JUBILEUM 125 TAHUN HKBP SIBUNTUON RESORT BALIGE

JUBILEUM 125 TAHUN  HKBP SIBUNTUON RESORT BALIGE
Jubileum

Jumat, 30 Juli 2010

Diakonia HKBP-Sidikalang Terbakar

Jalan Sulang Silima dan Jalan Damar Sidikalang Kebakaran

Hari Minggu tanggal 18 Juli 2010 jam 09.30. Terjadi kebakaran di jalan Sulang Silima dan jalan Damar Sidikalang. Tidak ada korban jiwa, tapi rumah yang terbakar sebanayak 32 KK. Jemaat HKBP 11 KK, 10 KK warga jemaat HKBP Sidikalang I, 1 KK HKBP Sidikalang II, selebihnya saudara-saudara kita yang beragama lain.. HKBP Sidikalang I sudah memberikan bantuan sebesar Rp. 5.518.000 sambil mengadakan ibadah bersama pada hari Minggu tanggal 25 Juli 2010, begitu juga bantuan dari Kantor Pusat HKBP juga sudah diberikan, melalui Biro Caritas Emergency yang dipimpin lagsung oleh Pdt.Eden Siahaan.
Pada hari Senin besok tanggal 02 Agustus 2010 Distrik VI Dairi, yang dipimpin langsung oleh Amang Praeses juga akan mengadakan ibadah bersama sekaligus menyerahkan bantuan kepada semua jemaat termasuk yang bukan warga gereja HKBP. Bagi kita semua juga yang terdorong hatinya untuk memberikan bantuan bisa menghubungi Praeses Distrik VI Dairi Pdt.Elieser Siregar HP 08126814496; Pdt Resort Sidikalang I Amang Simarmata HP 081361608047. Tuhan memberkati dan menghibur semua keluarga kita yang mengalami musibah.

Daftar Nama-nama Korban Kebakaran
Di Jl. Sulang Silima dan Jl. Damar Sidikalang
Pada hari Minggu tgl. 18 Juli 2010.


No Nama Pemilik/ Pengontrak Rumah Alamat Jemaat Keterangan
1 R. Siahaan Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar
2 R. Siahaan Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar
3 F. Lumbantobing Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar
4 T. Simanjuntak Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar
5 G. Sihombing Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar
6 Lamasi Sitorus/ Hutagalung Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar
7 Lamasi Sitorus Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar
8 T. Tambunan Jl. Sulang Silima Terbakar
9 J. Siregar/ Tampubolon Jl. Sulang Silima Terbakar
10 G. Cibro Jl. Sulang Silima Terbakar
11 B. Simanjuntak Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar
12 Ginting/ Manullang Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar
13 Garibaldi Tambunan (PENUTURI) Jl. Sulang Silima Terbakar
14 R. Sinaga/ Priston Marbun Jl. Sulang Silima Terbakar
15 Kristo Sinaga/ T. Manalu Jl. Sulang Silima Terbakar
16 Diman Sinaga Jl. Sulang Silima Terbakar
17 J. Nainggolan/ Lumbanbatu Jl. Sulang Silima Terbakar
18 B. Sinaga (+)/ Simanjuntak Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar
19 A. Manalu/ Hutauruk Jl. Sulang Silima Terbakar
20 E. Sirait Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar
21 H. Situmorang Jl. Sulang Silima Terbakar
22 Julkifli Jl. Sulang Silima Terbakar
23 P. Panjaitan Jl. Sulang Silima Terbakar
24 P. Panjaitan Jl. Sulang Silima Terbakar
25 Edison Manullang/ Panggabean Jl. Sulang Silima Terbakar
26 Naiborhu Jl. Sulang Silima Terbakar
27 Jamada Jl. Sulang Silima Terbakar
28 Solo Jl. Damar Terbakar
29 Br. Hutajulu/ Sukry Caniago Jl. Damar Terbakar
30 S. Sinamo/ Sorum Jl. Damar Terbakar
31 Silalahi/ br. Lumbantobing Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar
32 T. Tambunan/ br. Sianturi (SASTA) Jl. Sulang Silima HKBP Terbakar

By: Pdt.Maruasas Nainggolan S.Si (Teol)
Sekhus Kadep Diakonia HKBP

Rabu, 21 Juli 2010

SERVANT WITH THE NATURE DEPARTEMEN DIAKONIA HKBP & YAYASAN PETRASA

SERVANT WITH THE NATURE
DEPARTEMEN DIAKONIA HKBP & YAYASAN PETRASA

By: Pdt.Maruasas S.P Nainggolan S.Si (Teol)
Sekhus Kadep Diakoinia HKBP

Perkembangan pertanian Indonesia menorehkan sebuah grafik kemunduran yang sampai saat ini tidak memberikan identifikasi untuk bangun dari keterpurukannya. Kehidupan pertanian yang terkatung-katung memberikan gambaran ketidakberpihakan pemerintah kepada masyarakatnya yang 70 % adalah petani. Petani yang tidak siap terhadap pemakaian pupuk dan pestisida kimia serta penggunaan bibit unggul hasil rekayasa genetika telah menggeser bibit lokal yang dimiliki oleh petani.

Persoalan kedepan yang akan terjadi akibat pemaksaan dan penggunaan pupuk, pestisida kimia serta bibit unggul tidak pernah terpikirkan oleh pemerintah. Akibatnya petani menjadi tergantung pada pemakain pupuk, pestisida kimia dan bibit unggul. Tidak menciptakan petani bangsa ini menjadi mandiri dan unggul namun sebaliknya globalisasi konspirasi bermain dibalik mata rantai yang telah berhasil menciptakan ketergantungan pada petani.

Realitas petani kita saat ini sangat memprihatinkan. Dikala pupuk kimia yang semakin melambung tinggi tetapi produksi yang semakin menurun dan harga yang selalu berpihak pada globalisasi koorpirasi. Belum lagi revolusi hijau yang telah meninggalkan luka-luka yang dalam pada tanah dan alam petani kita. Sementara itu untuk kembali memperbaiki tanah dan alamnya petani tidak mempunyai sumber daya yang cukup baik. Globalisasi koorpirasi berhasil membelengggu petani sehingga untuk keluar dari ketergantungan itu begitu sulit.

Realitas petani di Sumatera juga mewakili realitas petani bangsa ini secara umumnya. Ketidakmampuan petani untuk keluar dari ketergantungan sehingga dengan hati yang berat merelakan tanah dan alam Sumatera semakin memprihatinkan kesuburannya. Produksi yang menurun akibat tanah yang semakin rentan terhadap pemakain pupuk dan pestisida kimia, belum lagi hama dan penyakit tanaman yang semakin kebal terhadap segala bentuk pestisida kimia yang diproduksi oleh perusahanaan-perusahaan TNCs.

Melihat realitas petani di Sumatra saat ini, Departemen Diakonia HKBP dan Yayasan Petrasa (Pengenbangan Ekonomi Pertanian Selaras Alam) Sidikalang-Dairi mencoba memberdayakan Potensi Para Pendeta untuk mengawali pelayanan dari petani, melalui pertanian ramah lingkungan yaitu pertanian selaras alam dalam sebuah kegiatan pelatihan dan pendidikan. menggali kembali tekhnologi dan budaya lokal yang sebenarnya telah dimiliki petani dalam mengelolah pertaniannya jauh sebelum revolusi hijau datang pada era 70 an.

Melalui pelatihan Servant with the Nature ini, menyadarkan para Pendeta untuk memerdekakakan petani dan bisa menmandirikan dari keterkungkungannya dalam mata rantai ketergantungan yang telah berhasil diciptakan globalisasi koorpirasi. Dengan demikian kesehatan dan kesejahteraan petani maupuan tanah dan alamnya sedikitnya bisa kembali pulih walau membutuhkan waktu yang lama untuk pulih total.

Oleh karena itu pada hari Rabu-Kamis tanggal 28-29 April 2010 diadakan pelatihan buat para pendeta-pendeta HKBP yang diwakili dari 8 Distrik yang ada di wilayah Sumatera, antara lain Distrik VI Dairi, Distrik Silindung, Distrik Toba, Distrik Humbang, Distrik Sibolga, Distrik Tanah Alas, Distrik Humbang Hasundutan, semuanya berjumlah 32 orang di Training Centre Petrasa Panji Bako Sidikalang-Dairi.

