudkan, bukan supaya yang miskin dan berkekurangan menjadi pengemis dan butuh belas kasihan, melainkan agar dengan adanya gerakan solidaritas mensejahterakan warga jemaat miskin terujud keseimbangan, 2 Korintus 8.15. Untuk itu lembaga bantuan untuk dari kurang mampu, subsidi silang untuk jaminan sosial, usaha-usaha CUM dapat mememberdayakan mereka yang berkekurangan. Ini jugalah makna tahun Yobel, agar gereja kita sadar akan tanggungjawabnya untuk membayar hutang mereka yang miskin, bodoh dan serba berkekurangan (Imamat 25).<br /><br />Pearaja – Tarutung, November 2009<br />HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN<br />Kepala Departemen Diakonia HKBPhkbp diakoniahttp://www.blogger.com/profile/12203144923150984149noreply@blogger.com0