Pesertanya berasal dari HKBP Sigalagala, HKBP Perkembangan, HKBP Sidikalang I, HKBP Sipang Raya, HKBP Panetongah, HKBP Sidikalang IV, HKBP Sirisirisi, HKBP Narumonda Porsea, HKBP Aek Nauli, HKBP Hutaimbaru, HKBP Hutagugung, HKBP Laehole, HKBP Sidikalang V, HKBP Jumaramba, HKBP Pansurnapitu, HKBP Parbubu, HKBP Lumbansoit, HKBP Pollung, HKBP Juamateguh, HKBP Hutatinggi, HKBP Siborongborong kota, HKBP Bahal Batu, HKBP, HKBP Lintongnihuta, HKBP Nagasaribu, HKBP Silaban, HKBP Paranginan, HKBP Parpulungan, HKBP Pasaribu Dolok Sanggul.

Para peserta dilatih untuk mencoba lebih dekat lagi melestarikan dan memelihara alam dengan memberikan pelatihan pertanian dan peternakan alternative dan terpadu. Membuat kompos dan pestida yang terbuat dari tanaman rumput-rumputan. Dan di balut dengan dasar Character Building, Capacity building berdasarkan teladan dan iman akan Yesus Kristus.

Pelatihan ini di buka oleh Kadep Diakonia Pdt.Nelson Siregar, dan memberikan beberap sesi, Kadep Diakonia mengatakan,” Kurang tepat lagi kalau sekarang kita masih menekankan profesionalisme pelayanan, bisa kita lihat beberapa persoalan-persoalan yang terjadi di sekira kita, masalah Indorayon yang jelas-jelas salah, tapi dengan adanya orang yang professional indorayon menjadi benar. Pehamanan ini juga bergeser di dalam pelayanan, di mana dasar panggilan kita standartnya profesionalisme

Menurut Kadep Diakona, kita jangan terlalu gampang dan sepele melihat masalah kemiskinan saat ini. Pelayanan kita masih belum holistik dan belum secara sungguh-sungguh menyentuh persoalan-persoalan di atas. Jangan lagi melihat pelayanan pendeta itu dengan sempit. Kita biarkan dulu pemikiran kita lepas dan biarkan itu mengalir. Lihatlah dan perhatikan dari mana kita mulai pembaharuan. Kalau kita merasa kurang dalam hal khotbah, kita bisa buat latihan khotbah. Bagimana dengan pemahaman kita dengan visi misi HKBP yang inklusiv, dan itu sampai sekarang belum sungguh-sungguh diturunkan bahkan dilakukan

Jadi tidak terlalu naïf lagi kalau kita buat pelatihan mempersiapkan praeses-praeses yang bisa memikirkan perjuangan-perjuang kita menemukan para pemimpin yang bisa mengendalikan perubahan (Change Lead). Kita lihat tipe kepemimpinan yang berprinsip saya tidak ok dan Anda juga tidak ok, konsep yang seperti ini mulai menyadarkan kita bahwa kita punya kesadaran. Bagaimana kita menyamakan persepsi. Kenapa Distrik Dairi bisa melakukan membuat Yayasan Diakonia dan distrik-distrik yang lain tidak sampai berpikir sampai kesana? Distrik yang lain yang siap ke sana adalah Distrik Jawa Kalimantan, kita harus sama-sama membangun. Kalau kita tidak sanggup kita kerjasama dan menyerahkan kepada orang yang mampu. Dulu ketika Kadep Diakonia melayani di Sipultak, bisa membuat perubahan dengan mendirikan ayunan. Perubahan tidak harus program yang mahal. Filosopi orang batak bisa dimanfaatkan. Mata Guru Roha Sisean. Kita jangan melihat perubahan itu dari atas, tapi perubahan itu di mulai dari kita bersama.

Yang menarik dari hasil pelatihan ini, semua peserta memilki keprihatinan dan komitmen bersama peduli lingkungan hidup yang isinya adalah sebagai berikut:
Dalam rangka penyambutan Jubileum 150 tahun, HKBP mengharapkan agar segala makhluk (seluruh kosmos) bersuka cita mensyukuri karya keselamatan yang diberikan oleh Yesus Kristus, termasuk tanah, hutan, air, gunung dan udara. Sejalan dengan ini HKBP menolak segala bentuk kegiatan atau tindakan apapun yang merusak lingkungan hidup; pengakuan iman HKBP 1951 dan 1996 terbitan kantor pusat HKBP Peraja Tarutung tahun 2000 hal.88-89. Namun setelah mengikuti Pelatihan Servant with the Nature para pendeta HKBP mempergumulkan berbagai masalah yang terjadi terkait dengan lingkungan hidup saat ini, antara lain:

1. Pemanasan globalkarena deforestasi (penggundulan hutan) dan penggunaan emisi carbon yang berlebihan sehingga menimbulkan efek rumah kaca.
2. Kegagalan pertanian akibat penggunaan pestisida kimia yang berlebihan.
3. Urbanisasi pemuda perkotaan untuk meningkatkan taraf hidup (menjadi buruh) namun kehidupan para buruh tidak dapat terjamin.
4. Pemahamaman gereja yang masih cenderung memandang alam sebagai objek manipulasi.
5. Lingkungan persekutuan jemaat yang masih cenderung suam-suam kuku.

Untuk menyikapi masalah yang disebutkan di atas, maka kami para pendeta HKBP Peduli Lingkungan Hidup dengan ini menyatakan komitmen bersama:

1. Menolak segala bentuk tindakan apapun yang berusaha merusak lingkungan hidup dan struktur masyarakat yang memiskinkan rakyat. Sebagaimana yang dimaksudkan pada pengakuan iman HKBP.
2. mendukung setiap kegiatan masyarakat yang mempertahankan hak untuk memperoleh hidup yang layak memperjuangkan kelestarian lingkungan hidup.
3. Bersedia mengkritisi segala kebijakan pemerintah yang berdaya rusak terhadap kehidupan masyarakat banyak, karena kesejahteraan rakyat adalah kesejahteraan Bangsa dan Negara; sejahtera masyarakt sejahtera Negara.
4. Dalam rangka menyambut Jubelium 150 tahun HKBP, para pendeta HKBP peduli lingkungan hidup mengharapkan segala sesuatu makhluk dapat bersukacita memuliakan Tuhan.
5. Merekomdasikan kepada komisi teologi untuk merumuskan ulang pengkajian teologi hubungan antara manusia dengan alam: Alam juga subjek.
6. Bersedia menjemaatkan dan menerapkan pertanian organic (selara alam) kepada jemaat.
7. Kesediaan merancang bangun liturgy dan ibadah dalam kaitannya dengan lingkungan hidup.
8. Bersedia mengkampanyekan 4 R Recycling (mendaur ulang) reuse (menggunakan kembali), reduce (mengurangi pemakaian), replanting (menanam kembali).
9. Merevitalisasi pargodungan gereja sebagai pusat pelatihan dan percontohan di tengah-tengah jemaat dan masyarakat.
10. Membangun greja sebagai lembaga pembinaan dan pengembangan jemaat dan masyarakat, dalam artian gereja sebagai komunitas penyembuh bagi kaum tertindas dan terpinggirkan. Serta sumber inspirasi pembaharuan gereja sehingga gereja kembali berpengaruh sebagai pemimpin perubahan.
11. Peserta mengusulkan adanya penerbitan buku sebagai respon (jawaban) kepada masalah kaum petani dan saling memperkuat hubungan antar jemaat.

Demikianlah keprihatianan dan komitmen bersama diperbuat pada pelatihan Servant with the Nature para pendeta HKBP. Bravoo Diakonia. Sejahtera Masyarakt-Sejahtera Gereja.

“SEMADI” SEJAHTERA MASYARAKAT DAIRI YAYASAN DIAKONIA HKBP DISTRIK VI DAIRI UNTUK YANG PERTAMA DI HKBP

“SEMADI” SEJAHTERA MASYARAKAT DAIRI
YAYASAN DIAKONIA HKBP DISTRIK VI DAIRI
UNTUK YANG PERTAMA DI HKBP

By: Pdt.Maruasas Nainggolan S.Si (Teol)
Sekhus Kadep Diakonia

“Semadi” Sejahtera Masyarakat Dairi adalah Yayasan Diakonia HKBP Distrik VI Dairi untuk yang pertama di HKBP telah dibentuk pada hari Rabu tanggal 27 April 2010. Peserta yang hadir 28 orang, yang terdiri dari para pendeta, sintua dan jemaat. Antara lain dari dari HKBP Parpulungan Nauli, HKBP Hutagugung, HKBP Tigalingga, HKBP Sidikalang V, HKBP Juma teguh, HKBP Jumaramba, HKBP Sidikalang II, HKBP Parongil, Sidikalang I, HKBP perkembangan, HKBP Gloria Sumbal, HKBP Huta imbaru, HKBP Parpulungan Nauli, HKBP Sigalingging, HKBP Sukandebi, HKBP Panji Porsea, HKBP Maranata, HKBP Jumateguh.

Acara ini dibuka oleh Amang Praeses Distrik VI Dairi Pdt.Elieser Siregar dan di isi dengan beberapa sesi dari Kadep Diakonia Pdt.Nelson Siregar. Dalam sesi pembinaan dari Kadep Diakonia mengatakan,”Dengan hadirnya Yayasan Diakonia Distrik VI Dairi ini, maka semakin kuat pula pemahaman kita memaknai pelayanan Diakonia, salah satunya adalah bagaimana pentingnya pemaknaan Perjamuan kudus, yang menjadi dasar dikuatkannya spritualitas kita. Praeses harus lebih sering mengadakan Perjamuan Kudus.

Pargodungan kembali dihidupkan. Gereja merespon kemisikinan masyarakat tanpa merusak budaya lokal. Di Bogor tidak ada yang mempelajari Bahasa Sunda, kenapa kita tidak membuat kebaktian bahasa Sunda. Kalau bisa, Yayasan Diakonia Distrik VI Dairi membuat nama centre nya Justin Sihombing Centre atau St.Lusius Centre yang seharusnya sudah bisa kita berikan penghargaan sebagai bapak Diakonia.

Mudah-mudahan dengan hadirnya Yayasan Diakonia HKBP Distrik VI Dairi dapat menghadirkan visi misi lebih jelas. Tantangan zaman di era globalisasi perdagangan kopi sidikalang harus bisa menembus perdagangan Internasional di mana Kabid Diakonia HKBP Distrik VI Dairi sudah berhasil membuka jaringan ke Italia dan Swis. Yayasan Diakonia juga harus bisa menjadi pusat advokasi.

Bagaimana Yayasan Diakonia Distrik VI Dairi melihat masalah fundamentalisme agama, syariah ekonomi perbankan, poligami, sanksi agama, undang-undang pornografi, belum lagi perda-perda yang diskriminatif, seolah-olah dilegitimasi..

Yayasan Diakonia bagian dari tugas gereja harus peduli dengan kelompok petani petani dan gerakan petani, bahkan saya sendiri menuliskan buku Injil kepada petani sampai dua jilid. Kehidupan berjemaat kita saat ini sangat parah, sudah miskin mentalnya juga bebal dan rakus. Kita terlalu gampang di depolitisasi, masyarakt dan gereja. Melalui Yayasan Diakonia Distrik VI Dairi, gereja harua mampu memikirkan politik (Mat 10:16). Kita tidak cukup hanya menonton saja, tapi kita juga ikut bertanding, mengusahakan dan mendoakan. Gereja harus bisa menjadi alat legitimasi kebijakan pemerintah. Bisa kita lihat di konfesi dengan mendoakan pemerintah, supaya mereka tidak bermain-main di sana. Begitu juga dengan kerusakan alam dan bencana alam.
Kenapa kita selalu melihat negativ LSM padahal di Aturan Peraturan kita sudah dikatakan kita bisa mendirikan Yayasan. Selama ini gereja tidak bisa berbuat apa-apa kita ada masalah pertanian masalah peternakan. Kita telah dimarjinalisasi. Di Jakarta jalan sampai bertingkat-tingkat, tapi ditempat kita jalan pun masih lumpur. Coba kita hentikan mobil yang membawa kayu-kayu yang membawa dari hutan kita.

Akibat dari kesenjangan itu merosotlah solidaritas kita, tapi itulah realitas, apakah kita akan membiarkan ini selamanya seperti itu. Apakah Yayasan Diakonia ini bisa hadir jika solidaritas kita tidak ada lagi? Inilah yang dimaksud dalam Konfesi yang membawa tema-tema penting dalam kehidupan social dan lingkungan. Kita belum mengerja hidup. Kita belum mampu menyamakan persepsi untuk melakukan moralitas tunggal. Kita masih berpikir dualis. Melalui Yayasan Diakonia CV atau PT pun bisa dibuka apaun yang bisa kita lakukan merespon persoalan masyarakat.

Kita jangan lagi bertentangan dengan hal itu. Imamat 25 (Momentum Jubelium) berita keselamatan kepada semua mahkluk. Matius 10:16. Gereja diutus ke tengah dunia. Harus cinta akan kehidupan supaya kita berkelimpahan. Kita jangan menggap diakonia ini menjadai charity yang hanya mematikan. Kita dirikan lah yayasan. Kita dapat memperlengkapi diri. Menjamin adanya kesinambungan yang tidak langsung berhenti, harus ada aksi yang dilakukan ditempat pelatihan, harus ada pemberdayaan generasi muda. Menghormati antara generasi, kesinambungan antara kota dan desa, gereja jemaat, dan pemerintah. Lembaga yang mungkin yang kita perlukan adalah adanya lembaga yang menggalang aksi sosial, contohnya dengan penanaman pohon, pengobatan gratis, dan memakai tokoh-tokoh yang ada di perantauan, setelah ada lembaga. Ada juga brand kopi yang ada di distrik atau dari daerah kita. Dengan membawanya kemana saja kita pergi, dan jangan minder dengan yang ada dalam diri kita. Jadi perlu juga center untuk pelatihan sampai ke lansia. Kita juga akan memakai ini pelatihan lansia.

YAYASAN DIAKONIA
“SEMADI”
(Sejahtera Masyarakat Dairi)
DISTRIK VI DAIRI

Susunan Kepengurusan
Periode2010-2014

Pembina
Kadep Diakonia : Pdt.Nelson Siregar
Praeses : Pdt.Elieser Siregar
Pdt Sumurung Samosir
Benpa Nababan
Delvi br Ujung
Aliwongso Sinaga
Saut Silalahi
St.E.Sagala
Tom Sianturi

Pengawas
Pdt. Resort Sidikalang I
Dr.Budiman
O.Lumbangaol
St.Y.br Ginting
St.W.Limbong

Pengurus
Ketua : Pdt.Samuel Sihombing
W.Ketua : Pdt.Melvin Simanjuntak
Sekretaris : Pdt.David
W.Sekretaris : Sekretaris PPND
Bendahara : St.Dame Ginting

Anggota
Herbin Silaban
M.br.Simanjuntak
Nekson Simanjuntak

Visi
Mensejahterakan masyarakat dan warga gereja melalaui pelayanan diakonia yang holistik.

Misi:
1. Mencerdaskan masyarakat dan warga gereja
2. Memberdayakan masyarakat dan warga gereja
3. Memelihara lingkungan hidup
4. Membangun kerjasama dengan organisasi masyarakat non pemerintah dan Pemerintah yang sevisi dengan Yayasan Diakonia.

Nilai dan spirit yayasan
Yayasan bekerja atas nilai kasih, kejujuran, adil, transparan, kebersamaan solidaritas dan keseimbangan di dorong atas dasar panggilan untuk memberitakan Injil kepada semua makhluk.

Azas
Pancasila dan UUD 1945

Dasar
Berdasarkan kepada terang dan kasih Tuhan Yesus Kristus yang tertulis 1 Korintus 3:11

Maksud dan Tujuan

Tujuan
1. Merevitalisasi kapisatas warga dan pelayan dalam memahami pelayanan yang holistik
2. Meningkatkan taraf hidup jemaat dan masyarakat melalui pengembangan warga jemaat dan warga masyarakat.
3. Mendorong warga gereja dan masyarakat sebagai pelaku perubahan dalam segala aspek kehidupan.


Maksud
1. Terwujudnya revitaslisasi pelayanan yang holistic
2. Memberdayakan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia
3. Adanya suatu lembaga atau media untuk menjawab dan merespon perkembangan dan isu-isu yang terjadi di tengah gereja dan masyarakat.

Program
1. Peningkatan Kapasitas warga jemaat dan masyarakat khususnya petani
2. Peningkatan pendapatan masyarakat melalui pengembangan ekonomi warga berbasis kerakyatan
3. Advokasi lobi kepada pemerintah supaya berpihak kepada masyarakat
4. Kepedulian akan lingkungan hidup
5. Suporting system

Pelantikan tanggal 16 mei 2010

LATIHAN MENJADI PEMIMPIN DESA BERSAMA PARA PENDETA HKBP (KSPPM & Departeman Diakonia HKBP)

LATIHAN MENJADI PEMIMPIN DESA
BERSAMA PARA PENDETA HKBP
(KSPPM & Departeman Diakonia HKBP)

By: Pdt. Maruasas S.P Nainggolan S.Si (Teol)


Pada hari Rabu sampai Sabtu tanggal 20-22 Mei 2010 KSPPM (Kelompok Studi Pengembangan Prakarsa Masyarakat) mengadakan pelatihan “Menjadi Pemimpin Desa” di Training Centre KSPPM Girsang I Sipanganbolon Parapat. Di mana para peserta berasal dari berbagai dampingan KSPPM yang berasal dari berbagai daerah seperti Sipahutar, Pangaribuan, Siborongborong, Tarutung dan Samosir.

Jumlah peserta yang ikut berjumlah 35 orang. Peserta Pelatihan ini juga semakin ramai karena dalam pelatihan ini KSPPM juga bekerjasama dengan Departemen Diakonia HKBP, dengan mengundang 15 orang para pendeta HKBP untuk ikut pelatihan. Antara lain peserta yang ikut dari HKBP adalah Pendeta HKBP dari HKBP Hutabarat, HKBP Simorangkir, HKBP Pangaribuan, HKBP Sipahutar, HKBP Lintongniuta, HKBP Huta Tinggi, HKBP Labuhan batu, HKBP Kisaran, HKBP Medan, HKBP Sidikalang dan masih ada beberapa lagi HKBP yang lain di sekitar Samosir.

Beberapa pembicara yang diundang adalah Kadep Diakonia HKBP Pdt. Nelson Siregar untuk memberikan sesi Pemimpin yang mengendalikan Perubahan, Pdt.Sumurung Samosir memberikan sesi Analiusa Sosial, Pdt.Rawalpen Saragih memberikan sesi Refleksi Teologi, Parlin Manihuruk memberikan Pemimpin dalam organisasi dan masih ada beberapa pembicara yang lain. Dari Departeman Diakonia HKBP Pdt.Maruasas Nainggolan dan Calon Pendeta Binsar Nababan.

Kadep Diakonia Pdt. Nelson Siregar dalam sesinya mengatakan,” Kepemimpinan yang bisa melakukan dan mengendalikan perubahan, harus terbuka dengan pengetahuan yang baru dan informasi terbaru. Dan bagaimana kita memperbesar dan memajukannya bersama teman dan rekan-rekan setim. Dan ini tidak bisa otomatis berlangsung tetapi harus dikembangkan dari diri sendiri. Dengan mengembangkan pengaruh kepedulian terhadap sesama. Kita yang harus mempengaruhi situasi dan kondisi. ”Kita harus bisa memperkuat pengaruh ke kelompok kita, itu kalau kita banyak peduli kepada setiap anggota kita. Sensitif mendengar keluhan teman-teman kita. Kalau kita layani dengan baik, maka dia akan mengerti kepribadian kita. Seorang yang bisa memimpin transformative harus banyak di dalam dirinya kepedulian. Kalau kita memimpin rapat, harus kita hormati aturan yang sudah kita sepakati bersama.

Seperti kasus yang terjadi di Muara, Tarutung dan berbgai tempat lainnya di Tapanuli kasus “Begu Ganjang” kenapa bisa terjadi salah satunya karena di sana terjadi krisis kepemimpinan, kesenjangan ekonomi yang tidak bisa diterima dan ditolerir oleh masyarakat. Kasus Begu Ganjang adalah kebodohan dan kemiskinan. Ada pemimpin yang hanya berpikir untuk uang. Hanya kerja dan tidak pernah tidur. Ada pemimpin yang hanya menciptakan musuh dan lawan. Kalau tidak ada masalah tidak sehat dan tidak bergerak. Musuh seorang pemimpin adalah kemiskinan dan kebodohan. Misalnya kalau kita menjadi pemimpin kita apakah kita ada dipengaruhi oleh orang miskin. Apakah roh zaman yang mempengaruhi kita. Kelompok Tani sekarang banyak dipengaruhi roh zaman. Pemimpin sekarang bisa menjadi pemimpin harus banyak uang. Kelompok tani bisa menjadi pemimpin bahkan sampai menjadi Bupati dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Ketika para petani berani menyatakan bahwa, “Uang mu itu tidak penting, bagi kami tapi tuntutuan kami setelah Anda terpilih harus memperjuangkan nasib kami.” Kelompok tani harus bisa membangun organisasi ditingkat desa, kabupaten. Haposan di naotik.

Agama mempengaruhi etos kerja, gerakan sosial. Pargodungan sebagai model kepemimpinan dengan membuat sekolah, dibuat juga rumah sakit yang bisa menyembuhkan sakit. Tidak ada lagi konsep kepemimpinan yang tertata, bisakah agama mencerminkan pengaruhnya kepada kepemimpinan. Gerakan moral juga dilakukan Tuhan Yesus, melakukan perubahan, radikalisasi dalam kehidupanNya. Mahatma Gandi perjuangan tanpa suara. Disiksa tapi tidak mundur. Gerakan moral di Myanmar, berjuang tanpa kekerasan. Gerakan petani bisa kita buat bertemu dengan Bupati sekali seminggu, dan benar-benar menyampaikan keluhannya kepada Bupati. Tidak bisa dipaksa oleh keadaan apapun, tidak ada yang bisa mendikte. Bukan tekanan yang mengubah saya, tetapi tekanan yang akan saya ubah. Kalau mau mengubah korupsi kita mulai dari kelembagaan kita. Organik jangan hanya di mulut tetapi juga yang harus dilakukan sekarang mulai dari diri sendiri. Sekarang hampir tidak ada gereja yang mengorganiser kelompok tani.

Komitmen kepimpinan adalah bagimana mengubah masyarakat. Pidato Obama dia mengarahkan perubahan, kaum minoritas bisa memimpin. Kelompok tani bisa memilih bupati yang berpihak kepada Petani. Kalau ada keberanian mengatakan Perubahan harus terjadi. Apa sebenarnya arti hidup dalam hidup kita, kita mau mengumpulkan apa? Kita mau mencari makna. Apa yang sebenarnya kita cari sekarang? Kenapa tidak ada kepedulian terhadap kemiskinan Tidak ada lagi kepeduliaan terhadap sesame. Bagaimana kita berguna bagi orang lain? Bagimana supaya manusia semakin bermartabat, semakin sejahtera? Kelompok tani hancur karena ada bantuan yang datang dan pemimpinnya tidak konsisten.

Di akhir sesinya Kadep Diakonia mengatakan dan menegaskan “Nilai-nilai keyakinan menjadi seorang pemimpin adalah: Sederhana (seperti Gusdur), Bersemangat (Melihat orang yang apatis dibangkitkan), Proaktif, Konsiten (indikator dari orang yang menderita), Yakin pada perubahan, bertindak adil dan jujur. Salam Diakonia “Sejahtera Masyarakat Sejahtera Gereja” Bravooo Diakonia HKBP.

By: Pdt. Maruasas S.P Nainggolan S.Si (Teol)
Sekhus Kadep Diakonia HKBP.

PELATIHAN PERTANIAN TERPADU BAGI WARGA JEMAAT HKBP DEPARTEMEN DIAKONIA HKBP & DISTRIK VI DAIRI TC PETRASA PANJI BAKO Jumat-Sabtu 23-24 APRIL 2010

PELATIHAN PERTANIAN TERPADU BAGI WARGA JEMAAT HKBP DEPARTEMEN DIAKONIA HKBP & DISTRIK VI DAIRI
TC PETRASA PANJI BAKO
Jumat-Sabtu 23-24 APRIL 2010

By: Pdt.Maruasas Nainggolan S.Si (Teol)

Pada tanggal 23-24 April 2010 telah diadakan Pelatihan Pertanian Terpadu bagi warga jemaat HKBP Distrik VI Dairi. Peserta yang ikut HKBP Jumateguh, HKBP Jetun, HKBP Huta Gugung, HKBP Sidikalang IV, HKBP Agave, HKBP Sumbul, HKBP Tiga Lingga, HKBP Sukandebi, BPM (Badan Pengurus Mitra) Dairi, HKBP Pansuran, SMK HKBP, HKBP Parpulungan Nauli, HKBP Pansuran. Semua peserta berjumlah 25 orang.

Hadir juga di sana pengurus Badan Pengurus Mitra (BPM) Distrik VI Dairi untuk membuka acara yaitu bapak O Lumban gaol sebagai Ketua BPM, hadir juga pengurus yang lain yaitu Pdt.Nekson Simanjuntak dari HKBP Parpulungan. Ibadah dipimpin oleh Pdt.Adolf Nababan (HKBP Sukandebi). Mereka memberikan masukan dan motivasi kepada semua anggota yang ikut pelatihan agar tetap semangat dan bisa lebih mandiri.

Pelatihan ini kerjasama antara Yayasan Petrasa (Pengembangan Ekonomi Teknologi Selaras Alam) Dairi-Sidikalang, yang dipimpin oleh Pdt.Samuel Sihombing, Departemen Diakonia HKBP dan Bidang Diakonia Distrik VI Dairi. Dari Departemen Diakonia HKBP Pdt.Maruasas Nainggolan dan C.Pdt.Binsar Nababan mengisi sesi Character Building.

Dalam elatihan ini juga, para peserta diajarkan bagaimana mengembangkan pertanian dan peternakan alternative selain ternak babi, dengan melihat juga usaha peternakan bebek, ayam pedaging dan petelur. Begitu juga dengan ternak bebek. Kemudian para peserta juga dilatih untuk membuat pestisida dari rumput-rumputan.

Pelatihan ini cuku berkesan, mereka berharap supaya pelatihan seperti ini diadakan berkelanjutan. Agar pelayanan gereja semakin dirasakan oleh jemaat, khususnya para petani dan peternak yang ada di pedesaan. Bagi kita semua jemaat dan pemuda yang mau iktu pelatihan di Dairi dan Sidikalang dapat menghubungi Pdt.Maruasas Sp Nainggolan HP 081314922872 dan Pdt.Samuel Sihombing HP 081361764990. Salam Diakonia “Sejahtera Masyarakat-Sejahtera Gereja”

By: Pdt.Maruasas S.P Nainggolan
Sekhus Kadep Diakonia HKBP.

“Berkat Bagi Semua Orang” Bersama NHKBP Rogate Medan Resort Cinta Damai

“Berkat Bagi Semua Orang”
Bersama NHKBP Rogate Medan Resort Cinta Damai

By: Pdt.Maruasas S.P Nainggolan S.Si (Teol)

Apa arti uang kita? kepandaian kita? keterampilan kita? kesehatan kita? kegagahan dan kecantikan kita? Keanggunan dan keluwesan kita? Apa artinya kedudukan kita? Apa arti sukses kita? Apa artinya nama baik kita? Apa makna semua itu kalau ternyata dalam waktu sekejap dapat lenyap? Kalau dalam waktu singkat musuh menyamar, berbaju teman dapat menghancurkan kita? Kalau bahkan pemerintah atau pembesar kita tidak mampu dan tidak berdaya menyelamatkan kita? Apa arti semua itu?

“Hidup yang berkualitas, bermakna dan berkat bagi semua orang”. Adalah tema pelatihan dan pembinaan sekaligus Reatreat NHKB Rogate Medan Resort Cinta Damai yang diadakan pada hari Jumat-Minggu tanggal 28-30 Mei 2010 di TC Porlak INRI Hutatika Panji Bako Sidikalang Dairi.

Pelatihan ini berisi muatan Leadership, Teamwork dan Character Building kerjasama dengan Departemen Diakonia HKBP, dan Bidang Diakonia Distrik VI Dairi. Pelatihan ini di bina oleh Pdt.Maruasas Nainggolan dan C.Pdt.Binsar dari Staf Departemen Diakonia dan Pdt.Samuel Sihombing Bidang Diakonia Distrik VI Dairi. Rombongan peserta yang berjumlah 36 orang ini dipimpin oleh St.Hutabarat dari HKBP Rogate yang sekaligus juga pembina Naposobulung di sana. Mereka juga di damping 3 orang utusan orangtua.

Dalam pelatihan ini, mereka juga di latih bagimana mencintai lingkungan hidup dan alam sekitar dengan mengembangkan berbagai pertanian organik yang selaras dengan alam. Mereka juga melihat dan mencoba merefleksikan pengembangan petenakan yang ada di sekitar TC yang juga adalah pelatihan bagi petani muda.

Acara ini ditutup dengan ibadah bersama di HKBP Sidikalang I, khotbah dipimpin Pdt.Maruasas Nainggolan. Habis ibadah, Naposo Bulung HKBP Sidikalang I menyambut dengan baik kedatangan NHKBP Rogate. Dan mengadakan acara ramah tamah sekaligus makan siang.
Tidak lupa juga, NHKBP Rogate Medan untuk berkunjung ke Taman Wisata Iman Sidikalang-Dairi. Pelatihan dan sekaligus Reatreat ini bagi NHKBP Rogate begitu berkesan, tidak pernah membayangkan sebelumnya akan mendapatkan pembinaan seperti ini. Di acara puncak “jalan malam” sebelum api unggun semua peserta menangis dan tidak sadar meneteskan air mata, betapa selama ini kita belum melakukan sesuatupun yang berarti sampai saat ini.

Semua berjanji akan sungguh-sungguh memakai hidup mereka untuk melakukan hal-hal yang berguna untuk semua orang, manusia yang bermakna dan menjadi berkat bagi semua. Trimakasih banyak buat pelatihan ini. Tuhan memberkati pelayanan kita semua. Secara khusus buat Departemen Diakonia HKBP dan TC Porlak INRI. Hidup HKBP, Sejahtera Masyarakat-Sejahtera Gereja. Bravoo Diakonia HKBP.

By: Pdt.Maruasas Nainggolan
Sekhus Kadep Diakonia HKBP.

Character Building Parguru Malua HKBP Sirisirisi-Diakonia HKBP

Character Building
Parguru Malua HKBP Sirisirisi-Diakonia HKBP

By: Pdt.Maruasas Nainggolan S.Si (Teol)


Pada hari Sabtu sampai Minggu tanggal 15-16 Mei 2010, 20 orang Parguru Malua HKBP Sirisirisi mengadakan pelatihan Character Building di Training Centre Yayasan Petrasa Porlak INRI (Inspirasi dan Refleksi Iman) Panji Bako Huta Tika II Sidikalang Dairi. Rombongan ini dipimpin oleh Pdt.Resort HKBP Sirisirisi Pdt.Haposan Sianturi S.Th bersama Inang Pendeta dan dua orang sintua.

Selama dua hari para Parguru Malua dilatih untuk bisa mengenal dan memaknai dirinya sebagai anak-anak Tuhan yang sudah dipilih sebagai saksi-Nya di tengah-tengah dunia ini mewartakan dan menghadirkan Kerajaan Allah di dunia ini. Mereka semua sampai meneteskan air mata ketika menyampaikan komitmen masing-masing dan berjanji tidak akan melakukan dan mengulang kembali sifat-sifat dan kebiasaan buruk yang selama ini masih sering dilakukan.

Pelatihan ini di bina oleh Pdt.Maruasas S.P Nainggolan dan CPdt.Binsar Nababan dari Staf Departemen Diakonia HKBP. Dalam pelatihan ini juga, para parguru malua dilatih dalam hal Leadership (kepemimpinan), Team work (Kerjasama Tim).

Salah satu kelebihan Training Centre Petrasa, selain tempat pelatihan Character Building tempat ini juga diperlengkapi sebagai pusat pelatihan Pertanian dan Peternakan. Di sana Parguru Malua bisa belajar peternakan kelinci, ayam daging, ayam petelur, bebek, babi dan kerbau. Dan bagaimana kotoran ternak bisa dibuat menjadi pupuk kompos organik.

Para peserta yang mengikuti acara dan kegiatan ini sangat berkesan, mereka berharap bisa datang lagi untuk mengikuti pelatihan seperti ini. Apalagi anak-anak parguru malua, sebelum naik sidi perlu sekali dibuat acara seperti ini, karena dalam pelatihan ini karakter kita sebaghai anak-anak Kristen lebih dibentuk dan lebih dalam lagi mengenal Yesus Kristus. Dan kita semua disiapkan menjadi saksi-saksi-Nya di tengah dunia ini, dimanapun kita berada.
“Semoga HKBP punya Training Centre Porlak INRI yang bisa melatih semua pemuda seperti yang mereka dapatkan di tempat ini.

Bagi teman-teman yang yang mau ikut pelatihan seperti ini, dalam hal Character Building, Team work. Leadership dan Out Bound dan Latihan Pertanian dan Peternakan Selaras Alam. Bisa menghubungi TC Porlak Petrasa: Pdt.Maruasas Nainggolan (HP 081314922872), Pdt.Samuel Sihombing (HP 081361764990).

Pdt.Maruasas S.P Nainggolan S.Si (Teol)
Sekhus Kadep Diakonia HKBP

JUBILEUM 125 TAHUN HKBP SIBUNTUON RESORT BALIGE

JUBILEUM 125 TAHUN
HKBP SIBUNTUON RESORT BALIGE
By: Pdt.Maruasas Nainggolan S.Si (Teol)

Pada hari minggu tanggal 11 Juli 2010 HKBP Sibuntuon Resort Balige merayakan Jubileum 125 tahun. Perayaan ibadah syukur ini dipimpin oleh Kadep Diakonia Pdt.Nelson Siregar dan beberapa pendeta dari kantor pusat HKBP yang mendampingi adalah: Pdt.Maruasas Nainggolan (Sekhus Kadep Diakonia), Pdt.Maston Hutasoit (Biro Transformasi Sosial), Pdt Samuel Sitompul (Wakabiro Personalia), Pdt.Renitiar Purba (Kep.Biro Outrich).

Ibadah ini dimulai jam 10.30 WIB, dalam khotbahnya Kadep Diakonia Pdt.Nelson Siregar menekankan Jubileum yang menekankan pembebasan kepada orang tertindas, lemah, menderita, kemiskinan dalam budaya Bangsa Israel yang diperingati pada hari ketujuh adalah hari peristirahatan, Allah yang menciptakan Alam semesta dan segala isinya, satu kali dalam tujuh tahun mereka peringati sebagai pembebasan mereka dari perbudakan Bangsa Mesir. Dan tujuh kali tujuh pada tahun ke lima puluh adalah tahun pembebasan bagi seluruh makhluk hidup dari semua utang, pembodohan, kemiskinan, penindasan dan penderitaan.

Perayaan dan peringatan akan sejarah inilah yang membuat orang Yahudi sampai sekarang menjadi bangsa yang maju, berhasil bahkan ditakuti oleh semua bangsa. Karena sejarahnya diturunkan secara turun temurun untuk selalu diingat dan dihayati secara sungguh-sungguh. Oleh karena itu dalam Jubileum 125 tahun HKBP Sibuntuon jangan melupakan generasi muda. Kita sering kali melupakan pelayanan kita kepada anak-anak sekolah minggu, remaja dan pemuda. Oleh karena itu dalam perayaan Jubileum 125 tahun HKBP Sibuntuon ini anak-anak remaja harus dilatih, dibina dan sungguh-sungguh dipersiapkan.

Sejarah berdirinya HKBP Sibuntuon tidak lepas dari jasa Pdt.Pilgram yang menyampaikan kabar suka cita dengan penuh pergumulan dan tidak mengenal putus asa mulai dari Peatalun ke Sibuntuon. Kadep Diakonia Pdt.Nelson Siregar kembali mengingatkan, betapa sulitnya kita untuk percaya dan menerima ajaran Firman Tuhan. Sekarang saja kita sulit sekali untuk diajari bahkan dibina untuk keluar dari kemiskinan, kebodohan, iri hati yang pada akhirnya kita mudah sekali terbawa isu begu ganjang seperti yang terjadi di Sitanggor Muara, yang pada kenyatannya itu tidak ada.

Inilah pengorbanan para misionar ke tanah batak, sekarang ini saja kita sangat sulit untuk diarahkan, untuk bisa percaya, memahami dan menghayati Firman Tuhan dalam kata dan perbuatan, apalagi dulu zaman para misionar. Tetapi atas kasih Tuhan kepada Bangsa Batak pada tahun 1834 Tuhan mendengarkan doa seorang ibu di tanah Amerika yaitu Ibu Pdt.Henrik Lyman yang mati terbunuh ketika misionar ini menginjili ke tanah Batak. Lahirlah Nommensen di tanah Jerman dan berhasil mengabarkan Firman Tuhan ke tanah Batak.

Dalam kesempatan bimbingan dai pimpinan HKBP Amang Kadep Diakonia juga menyampaikan ucapan syukur kita kepada Tuhan yang telah menguatkan semua jemaat, parhalado HKBP Sibuntuon yang tidak pernah berhenti untuk bersaksi dan melayani Tuhan di tengah-tengah pergumulan zaman sekarang yang sudah semakin berat, terutama persoalan ekonomi. Oleh karena itu ada baiknya kepada anak-anak rantau jemaat HKBP Sibuntuon yang sudah banyak membantu gereja terus mau membangun bona pasogit. Ada usul kalau bisa untuk membantu dan menggerakkan jemaat saat ini kita bisa meniru program yang sekarang berkembang di silindung yaitu “Pria Jantan Sejati” suatu kriteria bagi satu kepala keluarga yang akan siap dibantu. Laki-laki sejati artinya: Tidak merokok, tidak hanya dikedai, tetapi bekerja di ladang dan mau membantu isteri di dapur”. Oleh karena itu kalau anak-anak rantau yang berhasil ada baiknya kalau memberi bantuan dengan metode memberikan Rp.200 ribu/bulan kurang tepat. Kalau kita lihat sekarang untuk uang rokok satu bulan itu kurang. Oleh karena itu kalau bisa memberikan bantuan itu langsung saja sekali yang mahal tapi bermanfaat, misalnya ternak babi yang siap kawin, atau bahkan satu ekor anak kerbau. Yang kemudian ini akan digulirkan ketika beranak. Diakhir bimbingannya Amang Kadep memberikan sebuah bingkai ucapan selamat dari Ompu Ephorus HKBP Pdt.Dr.Bonar Napitupulu.

Acara ini kemudian ditutup dengan taria-tarian (martumba) dari anak sekolah minggu HKBP Sibuntuon dan penyerahan ulos kepada pimpinan HKBP yang diwakili Amang Kadep Diakonia Pdt.Nelson Siregar dan kepada semua Parhalado dan Pendeta yang pernah melayani di HKBP Sibuntuon. Tuhan memberkati pelayanan kita semua.

By: Pdt.Maruasas Nainggolan
Sekhus Kadep Diakonia

MEMBERIKAN PENGHIBURAN

MEMBERIKAN PENGHIBURAN

By: Pdt.Maruasas Nainggolan S.Si (Teol)

Amang Kadep Diakonia mengunjungi dan memberikan penghiburan kepada keluarga Guru L.Sianipar pada hari Senin 12 Juli 2010. di rumah dinas tempat pelayanannya yang terakhir HKBP Laguboti godung. Karena Guru Lesman Sianipar telah lebih dahulu dipanggil Tuhan diusianya yang berumur 53 tahun, pada tanggal 11 Juli 2010.. Meninggal lima orang, dua permepuan dan tiga laki-laki. anaknya yang paling besar sudah diterima menjadi calon pendeta di HKBP melayani di HKBP Binjae. Dikuburkan pada tanggal 16 Juli 2010. Rombongan dari Kantor Pusat adalah Pdt.Maruasas Nainggolan dan Pdt Maston Hotasoit, didampingi juga Praseses Toba Hasundutan Pdt.Armada Sitorus, Praeses HKBP Toba Pdt.Sibarani dan Pdt Resort HKBP Laguboti godung.


By: Pdt.Maruasas Nainggolan
Sekhus Kadep Diakonia HKBP

PEMBINAAN DAN PELATIHAN DIAKONIA DI DISTRIK TOBA HASUNDUTAN

PEMBINAAN DAN PELATIHAN DIAKONIA
DI DISTRIK TOBA HASUNDUTAN

By: Pdt.Maruasas Nainggolan

Pada hari Senin 11 Juli 2010, diadakan pembinaan dan pelatihan di distrik Toba Hasundutan. Pembinaan dan pelatihan ini langsung dari Amang Kadep Diakonia Pdt.Nelson Siregar dan di dampingi oleh dua orang staf yaitu Pdt.Maruasas Nainggolan (Sekhus Kadep Diakonia), Pdt.Maston Hutasoit (Biro Transformasi Sosial).
Amang Kadep Diakonia Pdt.Nelson Siregar menjelaskan ada tiga tantangan berat saat ini, yang Pertama adalah Globalisasi, misalnya dalam pertanian semua jenis buah-buahan yang kita konsumsi saat ini sudah masuk dari berbagai negara, yang sebenarnya itu sudah lama dan sudah diawetkan melalui suntikan. Contoh sederhana Ketika kita potongbuah apel, lalu kita biarkan lima menit, warna daging buahnya langsung hitam. Begitu juga dengan kacang garuda yang bersih padahal sudah di rinso. Kita lihat sekarang perkembanagan HP yang ada di anak-anak SD, SLTP yang sudah susah dibendung. Siapa yang pintar itu yang maju, yang bodoh akan dilindas dan tertinggal.
Ada sebuah tawaran sekarang, yaitu pengembangan tanaman tiung. Dengan potensi ini kita bisa kita pengaruhi pasar dunia seperti kopi lintong dan sidikalang. Gereja perlu membuat kelompok tani. Kedua adalah : Demokrasi, di mana semua bisa hancur, termasup kita karena yang jahat juga hidup. Seperti Indorayon yang semua menebang kayu bahkan tanah adapt pun habis. Kebebasan beribadah tidak ada lagi. Gereja harus kembali diingatkan, bagaimana kita semua Parhalado membina anak-anak sekolah minggu, remaja, pemuda. Karena anak-anak yang sudah dibina supaya orangtuanya juga bisa diajak untuk bisa bangkit kembali.

Ketiga adalah kebangkitan dari Karismatik dan gereja Baptis. Program Pria Jantan Sejati (tidak merokok, tidak minum-minum keras, kerja di ladang, membantu isterinya di rumah dan didapur) mereka-mereka inilah yang akan dipilih untuk latihan di bogor akan diberikan lembu bahkan bentuk pinjaman pun akan diberikan. Para ibu harus memperhatikan pola makan di dalam keluarga. Seperti halnya sayur dan buah sebagai konsumsi yang sehat buat keluarga. Kita perlu kritis. Perlu perubahan sikap dan paradigma. Yang tidak sama dengan dunia ini. Bagaimana kita menanamkan itu kepada pemikiran jemaat kita. Sehingga kita memehami kehendak dari Tuhan

Perlu adanya centre di toba sebagai pusat pelatihan dan percontohan. Kalau bisa tempatnya di Tampahan, Peatalun, Sibodiala. Kalau ada tempat tersebut maka para DPRD akan kita bawa ke sana, untuk bisa melihat dan membantu program kita. Kita harus yakin kalau kita bisa buat perubahan. Dan kita bisa bawa Ir. Fritz yang bisa menampung produksi tiung sebanyak apapun dengan harga standart, dan bahkan bisa melatih dan menyediakan bibit. Kita jual banyak tapi harga tidak jatuh tapi menetap. Tiung suatu tanaman yang tidak terlalu susah untuk ditanam. Salam Diakonia “Sejahtera Masyarakat, Sejahtera Gereja”.


By: Pdt.Maruasas Nainggolan
Sekhus Kadep Diakonia HKBP

PELATIHAN DAN PEMBINAAN DIAKONIA DI HKBP PAKKAT By: Pdt. Maruasas Nainggolan S.Si (Teol)

PELATIHAN DAN PEMBINAAN DIAKONIA DI HKBP PAKKAT
By: Pdt. Maruasas Nainggolan S.Si (Teol)

Pada hari Selasa tanggal 13 Juli 2010, diadakan pelatihan diakonia di HKBP Pakkat. Pembinaan ini langsung dipimpin oleh Amang Kadep Diakonia Pdt.Nelson Siregar, didampingi dua orang staf yaitu Pdt.Maruasas Nainggolan (Sekhus Kadep Diakonia) dan Pdt Maston Hutasoit (Biro Transformasi Sosial).

Beberapa hasil dari pembinaan dan pelatihan ini menghasilkan beberapa komitmen dan kesepakatan bersama akan mengadakan program, dalam waktu dekat mengundang Jamsostek. Selain itu mengembangkan secara serius potensi yang ada di pakkat, antara lain pohon aren yang banyak tumbuh dan kualitasnya bagus tentu bisa dikembangkan untuk membuat gula merah. Bagimana supaya gula merah itu memiliki nilai jual yang tinggi.

Amang Kadep Diakonia memberi masukan dengan memberi contoh gereja Katolik, yang memiliki seminari di siantar, setelah selesai pendidikan di siantar mereka dikirim keparapat bahkan ke tempat ini untuk selama 6 bulan berlatih dan belajar akan alam, seperti halnya menanam rotan. Masalahnya kita sebenarnya adalah belum berangkat dari hati. Coba datang ke Dairi untuk melakukan pembinaan,sebuah center bernama porlak inri. Tidak begitu jauh dari Taman Iman. Di sana kita bisa melakukan pembinaan mulai dari anak-anak sekolah minggu, para remaja yang mau malua menganai charakter building yang harus dipersiapkan mulai dari dini, dan mereka di sana bisa sama-sama belajar bagimana mencintai alam dengan mengembangkan pertanian dan peternakan yang selaras dengan alam.

Amang Kadep Diakonia melanjutkan, dulu pengalaman yang sama seperti yang ada di Dairi saat ini sudah saya lakukan dengan melatih para mahasiwa dan para pemuda dan remaja ketika saya praeses di Samosir dengan membawa mereka jalan kaki ke Pusuk Buhit. Kalau bisa mari kita kembangkan bukit klepert sebagai pusat pembinaan dan pelatihan, untuk mengembangkan segala potensi yang ada di daerah Pakkat ini dan sekitarnya.

Keluhan dari jemaat pada umumnya adalah, jemaat tidak berani untuk meninggalkan pertanian padi, dan semua kebutuhan hidup mereka hanya bergantung dari sawah. Jadi susah untuk dirubah. Amang Kadep Diakonia Pdt.Nelsson Siregar menambahkan, kita perlu dan penting untuk berubah. Bagaimana mengubah kebiasaan itu, salah satunya dengan berbagi dalam pekerjaan. Walaupun tanah kita tidak terlalu luas tapi semua yang ada di sana produktif. Ada sayur-sayuran, buah-buahan. Produksi harian telur ayam dan bebek. Setiap minggu cabe dan sayur-sayuran. Ada baiknya juga membuat Perdes (peraturan desa) untuk sepakat tidak menerima hasil dari luar yang membuat harga hasil tanaman dan ternak menurun atu murah. Salam Diakonia “Sejahtera Masyarakat, Sejahtera Gereja”.

By: Pdt.Maruasas Nainggolan
Sekhus Kadep Diakonia HKBP

MENABUR BENIH - CHANGE MANAGEMENT PARA PENDETA HKBP DAN KEPALA SEKOLAH HKBP/NEGERI

MENABUR BENIH - CHANGE MANAGEMENT

PARA PENDETA HKBP

DAN

KEPALA SEKOLAH HKBP/NEGERI

By: Pdt.Maruasas S.P Nainggolan S.Si (teol)

Menabur benih-Change Management Workshop dipersembahkan bagi mereka yang menatap masa depan dengan iman dan yang ingin mejadi “Pembuat Sejarah”

Gereja dan Bangsa.

Pada tanggal 5-8 Juli 2010 di Sopo Toba Hotel Samosir diadakan pelatihan “Change Managament” kepada 87 orang pendeta dan 47 Kepala Sekolah HKBP dan Negeri. Untuk para pendeta diadakan hari Senin –Selasa tanggal 6-7 Juli kemudian dilanjutkan guru-guru Kepala Sekolah hari Rabu-Kamis tanggal 7-8. Pelatihan diadakan oleh Departemen Diakonia HKBP kerjasama dengan Gema Kyriasa. Pelatihan ini telah dipersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya. Panitia yang dikordinator oleh Kadep Diakonia HKBP Pdt.Nelson Siregar dan beberapa staf Departemen Diakonia Pdt.Maruasas Nainggolan, Pdt Maston Hutasoit dan Diakones Maria Bancin dan dibantu juga oleh Inang Kadep Diakonia.

Rombongan panitia dari Jakarta yaitu teman-teman dari Gema Kyriasa adalah amang Antoni Sihombing, Henrik Silitonga, Luhut Sagala, Poltak Lumbantobing di kordinator oleh Amang Daniel Aritonang, Sekretaris Christina Sihombing-Sitompul. Bendahara Atrid Lumbantobing-Hutabarat, Sie Konsumsi Priliani Silitonga-Sianturi, Tim Doa Donda Sagala-Sitanggang. Sekilas tentang Yayasan Gema Kyriasa (YGK) seperti namanya Gema, yang artinya menggemakan, menyuarakan, menyaksikan Kyriasa (Kyrios) yaitu Kristus dan harapan. Visinya membangun manusia kristiani seutuhnya jasmani, rohani dan berakal budi. Misinya mengumandangkan kabar baik tentang keselamatan dalam Tuhan Yesus kepada semua orang dan menyelenggarakan pengajaran Kristiani, menyelenggarakan pendidikan setingi-tingginya, meningkatkan pelayanan masyarakat dan perekonomian rakyat.

Tujuan kegiatan ini adalah memberikan penghormatan dan penghargaan kepada Nommensen, dengan mencanangkan 2010 sebagai momentum kebangkitan komunitas batak melali program ISIS (Iman, Sehat, Ilmu dan Sejahtera) dengan tema “Change Management” bekerjasama dengan HKBP melalui Departemen Diakonia HKBP membentuk pola pikir yang mandiri dalam mengembangkan pelayanan sebagai pemimpin di mana pun para pelayan ditempatkan semuanya untuk memajukan Bangsa batak dan Bangsa Indonesia.

Pembicara pertama Dr.Antony Sihombing menekankan “Mengapa kita harus berubah?” dan dalam sesinya dia mengatakan Dunia ini datar, dengan mengambil contoh sederhana Piala Dunia 2010 Afrika Selatan Ratusan juta pasang mata tertuju kepada satu titik, sepakbola menjadi bahasa universal setiap orang, waktu tidak memisahkan makhluk di dunia ini, tidak ada pembatas tua muda, msikin kaya, hitam putih. Hal-hal yang mendatarkan dunia antara lain: Runtuhnya tembok berlin membebaskan semua orang dari belenggu soviet, demorasi, pasar bebas, Era internet, Konsep worl wide web, teknologi browser, kartu kredit, blackberry, walmart dll.

Pembicara kedua Amang Hendrik Sagala menekankan “Breaking Comfort Zone” If you take same action everyday you will always get the same result. If you different results you must change your action. Dengan memiliki kelompok yang bisa melihat perubahan dan ingin berubah, menyadari ada perubahan di luar, Proaktif dalam perubahan, mencintai perbaikan yang terus menerus dengan memecahkan akar masalah, memberi dampak yang positf besar, mengarah kepada tujuan. Pembicara ke tiga Amang Luhut Sagala menekankan bagaimana membantu atau menekankan segala sesuatu untuk kepentingan orang lain, Intinya manusia, Perubahan mindset dari ‘Anda butuh kami, kami butuh Anda” kita harus memilki keahliaan, sikap, pengalaman, keterampilan.

Pembicara yang keempat adalah Amang kadep Diakonia HKBP Pdt.Nelson Siregar menekenkan,” Pembaharuan tanpa membongkar tradisi. Reformasi struktural yang charity menjadi turut memberdayakan dan memperlengkapi pelayan dan warga agar mampu meujudkan visi-misi dan prinsip pelayanan HKBP yang inklusif dan transformatif. Reformasi pelayanan holistik, memajukan persekutuan kristiani yang dapat dirasakan jemaat dan berdampak terhadap masyarakat sekitar. Reformasi sikap dan nilai-nilai yang reaktip menjadi responsif menghidupkan (Joh 10.10) dan merespon masalah-masalah kemasyarakatan Epoleksosbudag. Reformasi pradigma elitis agar semua pelayan dan jemaat difahami berpotensi menjadi pemimpin perubahan.

Kedap Diakonia Pdt.Nelson Siregar juga mengatakan “Reformasi pemberdayaan institusi dan pelayan dari yang terpusat menjadi desentralis ( belum otonom ) sesuai AP. Reformasi peran merespon masalah epoleksosbudag sesuai visi, misi dan prinsip HKBP. Reformasi struktural berdasarkan fungsionalisasi tritugas panggilan, kepemimpinan yang flat, partisipasi jemaat. Pemberdayaan jemaat basis, pemberdayaan jemaat kategorial, sektoral dan fungsional. Refleksi gereja yang inklusif, transformative dan inklusif. Managerial HKBP kedepan adalah Mampu menjaga diri dari pengaruh politik praktis. Memiliki kemampuan menagerial yang baik untuk semua amal usaha, baik sekolah, rumah sakit, perguruan tinggi, maupun panti asuhan, usaha perekonomian rakyat, agar semua amal usaha ini dapat memajukan jemaat dan masyarakat. Memiliki program yg memberdayakan bahwa semua pelayan dan jemaat adalah pemimpin perubahan, agent of change. Memiliki program yang memandirikan dan memberdayakan seluruh potensi pelayan dan jemaat meujudkan Kerajaan Allah di bumi seperti di sorga.

Kadep Diakonia juga menambahkan “Program berkelanjutan Mendorong sgl upaya teologis dan nilai-nilai spritualitas memajukan warga HKBP menjadi warga yg inklusif, adil, menghidupkan ditengah persekutuan jemaat, masyarakat, bangsa dan Negara Konsisten memperkokoh peran sosial kemasyarakatannya yang transformatip sebagaimana sudah pernah terjadi. Konsisten memperlengkapi dan pemberdayaan SDM pelayan dan unit pelayanan warga agar menjadi garam dan terang dunia. Melakukan upaya memajukan managerial yang baik dan penuh persaudaraan di dalam Kristus. Mendorong dan mendampingi semua unit pelayanan agar mandiri, akuntable dan terpercaya. Mendorong dan memajukan semua usaha pelayanan, agar setiap kategorial, sektoral dan fungsional berperan aktif menjadi forum berkat bagi jemaat dan masyarakat. Semua usaha pelayanan harus didasarkan pada persekutuan dengan Firman Tuhan dan meujudkan kerajaan Allah di bumi seperti di sorga. Bravo Gema Kyriasa, Bravo Diakonia HKBP. “Sejahtera Masyarakat, Sejahtera Gereja.